30
BAB III KARIER POLITIK SULTAN HAMID II
A. Karier Politik Sultan Hamid II Ketika Berpihak Pada Belanda
1. Terlibat Perang Melawan Jepang Tahun 1941
Dalam karier militernya, Sultan Hamid II terlibat dalam pertempuran sengit melawan pendudukan militer Jepang di Balikpapan, Provinsi Kalimantan
Timur. Dalam rangka menginvasi wilayah di Asia Tenggara, maka kota yang sangat kaya raya minyak, Tarakan dan Balikpapan di Kalimantan Timur adalah
dua kota yang diserang Jepang di Indonesia, setelah sukses memporakporandakan Pangkalan Militer terbesar Amerika Serikat di Pearl Harbour Pulau Oahu, Hawaii,
sebelah barat Honolulu, 8 Desember 1941. Lima jam setelah insiden Pearl Harbour, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda van Starkenborg Stachouwer,
menyatakan perang terhadap Jepang. Penyerbuan wilayah Provinsi Kalimantan Timur, sudah dimulai Jepang
dengan merebut Kota Tarakan tanggal 11 Januari 1942. Satu hari kemudian, 12 Januari 1942, militer Belanda menyerah kepada Jepang di Tarakan. Setelah
berhasil merebut Tarakan tanggal 11 Januari 1942, Balikpapan tanggal 24 Januari 1942, kemudian Pontianak Kalimantan Barat pada 29 Januari 1942, Samarinda
Kalimantan Timur pada 3 Februari 1942, militer Jepang melanjutkan invasi ke wilayah Pulau Jawa. Tapi penyerbuan terhadap Balikpapan, 23-24 Januari 1942,
militer Jepang mendapat perlawanan sengit dari KNIL yang menyebabkan Sultan
31 Hamid II terluka. Dalam keadaan terluka Sultan Hamid II dilarikan ke Surabaya,
lalu ke Malang.
31
Tentara Hindia Belanda sendiri tak mampu mengatasi serangan dari tentara Jepang. Lalu kemudian menyerah pada 10 Maret 1942, setelah diserang
dari udara, laut dan darat. Sebagai perwira KNIL, Sultan Hamid II masuk dalam target penangkapan oleh Jepang, ia kemudian ditangkap dan ditahan oleh militer
Jepang di Batavia pada tahun 1942 sebagai tahanan perang dan baru dibebaskan tiga setengah tahun kemudian. Ketika Soekarno-Hatta memproklamirkan
kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pasca Perang Dunia II tahun 1945, Jepang menyerah tanpa syarat dan
berangsur keluar dari Kepulauan Melayu the Malay Archipelago. Pasukan sekutu pun kemudian kembali masuk ke wilayah yang disebut oleh Belanda
sebagai Hindia Belanda. Sultan Hamid II dibebaskan dari tahanan sebagai tawanan Jepang, dan kembali aktif sebagai perwira KNIL dengan kenaikan
pangkat menjadi Kolonel. Perang Dunia berakhir tahun 1945, Sultan Hamid II secara otomatis
dibebaskan dari tahanan militer Jepang di Batavia. Mengirup udara bebas, langkah pertama yang dilakukan Sultan Hamid II adalah datang ke Pontianak untuk
melihat sanak keluarganya. Sultan Hamid II terkejut setelah mendapat laporan bahwa ayah, ibu dan seluruh saudara kandungnya telah dibunuh tentara Jepang di
31
Anshari,,dkk, Biografi Politik SULTAN HAMID II Sang Perancang Lambang Negara “ Elang
Rajawali- Garuda Pancasila”, Pontianak, TOP Indonesia, 2013, hlm. 23-24.
32 Mandor, Kabupaten Landak. Tragedi Mandor telah membuat Sultan Hamid II
menjadi anak yatim piatu. Akibat Peristiwa Mandor di Kalimantan barat, terjadi kekosongan
kekuasaan pada 1944-1945 di Kesultanan Qadriyah Pontianak. Pasalnya, semua putra almarhum Sultan Syarif Muhammad Al-Qadrie juga ikut gugur akibat
keganasan Jepang. Terkecuali Sultan Hamid II yang menjadi satu-satunya putra mahkota yang masih hidup. Sebagai seorang perwira aktif KNIL, Sultan Hamid II
masih ingin melanjutkan karirnya di bidang militer atau pertahanan. Tetapi, situasi Kesultanan di Pontianak serta Kalimantan Barat semakin kacau, dan menggugah
hatinya untuk kembali ke Pontianak.
2. Ajudan Istimewa Ratu Belanda Tahun 1946