pada tabel juga menunjukkan nilai mean yang empiris daripada nilai mean teoretisnya. Tabel menunjukkan nilai mean empiris pada loyalitas kerja sebesar
130,26 dan nilai mean teoretis sebesar 100. Hal ini berarti, subjek penelitian memiliki loyalitas kerja yang tergolong tinggi.
2. Uji Normalitas
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
Kolmogorov
–
Smirnov Test
untuk mengetahui normalitas kedua variabel tersebut. Uji
Kolmogorov
–
Smirnov Tes
t digunakan untuk mengetahui apakah distribudi nilai sampel sesuai dengan ditribusi teoretis tertentu, misalnya normalitas data. Persyaratan yang
harus dipenuhi dalam menggunakan teknik uji ini adalah data yang diuji merupakan data kuatitatif yang berskala interval atau rasio Sarwono, 2012.
Data dapat dikatakan terdistribusi normal apabila nilai signifikansi p 0,05 Sufren dan Natanael, 2013.
Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Data
Adversity Quotient
Loyalitas Kerja N Jumlah Subjek
74 74
Kolmogorov Smirnov
1.335 1.244
Nilai Signifikansi p 0.57
0.91
Berdasarkan tabel diatas, skala
adversity quotient
memiliki nilai signifikansi p sebesar 0,057. Nilai ini berada diatas standar nilai signifikansi
p 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data yang berada pada skala
adversity quotient
terdistribusi normal. Selain itu, pada skala loyalitas kerja menunjukkan nilai signifikasi p sebesar 0.091, nilai tersebut juga berada diatas standar nilai
signifikansi p 0.05, hal ini berarti bahwa data yang terdapat pada skala loyalitas kerja juga terdistribusi normal. Kedua data yang terdapat dalam
penelitian memenuhi persyaratan normalitas data karena nilai signifikansi p keduanya berada diatas standar nilai signifikansi p 0,05.
3. Uji Linearitas
Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji linear karena telah memenuhi persyaratan yakni, kedua data terdistribusi normal dan kedua data memiliki
level data rasio atau interval. Data dapat dikatakan linier apabila nilai signifikansi p berada pada angka 0.05 atau 0,01 Sufren dan Natanael,
2013. 4. Uji Korelasi
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pearson correlation
untuk mengukur korelasi antara dua variabel dalam penelitian ini. Persyaratan untuk melakukan korelasi pearson yakni, kedua data terdistribusi normal, kedua
data variabel menggunakan data interval atau rasio dan data bersifat linier Sufren dan Natanael,2013. Data dapat dikatakan memiliki hubungan yang
signifikan dan positif apabila nilai signifikansi p berada pada nilai 0,05 atau 0,01 Widiyanto, 2013.
Tabel 8 Hasil Uji Korelasi
Variabel
Pearson Correlation
N Jumlah Subjek
Sig 1 Tailed
Adversity Quotient
.733 74
0.00
Loyalitas Kerja .733
74 0.00
Nilai Signifikansi Korelasi level 0.01
Tabel 9 Interpretasi Koefisen Korelasi
Interval Nilai Kekuatan Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah atau lemah sekali 0,200
– 0,399 Rendah atau lemah
0,400 – 0,599
Sedang atau cukup 0,600
– 0,799 Tinggi atau kuat
0,800 – 1,000
Sangat tinggi atau kuat sekali
Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya koefisien korelasi sebesar 0,733 dengan nilai signifikansi p sebesar 0,00. Standar nilai signifikansi p
untuk menguji korelasi antara dua variabel tersebut yakni berada pada nilai taraf signifikansi p 0.05 atau 0,01. Pada tabel Sufren dan Natanael, 2013
diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi p 0,00 yang berarti bahwa nilai tersebut berada dibawah standar atau 0.05 bahkan 0.01. Dengan demikian,
hasil analisis uji korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kedua variabel dalam penelitian.
D. Pembahasan