Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

20 adalah mereka akan memiliki tempramen yang lebih tenang, sehingga dapat beradaptasi dan menciptakan hubungan yang baik dengan lingkungan, baik lingkungan kuliah, pekerjaan ataupun kehidupan sosialnya. Kemudian mereka akan lebih mandiri, dapat mengambil keputusan sesuai pemikirannya sendiri, berpikir positif dan realistik. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang bekerja part time tetap dituntut profesional dan mempunyai pemikiran yang kreatif. Kesibukan mereka di pekerjaan ataupun kuliah tentunya membuat mereka mempunyai pengalaman dalam banyak hal. Hal ini membuat mahasiswa yang bekerja part time lebih dapat menguasai dan mengontrol diri sehingga mereka tahu bagaimana mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang mereka rasakan dengan nyaman, namun tetap mempunyai empati dan peduli pada orang lain

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Menurut Neill dan Dias 2001 faktor yang mempengaruhi resiliensi terbagi menjadi dua dalam Rosyani, 2012, yaitu : a. Faktor Resiko Faktor resiko adalah faktor yang yang secara langsung dapat potensi terjadinya resiko pada individu semakin besar, hal ini dapat menimbulkan perilaku maladaptive pada individu tersebut Neill Dias, 2001 dalam Rosyani, 2012. Faktor resiko terdiri dari yang pertama seperti bencana alam, kematian anggota keluarga dan perceraian. Yang kedua berupa latar belakang kondisi sosial ekonomi keluarga yang kurang. Yang ketiga adalah faktor yang berasal dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 lingkungan dimana individu hidup, seperti lingkungan yang rawan kejahatan dan kekerasan Rosyani, 2012. Menurut Estanol 2009 faktor resiko adalah berupa stressor yang dihadapi individu pada situasi tertentu yang sedang dihadapi Shaumi, 2012. Faktor resiko menjadi faktor yang penting dalam pembentukan resiliensi dan tidak selalu menimbulkan hasil yang merugikan, saat individu mampu melalui faktor resiko ini maka ia dapat dikatakan resilien. b. Faktor Protektif Faktor protektif adalah kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh individu yang sehat, sehigga mendorong terbentuknya resiliensi pada individu. Menurut Luthar dan Rutter dalam Shaomi, 2012 faktor protektif memberikan bantuan dalam menghadapi stressor yang tinggi, dan tidak menonjolkan stress atau psikopatologimasalah yang yang sedang dihadapi. Faktor protektif terdiri dari karakteristik individu jenis kelamin, tingkat intelegensi, dan kepribadian, karakteristik keluarga kehangatan, kelekatan keluarga, dan struktur keluarga, adanya dukungan sosial diluar diri individu, keluarga dan teman atau sahabat Shaumi, 2012. Menurut Herman 2011 dalam Shaumi, 2012 ada 3 faktor yang mendukung resiliensi, yang pertama adalah faktor personal yang terdiri dari ciri kepribadian individu, pengusaan diri, penghargaan diri, dan kemampuan kognitif interpretasi positif pada setiap masalah yang 22 dihadapi. Faktor demografi seperti jenis kelamin dan kebudayaan mempengaruhi resiliensi. Yang kedua adalah faktor bilogis, yang berhubungan dengan system kerja otak. Pola pengasuhan awal yang buruk dapat membuat dampak buruk juga untuk perkembangan individu. Dan yang ketiga adalah faktor lingkungan, dari beberapa penelitian terbukti adanya hubungan yang significant antara resiliensi dan dukungan sosial dari lingkungan individu.

5. Sumber Resiliensi