Simbol-simbol dalam Perkawinan Adat Suku Dayak Tunjung

36 Setelah nasehat perkawinan kemudian dilaksanakan penyerahan empat piring putih sebagai lambang pemakluman keluarga baru. Akhir dari ritual ini adalah memandikan mempelai di tepi sungai. Kedua mempelai mengangkat kaki kiri dengan wajah menghadap ke barat, kemudian Kepala Adat membacakan mantra dan menghitung sampai tujuh dan pada hitungan ketujuh kaki kedua mempelai dicelupkan ke air. Kemudian dilanjutkan mengangkat kaki kanan dengan wajah menghadap ke timur, dan tepat hitungan kesepuluh kedua mempelai mencelupkan kakinya ke dalam air.

E. Simbol-simbol dalam Perkawinan Adat Suku Dayak Tunjung

Istilah “simbol” secara etimologis diserap dari kata symbol dalam bahasa Inggris yang berakar pada kata symbolicum dalam bahasa Latin. Sedangkan dalam bahasa Yunani kata symbolon dan symballo, yang juga menjadi akar kata symbol, memiliki beberapa makna, yakni “memberi kesan”, “berarti”, dan “menarik”. Dalam pemikiran dan praktik keagamaan, simbol lazim dianggap sebagai pancaran realitas transenden. Sedangkan dalam sistem pemikiran logika dan ilmiah, lazimnya istilah simbol dipakai dalam arti tanda abstrak http:www.pengertianahli.com201404pengertian-simbol-apa-itu-simbol.html. Simbol dapat berupa gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Meskipun simbol bukanlah nilai itu sendiri, namun simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 nilai-nilai yang diwakilinya. Namun bentuk simbol tak hanya berupa benda kasat mata, namun juga melalui gerakan dan ucapan. Dalam proses perkawinan adat suku Dayak Tunjung terdapat simbol yang memiliki tujuan dan maksud tertentu. Simbol-simbol yang dipergunakan dalam perkawinan adat Dayak Tunjung diantaranya sebagai berikut:

1. Mandau Manau

Mandau yang ter buat dari besi merupakan simbol keteguhan hati mempelai pria, bahwa ia sungguh mencintai pasangannya dengan sepenuh hati.

2. Pisau Ladikng

Pisau yang terbuat dari logam besi, melambangkan keteguhan hati mempelai wanita yang dengan tulus menerima cinta mempelai pria.

3. Piring Pingatn Putiiq

Piring putih yang dipergunakan sebagai tanda restu bersama tanaq rama melambangkan bahwa perkawinan telah mendapat restu dari pihak keluarga dan dinyatakan sah secara adat. Tanda restu bersama tersebut diberikan kepada Kepala Adat, Kepala Desa, perwakilan kedua keluarga dan tokoh adat dengan tujuan jika dikemudian hari terjadi perselisihan dan tidak dapat diselesaikan oleh keduanya, maka mereka dapat meminta nasihat kepada salah satu atau beberapa orang penerima tanda bersama tersebut agar tidak menjadi perkara yang mengakibatkan perceraian. Selain itu piring putih juga melambangkan kesucian dari sebuah perkawinan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

4. Tempayan Besar Antakng Hajaq

Tempayan atau guci kecil melambangkan tanda hati dari kedua orangtua tanaq tuhaq. Selain itu juga melambangkan kesungguhan hati kedua orangtua untuk mendukung dan membimbing kedua mempelai dalam menempuh kehidupan berkeluarga.

5. Tempayan Kecil Antakng Itiit

Tempayan kecil sebagai tanda hati dari kedua mempelai tanaq tiaq melambangkan sikap hormat kepada orangtua dan mertua. Selain itu juga melambangkan kesediaan mereka untuk ditegur dan diberi nasihat dalam hidup berumah tangga.

6. Tempayan atau Piring Antakng - Pingatn

Tempayan atau piring dengan jumlah tertentu yang dipergunakan sebagai tanda pengikat siret berkes, melambangkan bahwa perkawinan harus dipelihara dan diikat dengan kuat seperti mengikat sapu lidi hingga menjadi satu dan tidak bercerai-berai.

7. Tempayan Antakng

Tempayan juga bermakna sebagai lambang memberi pagar dalam kehidupan berkeluarga alau kanakng. Perkawinan diibaratkan sebagai ladang yang harus dipagari supaya tidak dirusak oleh binatang, demikian halnya dengan perkawinan harus dijaga bersama agar tidak mudah rusak oleh pengaruh- pengaruh luar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

F. Rangkuman