mereka mempunyai kepercayaan yang kuat dan berakar, total hanya kepada Tuhan. Mengikuti Kristus yang miskin merupakan bentuk konkret dari
kepercayaan yang absolut dan total, yang diharapkan dimiliki oleh para murid kepada Bapa di surga, dalam ikut ambil bagian misteri salib Kristus, dan dalam
kesetiaan kepada tindakan Roh Kudus. Dalam Hukum Kanonik bdk Kan 600, tentang kaul kemiskinan ini
ditegaskan beberapa hal penting yang perlu dicamkan baik-baik oleh mereka yang mengucapkannya:
1 Motivasi kaul kemiskinan adalah mau mengikuti jejak Kristus, yang meskipun kaya namun bersedia menjadi miskin demi keselamatan umat
manusia bdk 2 Kor 8:9. 2 Kaul kemiskinan mewajibkan untuk hidup miskin baik dalam kenyataan
maupun dalam semangat bdk Mat 5:3; 19:21. 3 Kaul kemiskinan mewajibkan untuk bekerja dalam kesederhanaan, dengan
menjauhkan diri dari kekayaan duniawi bdk Mat 6:19-21. 4 Kaul kemiskinan membawa serta ketergantungan dan keterbatasan dalam hal
penggunaan serta penentuan harta benda bdk Luk 12:13-21; Yak 1:19-11.
a. Kemiskinan Injili
Ladjar 1983:44 mengatakan bahwa Kemiskinan Injili yang ditawarkan oleh Yesus sulit untuk dipahami dan dimengerti makna dan nilainya. Makna dan
nilai disini dijalankan sebagai ungkapan iman terhadap Allah, karena Allah sendiri merupakan satu-satunya tempat tumpuan harapan seseorang. Iman yang dimiliki
mendorong seseorang bersedia dan rela untuk meninggalkan segala sesuatunya demi mencapai harta Kerajaan Allah.
Dalam kemiskinan Injili ini yang menjadi contoh adalah para Rasul, setelah bertemu dengan Yesus dan terpikat oleh-Nya. Bahkan lebih kuat lagi,
mereka dicekam, seperti yang dialami oleh Rasul Paulus. Bagi mereka tidak ada pilihan lain selain meninggalkan segalanya dan pergi mengikuti Yesus. Dijelaskan
oleh Ladjar yaitu Rasul Paulus menggambarkan hal itu dengan cara yang amat mengesan “Segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Yesus Kristus,
Tuhanku, lebih mulia dari pada segalanya” Flp 3:8.
Setelah pertemuannya dengan Kristus, seluruh hidup dan kegiatan Paulus diarahkan kepada-Nya saja dengan meninggalkan segala sesuatu. Kerelaan dan
kesediaan Paulus untuk mengikuti Yesus karena iman dan percaya akan Yesus yang memanggilnya.
1 Kemiskinan Dalam Harta Benda
Kemiskinan religius berada dalam rangka mengikuti Kristus, maka yang menjadi norma adalah Yesus Kristus sendiri. Kemiskinan religious menunjuk
penentuan sikap terhadap dunia dan segala kekayaannya dalam hubungan dengan Kerajaan Allah yang diwartakan dan dihadirkan oleh Yesus Kristus Ladjar, 1983:
46. Kemiskinan religius selalu dilihat dalam rangka tuntutan umum untuk
mengikuti Kristus. Kristus yang memanggil dan menangkap manusia untuk mengikuti-
Nya adalah Kristus yang sendiri “tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-
Nya” Mat 8:20. Ia tidak menganggap kesetaraannya dengan