Peran Suami dalam Mencegah atau Mengobati Komplikasi Kehamilan Hal yang Dilakukan Suami Siaga Sebelum Persalinan Sebelum persalinan:

95 3. Sering mengeluh sakit, pegal, ngilu dan berbagai rasa tidak nyaman pada tubuhnya, terutama pada punggung dan panggul. Yang dapat dilakukan suami : 1. Bantu ibu untuk mengatasi rasa cemas dan takut dalam menghadapi proses persalinan 2. Puji ibu bahwa ibu tetap cantik dan menarik 3. Bantu ibu untuk mengatasi keluhan-keluhannya Asrinah, 2010.

C. Peran Suami dalam Mencegah atau Mengobati Komplikasi Kehamilan

Suami memainkan banyak peran kunci selama kehamilan dan persalinan serta setelah bayi lahir. Keputusan dan tindakan mereka berpengaruh terhadap kesakitan dan kesehatan, kehidupan dan kematian ibu dan bayinya. Langkah awal yang dapat dilakukan oleh suami adalah merencanakan keluarganya. Pembatasan kelahiran dan membuat jarak kelahiran paling sedikit 2 tahun, baik untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, mengingat setiap kehamilan membawa resiko kesehatan yang potensial untuk ibu, walaupun ibu terlihat sehat dan beresiko rendah kehamilan yang tidak direncanakan sering kali menjadi berisiko karena akan membawa mereka untuk aborsi Asrinah, 2010.

D. Hal yang Dilakukan Suami Siaga Sebelum Persalinan Sebelum persalinan:

Siapkan kendaraan yang akan digunakan untuk ke rumah sakit bersalin. Pastikan bahan bakar cukup dan mobil dalam kondisi prima. Simpan nomor telepon taksi untuk berjaga-jaga. Universitas Sumatera Utara 96 a. Minta bantuan tetangga atau kerabat terdekat. Beritahu mereka hari perkiraan lahir bayi karena kemungkinan mereka bisa datang dan memberi bantuan lebih cepat. b. Delegasikan tugas Anda kepada anggota keluarga yang lain jika Anda tidak bisa menemani istri saat bersalin. Jangan biarkan istri menghadapi persalinannya sendiri. c. Packing barang-barang. Anda sendiri untuk menginap sewaktu menunggui isteri bersalin, kemas di back pack dan simpan back pack di bagasi mobil bersama koper isteri. Termasuk yang disiapkan adalah kamera untuk mendokumentasikan proses persalinan Asrinah, 2010.

2.3 Landasan Teori

Kerangka teori pada penelitian ini adalah modifikasi dari beberapa landasan teori perubahan perilaku kesehatan. Green menjelaskan, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni: a Faktor-faktor predisposisi predisposing factor Faktor-faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Untuk berperilaku kesehatan, misalnya: pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu, kadang-kadang Universitas Sumatera Utara 97 kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya, orang hamil tidak boleh disuntik periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah. b Faktor-faktor pemungkin enambling factors Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya: perilaku pemerikssan kehamilan. Ibu hamil yang mau periksa hamil tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil, misalnya puskesmas, polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor pemungkin. c Faktor-faktor penguat reinforcing factors Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat toma, tokoh agama toga, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas Universitas Sumatera Utara 98 kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih- lebih para petugas kesehatan. Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil. Anderson 1974 dalam Notoatmodjo 2003, menggambarkan 3 kategori utama dalam model sistem kesehatan yang berupa model kepercayaan kesehatan health system model dalam pelayanan kesehatan, yakni: 1. Karakteristik predisposisi predisposing characteristics. Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu, yang digolongkan ke dalam 3 kelompok yakni: ciri demografi jenis kelamin, umur, struktur sosial tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan atau ras serta keyakinan bahwa pelayanan kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit. Universitas Sumatera Utara 99 2. Karakteristik pendukung enabling characteristics Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, ia tak akan bertindak untuk menggunakannya, kecuali bila ia mampu menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen untuk membayar. 3. Karakteristik kebutuhan need characteristics Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan bila faktor predisposisi dan pendukung itu ada. Karakteristik kebutuhan need ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu dirasa atau preceived dan evaluated clinical diagnosis. Universitas Sumatera Utara 100

2.4 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang dikemukakan, maka peneliti dapat merumuskan kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut: du Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Pemeriksaan Kehamilan Dukungan Suami 1. Dukungan informasional 2. Dukungan penilaianpenghargaan 3. Dukungan instrumental 4. Dukungan emosional Karakteristik ibu a. Usia b. Paritas c. Pendidikan d. Pekerjaan Universitas Sumatera Utara 101

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan “explanatory research” yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik ibu dan dukungan suami terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung, dan pengumpulan data dilakukan pada 13 – 30 Juli 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami terhadap Pemeriksaan Kehamilan di Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar

14 79 101

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 18

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 2

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 11

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 38

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

1 3 6

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 1 60

PENGARUH KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN-TEMBUNG

0 0 27

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Kehamilan - Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan-Tembung

0 0 30

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan-Tembung

0 0 7