45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh atau hubungan antara satu variabel dengan
satu atau lebih variabel lainnya.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan situs www.idx.co.id
dan www.google.com
dengan waktu penelitian dimulai dari bulan November 2014 sampai dengan Februari 2015.
3.3 Batasan Operasional
Adapun batasan masalah yang dilakukan agar menetapkan arahan pembahasan masalah, yaitu:
1. Objek dari penelitian ini adalah initial return, money raised, market return, size
of firm,age of firm, abnormal return saham. 2. Subjek penelitian ini adalah perusahaan sektor properti, real estate dan
kontruksi bangunan yang terlisting di Bursa Efek Indonesia dan melakukan IPO selama periode Januari 2008-Desember 2012.
3. Hanya melakukan penelitian terhadap satu tahun untuk kinerja jangka panjang dari IPO.
Universitas Sumatera Utara
46
3.4 Operasionalisasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yang digunakan adalah abnormal return saham
pada kinerja jangka panjang penawaran umum perdana dan variabel independen yang digunakan adalah initial return, money raised, market return, size of firm,
dan age of firm. Adapun uraian dari setiap variabel tersebut adalah sebagai berikut:
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan adalah abnormal return saham pada kinerja jangka panjang IPO. Kinerja jangka panjang yang diukur adalah kinerja
satu tahun setelah IPO.
B
esarnya abnormal return yaitu perbandingan antara return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi. Model perhitungan
abnormal return dengan menggunakan persamaan yang digunakan oleh Pertiwi 2003 yaitu dengan menggunakan market adjusted abnormal return. Metode ini
digunakan karena melihat pasar modal di Indonesia yang sangat rentan dipengaruhi oleh fenomena-fenomena ekonomi.
Dengan mengestimasi return ekspektasi yang menggunakan return indeks pasar, maka return yang diharapkan akan dapat diperhitungkan lebih tepat.
Adapun langkah-langkah menghitung abnormal return yaitu Pertiwi, 2003 dan Meidiaswati, 2008 :
1. Menghitung return actual yang terjadi:
Universitas Sumatera Utara
47
R
it
=
P
io
P
it
-
1
Keterangan: R
it
= return saham i pada saat t P
it
= price, yaitu harga saham pada saat t P
io
= price, yaitu harga saham pada saat penawaran 2. Menghitung return pasar yang terjadi:
R
mt
= P
mt
P
mo
-
1
Keterangan: R
mt
= return pasar pada saat t P
mt
= indeks harga saham gabungan pada saat t P
mo
= indeks harga saham gabungan pada saat penawaran 3. Menghitung market adjusted abnormal return
AR
it
= �
1+R
it
1+R
mt
� -1 x 100 Keterangan :
AR
it
= market adjusted abnormal return R
it
= return saham i pada saat t R
mt
= return pasar pada saat t
3.4.2 Variabel Independen
a. Initial Return X
1
Universitas Sumatera Utara
48
Variabel initial return adalah selisih dari harga saham penutupan pada hari pertama di pasar sekunder dikurangi dengan harga saham perdana IPO dibagi
dengan harga saham perdana. Harga penutupan pada hari pertama dipasar sekunder yang dipergunakan adalah closing price pada transaksi hari pertama.
Adapun rumus Initial Return adalah Manurung, 2012:
IR
=
P
1-
P P
x 100
Keterangan: IR = Initial Return
P
1
= Harga penutupan pada hari pertama di pasar sekunder Closing Price P
= Harga penawaran perdana Offering Price b. Money Raised X
2
Kinerja jangka panjang dari suatu IPO bergantung pada jumlah uang initial proceeds yang meningkat dalam sebuah perdangangan saham. Jumlah
uang yang diperoleh merupakan pendapatan kotor yang diperoleh. Sehingga adapun rumus money raised adalah sebagai berikut Abid, 2013:
IP = PE × Ss Keterangan:
IP = Pendapan Awal initial proceeds PE = Harga penawaran umum atau ipo price saham
Ss = Jumlah saham yang diterbitkan c. Market Return X
3
Universitas Sumatera Utara
49
Variabel ini menghitung kinerja pasar dimana kinerja pasar juga akan mempengaruhi kinerja jangka panjang saham perdana. Market Return merupakan
suatu tolak ukur yang digunakan untuk menghitung abnormal return. Return yang diperoleh investor jika melakukan investasi pada portofolio pasar dalam jangka
waktu tertentu disebut return indeks pasar Rmt. Return indeks pasar dapat diukur dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG yang menggambarkan
pergerakan harga saham secara keseluruhan di pasar modal. Menghitung return pasar setiap periode dengan rumus Bessler dan Thies, 2006:
R
mt
= P
mt
P
mo
- 1
Keterangan: R
mt
= Return Indeks Pasar P
mt
= Nilai Indeks Pasar pada saat t P
mo
= Nilai Indeks Pasar saat Penawaran d. Size of Firm X
4
Untuk mengukur besarnya skala atau ukuran dari perusahaan adalah dengan melihat total assets dari laporan keuangan perusahaan tahun terakhir
sebelum perusahaan tersebut melakukan IPO. Perhitungan total aset yang digunakan dapat menggunakan total aset yang tercantum dalam prospektus yang
diterbitkan oleh emiten.
e. Age of Firm X
5
Umur perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dapat bertahan
hidup dan banyaknya informasi yang bisa diserap oleh publik. Variabel ini dapat
Universitas Sumatera Utara
50
dihitung dengan pengurangan antara tahun saat IPO dengan tahun berdirinya perusahaan, atau melalui rumus sebagai berikut:
Umur Perusahaan = Tahun IPO - Tahun berdiri perusahaan
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
No. Variabel
Definisi Parameter
Skala Ukur
1 Abnormal
Return Y Besarnya abnormal return yaitu
selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dengan
return ekspektasi. AR
it
= �
1+R
it
1+R
mt
� -1 x 100 Rasio
2 Initial
Return X
1
Selisih dari harga saham penutupan pada hari pertama di
pasar sekunder dikurangi dengan harga saham perdana
IPO dibagi dengan harga saham perdana.
IR = p
1 −P
P x 100
Rasio
3 Money
Raised X
2
Jumlah dana yang diperoleh dalam sebuah Initial Public
Offering IPO IP = PE × Ss
Rasio 4
Market Return X
3
Nilai indeks pasar pada saat t dibagi dengan nilai indeks
pasar saat penawaran dikurangi satu.
��� = P
��
P
��
− 1
Rasio
5 Size of Firm
X
4
Besarnya skala atau ukuran dari perusahaan.
Total Assets
Rasio
6 Age of Firm
X
5
Pengurangan antara tahun saat IPO dengan tahunberdirinya
perusahaan. Tahun IPO -Tahun berdiri
perusahaan Rasio
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan untuk menyatakan variabel adalah skala rasio. Ghozali 2013: 5 menjelaskan bahwa skala rasio adalah skala
interval dan memiliki nilai dasar tidak dapat dirubah. Variabel yang diukur dengan skala interval dan rasio disebut sebagai variabel metrik. Rochaety 2009:
76 menyatakan bahwa skala pengukuran rasio lebih unggul dibandingkan dengan ketiga skala pengukuran lainnya. Skala rasio menyajikan nilai sesungguhnya dari
variabel-variabel yang diukur dengan skala rasio. Keunggulan lain dari skala ini
Universitas Sumatera Utara
51
yaitu dimana seluruh teknik analisis statistik baik parametric maupun nonparametric dapat digunakan untuk menganalisa variabel berskala rasio.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di sektor properti, real estate, dan kontruksi bangunan yang melakukan Initial
Public Offering di Bursa Efek Indonesia BEI periode Januari 2008 sampai Desember 2012. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan
sampelnya Arikunto, 2009. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
1. Sampel merupakan perusahaan-perusahaan di sektor Properti, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan yang melakukan Initial Public Offering periode tahun
2008-2012. 2. Masih listing di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2012.
3. Data harga penawaran perdana, harga penutupan, dan jumlah saham yang ditawarkan tersedia.
4. Data harga penutupan setiap bulan selama satu tahun setelah penawaran umum perdana tersedia.
Berikut adalah sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diatas:
Tabel 3.2 Kriteria sampel
No Kriteria Sampel
Jumlah
1 Seluruh perusahaan Properti, Real Estate, dan Konstruksi
16
Universitas Sumatera Utara
52 Bangunan yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-
2012. 2
Masih listing di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2012 dan Data harga penawaran perdana, harga penutupan, serta umlah
saham yang ditawarkan tersedia. 13
3 Data harga penutupan setiap bulan selama satu tahun setelah
penawaran umum perdana tersedia 10
Sehingga berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan pada Tabel 3.2 dapat diperoleh, jumlah populasi sampel yaitu perusahaan pada sektor properti,
real estate, dan kontruksi bangunan yang melakukan penawaran umum perdana periode 2008-2012 sebanyak 16 perusahaan dan populasi sasarannya sebanyak 10
perusahaan. Adapun nama-nama perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Nama-nama perusahaan sampel
No .
Kode Emiten
Nama Perusahaan Tanggal IPO
1 APLN
Agung Podomoro Land Tbk. 11 Nov 2010
2 BCIP
Bumi Citra Permai Tbk. 11 Des 2009
3 BEST
Bekasi Fajar Industrial Estate 10 Apr 2012
4 EMDE
Megapolitan Developments Tbk. 12 Jan 2011
5 GAMA
Gading Development Tbk. 11 Jul 2012
6 GWSA
Greenwood Sejahtera Tbk. 23 Des 2011
7 MTLA
Metropolitan Land Tbk. 20 Jun 2011
8 NIRO
Nirvana Development Tbk. 13 Sep 2012
9 PTPP
PP Persero Tbk. 09 Feb 2010
10 WSKT
Waskita Karya Persero Tbk. 19 Des 2012
Sumber: www.idx.co.id
3.7 Jenis Data dan Sumber Data