Hubungan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu pada mahasiswa yang bekerja part time sebagai garda depan PT Aseli Dagadu Djokdja.

(1)

vii

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

PART-TIME SEBAGAI GARDA DEPAN PT ASELI DAGADU DJOKDJA

Lucia Advin Widyanarita

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu pada mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja yang berjumlah 104 subjek dengan rincian perempuan 55 orang dan 49 laki-laki. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala motivasi berprestasi dan skala manajemen waktu yang disusun oleh peneliti berdasarkan skala likert. Reliabilitas skala motivasi berprestasi dan skala manajemen waktu diuji menggunakan teknik Alpha Cronbach. Skala motivasi berprestasi memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,874 dan skala manajemen waktu memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,912. Validitas skala diukur dengan menggunakan validitas isi yaitu dengan profesional judgement. Daya beda aitem yang terdapat pada skala motivasi bergerak dari angka 0,269-0,647. Sedangkan pada skala manajemen waktu, daya beda aitem yang bergerak dari angka 0,337 – 0,681. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho dalam program SPSS for Windows versi 16.0 karena pada variabel motivasi berprestasi memiliki sebaran data yang tidak normal. Berdasarkan uji korelasi, didapatkan hasil korelasi antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu sebesar 0,609 dengan p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu.


(2)

viii

THE CORRELATION BETWEEN ACHIEVEMENT MOTIVE AND TIME MANAGEMENT SKILL OF COLLEGE STUDENTS PART-TIME WORKER AS GARDA DEPAN AT PT ASELI DAGADU DJOKDJA

Lucia Advin Widyanarita

ABSTRACT

This study aimed to determine the relation between achievement motive and time management skill of college student part-time worker as Garda Depan at PT Aseli Dagadu Djokdja. The hypothesis proposed in this research was the positive and significant relationship between achievement motive and time management skill. For this research, the subject was 104 college students part-time worker, which 55 girls and 49 boys. Data were gathered using achievement motive scale and time management skill scale, which arranged by researche based on Likert scale. The reliability of achievement motive scale and time management skill scale were tested using Alpha technique by Cronbach. Alpha reliability coefficient of achievement motive was 0,874 and Alpha reliability coefficient of time management skill scale was 0,912. The validity of achievement motive scale and time management skill scale were tested by proffesional judgement. Corrected item-total correlation on achievement motive scale are between 0,269-0,647. Corrected item-total correlation on time management scale are between 0,337-0,681. Statistical method which used to analyze the data was Spearman’s Rho correlation technique in SPSS 16 for Windows because the achievement motive data was abnormal. Based on this correlation test, the result shows that the correlation between achievement motive and time management skill was 0,609 with p=0,000 (p<0,05) which means there was positive and significant correlation between achievement motive and time management skill.

Keywords : achievement motive, time management skill, college student part-time worker


(3)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

PART-TIME SEBAGAI GARDA DEPAN PT ASELI DAGADU DJOKDJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh : Lucia Advin Widyanarita

109114132

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(4)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

PART-TIME SEBAGAI GARDA DEPAN PT ASELI DAGADU DJOKDJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh : Lucia Advin Widyanarita

109114132

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO

“Setiap orang memiliki proses dan kisahnya masing-masing yang tidak bisa disamakan satu sama lain. Setiap permasalahan yang dihadapi, kegagalan,

dan air mata akan membuat orang itu semakin kuat karena Tuhan dan kehadiran orang-orang terkasih yang selalu menguatkan...

Karena yang aku percaya segenap waktu, segenap usaha, dan segenap air mata.. Tuhan perhitungkan..”

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur” - Filipi 4 : 6 -

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya..” Pengkhotbah 3 : 11


(8)

-v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini kepada : Tuhan Yesus Kristus

MAMA, yang selalu sabar menungguku untuk segera menyelesaikan skripsi ini. You’re the strongest and best mom !

(Alm) Babe... walaupun aku tidak merasakan kehadirannya tapi aku yakin kalo babe pasti bangga dan bahagia melihatku dari Surga

sana..

(Alm) Mas Itok... yang tidak pernah menanyakan skripsiku, tapi aku tahu bahwa jauh di dalam hati kamu selalu menantiku untuk segera

menyelesaikan ini. Maaf kalo adekmu ini belum bisa wisuda sampai kamu gak ada...

Tapi aku yakin kamu bangga sama aku Mas :’)

Mbak Sari dan keponakanku tercinta Neo dan Dio

Diriku sendiri yang mampu berjuang mengalahkan ego, melewati proses jatuh bangun ketika menyelesaikan skripsi ini


(9)

(10)

vii

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

PART-TIME SEBAGAI GARDA DEPAN PT ASELI DAGADU DJOKDJA

Lucia Advin Widyanarita

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu pada mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja yang berjumlah 104 subjek dengan rincian perempuan 55 orang dan 49 laki-laki. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala motivasi berprestasi dan skala manajemen waktu yang disusun oleh peneliti berdasarkan skala likert. Reliabilitas skala motivasi berprestasi dan skala manajemen waktu diuji menggunakan teknik Alpha Cronbach. Skala motivasi berprestasi memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,874 dan skala manajemen waktu memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,912. Validitas skala diukur dengan menggunakan validitas isi yaitu dengan profesional judgement. Daya beda aitem yang terdapat pada skala motivasi bergerak dari angka 0,269-0,647. Sedangkan pada skala manajemen waktu, daya beda aitem yang bergerak dari angka 0,337 – 0,681. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho dalam program SPSS for Windows versi 16.0 karena pada variabel motivasi berprestasi memiliki sebaran data yang tidak normal. Berdasarkan uji korelasi, didapatkan hasil korelasi antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu sebesar 0,609 dengan p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu.


(11)

viii

THE CORRELATION BETWEEN ACHIEVEMENT MOTIVE AND TIME MANAGEMENT SKILL OF COLLEGE STUDENTS PART-TIME WORKER AS GARDA DEPAN AT PT ASELI DAGADU DJOKDJA

Lucia Advin Widyanarita

ABSTRACT

This study aimed to determine the relation between achievement motive and time management skill of college student part-time worker as Garda Depan at PT Aseli Dagadu Djokdja. The hypothesis proposed in this research was the positive and significant relationship between achievement motive and time management skill. For this research, the subject was 104 college students part-time worker, which 55 girls and 49 boys. Data were gathered using achievement motive scale and time management skill scale, which arranged by researche based on Likert scale. The reliability of achievement motive scale and time management skill scale were tested using Alpha technique by Cronbach. Alpha reliability coefficient of achievement motive was 0,874 and Alpha reliability coefficient of time management skill scale was 0,912. The validity of achievement motive scale and time management skill scale were tested by proffesional judgement. Corrected item-total correlation on achievement motive scale are between 0,269-0,647. Corrected item-total correlation on time management scale are between 0,337-0,681. Statistical method which used to analyze the data was Spearman’s Rho correlation technique in SPSS 16 for Windows because the achievement motive data was abnormal. Based on this correlation test, the result shows that the correlation between achievement motive and time management skill was 0,609 with p=0,000 (p<0,05) which means there was positive and significant correlation between achievement motive and time management skill.

Keywords : achievement motive, time management skill, college student part-time worker


(12)

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan penyertaan-Nya selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyelesaian skripsi ini, membimbing, membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma dan sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menempuh studi.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi dan dosen penguji.

3. Bapak R. Landung Eko P., M. Psi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, kritik, dan masukan kepada penulis demi penyempurnaan skripsi ini.

4. Ibu P. Henrietta PDADS, S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing skripsi. Teriamakasih atas kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, perhatian, serta dukungan semangat kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terimakasih sekali Mbak Etta...


(14)

xi

5. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi yang telah bersedia meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan konsultasi skripsi, kritik dan saran terhadap penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Mudji, Mas Donny, Pak Gik, dan student staff yang telah sabar membantu dan memberikan pelayanan yang istimewa.

7. Bapak Hadi Sulistyo selaku HRD PT Aseli Dagadu Djokdja yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian terhadap Garda Depan.

8. Teman-teman Garda Depan (Gardep) Dagadu angkatan 54 dan 55 yang dengan sabar dan semangat mau membantu mengisi skala penelitian yang diberikan oleh penulis. Terimakasih sekali, kalian luar biasa.

9. Jajaran Supervisor dan kasir PT Aseli Dagadu Djokdja yang telah membantu penulis untuk mengumpulkan skala yang telah diisi Gardep. Maaf kalau membuat kalian jadi tambah pekerjaan di gerai. Hehehe.

10. Mama Theresia Ipuk Widyastuti, mamaku yang sangat luar biasa mendampingi aku dan sabar menungguku untuk menyelesaikan skripsi ini. Kekuatan mama atas segala apa yang pernah terjadi adalah kekuatanku juga. 11. Mas Itok, mas ku tercinta yang dari dulu sabar dan tidak pernah membuat

adiknya ini tertekan dan terbebani karena belum lulus karena ia begitu paham apa yang dialami adiknya. Terimakasih atas laptop yang kamu belikan dulu karena ini adalah satu-satunya barang kenangan yang membuatku merasa


(15)

xii

bahwa kamu tetap ada mendampingi dan menemaniku dalam menyelesaikan skripsi ini walaupun ragamu sudah tiada..

12. Mbak Sari, mbakku tercinta serta Neo dan Dio terimakasih yaa kalian sudah menghibur Tante di kala Tante sedang sedih dan pusing mengerjakan skripsi. 13. My BFF-bestfriends forever para sahabat hampir 10 tahun : Tiara, Sisil, Rarong, Maryn, Ernis, Eva, dan Paula yang membantuku menterjemahkan abstrak. Kalian yang selalu memberikan dukungan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini, selalu ada ketika suka dan duka, serta tawa canda keceriaan yang sangat menghiburku.

14. Dito, yang sudah dengan sabar membantu penulis menyebarkan skala, mendengarkan curhatan dan penghiburan bagi penulis.

15. Agnes Dita, teman satu perjuangan, satu bimbingan. Terimakasih atas kerjasama dan dukungan semangatnya selama proses pengerjaan skripsi ini. 16. Teman-teman satu bimbingan skripsi Mbak Etta angkatan 2010 dan 2011

yang selalu saling memberikan semangat dan memberikan sharingnya kepada penulis.

17. Teman-teman frontliner Kedai Digital, OMUS, dan Moviebox yang bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancara.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas segala bantuan, dukungan semangat dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(16)

xiii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan masukan yang membangun demi perbaikan skripsi selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Terimakasih.

Yogyakarta, 11 Juli 2016 Penulis,


(17)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8


(18)

xv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Manajemen Waktu ... 10

1. Definisi Manajemen Waktu ... 11

2. Aspek Manajemen Waktu ... 11

3. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu ... 13

B. Motivasi Berprestasi ... 15

1. Pengertian Motivasi Berprestasi ... 15

2. Karakteristik Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi ... 17

3. Dampak Motivasi Berprestasi ... 18

C. Mahasiswa yang Bekerja Part-Time ... 20

1. Pengertian Mahasiswa ... 20

2. Pengertian Bekerja Part-Time ... 22

D. Garda Depan Dagadu Djokdja ... 24

E. Dinamika Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Manajemen Waktu pada Mahasiswa yang Bekerja Part-Time sebagai Garda Depan Dagadu ... 26

F. Hipotesis... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Variabel Penelitian ... 31

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31


(19)

xvi

2. Manajemen Waktu... 32

D. Subjek Penelitian ... 33

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 33

F. Validitas dan Reliabilitas ... 37

1. Validitas ... 37

2. Seleksi Aitem ... 37

3. Reliabilitas ... 41

G. Metode Analisis Data ... 42

1. Uji Asumsi ... 42

a. Uji Normalitas ... 42

b. Uji Linearitas ... 42

2. Uji Hipotesis ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 44

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 44

C. Deskripsi Data Penelitian ... 45

D. Hasil Penelitian ... 47

1. Uji Asumsi ... 48

a. Uji Normalitas ... 48

b. Uji Linearitas ... 50

2. Uji Hipotesis ... 51

3. Analisis Tambahan ... 53


(20)

xvii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Keterbatasan Penelitian ... 64

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(21)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi ... 35

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu ... 36

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi setelah Seleksi Aitem……….. ... 40

Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu Setelah Seleksi Item ... 40

Tabel 5. Deskripsi Subjek Penelitian ... 45

Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian ... 46

Tabel 7. One Sample t-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Skala Motivasi Berprestasi……... 46

Tabel 8. One Sample t-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Skala Manajemen Waktu ... 46

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas ... 48

Tabel 10. Hasil Uji Linearitas ... 50

Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis ... 53

Tabel 12. Hasil Uji Beda Manajemen Waktu Berdasarkan Jenis Kelamin... 54

Tabel 13. Hasil Uji Beda Motivasi Berprestasi Berdasarkan Jenis Kelamin .. 56

Tabel 14. Hasil Uji Beda Manajemen Waktu Berdasarkan Kelompok Usia... 57

Tabel 15. Hasil Uji Beda Motivasi Berprestasi Berdasarkan Kelompok Usia... 59


(22)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Skema Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan

Manajemen Waktu ... 29 Gambar 2. Histogram Motivasi Berprestasi ... 49 Gambar 3. Histogram Manajemen Waktu ... 49 Gambar 4. Scatterplot Motivasi Berprestasi dan Manajemen Waktu ... 51


(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Blue print Skala Penelitian ... 71 Lampiran 2. Skala Penelitian ... 81 Lampiran 3. Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi ... 93 Reliabilitas Skala Manajemen Waktu ... 97 Lampiran 4. Uji Asumsi ... 101 Uji Normalitas ... 102 Uji Linearitas ... 103 Lampiran 5. Uji Hipotesis ... 104 Lampiran 6. Uji One Sample t-test ... 106 Lampiran 7. Uji Beda ... 108


(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pekerjaan paruh waktu di Indonesia telah meningkat dan berperan penting dalam memperluas kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran. Pekerjaan paruh waktu, yang didefinisikan sebagai pekerjaan yang kurang dari 35 jam per minggu, diperkirakan mencapai 22,0 persen pada bulan Agustus 2013. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Jakarta pada Mei 2013, presentase pekerja paruh waktu di Indonesia terus mengalami peningkatan hingga 0,15 persen pada bulan Februari 2012 hingga Mei 2013. (http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_233250.pdf diunduh pada tanggal 11 Maret 2015). Hal ini menunjukkan bahwa bekerja paruh waktu merupakan suatu kegiatan tambahan diluar perkuliahan yang banyak diambil oleh mahasiswa di Indonesia.

Bekerja paruh waktu memiliki dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positif yaitu bekerja paruh waktu dapat meningkatkan finansial. Akan tetapi, di sisi lain juga menunjukkan bahwa bekerja paruh waktu dapat membatasi kesempatan mahasiswa untuk belajar. Pada salah satu studi nasional di Amerika ditemukan bahwa sekitar 16 persen dari mereka yang bekerja 1 hingga 15 jam per minggu melaporkan bahwa


(25)

bekerja berdampak negatif pada prestasinya. Selain itu, sebanyak 30 persen dari para mahasiswa yang bekerja antara 16 hingga 20 jam per minggunya juga menyatakan hal yang serupa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya jam kerja per minggu, nilai mereka pun menurun (Pusat Nasional untuk Statistik Pendidikan, 2002 dalam Santrock, 2011).

Salah satu perusahaan di Yogyakarta yang menyediakan lowongan pekerjaan part time bagi mahasiswa adalah PT. Aseli Dagadu Djokdja. Lowongan pekerjaan yang ditawarkan bagi mahasiswa yaitu menjadi Garda Depan (Gardep). Menurut wawancara peneliti dengan HRD PT Aseli Dagadu Djokdja pada tanggal 18 Januari 2015, Garda Depan merupakan sebutan untuk karyawan PT Aseli Dagadu Djokdja yang berada pada posisi barisan paling depan, yang berarti bahwa Garda Depan yang berhubungan langsung dengan para konsumen. Berdasarkan wawancara terhadap beberapa Garda Depan, ada 4 tugas utama Garda Depan, yaitu direct selling, customer service, entertainer, dan image carrier. Direct selling merupakan tugas utama Garda Depan yaitu melakukan penjualan produk langsung kepada konsumen. Customer service yaitu melakukan pelayanan semaksimal mungkin kepada konsumen dari awal masuk hingga transaksi pembelian dilakukan. Sedangkan entertainer yaitu Garda Depan diharapkan dapat membawa keceriaan di dalam gerai sehingga suasana pekerjaan menjadi menyenangkan. Yang terakhir yaitu image carrier, Garda Depan diharapkan dapat menjaga tutur kata, sikap dan perilaku sebagai karyawan PT Aseli Dagadu Djokdja dan tidak mencemarkan nama baik perusahaan.


(26)

Salah satu hal utama yang membedakan antara bekerja part time menjadi Gardep di PT Aseli Djokdja dan di tempat lain, yaitu mengenai kegiatan yang wajib diluar pekerjaan yang cukup menyita waktu dan tenaga. Berdasarkan wawancara terhadap Garda Depan dan juga HRD PT Aseli dagadu Djokdja pada tanggal 18 Januari 2015, Garda Depan Dagadu bekerja secara paruh waktu selama 4,5 jam setiap shiftnya. Dalam satu bulan minimal shift yang harus dipenuhi yaitu 24 shift. Gardep tidak hanya wajib memenuhi shift setiap bulannya. Masih banyak kegiatan lain di luar pekerjaan utama sebagai Gardep. Kegiatan tersebut seperti pelantikan menjadi Garda Depan angkatan baru setelah resmi diterima, syukuran, magang untuk calon Garda Depan angkatan baru, dan wisuda setelah selesai bekerja menjadi Garda Depan dagadu selama 8 bulan. Tentu saja di setiap kegiatan diperlukan rapat berkali-kali yang cukup menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Selain itu, setiap bulan terdapat agenda ‘internalan’ yaitu acara wajib bulanan yang harus diikuti oleh Gardep untuk evaluasi kinerja bersama supervisor. Hal ini berbeda dengan tempat bekerja lain yang hanya mempekerjakan mahasiswa sebatas pekerjaan itu saja tanpa harus terlibat di berbagai macam kegiatan diluar pekerjaan.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 20 Februari 2015 hingga 22 Februari 2015 dengan beberapa mahasiswa yang bekerja part-time di kafe, warnet, lembaga universitas, mayoritas mahasiswa hanya diwajibkan bekerja sesuai dengan jam kerja tanpa terlibat di berbagai kegiatan lain. Setelah selesai bekerja, mahasiswa yang bekerja dapat langsung pulang


(27)

untuk kembali menyelesaikan aktivitasnya masing-masing. Akan tetapi, hal ini berbeda dengan yang dialami oleh Gardep. Berdasarkan wawancara dengan beberapa Gardep serta supervisor pada tanggal 18 Januari 2015, mereka mengatakan bahwa setelah selesai bekerja, mereka tidak selalu dapat langsung pulang. Gardep harus mengikuti rapat di malam hari hingga dini hari untuk mengikuti rapat persiapan kegiatan seperti pelantikan Gardep, syukuran, magang, dan wisuda Gardep yang akan dilaksanakan. Dengan adanya berbagai kegiatan tersebut, kekompakan dan kekeluargaan dalam satu angkatan maupun dengan atasan atau alumni Garda Depan semakin erat terjalin. Akan tetapi, di sisi lain waktu, tenaga, serta pikiran para Garda Depan pun juga terkuras untuk mempersiapkan setiap kegiatan tersebut.

Berdasarkan wawancara serta survei yang dilakukan peneliti pada bulan Januari 2015 terhadap beberapa mahasiswa yang bekerja part time sebagai Garda Depan, mayoritas mahasiswa menyatakan bahwa seringkali yang menjadi kendala mereka ketika kuliah sambil bekerja yaitu sulitnya untuk membagi waktu antara mengerjakan tugas kuliah dan pekerjaan. Apalagi pada masa ujian, mahasiswa harus mencari teman yang dapat menggantikan shiftnya, serta membagi waktu antara belajar dengan bekerja, sehingga menyebabkan jam istirahat menjadi berkurang. Hal ini berdampak pula pada kurang maksimalnya pengerjaan tugas-tugas kuliah. Selain itu, beberapa Garda Depan juga ada yang berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan utama yang cukup menyita waktu dan tenaga sehingga berpengaruh pada konsentrasi dan fokus mahasiswa dalam perkuliahan.


(28)

Beberapa kendala yang dialami mahasiswa tersebut secara tidak langsung berpengaruh pada prestasi mahasiswa di bidang akademik. Berdasarkan hasil wawancara dan survei pada bulan Januari 2015 yang peneliti lakukan, beberapa garda depan mengatakan bahwa mereka mengalami penurunan pada prestasi akademiknya, seperti nilai IPK yang menurun. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu untuk belajar serta pengerjaan tugas kuliah yang kurang maksimal karena waktunya tersita cukup banyak untuk pekerjaan. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa terkadang waktu bekerja dan waktu kuliah saling berbenturan, sehingga akhirnya mereka memutuskan mengorbankan waktu kuliahnya untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam bekerja. Walaupun demikian, ada juga beberapa garda depan yang mengatakan bahwa mereka tetap dapat mempertahankan prestasi akademiknya dan tidak mengalami penurunan prestasi akademik.

Dari beberapa kendala yang telah disebutkan, menunjukkan bahwa mahasiswa yang bekerja tersebut mengalami kesulitan dalam mengelola waktunya antara kuliah dan bekerja, sehingga perlu memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik di tengah kesibukan antara kuliah dan bekerja. Manajemen waktu merupakan pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas atas kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan


(29)

yang harus diselesaikan (Macan, 1994). Gie (1994) menambahkan bahwa manajemen waktu adalah segenap kegiatan dan langkah mengatur serta mengelola waktu sebaik-baiknya, sehingga mampu membawa ke arah tercapainya tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh individu yang bersangkutan.

Hoffer (2007) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen waktu seseorang yaitu motivasi. Semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin baik pula kemampuan manajemen waktunya. Salah satu motivasi yang ada dalam diri mahasiswa adalah motivasi berprestasi. J.P Chaplin (dalam Gunarsa, 1991) mengartikan motivasi berprestasi sebagai kecenderungan untuk mencapai sukses atau memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki, keterlibatan seseorang terhadap suatu tugas, harapan untuk berhasil dalam suatu tugas yang diberikan, dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan atau perjuangan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sulit secara tepat dan cepat.

Motivasi berprestasi menjadi hal yang penting, karena motivasi berprestasi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam hasil belajar seseorang (Tampubolon, et. al, 2013). Semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang, maka hasil belajarnya semakin baik. Hal ini sesuai dengan yang terjadi pada Gardep yaitu mereka mengalami penurunan prestasi akademik seiring dengan kesibukannya bekerja dan kuliah.


(30)

Penelitian dalam jurnal berjudul “Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Regulasi Diri dengan Kemampuan Mengambil Keputusan” yang dilakukan oleh Nasiyati dan Hartati (2014), menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dan regulasi diri. Dengan demikian, mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi berprestasi akan terdorong untuk melakukan aktivitas pengaturan diri untuk mencapai tujuan atau target pencapaian prestasi. Mereka akan berusaha mengatur waktunya di tengah kesibukan kuliah dan bekerja.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu seperti penelitian yang dilakukan oleh Britton & Tesser (1991), serta Pehlivan (2013) manajemen waktu yang baik memiliki dampak terhadap prestasi akademiknya. Dampak lain juga menyebutkan bahwa ada hubungan positif antara kemampuan manajemen waktu dengan prestasi akademik seseorang (Cemaloglu, 2010). Selain itu, Gardep mengatakan bahwa terkadang waktu bekerja dan waktu kuliah saling berbenturan, sehingga akhirnya mereka memutuskan mengorbankan waktu kuliahnya untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam bekerja. Hal ini membuat Gardep mengalami penurunan prestasi akademik.

Peneliti bermaksud untuk meneliti para mahasiswa yang bekerja part time sebagai Garda Depan di PT. Aseli Dagadu Djokdja, dengan beberapa pertimbangan alasan yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa seringkali Garda Depan mengalami kendala-kendala yaitu sulit untuk membagi waktu antara pekerjaan dan kuliahnya. Hal ini yang membuat peneliti tertarik


(31)

untuk meneliti mengenai kemampuan mahasiswa yang bekerja part time tersebut dalam manajemen waktu berkaitan dengan motivasi berprestasinya di bidang akademik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dan manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part time sebagai Garda Depan PT. Aseli Dagadu Djokdja? “

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dan manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part time sebagai Garda Depan PT. Aseli Dagadu Djokdja.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan di bidang Psikologi Industri dan Organisasi serta Psikologi Pendidikan berkaitan dengan motivasi berprestasi mahasiswa serta menambah pengetahuan mengenai manajemen waktu. Selain itu, dapat menjadi bahan pendukung atau kajian ilmiah mengenai hubungan


(32)

motivasi berprestasi dan manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part time.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi PT. Aseli Dagadu Djokdja, diharapkan hasil penelitian ini mampu memberi gambaran mengenai kondisi mahasiswa yang bekerja part time sebagai Garda Depan berkaitan dengan motivasi berprestasinya di bidang akademik, sehingga dapat membantu mengembangkan kemampuan manajemen waktu dalam pekerjaan paruh waktu maupun perkuliahan.

b. Bagi mahasiswa yang bekerja part time diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai manajemen waktu dan motivasi berprestasinya di bidang akademik, sehingga dapat dijadikan sebagai refleksi diri sebelum memutuskan untuk bekerja sambil kuliah.


(33)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Waktu

1. Definisi Manajemen Waktu

Menurut Atkinson (dalam Luthfiana, 2010) manajemen waktu merupakan suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan seseorang yang dilakukan secara terencana agar individu dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Haynes (dalam Luthfiana, 2010) yaitu manajemen waktu adalah suatu proses pribadi dengan memanfaatkan analisis dan perencanaan dalam menggunakan waktu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Selain itu, Higgins (dalam Atkinson, 1994) juga mendefinisikan manajemen waktu sebagai proses untuk menjadikan waktu lebih produktif, dengan cara mengatur apa yang dilakukan dalam waktu tersebut. Pernyataan tersebut didukung oleh Gie (1994) bahwa manajemen waktu adalah segenap kegiatan dan langkah mengatur serta mengelola waktu sebaik-baiknya, sehingga mampu membawa ke arah tercapainya tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh individu yang bersangkutan.

Merujuk pada pengertian manajemen waktu yang dikemukakan oleh Atkinson, Macan (1994) menjelaskan bahwa manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien


(34)

mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas atas kepentingannya,serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan.

Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu merupakan pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas atas kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi.

2. Aspek-Aspek Manajemen Waktu

Berdasarkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Macan (1994) manajemen waktu memiliki 3 aspek :

a. Menetapkan tujuan dan prioritas

Bagian utama dari pengelolaan waktu adalah menetapkan tujuan dari hal-hal yang ingin dicapai atau yang akan dikerjakan. Keenan (1995) mengatakan bahwa dengan menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian ke arah tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan merencanakan sesuatu yang harus dikerjakan dalam batasan waktu yang tersedia sehingga dapat mencapai target yang diinginkan. Pada aspek ini tujuan dan


(35)

sasaran perlu ditetapkan terlebih dahulu sebelum individu membuat suatu prioritas atau perencanaan dan penjadwalan.

Sebelum mengerjakan sesuatu, perlu disusun terlebih dahulu urutan prioritas yang akan dilakukan. Hal tersebut dikarenakan waktu yang tersedia terbatas dan tidak semua pekerjaan memiliki nilai kepentingan yang sama. Urutan prioritas dibuat berdasarkan peringkat, yaitu dari prioritas yang tertinggi sampai dengan prioritas yang terendah. Urutan prioritas dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal mana yang dirasakan penting, mendesak, dan seharusnya dikerjakan terlebih dahulu sehingga target dapat tercapai sesuai dengan keinginan dalam batas waktu yang ditentukan. Menurut Atkinson (1990), dalam menyusun prioritas dibutuhkan ketelitian tinggi dan kemampuan menyusun strategi agar hasil pokok dan penggunaan waktu dapat tercapai secara maksimal.

b. Mekanisme (Perencanaan dan penjadwalan)

Aspek ini meliputi proses dari rencana yang akan dilakukan. Sebelum membuat jadwal perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu baru kemudian membuat jadwal. Jadwal (to do list) adalah daftar kegiatan yang akan dilakukan beserta urutan waktu dalam suatu periode tertentu. Kegiatan dalam menyusun jadwal tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan yang bersifat rutin dan


(36)

kegiatan yang bersifat sementara. Menurut Taylor (1990) fungsi dari pembuatan jadwal adalah agar individu dapat menghindari bentrokan kegiatan, menghindari kealpaan, dan mengurangi ketergesaan.

c. Preferensi untuk terorganisasi

Aspek ini menjelaskan mengenai perilaku individu yang melakukan pencatatan terkait kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan memeriksanya kembali atau mengecek supaya kegiatannya dapat terorganisir dengan baik. Pencatatan dan pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi berapa banyak waktu yang telah dihabiskan untuk aktivitas yang berorientasi pada tujuan dan prioritas maupun yang tanpa tujuan.

Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu memiliki 3 aspek yaitu menetapkan tujuan dan prioritas, mekanisme (perencanaan dan penjadwalan), serta preferensi untuk terorganisasi.

3. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu

Menurut Macan (dalam Taylor, 1990) manajemen waktu dipengaruhi oleh 2 hal yaitu :


(37)

Hasil penelitian Macan dkk. (dalam Taylor, 1990) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan manajemen waktu. Semakin tinggi usia seseorang maka semakin baik pula kemampuan manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah usia seseorang maka semakin kurang kemampuan manajemen waktunya.

b. Jenis kelamin

Macan (dalam Taylor, 1990) berpendapat bahwa manajemen waktu yang dimiliki wanita lebih baik daripada pria. Wanita lebih senang mengisi waktu luang dengan melakukan suatu kegiatan daripada pria yang cenderung suka bersantai.

Selain 2 faktor tersebut, Hoffer (2007) menjelaskan bahwa terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi manajemen waktu, yaitu :

a. Pengaturan diri

Pengaturan diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Semakin baik pengauturan diri seseorang maka akan mampu mengatur waktunya dengan baik pula.

b. Motivasi

Seseorang yang memiliki motivasi dari dalam diri yang tinggi, akan memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik pula. c. Pencapaian tujuan


(38)

Seseorang yang berusaha mencapai tujuan dengan sungguh-sungguh maka dapat mengatur waktunya dengan baik.

Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi manajemen waktu seseorang yaitu usia, jenis kelamin, pengaturan diri, motivasi, dan pencapaian tujuan.

B. Motivasi Berprestasi

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

Menurut Winardi (dalam Winarno, 2011), istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakkan. Sedangkan, menurut Adi (dalam Sofyan, 2012) motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan dalam diri individu yang menyebabkan bertindak atau berbuat. Sofyan (2012) menjelaskan bahwa motivasi dimaknai sebagai dorongan dasar di dalam diri manusia yang berfungsi menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Selain itu, motivasi juga diartikan sebagai kemauan melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan tahun 2008, motivasi dimaknai sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Winkel (dalam Sofyan, 2012) juga mengemukakan hal yang sama namun lebih spesifik


(39)

lagi bahwa motivasi berarti dorongan dari dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik agar memenuhi kebutuhannya.

McClelland (1987) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kebutuhan yang bersifat sosial, kebutuhan yang muncul akibat pengaruh eksternal. Ia membagi kebutuhan tersebut menjadi tiga, yaitu, kebutuhan berkuasa (need for power), kebutuhan berprestasi (need for achievement), serta kebutuhan berteman (need for affiliation). McClelland beranggapan bahwa motif berprestasi merupakan virus mental sebab merupakan pikiran yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan dengan lebih baik daripada cara yang pernah dilakukan sebelumnya. Jika sudah terjangkit virus ini mengakibatkan perilaku individu menjadi lebih aktif dan individu menjadi lebih giat dalam melakukan kegiatan untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Individu yang menunjukkan motivasi berprestasi menurut Mc.Clelland adalah mereka yang task oriented dan siap menerima tugas-tugas yang menantang dan kerap mengevaluasi tugas-tugasnya dengan beberapa cara, yaitu membandingkan dengan hasil kerja orang lain atau dengan standard tertentu. Selain itu mcClelland juga mengartikan motivasi berprestasi sebagai standard of exellence yaitu kecenderungan individu untuk mencapai prestasi secara optimal.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu


(40)

yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku individu demi mencapai keberhasilan dalam prestasinya dengan melakukan usaha keras dan perjuangan untuk melakukan yang terbaik.

2. Karakteristik Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi

McClelland (1987) mengungkapkan karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi :

a. Memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang

Individu yang memiliki motivasi berprestasi akan menghindari tugas yang dinilai terlalu mudah atau terlalu sukar. Hal ini dikarenakan kecenderungan orang akan lebih mudah menyelesaikan tugas yang mudah, dan cenderung mengalami kesulitan bahkan kegagalan ketika mengerjakan tugas dengan tingkat kesukaran yang tinggi. Menurut Birch (dalam Bernstein, 1988) Ia akan menetapkan tujuan yang menantang dan sulit namun realistik. Ia berani mengambil resiko memilih tugas yang cukup sukar dan menantang kemampuannya namun tetap memperhitungkan kemampuannya untuk mengerjakan.

b. Tekun

Individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi cenderung mampu bertahan lebih lama dalam mengejakan berbagai tugas. Hal ini didukung oleh pernyataan Birch (dalam Bernstein, 1988)


(41)

bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan tekun berusaha mengejar kesuksesan secara terus menerus.

c. Memiliki tanggung jawab terhadap kinerjanya

Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih memiliki tanggung jawab akan pekerjaannya atau hal yang dilakukannya karena mereka memperoleh kepuasan pribadi. Mereka dapat merasakan puas setelah mendapatkan kesuksesan namun terus berusaha untuk menjadi yang terbaik. (Birch dalam Bernstein. 1988)

d. Membutuhkan umpan balik terhadap kinerjanya

Sesorang yang memiliki motivasi berprestasit inggi lebih memilih bekerja dalam situasi yang memungkinkan mereka untuk memperoleh umpan balik yang mencerminkan kualitas pekerjaan mereka secara spesifik dan akurat. Mereka ingin mengetahui dengan cepat apakah hasil pekerjaan mereka lebih baik atau lebih buruk dari orang lain. Mereka juga merespon secara positif informasi tentang pekerjaan mereka. Hal ini didukung dari pernyataan Bartman (dalam McClelland, 1985) yang mengemukakan bahwa subjek yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih menyukai berada dalam situasi yang langsung mendapatkan umpan balik terhadap kinerjanya daripada subjek yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Apabila pekerjaan yang dilakukan mendapatkan umpan balik yang kurang baik atau


(42)

dinyatakan gagal, ia tidak akan merasa terganggu oleh kegagalan tersebut. Umpan balik yang berkaitan dengan keberhasilan atau kegagalannya tetap akan mendorongnya untuk melakukan tugas lebih baik lagi.

e. Kreatif- inovatif

Sesorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berupaya mencari informasi dan melakukan hal-hal yang dirasa dapat membantunya untuk mencapai keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan.

Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek motivasi berprestasi, yaitu : memilih tugas dengan kesulitan sedang, tekun, memiliki tanggung jawab terhadap kinerjanya, membutuhkan umpan balik terhdapa kinerjanya, serta kreatif-inovatif.

3. Dampak Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi banyak memiliki pengaruh terhadap keberhasilan prestasi belajar. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang menyebutkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar, seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahman, dkk (2013) pada penelitiannya yang berjudul “Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika”. Selain itu, motivasi berprestasi juga terbukti memiliki pengaruh terhadap


(43)

prestasi belajar IPA pada penelitian yang dilakukan oleh Ngatiqoh, et. al. (2011).

Motivasi berprestasi ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi perilakunya, karena motivasi berprestasi akan mendorong seseorang untuk mengatasi tantangan atau rintangan dan memecahkan masalah seseorang, bersaing secara sehat, sehingga akan berpengaruh pada prestasi seseorang. Mereka akan memilih tugas

dengan kesulitan sedang, tekun, memiliki tanggung jawab dan membutuhkan umpan balik terhadap kinerjanya, serta inovatif (McClelland, 1985). Selain itu, orang yang memiliki motivasi berprestasi akan menetapkan tujuan yang menantang dan sulit namun realistik, mengejar kesuksesan secara terus menerus, mau mengambil resiko pada suatu kegiatan, merasakan puas setelah mendapatkan kesuksesan namun terus berusaha untuk menjadi yang terbaik, tidak merasa terganggu oleh kegagalan yang diperolehnya.

C. Mahasiswa yang Bekerja Part Time 1. Pengertian Mahasiswa

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar atau menempuh pendidikan di perguruan tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id). Sedangkan, dalam peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990, mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Menurut


(44)

Handianto (dalam Erma, 2012) mahasiswa adalah individu yang berusia 18 tahun atau lebih yang menempuh pendidikan dalam lingkungan universitas atau perguruan tinggi. Selain itu, menurut Sarwono (dalam Hipjillah, 2015) mahasiswa adalah kelompok pelajar yang telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah (umum/kejuruan) kemudian mendaftar dan diterima di universitas. Menurut Soemadikarta (1996) mahasiswa merupakan peserta didik dari salah satu bentuk perguruah tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute, dan universitas.

Menurut Idhami (2006, dalam Farida 2014), mahasiswa dalam perkembangannya termasuk dalam kategori remaja akhir yang berada pada rentang usia 17 – 21 tahun. Sedangkan, menurut Arnett (2006, dalam Santrock 2012), transisi antara masa remaja menuju masa dewasa (emerging adulthood) berada pada rentang usia 18 -25 tahun. Pada rentang usia inilah mahasiswa digolongkan pada masa dewasa awal. Seperti yang diungkapkan oleh Susanto (2003, dalam Gunawan, 2015) bahwa mahasiswa pada dasarnya adalah individu yang dinamis, pada usia ini,seseorang memiliki semangat menggebu-gebu untuk mengekspresikan diri.

Arnett (2006, dalam Santrock, 2012) juga menjelaskan bahwa transisi dari masa remaja menuju dewasa ditandai dengan adanya eksperimen dan eksplorasi. Pada usia ini, perkembangan individu ditandai dengan beberapa ciri-ciri seperti eksplorasi identitas seperti


(45)

dalam hal pekerjaan, serta memiliki otonomi yang besar untuk mengatur kehidupannya sendiri. Selain itu, Papalia (2007) juga menjelaskan bahwa remaja akhir yang berada pada rentang usia 17 - 21 tahun ditandai dengan beberapa ciri seperti pencarian identitas diri, adanya pengaruh dari lingkungan, serta sudah mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan atau karier. Di samping itu, pada masa remaja akhir, ditandai dengan pencapaian beberapa hal seperti memiliki minat yang mantap terhadap fungsi-fungsi intelek serta mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dalam pengalaman baru. (Blos, 1962 dalam Sarwono, 1989). Bischof (dalam Ali & Asrori, 2005) menambahkan bahwa salah satu karakteristik umum perkembangan remaja yaitu remaja memiliki kecenderungan ingin mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya, seperti misalnya dalam hal mencoba pekerjaan paruh waktu (part time)

2. Pengertian Bekerja Part Time

Kerja part time atau pekerjaan paruh waktu adalah bentuk kerja yang memiliki jam kerja lebih sedikit dari pekerjaan penuh waktu ( full time). Seseorang dikategorikan sebagai pekerja part time jika mereka umumnya bekerja kurang dari 30 atau 35 jam per minggu.Waktu kerja paruh waktu adalah di bawah 40 jam kerja seminggu, menempati posisi non inti dalam organisasi dan memiliki perkembangan terbatas ke jenjang


(46)

yang lebih tinggi. Pekerja paruh waktu menerima fasilitas yang lebih terbatas dibandingkan kelompok pekerja penuh waktu.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pekerja paruh waktu (part time) adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah pengangguran sukarela) (http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/6) Selain itu, menurut Glosarium BPS bekerja paruh waktu yaitu pekerja yang bertugas hanya dalam sebagian waktu dari ketentuan waktu kerja normal, misalnya seseorang yang ditunjuk sebagai staf ahli atau jabatan lain pada suatu perusahaan yang hanya bekerja selama tiga hari dalam seminggu (part time staff). Selain itu, mereka yang bekerja secara harian dan menerima upah menurut jumlah jam kerja atau hari kerja, atau menurut jumlah barang atau jasa yang diselesaikan. (http://www.kamusbesar.com/60960/pekerja-paruh-waktu)

Karyawan part time bekerja kurang dari 40 jam dalam seminggu. Walaupun demikian, ada beberapa perusahaan yang mengkategorikan karyawannya sebagai pekerja penuh waktu (fulltime) walaupun hanya bekerja 30 sampai 36 jam per minggu. Akibatnya, definisi paruh waktu karyawan akan bervariasi dari organisasi atau perusahaan yang satu ke organisasi yang lain. Dalam banyak organisasi, salah satu perbedaan antara pekerja penuh waktu dan paruh waktu adalah mengenai hal yang berkaitan dengan fasilitas seperti asuransi kesehatan, membayar cuti


(47)

(PTO), hari liburan dibayar, dan cuti sakit. Beberapa perusahaan dapat memberikan fasilitas tersebut kepada karaywan partuh waktu, namun ada juga perusahaan lain yang tidak memberikan fasilitas tersebut karena statusnya yang hanya sebagai pekerja part time. Akan tetapi di sisi lain, karyawanparuh waktujuga memiliki beberapa keuntungan seperti tersedianya pilihanjadwal kerjayangfleksibel sertapembagian kerja.(http://humanresources.about.com/od/glossaryp/g/part_time.htm)

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa bekerja part time merupakan individu yang memasuki rentang usia transisi antara remaja akhir menuju masa dewasa awal (emerging adulthood) yaitu antara 17 – 24 tahun yang menempuh pendidikan atau berkuliah di perguruan tinggi, namun juga memutuskan untuk bekerja secara paruh waktu di suatu tempat guna mencapai tujuan tertentu.

D. Garda Depan Dagadu Djokdja

Garda Depan (Gardep) merupakan sebutan untuk karyawan PT. Aseli Dagadu Djokdja yang berada pada posisi barisan paling depan, yang berarti bahwa Garda Depan yang berhubungan langsung dengan para pelanggan. Berdasarkan wawancara dengan HRD Dagadu pada tanggal 18 Januari 2015, terdapat 4 tugas utama Garda Depan, yaitu


(48)

1. Direct selling: Direct selling merupakan tugas utama Garda Depan yaitu melakukan penjualan produk Dagadu kepada konsumen atau pelanggan yang mengunjungi gerai-gerai Dagadu.

2. Customer service: Memberikan pelayanan yang terbaik dan semaksimal mungkin dalam menghadapi pelanggan.

3. Entertainer: Membawa susasana gerai-gerai Dagadu menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan.

4. Image carrier : membangun citra diri sebagai seorang Garda Depan Dagadu yang berkepribadian cerdas dan menyenangkan dengan menjaga tutur kata, sikap dan perilaku sebagai karyawan PT Aseli Dagadu Djokdja dan tidak mencemarkan nama baik perusahaan.

Berdasarkan wawancara terhadap Garda Depan dan juga HRD PT Aseli dagadu Djokdja pada tanggal 18 Januari 2015, Garda Depan Dagadu bekerja secara paruh waktu selama 4,5 jam setiap shift. Dalam satu bulan minimal shift yang harus dipenuhi yaitu 24 shift. Di sisi lain, bekerja menjadi Gardep tidak hanya bertugas memenuhi shift setiap bulannya. Masih banyak kegiatan lain di luar pekerjaan utama sebagai Gardep. Kegiatan tersebut seperti pelantikan menjadi Garda Depan angkatan baru setelah resmi diterima, syukuran, magang untuk calon Garda Depan angkatan baru, dan wisuda setelah selesai bertugas menjadi Garda Depan dagadu selama 8 bulan. Tentu saja di setiap kegiatannya cukup menguras waktu, tenaga, dan pikiran di sela-sela tugas utama sebagai mahasiswa yang juga memiliki banyak tugas kuliah


(49)

untuk dikerjakan. Kekompakan, kerja sama tim, serta kekeluargaan sangat dijunjung tinggi ketika bekerja sebagai Garda Depan karena perusahaan memegang teguh budaya kekeluargaan. Dengan adanya berbagai kegiatan tersebut, kekompakan dan kekeluargaan dalam satu angkatan maupun dengan atasan atau alumni Garda Depan semakin erat terjalin. Akan tetapi, di sisi lain waktu, tenaga, serta pikiran para Garda Depan pun juga terkuras untuk mempersiapkan setiap kegiatan tersebut.

E. Dinamika Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Manajemen Waktu pada Mahasiswa yang Bekerja Part Time sebagai Garda Depan di PT Aseli Dagadu Djokdja

Mahasiswa merupakan individu yang memasuki rentang usia transisi antara remaja akhir menuju masa dewasa awal (emerging adulthood) yaitu antara 17 – 24 tahun yang menempuh pendidikan atau berkuliah di perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa, tentu saja mempunyai tuntutan tinggi untuk dapat menjalani kegiatan sebagai mahasiswa sebagaimana mestinya, seperti belajar dengan tekun, serta mengerjakan tugas demi mencapai hasil prestasi yang memuaskan.

Mahasiswa yang ingin meraih prestasi tinggi tentu didasari oleh motivasi berprestasi dalam dirinya. Motivasi berprestasi merupakan dorongan individu untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa standar atau ukuran keunggulan yang didapat dari diri sendiri maupun prestasi orang lain (Mc Clelland, dalam Martaniah 1984).


(50)

Individu yang memiliki motivasi berprestasi dalam dirinya akan berdampak pada perilaku atau tindakan yang berkaitan dengan pencapaian prestasinya. Mereka akan memilih tugas dengan kesulitan sedang, tekun, memiliki tanggung jawab dan membutuhkan umpan balik terhadap kinerjanya, serta inovatif (McClelland, 1985). Sebaliknya, individu dengan motivasi berprestasi rendah akan terlihat kurang tekun, kurang bertanggung jawab terhadap kinerjanya, kurang berusaha keras dalam menyelesaikan tugas, serta kurang kreatif dan inovatif.

Berdasarkan kesehariannya, terdapat mahasiswa yang tidak hanya kuliah saja tetapi juga memutuskan untuk bekerja paruh waktu diluar kegiatan perkuliahannya. Mahasiswa yang bekerja tentu saja memiliki tuntutan yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja. Mahasiswa bekerja perlu membagi waktu antara kuliah dan bekerja. Mereka perlu melakukan usaha yang lebih demi menjaga dan mempertahankan prestasi akademiknya di tengah kesibukannya bekerja.

Para mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berdampak pula pada perilakunya. Mereka akan berusaha mengatur atau mengelola waktunya dengan baik di tengah kesibukan bekerja dan kuliah. Hal ini disebut juga dengan kemampuan manajemen waktu. Manajemen waktu merupakan pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas atas kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat


(51)

kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan. (Macan, 1994). Mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan berusaha mengelola waktu dengan baik, yaitu dengan menentukan tujuan dan prioritas, membuat perencanaan, serta membuat segala kegiatannya menjadi terorganisasi sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.


(52)

Bagan 1

Skema Dinamika Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Manajemen Waktu

Motivasi Berprestasi Tinggi

 Tekun

 Tanggung jawab terhadap kinerjanya

 Menetapkan tujuan yang menantang

 Berusaha keras dalam menyelesaikan tugas  Kreatif dan inovatif

Motivasi Berprestasi Rendah

 Kurang tekun

 Kurang bertanggung jawab terhadap kinerjanya

 Menetapkan tujuan yang kurang menantang  Kurang berusaha keras

dalam menyelesaikan tugas  Kurang kreatif dan inovatif

Manajemen Waktu Baik Manajemen Waktu Buruk  Menetapkan tujuan dan

prioritas

 Melakukan perencanaan dan penjadwalan

 Preferensi untuk terorganisasi

 Kurang mampu menetapkan tujuan dan prioritas

 Kurang perencanaan dan penjadwalan


(53)

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part time sebagai garda depan PT Aseli Dagadu Djokdja. Semakin tinggi motivasi berprestasi, maka semakin baik manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi berprestasi maka semakin buruk manajemen waktunya.


(54)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih (Siregar, 2013). Pada penelitian ini, akan dilihat hubungan antara motivasi berprestasi dan manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi. 2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah manajemen waktu.

C. Definisi Operasional 1. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang menggerakkan dan megarahkan tingkah laku individu demi mencapai keberhasilan dalam prestasinya dengan melakukan usaha keras dan perjuangan untuk melakukan yang terbaik. Aspek yang


(55)

digunakan untuk mengukur motivasi berprestasi yaitu memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang, tekun, tanggung jawab terhadap kinerja, membutuhkan umpan balik, kreatif inovatif. Motivasi berprestasi mahasiswa bekerja part time akan diukur menggunakan skala motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti. Tinggi rendahnya motivasi berprestasi ditentukan oleh skor dari skala tersebut. Semakin tinggi skor pada skala, semakin tinggi motivasi berprestasinya. Sebaliknya, semakin rendah skor pada skala menunjukkan rendahnya motivasi berprestasi.

2. Manajemen Waktu

Manajemen waktu merupakan pengaturan diri mahasiswa yang bekerja dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas atas kepentingannya,serta keinginan untuk terorganisasi. Manajemen waktu diukur menggunakan skala manajemen waktu yang disusun sendiri oleh peneliti dengan 3 aspek yang terdapat pada manajemen waktu yaitu, penetapan tujuan dan prioritas, mekanisme perencanaan dan penjadwalan, serta preferensi untuk terorganisasi. Baik buruknya manajemen waktu ditentukan oleh skor dari skala tersebut. Semakin tinggi skor pada skala, semakin baik manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah skor pada skala menunjukkan manajemen waktu yang buruk.


(56)

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang bekerja part time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokja yang berjumlah 104 orang dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Subjek merupakan mahasiswa yang terhitung aktif sedang menempuh pendidikan di kampus.

2. Subjek merupakan mahasiswa yang masih aktif bekerja part time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja. Pemilihan subjek ini berdasarkan pertimbangan adanya 2 peran yang dijalankan yaitu sebagai pekerja yang memiliki tanggung jawab untuk bekerja dan juga sebagai mahasiswa yang memiliki kewajiban untuk menyelesaikan kuliah.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu penyebaran skala, dengan menggunakan 2 skala :

1. Skala Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi diukur dengan menggunakan skala motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti. Skala motivasi berprestasi terdiri dari 25 aitem. Aspek yang digunakan untuk mengukur motivasi berprestasi yaitu memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang, tekun, tanggung jawab terhadap kinerja, membutuhkan umpan balik, kreatif inovatif.


(57)

Setiap aitem pada skala motivasi berprestasi diukur menggunakan skala likert. Peneliti memilih menggunakan skala likert dikarenakan motivasi berprestasi merupakan konstruk linear, yaitu variabel tersebut tidak diukur secara langsung namun melalui aspek maupun indikator yang terdapat pada variabel tersebut. Indikator maupun aspek tersebut berupa pernyataan dan terdapat alternatif jawaban yang dapat mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, serta setuju dan tidak setuju terhadap objek sosial (Azwar. 2010). Skala likert pada penelitian ini disusun dengan empat pilihan jawaban, antara lain; Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Penilaian dalam skala ini bergerak dari nilai 1 sampai 4. Pada pernyataan favorable, nilai 4 akan diberikan untuk kategori Sangat Sesuai (SS), nilai 3 untuk Sesuai (S), nilai 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan, pada pernyataan aitem unfavorable nilai 1 diberikan untuk kategori Sangat Sesuai (SS), nilai 2 untuk Sesuai (S), nilai 3 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS).


(58)

Tabel 1

Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi

Aspek Sebaran Aitem Total Bobot

Favorable Unfavorable Memilih tugas

dengan kesulitan

sedang

1, 11 6, 15, 22 5 16, 67 % Tekun 2, 12, 20 7, 16 5 16, 67 % Tanggung

jawab terhadap

kinerja

3, 13 8, 17, 23 5 16, 67 % Membutuhkan

umpan balik 4 9, 18, 24, 25 5 16, 67 %

Kreatif-inovatif 5, 14, 21 10, 19 5 16, 67 %

Total Aitem 11 14 25 100 %

2. Skala Manajemen Waktu

Manajemen waktu diukur dengan menggunakan skala manajemen waktu yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Macan (1999) yaitu, penetapan tujuan dan prioritas, mekanisme perencanaan dan penjadwalan, serta preferensi untuk terorganisasi. Skala manajemen waktu terdiri dari 30 aitem.

Setiap aitem pada skala manajemen waktu menggunakan skala likert. Peneliti memilih menggunakan skala likert dikarenakan manajemen waktu merupakan konstruk linear, yaitu variabel tersebut tidak diukur secara langsung namun melalui aspek maupun indikator yang terdapat pada variabel tersebut. Indikator maupun aspek tersebut berupa pernyataan dan terdapat alternatif jawaban


(59)

yang dapat mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, serta setuju dan tidak setuju terhadap objek sosial (Azwar. 2010). Skala ini memiliki empat pilihan jawaban, antara lain; Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Penilaian dalam skala ini bergerak dari nilai 1 sampai 4. Pada pernyataan favorable, nilai 4 akan diberikan untuk kategori Sangat Sesuai (SS), nilai 3 untuk Sesuai (S), nilai 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan, pada pernyataan aitem unfavorable nilai 1 diberikan untuk kategori Sangat Sesuai (SS), nilai 2 untuk Sesuai (S), nilai 3 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS).

Tabel 2

Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu

Aspek Sebaran Aitem Total Bobot

Favorable Unfavorable Menetapkan

tujuan dan prioritas

1, 7, 13, 19, 25

4, 10, 16, 22,

28 10 33, 3 % Mekanisme

Perencanaan dan penjadwalan

2, 8, 14, 20, 26

5, 11, 17, 23,

29 10 33, 3 % Preferensi untuk

terorganisasi

3, 9, 15, 21, 27

6, 12, 18, 24,

30 10 33, 3 %


(60)

F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas adalah tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian validitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukuran (Azwar, 1997). Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Pada penelitian ini menggunakan metode validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi menggunakan pengujian terhadap isi tes dengan cara analisis rasional atau professional judgement, untuk melihat sejauh mana isi tes tersebut menunjukkan atribut yang diukur, sehingga tes tersebut relevan dan tidak keluar dari tujuan pengukuran (Azwar, 1997). Professional judgment dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut, dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Sebelum uji coba skala, peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing agar aitem-aitem yang disusun tepat dan mencakup keseluruhan aspek yang hendak diukur. Validitas isi dapat dilihat pada blue print yang terdapat pada lampiran.


(61)

2. Seleksi Aitem

Penelitian ini menggunakan data penelitian terpakai (try out terpakai). Seleksi aitem dilakukan untuk memilih aitem-aitem yang valid untuk diteliti. Menurut Hadi (2005) penelitian terpakai atau uji coba (try out) terpakai merupakan uji coba yang hasilnya sekaligus digunakan sebagai sebagai data penelitian. Penelitian uji coba terpakai memiliki kelebihan dalam hal mempersingkat waktu pelaksanaan. Menurut Hadi gangguan yang timbul dari pertanyaan – pertanyaan butir yang tidak sahih serta waktu yang lama untuk menjawab metodologi dapat dipertanggungjawabkan karena kondisi dialami secara merata oleh semua subjek, asalkan jumlah butir cadangan tambahan mengambil waktu yang masih proporsional. Namun demikian, penggunaan uji coba (try out) terpakai terpakai juga memiliki kelemahan, yaitu kemungkinan dari variabel yang hendak diukur dapat kehilangan salah satu aspek. Hal ini dapat terjadi dikarenakan banyaknya aitem-aitem yang gugur akibat rendahnya daya beda aitem.

Alasan utama peneliti menggunakan data penelitian terpakai karena melihat karakter pekerjaan part time yang berbeda – beda. Beberapa tempat kerja hanya mempekerjakan karyawannya sebatas pekerjaan itu saja. Sedangkan di Dagadu, garda depan yang bekerja masih dikenai tugas dan tanggung jawab kegiatan di luar pekerjaan yang cukup banyak. Seleksi aitem dilakukan berdasarkan pada daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem dapat membedakan individu yang memiliki atau


(62)

tidak memiliki atribut yang sedang diteliti (Azwar, 1997). Perhitungan diskriminasi aitem dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor aitem dengan skor aitem total sehingga didapatkan koefisien korelasi aitem total (rix) yang disebut dengan indeks daya beda aitem.

Besarnya koefisien item total bergerak dari angka 0 sampai dengan 1 dengan tanda positif atau negatif. Semkain baik daya beda item maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1. Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif menunjukkan daya beda aitem yang tidak baik. Seleksi aitem dapat menggunakan batasan rix

lebih besar atau sama dengan 0,3 yang artinya bahwa semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 menunjukkan daya beda yang memuaskan. Namun, apabila dengan batasan tersebut banyak terdapat aitem yang gugur, dapat menggunakan batasan rix ≥ 0,25. Maka dari itu,

pada penelitian ini kriteria pemilihan aitem dengan menggunakan batasan rix≥ 0,25 dan 0,3.

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa variabel motivasi berprestasi memiliki jumlah aitem awal sebanyak 25 aitem. Setelah dilakukan seleksi aitem terdapat 2 aitem yang gugur. Dengan demikian aitem yang digunakan untuk mengolah data penelitian pada variabel motivasi berprestasi sejumlah 23 aitem.

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa variabel manajemen waktu memiliki aitem awal sebanyak 30 aitem. Setelah dilakukan seleksi aitem terdapat 4 aitem yang gugur. Dengan demikian aitem yang digunakan


(63)

untuk mengolah data penelitian pada variabel manajemen waktu sejumlah 26 aitem.

Tabel 3

Sebaran Aitem Skala Motivasi Berprestasi Setelah Seleksi Aitem

Aspek Sebaran Aitem Total Bobot

Favorable Unfavorable Memilih tugas

dengan kesulitan sedang

1, 11 6, 15, 22 4 17, 39 % Tekun 2, 12, 20 7, 16 5 21, 74 % Tanggung jawab

terhadap kinerja 3, 13 8, 17, 23 4 17, 39 % Membutuhkan

umpan balik 4 9, 18, 24, 25 5 21, 74 % Kreatif-inovatif 5, 14, 21 10, 19 5 21, 74 %

Total Aitem 11 12 23 100 %

Keterangan :

Aitem yang gugur ditandai dengan angka yang dicetak tebal Tabel 4

Sebaran Aitem Skala Manajemen Waktu Setelah Seleksi Aitem

Aspek Sebaran Aitem Total Bobot

Favorable Unfavorable Menetapkan

tujuan dan prioritas

1, 7, 13, 19, 25

4, 10, 16, 22,

28 10 38, 46 % Mekanisme

Perencanaan dan penjadwalan

2, 8, 14, 20, 26

5, 11, 17, 23,

29 8 30, 77 % Preferensi untuk

terorganisasi

3, 9, 15, 21, 27

6, 12, 18, 24,

30 8 30, 77 %

Total Aitem 14 12 26 100 %

Keterangan:


(64)

3. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, ajeg, dan konsisten (Azwar, 1997). Pada penelitian ini, analisa reliabilitas skala menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach dalam program SPSS 16 for Windows. Metode Alpha Cronbach digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku, yang biasa diukur dengan skala Likert. Metode ini sangat umum digunakan untuk mengevaluasi konsistensi internal (Siregar, 2013) Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan hasil pengukuran alat ukur tersebut bagi kelompok subjek yang diteliti.

Seleksi aitem dilakukan dengan cara melihat daya beda aitem (rix)

daya beda aitem tersebut digunakan untuk mendeteksi aitem-aitem yang kurang sahih. Daya beda aitem (rix) berkisar dari 0,00 hingga 1,00.

Apabila nilai rix kurang dari 0,25 atau 0,3 maka aitem tersebut kurang

sahih sehingga tidak layak untuk dijadikan aitem penelitian. Ketika aitem yang kurang sahih tersebut digugurkan maka angka koefisien reliabilitas skala akan semakin meningkat.

Pada peneltian ini, skala motivasi berprestasi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,869 dengan jumlah aitem sebanyak 25 aitem. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur motivasi berprestasi memiliki reliabilitas yang baik. namun, setelah dilakukan seleksi aitem, aitem yang digunakan sebanyak 23 aitem dengan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar


(65)

0,874. Berdasarkan angka koefisien reliabilitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa skala motivasi berprestasi memiliki reliabilitas yang baik.

Sedangkan pada skala manajemen waktu memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,908 dengan jumlah aitem 30. Setelah dilakukan seleksi aitem, aitem yang digunakan sebanyak 26 aitem dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,912. Berdasarkan angka koefisien reliabiltas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa skala manajemen waktu memiliki reliabilitas yang baik.

G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh. (Kline, 1986; Crocker & Algina, 2008 dalam Supratiknya, 2014). Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Explore (Liliefors) pada program SPSS. Distribusi data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas lebih dari 0,05 ( p ≥ 0,05 ). Sedangkan distribusi data dikatakan tidak normal apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p ≤ 0.05).


(66)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat motivasi berprestasi sebagai variabel bebas memiliki hubungan yang linear dengan manajemen waktu sebagai variabel tergantung. (Kline, 1986; Crocker & Algina, 2008 dalam Supratiknya, 2014). Hubungan linear berarti bahwa semakin tinggi skor variabel bebas, maka semakin tinggi pula skor pada variabel tergantung. Teknik yang dilakukan untuk melihat uji linearitas dalam penelitian ini adalah Tes For Linearity pada program SPSS. Hubungan yang dapat dikatakan linear jika signifikansi kurang dari 0,05 (p ≤ 0.05), sebaliknya hubungan dikatakan tidak linear jika signifikansi lebih besar dari 0,05 ( p ≥ 0,05).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu motivasi berprestasi dengan manajemen waktu. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan perhitungan statistik, yaitu menggunakan perhitungan korelasi product-moment dari Pearson jika asumsi terpenuhi. Namun, jika asumsi tidak terpenuhi maka pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi Spearman Rho. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows.


(67)

44

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2015 sampai dengan tanggal 6 Januari 2016. Peneliti mengambil data dengan menyebar skala penelitian yang terdiri dari dua skala yaitu skala motivasi berprestasi dan skala manajemen waktu pada Garda Depan angkatan 54 dan 55 di PT. Aseli Dagadu Djokdja. Peneliti menyebarkan 104 skala sesuai dengan jumlah Garda Depan yang masih aktif bekerja di dua Gerai Dagadu yaitu Yogyatourium dan Posyandu. Pengambilan data dilakukan pada saat Garda Depan telah selesai bekerja. Hal ini dilakukan supaya Garda Depan dapat dengan fokus mengisi skala dan tidak mengganggu kinerja ketika di dalam Gerai.

B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 104 mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja, yang terdiri dari 2 angkatan yaitu angkatan 54 sebanyak 54 orang dan angkatan 55 sebanyak 50 orang. Berikut merupakan gambaran umum mengenai subjek penelitian


(68)

Tabel 5

Deskripsi Subjek Penelitian

No Faktor Kategori Angkatan 54

Angkatan

55 Jumlah

1. Jenis kelamin

a. Perempuan 23 32 55

b. Laki-laki 31 18 49

2. Usia a. 18 – 20 tahun 35 23 58 b. 21 - 23 tahun 19 27 46

3. Semester a. III 8 12 20

b. V 28 20 48

c. VII 15 18 33

d. IX 3 - 3

C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja, peneliti memperoleh deskripsi data subjek pada variabel motivasi berprestasi dan manajemen waktu yang menunjukkan perbedaan data empiris dengan data teoritis. Mean teoritis merupakan rata-rata skor alat ukur penelitian yang diperoleh dengan cara perhitungan manual. Sedangkan, mean empiris merupakan rata-rata skor alat ukur penelitian yang diperoleh dari deskripsi data secara statistik dalam program SPSS for Windows versi 16. Perhitungan data ini dilakukan untuk mengetahui deskripsi data motivasi berprestasi dengan manajemen waktu yang dimiliki oleh subjek penelitian. Berikut ini disajikan tabel yang memuat data empiris dan data teoritis


(69)

Tabel 6

Deskripsi Data Penelitian

Statistik Motivasi Berprestasi Manajemen Waktu Empiris Teoritis Empiris Teoritis

Mean 69,86 57,5 77,76 65

X max 92 92 101 104

X min 54 23 41 26

SD 6,436 11,5 8,890 13

Keterangan :

Mean : Rata-rata skor yang dimiliki oleh subjek penelitian X max : Skor maksimal yang diperoleh subjek penelitian X min : Skor maksimal yang diperoleh subjek penelitian SD : Standar Deviasi

Tabel 7

One Sample t - test

Mean Teoritis dan Mean Empiris Skala Motivasi Berprestasi

One-Sample Test

Test Value = 57.5

T Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Motivasi

berprestasi 19.577 103 .000 12.356 11.10 13.61

Tabel 8

One Sample t - test

Mean Teoritis dan Mean Empiris Skala Manajemen Waktu One-Sample Test

Test Value = 65

t Df

Sig. (2-tailed)

Mean Differen

ce

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Manajemen


(70)

Berdasarkan tabel 7 dan 8, diperoleh data hasil perbandingan antara mean empiris dan mean teoritis pada masing-masing variabel. Pada variabel motivasi berprestasi diperoleh mean empiris (69,86) lebih besar daripada mean teoritis (57,5). Demikian pula pada variabel manajemen waktu, data menunjukkan bahwa mean empiris (77,76) lebih besar daripada mean teoritis (65). Berdasarkan hasil uji t one sample t-test, variabel motivasi berprestasi dan manajemen waktu memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritis pada motivasi berprestasi dan manajemen waktu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi dan manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan Dagadu tergolong tinggi.

D. HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas yang merupakan syarat sebelum melakukan perhitungan nilai korelasi antar dua variabel yang akan diukur. Data uji normalitas dan uji linearitas yang telah diperoleh tersebut akan dijadikan sebagai acuan teknik korelasi yang akan digunakan.


(1)

A. Tabel Uji One Sample T-Test Motivasi Berprestasi

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean motivasi berprestasi 104 69.86 6.436 .631

One-Sample Test

Test Value = 57.5

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper motivasi

berprestasi 19.577 103 .000 12.356 11.10 13.61

B. Tabel Uji One Sample T-Test Manajemen Waktu

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

manajemen waktu 104 77.76 8.890 .872

One-Sample Test

Test Value = 65

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper manajeme


(2)

LAMPIRAN 7

UJI BEDA


(3)

A. Tabel Hasil Uji Beda Motivasi Berprestasi Berdasarkan Jenis Kelamin Group Statistics

jenis

kelamin N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean motivasi

berprestasi

laki-laki 49 69.96 6.816 .974 perempuan 55 69.76 6.140 .828

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality

of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed

)

Mean Diffe rence

Std. Error Diffe rence

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Uppe

r motivasi

berprestasi Equal variances assumed

.63

9 .426 .154 102 .878 .196 1.270 -2.324 2.715 Equal

variances not assumed

.153 97.29


(4)

B. Tabel Hasil Uji Beda Manajemen Waktu Berdasarkan Jenis Kelamin Group Statistics

jenis

kelamin N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean manajemen

waktu

laki-laki 49 77.31 9.973 1.425 perempuan 55 78.16 7.873 1.062

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-taile

d)

Mean Differ ence

Std. Error Differ ence

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper manaje

men waktu

Equal variances assumed

1.26

8 .263 -.489 102 .626 -.858 1.753 -4.334 2.619 Equal

variances not assumed


(5)

C. Tabel Hasil Uji Beda Motivasi Berprestasi Berdasarkan Kelompok Usia

Group Statistics

usia N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean motivasi

berprestasi

remaja 58 70.02 6.441 .846

dewasa awal 46 69.65 6.495 .958

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-tailed

)

Mean Differ

ence Std. Error Differ ence

95% Confidence Interval of the

Difference Lowe

r Upper motivasi

berprest asi

Equal variances assumed

.109 .742 .28

6 102 .775 .365 1.276

-2.167 2.897 Equal

variances not assumed

.28 6

96.

316 .776 .365 1.278


(6)

D. Tabel Hasil Uji Beda Motivasi Berprestasi Berdasarkan Kelompok Usia Group Statistics

usia N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean manajemen

waktu

remaja 58 78.16 7.618 1.000

dewasa awal 46 77.26 10.342 1.525

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality

of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Differ

ence

Std. Error Differ ence

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper manaj

emen waktu

Equal variances assumed

2.17

7 .143 .508 102 .613 .894 1.762 -2.600 4.388 Equal

variances not assumed

.490 80.3