4. Ikut-ikutan gaya hidup sesuai dengan tren 5. Mengumpulkan harta benda hanya karena senang kendatipun kurang bisa
dimanfaatkan. 6. Kurang dewasa dalam memaknai arti kaul kemiskinan yang telah diikrarkan
dihadapan Tuhan dan sesame. 7. Perlu banyak belajar dalam mengendalikan diri terhadap sesuatu yang baru.
C. Pembatasan Masalah
Penulis menyadari bahwa banyak faktor yang mempengaruhi gaya hidup para suster berkaitan dengan penghayatan kaul kemiskinan. Pada penulisan ini
penulis lebih memfokuskan pada penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan suster-suster yang dapat mempengaruhi penghayatan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai seorang religius yang seharusnya mencerminkan sikap kesederhanaan dalam seluruh kehidupannya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa kaul kemiskinan menurut MASF? 2. Seberapa
besar pengaruh
penghayatan kaul
kemiskinan terhadap
persaudaraan Suster-Suster MASF? 3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penghayatan kaul
kemiskinan suster MASF?
E. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penghayatan kaul kemiskinan
terhadap persaudaraan religius zaman sekarang. 2. Untuk membantu suster-suster menghidupi semangat penghayatan kaul
kemiskinan sebagai bentuk kesiapsediaan dalam tugas perutusan kapanpun dan di manapun.
3. Membangkitkan semangat dan daya juang dalam diri suster-suster untuk menjadikan kaul kemiskinan sebagai salah satu jalan dalam keterbukaan
menuju hidup yang sejati dan abadi. 4. Mengingatkan kembali suster-suster untuk menghargai segala sesuatu yang
ada dalam hidup ini dan tidak mencari-cari sesuatu yang tidak ada.
F. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Membantu suster-suster dalam penghayatan kaul kemiskinan terhadap
persaudaraan setiap harinya. 2. Menjadi masukan bagi suster-suster untuk belajar hidup apa adanya sebagai
keluarga dalam komunitas. 3. Menambah pengalaman dan pengetahuan berkaitan dengan cara penghayatan
kaul kemiskinan.
4. Bagi suster-suster untuk tidak pernah lupa dengan identitas yang telah melekat pada diri masing-masing yaitu kaul kemiskinan yang telah diikrarkan
sebagai janji yang harus ditepati. 5. Membangun dan meningkatkan persaudaraan antara para suster dalam
kebersamaan hidup berkomunitas. 6. Bagi penulis sendiri menjadi masukan dan kekuatan untuk lebih mampu
menghayati kaul kemiskinan secara lebih baik dan sungguh-sungguh.
G. Metode Penulisan
Penulisan ini akan menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang dilakukan melalui pengumpulan data dengan menyebarkan angket dan studi
pustaka untuk mengetahui dan mendiskripsikan seberapa besar Pengaruh Penghayatan Kaul Kemiskinan Terhadap Persaudaraan Suster-Suster Misi dan
Adorasi Dari Santa Familia di Indonesia.
H. Sistematika Penulisan
Skripsi ini secara keseluruhan terbagi dalam enam bab dengan perincian: Bab I sebagai pendahuluan, berisi antara lain Latar Belakang Penulisan,
Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan serta Sistematika Penulisan.
Bab II: Berisikan Penghayatan kaul kemiskinan dalam persaudaraan
kongregasi MASF yang meliputi: Kaul Kemiskinan, persaudaraan MASF, kemiskinan demi dan dalam persaudaraan.
Bab III: Berisikan penghayatan kemiskinan sehari-hari yang meliputi: Jenis Penelitian, desain Penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, teknik
dan instrumen pengumpulan data, uji persyaratan analisis, uji hipotesis. Bab IV: Berisikan hasil penelitian tentang meningkatkan penghayatan
kaul kemiskinan terhadap persaudaraan Suster-suster MASF yang meliputi: Hasil Penelitian dan Uji hipotesis.
Bab V: Berisikan pembahasan hasil, keterbatasan penelitian, refleksi, evaluasi dan program pembinaan melalui rekoleksi untuk meningkatkan
penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan suster-suster MASF. Bab VI: Bagian penutup berisikan kesimpulan, saran dan usul, untuk lebih
menjadi masukan dan catatan penting demi kemajuan dan perkembangan hidup kongregasi khususnya dalam penghayatan kaul kemiskinan terhadap persaudaraan
suster-suster MASF.
BAB II PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN
DALAM PERSAUDARAAN KONGREGASI MASF
Sebagai religius tentunya memiliki syarat dan peraturan yang dibuat untuk dijalani dan ditaati bersama dalam kongregasi seperti kaul-kaul kebiaraan yang
mampu menciptakan dan membangun suasana persaudaraan dalam hidup bersama. Dalam bab II ini akan diuraikan berkaitan dengan dua dimensi yang
diteliti yakni Penghayatan Kaul Kemiskinan dan Persaudaraan.
A. Kaul Kemiskinan
Penghayatan kaul kemiskinan terdiri dari dua unsur yakni penghayatan dan kaul kemiskinan yang mempunyai pengertian masing-masing. Oleh sebab itu
kedua unsur ini akan diulas secara tersendiri sehingga membantu kita untuk memahami tentang penghayatan kaul kemiskinan secara mendalam.
1. Pengertian Kaul Kemiskinan
Menurut Darminta 1981: 42, kaul kemiskinan berarti ikut ambil bagian dalam menegakkan Kerajaan Surga dengan memerangi keadaan manusia yang
tidak manusiawi. Ketika Yesus memanggil para murid, Dia menghendaki para murid untuk meninggalkan segala milik mereka, tidak supaya mereka menjadi
miskin, seolah-olah kemiskinan itu suatu yang bernilai pada dirinya, tetapi supaya