80
4. Uji Autokorelasi
Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin -Watson DW. Menurut Ghozali 2013:110 untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
maka dilakukan pengujian Durbin -Watson DW.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Mode l
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .881
a
.776 .766
.5110491 .712
a. Predictors: Constant, Age of firm, Money Raised, Size of Firm, Market Return, Initial Return b. Dependent Variable: Abnormal Return
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 0,712 dimana dari tabel DW k=5 sesuai banyaknya variabel bebas, n=120 pada tingkat
signifikasi α=5 maka nilai dl=1.6164, dan du=1.7896. Dikarenakan nilai d=0,712 berada dibawah dl ddl maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi
positif.
4.2.3 Evaluasi Model Statistik
Penggunaan model analisis regresi haruslah mengikuti uji asumsi klasik sebagai uji kelayakan model. Setiap model regresi yang dibuat tidak boleh
melanggar asumsi-asumsi yang dibuat. Dalam penelitian ini terdapat masalah pada saat uji asumsi autokorelasi. Masalah autokorelasi dapat mengganggu
estimasi koefisien regresi yang berakibat tidak tepatnya model yang dibuat. Oleh karena itu pengobatan autokorelasi dilakukan dengan mentransformasikan data
Universitas Sumatera Utara
81
kedalam bentuk logaritma natural ln. Sehingga dapat diperoleh model regresi sebagai berikut:
LnY = a + b
1
LnX1 + b
2
LnX
2
+ b
3
LnX3 + b
4
LnX4 + b
5
Ln X
5
+ �
Berdasarkan persamaan regresi tersebut maka dapat dilakukan regresi kembali dan menghasilkan output spss sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Logaritma Natural Ln
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .910
a
.828 .810
.44655 1.877
a. Predictors: Constant, LnAge, LnMarReturn, LnMonraised, LnSize, LnIR b. Dependent Variable: LnAbreturn
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Tabel 4.5 menunjukkan nilai Durbin Watson dw menjadi 1.877 atau berada diatas du dwdu. Nilai dw tersebut terletak diantara du dw 4-du
1.7896 1.877 2.2104 yang artinya memenuhi kriteria dan tidak lagi terjadi autokorelasi positif maupun negatif.
Demikian pula halnya dengan asumsi lainnya setelah melakukan transformasi data maka akan mempengaruhi asumsi-asumsi lainnya karena model
regresi berubah menjadi bentuk logaritma natural. Sehingga berdasarkan model regresi logaritma natural Ln maka dapat diperoleh hasil output spss untuk uji
asumsi klasik lainnya sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
82 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas dengan Model Logaritma Natural Histogram
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas dengan Model Logaritma Natural Normal P-P Plot
Universitas Sumatera Utara
83
Kedua gambar hasil uji normalitas baik histogram maupun normal p-p plot menunjukkan bahwa data dapat dikatakan terdistribusi normal ataupun mendekati
normal, dimana bentuk kurva pada histogram masih berbentuk lonceng dan pada grafik normal probability plots, titik-titik menyebar disekitar garis diagonal
ataupun mengikuti garis diagonal. Sehingga dapat dikatakan bahwa residual terdistribusi normal.
Hal tersebut dibuktikan pula oleh Uji Kolmogorov-Smirnov yang tampak pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji
Kolmogorov-Smirnov dengan Model Logaritma Natural Ln
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 56
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation
.42576649 Most Extreme
Differences Absolute
.165 Positive
.099 Negative
-.165 Kolmogorov-Smirnov Z
1.231 Asymp. Sig. 2-tailed
.096 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.933 dan tidak signifikan pada 0.05 karena p = 0.096 dari 0.05. Jadi kita tidak dapat menolak H0 yang mengatakan
bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain residual berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
84
Selanjutnya hasil uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas dapat dilihat melalui hasil output spss sebagai berikut:
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Tabel 4.7 menampilkan hasil uji multikoloniearitas dengan model logaritma natural Ln yang mengindikasikan tidak terdapat multikoloniearitas
yang serius. Nilai VIF tidak ada yang melebihii 10 VIF10 dan nilai Tolerance tidak ada yang kurang dari 0.10. Hal ini juga menegaskan kembali dari hasil
korelasi antar variabel independen tidak ada korelasi yang cukup serius atau mengganggu.
Uji asumsi klasik lainnya adalah uji heteroskedastisisas yang bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu
residual pengamatan terhadap pengamatan lainnya. Hasil uji ini setelah menggunakan model regresi logaritma natural sedikit berbeda dengan model
regresi yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan jumlah N pengamatan berkurang seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikoloniearitas dengan Model Logaritma Natural Ln
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-6.294 1.976
-3.186 .002 LnIR
1.597 .116
1.221 13.760 .000 .438 2.285
LnMonraised .205
.089 .209
2.313 .025 .424 2.358
LnMarReturn -.054
.063 -.052
-.854 .397 .915 1.093
LnSize .002
.022 .007
.085 .933 .449 2.227
LnAge .421
.075 .480
5.600 .000 .470 2.127
a. Dependent Variable: LnAbreturn
Universitas Sumatera Utara
85 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Logaritma Natural Ln
Dari grafik scatterplots terlihat titik-titik menyebar secara acak random baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model regresi yang memenuhi syarat uji
asumsi klasik adalah dalam bentuk logaritma natural. Sehingga untuk selanjutnya analisis regresi dapat dilakukan.
4.2.4 Hasil Uji Regresi