BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam era perdagangan bebas, setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dari pesaing menuntut perusahaan
untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi harapan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang lebih
memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. Dengan demikian, hanya perusahaan yang berkualitas yang dapat bersaing dan menguasai pasar. Kualitas
memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan
perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka.
Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di mana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan
meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik tidak berdasarkan persepsi penyedia jasa, akan tetapi berdasarkan persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan
Universita Sumatera Utara
terhadap kualitas pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu pelayanan. Kualitas pelayanan digambarkan sebagai suatu pernyataan tentang sikap,
hubungan yang dihasilkan dari perbandingan antara harapan dengan kinerja. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman
masa lalu, pendapat teman, informasi dan janji perusahaan. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara kinerja hasil produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan Kotler, 2005. Kepuasan pelanggan dipandang sebagai konsep multi dimensional
yang melibatkan biaya, kemudahan sarana, aspek teknis dan interpersonal serta hasil akhir. Kepuasan ini terjadi sebagai hasil berpengaruhnya ketrampilan, pengetahuan,
perilaku, sikap dan penyedia sarana. Tingkat kepuasan juga amat subyektif dimana satu konsumen dengan konsumen lain akan berbeda. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti umur, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, jenis kelamin, kedudukan sosial, tingkat ekonomi, budaya, sikap mental dan kepribadian. Kepuasan
konsumen merupakan penentuan yang signifikan dari pengulangan pembelian, informasi dari mulut ke mulut yang positif dan kesetiaan pelanggan. Kepuasan
konsumen akan mempengaruhi intensitas perilaku untuk membeli jasa dari penyedia jasa yang sama Assefaff, 2009. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi
kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan
adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi
Universita Sumatera Utara
kualitas, jasa, yaitu bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati Atmawati dan Wahyuddin, 2007.
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau dengan mesin sacara fisik
dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan bahwa “Pelayanan adalah suatu usaha untuk
membantu menyiapkan mengurus apa yang diperlukan orang lain”. Ada beberapa pengertian tentang Pelayanan, antara lain: “Pelayanan merupakan serangkaian
kegiatan, karena itu pelayanan juga merupakan suatu proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh
kehidupan orang dalam masyarakat”. Bukti fisik merupakan seberapa baik penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik harus dapat diandalkan. Penampilan fisik pelayanan, karyawan, dan komunikasi akan memberikan warna dalam pelayanan pelanggan. Tingkat
kelengkapan peralatan atau teknologi yang digunakan akan berpengaruh pada pelayanan pelanggan. Karyawan adalah sosok yang memberikan perhatian terkait
dengan sikap, penampilan dan bagaimana mereka menyampaikan kesan pelayanan. Dalam hal ini sejauh mana perusahaan memfasilitasi sarana komunikasi sebagai
upaya untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan adalah hal yang tidak terpisahkan Assefaff, 2009. Keandalan merupakan suatu kemampuan dalam
memenuhi janji tepat waktu, konsisten, kecepatan dalam pelayanan. Pemenuhan
Universita Sumatera Utara
janji dalam pelayanan akan terkait dan mencerminkan kredibilitas perusahaan dalam pelayanan. Tingkat kompentensi perusahaan juga dapat dilihat dari sini, sejauh mana
tingkat kemampuan perusahaan dapat ditunjukkan. Keandalan berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil
dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu dengan demikian keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan atau probabilitas tingkat
keberhasilan Assefaff, 2009:172. Daya tanggap merupakan suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat kepada pelanggan. Pada pelayanan, kemampuan untuk segera mengatasi kegagalan secara profesional dapat memberikan persepsi yang positif
terhadap kualitas pelayanan. Adapun bentuk kepedulian tersebut dapat dilakukan baik melalui pencapaian informasi atau penjelasan-penjelasan ataupun melalui tindakan
yang dapat dirasakan manfaatnya oleh pelanggan Assefaff, 2009:172. Jaminan merupakan pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan
melaksanakan tugas secara spontan yang dapat menjamin kerja yang baik, sehingga menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan. Tingkat pengetahuan mereka
akan menunjukkan tingkat kepercayaan bagi pelanggan, sikap ramah, sopan bersahabat adalah menunjukkan adanya perhatian pada pelanggan Assefaff,
2009:173.
Universita Sumatera Utara
Empati adalah memberikan jaminan yang bersifat individual atau pribadi kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami keinginan pelanggan. Tingkat
kepedulian dan perhatian perusahaan pada pelanggannya secara individual akan sangat didambakan oleh pelanggan. Persoalan dan masalah dapat muncul dan sejauh
mana tingkat kepedulian untuk menyelesaikan masalah, mengerti kemauan dan kebutuhan pelanggan dapat diaktualisasikan. Kepedulian terhadap masalah yang
dihadapi pelanggan, mendengarkan serta berkomunikasi secara individual, kesemuanya itu akan menunjukkan sejauh mana tingkat pelayanan yang diberikan.
Air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan dalam
melangsungkan hidupnya, maka dari itu pengelolaanya harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah sumber daya
nasional yang menyangkut hajat hidup orang banyak, maka pengolahannya dipegang oleh pemerintah.
Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33 ayat 3, yang berbunyi sebagai berikut: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Di Pasal 10 UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa daerah
berwenang untuk mengelola sumber regional yang tersedia di wilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Sebagai bentuk penyerahan sebagian urusan pemerintah di
Universita Sumatera Utara
bidang pekerjaan umum kepada daerah, maka pelayanan air minum diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Selanjutnya, melalui Peraturan Daerah pelaksanaannya
diserahkan kepada sebuah instansi. Dalam hal ini instansi yang menangani adalah Perusahaan Daerah Air Minum PDAM, dimana PDAM merupakan Badan Usaha
Milik Daerah BUMD. PDAM Tirtanadi Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan air bersih. Salah satu tujuan dibentuknya PDAM
Tirtanadi adalah mencukupi kebutuhan masyarakat akan air bersih meliputi penyediaan dan pengembangan pelayanan di daerah Sumatera Utara.
Visi PDAM Tirtanadi adalah ”Menjadi salah satu perusahaan air minum unggulan di Asia Tenggara”. Sedangkan Misi PDAM Tirtanadi adalah 1
Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan. Memberikan
pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan. 2 Mengembangkan air siap
minum secara berkesinambungan. 3 Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan Pelayanan Prima. 4 Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis
dan mengembangkannya secara optimal. 5 Mengelola perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran, transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas sebagai
bentuk pelaksanaan Good Corporate Governance. 6 Menjadikan perusahaan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara. 7 Melaksanakan
seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan. 8 Menjalankan
Universita Sumatera Utara
pengelolaan air limbah kepada masyarakat Sumatera Utara dan mengembangkannya di masa yang akan datang.
Perencanaan strategi yang sesuai dengan perubahan lingkungan persaingan dan situasi organisasi sangat penting dilakukan, terutama dalam rangka menghadapi
pandangan bebas. Karena dengan perencanaan strategi yang baik maka perusahaan tersebut biasanya dapat bertahan lama. Cara ini yang harus dilakukan oleh Badan
Usaha Milik Daerah BUMD Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtanadi Medan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
PDAM Tirtanadi saat ini memasok kebutuhan air bersih sebanyak lebih kurang 70 penduduk kota Medan. Proyeksi kebutuhan air bersih bagi kota Medan
pada tahun 2005 adalah 6.200 liter per detik dan pada tahun 2010 mencapai 7.500 liter per detik. Berdasarkan Renstra Corporate Plan PDAM Tirtanadi Tahun 2005-
2010, tingkat kehilangan air baik secara fisik maupun administratif diupayakan turun secara gradual dari 21 pada tahun 2005 menjadi 19 pada tahun 2006. Sedangkan
untuk pengelolaan air limbah, akan diupayakan peningkatan kualitas secara terus- menerus sehingga mampu mendukung program pemerintah menuju pengembangan
Medan menuju kota metropolitan. Selain itu tingkat pelayanan air bersih kepada masyarakat juga diupayakan untuk ditingkatkan yang terlihat dari data mulai tahun
2000, sebanyak 58,4 masyarakat telah terlayani di kota Medan dan sekitarnya dan 18,7 di Sumatera Utara. Di tahun 2011 tingkat pelayanan mencapai 90 di kota
Medan dan sekitarnya dan 50 di daerah pelayanan Sumatera Utara.
Universita Sumatera Utara
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi pada tahun 2010 diperoleh informasi yang sangat penting dimana tingkat kepuasan yang
diperoleh pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtanadi. Secara keseluruhan diketahui bahwa hasil survai ini menunjukkan bahwa terdapat 67.08
pelanggan sudah merasa puas Customer Satisfaction Index – CDI dengan pelayanan yang diberikan oleh PDAM, sisanya menyatakan tidak puas Customer
Dissatisfaction Index – CDI sejumlah 32.9 dengan pelayanan yang diberikan oleh PDAM. Dari analisa tiap cabang diketahui bahwa pelanggan di daerah Diski lebih
dari 87-nya sudah merasa puas dengan pelayanan PDAM, sedangkan yang terendah adalah daerah Padang Bulan dimana terdapat 55,43 pelanggan yang merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan oleh PDAM. Sedangkan daerah lainnya terdapat 60 hingga 80 dari seluruh pelanggannya sudah merasa puas.
Berdasarkan fenomena tersebut belum sepenuhnya tercapai pelayanan yang maksimum kepada pelanggan. Upaya perbaikan dilakukan dengan membenahi aspek
distribusi air bersih dan upaya perbaikan pelayanan secara menyeluruh kepada pelanggan PDAM Tirtanadi. Pada prakteknya dilapangan upaya perbaikan yang
dilakukan oleh PDAM dengan cara memudahkan proses pembayaran dengan cara mendatangi dari rumah kerumah dan menyediakan loket khusus pembayaran yang
dilaksanakan oleh Koperasi Karyawan PDAM Tirtanadi. Perubahan lingkungan persaingan dan situasi organisasi akan menyebabkan
perencanaan strategi berubah. Oleh karena itu sesuai dengan perkembangan konsep
Universita Sumatera Utara
strategi, perencanaan strategi juga berubah. Perusahaan perlu memahami perubahan itu agar dapat memenangkan persaingan sehingga perusahaan memiliki kompetisi
inti. Sumber kekuatan kompetensi inti itu adalah penciptaan strategi baik yang dikehendaki maupun muncul secara tiba-tiba, jadi dalam perumusannya strategi dapat
bersifat memanfaatkan kecendrungan keunggulan komparatif. Masing-masing pesaing untuk menciptakan keunggulan bersaing perlu dengan cara menggunakan
seluruh kekuatan dan meminimalkan kelemahan demi merebut peluang dan mengatasi ancaman yang akan datang.
1.2. Rumusan Permasalahan