Latar Belakang Penulisan Pengaruh penghayatan kaul kemiskinanterhadap persaudaraan Suster Suster Misi dan Adorasi dari Santa Familia di Indonesia

4. Ikut-ikutan gaya hidup sesuai dengan tren 5. Mengumpulkan harta benda hanya karena senang kendatipun kurang bisa dimanfaatkan. 6. Kurang dewasa dalam memaknai arti kaul kemiskinan yang telah diikrarkan dihadapan Tuhan dan sesame. 7. Perlu banyak belajar dalam mengendalikan diri terhadap sesuatu yang baru.

C. Pembatasan Masalah

Penulis menyadari bahwa banyak faktor yang mempengaruhi gaya hidup para suster berkaitan dengan penghayatan kaul kemiskinan. Pada penulisan ini penulis lebih memfokuskan pada penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan suster-suster yang dapat mempengaruhi penghayatan dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang religius yang seharusnya mencerminkan sikap kesederhanaan dalam seluruh kehidupannya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Apa kaul kemiskinan menurut MASF? 2. Seberapa besar pengaruh penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan Suster-Suster MASF? 3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penghayatan kaul kemiskinan suster MASF?

E. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan religius zaman sekarang. 2. Untuk membantu suster-suster menghidupi semangat penghayatan kaul kemiskinan sebagai bentuk kesiapsediaan dalam tugas perutusan kapanpun dan di manapun. 3. Membangkitkan semangat dan daya juang dalam diri suster-suster untuk menjadikan kaul kemiskinan sebagai salah satu jalan dalam keterbukaan menuju hidup yang sejati dan abadi. 4. Mengingatkan kembali suster-suster untuk menghargai segala sesuatu yang ada dalam hidup ini dan tidak mencari-cari sesuatu yang tidak ada.

F. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Membantu suster-suster dalam penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan setiap harinya. 2. Menjadi masukan bagi suster-suster untuk belajar hidup apa adanya sebagai keluarga dalam komunitas. 3. Menambah pengalaman dan pengetahuan berkaitan dengan cara penghayatan kaul kemiskinan. 4. Bagi suster-suster untuk tidak pernah lupa dengan identitas yang telah melekat pada diri masing-masing yaitu kaul kemiskinan yang telah diikrarkan sebagai janji yang harus ditepati. 5. Membangun dan meningkatkan persaudaraan antara para suster dalam kebersamaan hidup berkomunitas. 6. Bagi penulis sendiri menjadi masukan dan kekuatan untuk lebih mampu menghayati kaul kemiskinan secara lebih baik dan sungguh-sungguh.

G. Metode Penulisan

Penulisan ini akan menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang dilakukan melalui pengumpulan data dengan menyebarkan angket dan studi pustaka untuk mengetahui dan mendiskripsikan seberapa besar Pengaruh Penghayatan Kaul Kemiskinan Terhadap Persaudaraan Suster-Suster Misi dan Adorasi Dari Santa Familia di Indonesia.

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini secara keseluruhan terbagi dalam enam bab dengan perincian: Bab I sebagai pendahuluan, berisi antara lain Latar Belakang Penulisan, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan serta Sistematika Penulisan. Bab II: Berisikan Penghayatan kaul kemiskinan dalam persaudaraan kongregasi MASF yang meliputi: Kaul Kemiskinan, persaudaraan MASF, kemiskinan demi dan dalam persaudaraan. Bab III: Berisikan penghayatan kemiskinan sehari-hari yang meliputi: Jenis Penelitian, desain Penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji persyaratan analisis, uji hipotesis. Bab IV: Berisikan hasil penelitian tentang meningkatkan penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan Suster-suster MASF yang meliputi: Hasil Penelitian dan Uji hipotesis. Bab V: Berisikan pembahasan hasil, keterbatasan penelitian, refleksi, evaluasi dan program pembinaan melalui rekoleksi untuk meningkatkan penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan suster-suster MASF. Bab VI: Bagian penutup berisikan kesimpulan, saran dan usul, untuk lebih menjadi masukan dan catatan penting demi kemajuan dan perkembangan hidup kongregasi khususnya dalam penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan suster-suster MASF.

BAB II PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN

DALAM PERSAUDARAAN KONGREGASI MASF Sebagai religius tentunya memiliki syarat dan peraturan yang dibuat untuk dijalani dan ditaati bersama dalam kongregasi seperti kaul-kaul kebiaraan yang mampu menciptakan dan membangun suasana persaudaraan dalam hidup bersama. Dalam bab II ini akan diuraikan berkaitan dengan dua dimensi yang diteliti yakni Penghayatan Kaul Kemiskinan dan Persaudaraan.

A. Kaul Kemiskinan

Penghayatan kaul kemiskinan terdiri dari dua unsur yakni penghayatan dan kaul kemiskinan yang mempunyai pengertian masing-masing. Oleh sebab itu kedua unsur ini akan diulas secara tersendiri sehingga membantu kita untuk memahami tentang penghayatan kaul kemiskinan secara mendalam.

1. Pengertian Kaul Kemiskinan

Menurut Darminta 1981: 42, kaul kemiskinan berarti ikut ambil bagian dalam menegakkan Kerajaan Surga dengan memerangi keadaan manusia yang tidak manusiawi. Ketika Yesus memanggil para murid, Dia menghendaki para murid untuk meninggalkan segala milik mereka, tidak supaya mereka menjadi miskin, seolah-olah kemiskinan itu suatu yang bernilai pada dirinya, tetapi supaya