Pengertian Loyalitas Kerja 1. Pengertian Loyalitas Kerja

B. Adversity Quotient

1. Pengertian

Adversity Quotient Menurut kamus bahasa Inggris Shadily and Echols,1988, adversity yang kata dasarnya adalah adverse memiliki arti yakni kondisi tidak menyenangkan atau kemalangan. Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa adversity adalah sebuah kesulitan ataupun masalah. Sedangkan quotient , dalam kamus bahasa Inggris berarti jumlah dari kualitas spesifik atau dengan kata lain merupakan pengukuran kemampuan seseorang. Adversity Quotient sendiri berasal dari sebuah pemikiran Stoltz 2000 yang merasa bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya dilihat dari keberadaan IQ kecerdasan intelektual dan EQ kecerdasan emosional saja. Keberadaan Adversity Quotient dinilai Stoltz memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meramalkan kesuksesan seseorang. Stoltz 2000 menyatakan bahwa meskipun seseorang memiliki IQ kecerdasan intelektual dan EQ kecerdasan emosional yang baik, apabila individu tersebut tidak memiliki daya juang dan kegigihan yang baik untuk menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan semuanya akan menjadi sia – sia. Menurut Stoltz, Adversity Quotient merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah kesulitan yang dihadapi menjadi sebuah tantangan untuk diselesaikan Stoltz, 2000. Adversity quotient merupakan teori dari kinerja manusia dan mempunyai akar dalam beberapa ilmu pengetahuan dan berdasarkan pada sekitar 1.500 penelitian dari seluruh dunia Stoltz, 2003 . Adversity quotient dianggap dapat meramalkan beberapa hal yang sering kita hadapi pada lingkungan masyarakat, yakni kinerja seseorang, motivasi yang dimiliki, kreativitas seseorang, produktivitas, pengetahuan yang dimiliki, pengharapan seseorang, kesehatan emosional dan jasmani, ketekunan seseorang, daya tahan seseorang, dan respon terhadap perubahan Stoltz, 2000. Stoltz2003 menyatakan pada buku keduanya, terdapat ciri – ciri seseorang yang memiliki adversity quotient yang tinggi yakni, menjadi orang dengan kinerja puncak dan dapat mempertahankan kinerja tinggi, bersikap optimistik dengan sebenarnya, mengambil risiko yang perlu, dapat berkembang dengan baik jika terjadi perubahan, berani menghadapi tantangan yang sulit dan kompleks, menjadi pemecah masalah dan pemikir yang gesit dan melakukan inovasi untuk menemukan penyelesaian. Ciri – ciri lain yang kemungkinan muncul pada orang – orang yang memiliki adversity quotient rendah yaitu, mudah menyerah dan ditundukkan, tidak memanfaatkan sepenuhnya potensi yang dimiliki, merasa tidak berdaya dan terbenam dalam masalah dan menghindari tantangan pekerjaan dan situasi. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Adversity Quotient merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menghadapi berbagai tantangan dan masalah menjadi sebuah hal menarik untuk diselesaikan yang dapat mengasah potensi yang dimiliki dalam diri seseorang.

2. Tingkatan pada