Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Praktek Investasi Illegal yang sering disebut sebagai investasi bodong, masyarakat dijanjikan mendapat keuntungan bunga tetap pada setiap bulannya
meskipun perusahaan itu merugi. Hal ini terlihat, bentuk investasi ini jelas tidak wajar, dana sangat bersifat spekulatif, dan berupaya untuk menghindari aturan
perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
7
. Tanpa adanya izin terlebih dahulu oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga tertinggi
dalam pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan. Kegiatan Investasi Illegal dilakukan dengan cara melakukan penghimpunan
dana masyarakat luas dengan menyimpang bahkan menghindari dari aturan perbankan, merupakan kegiatan yang menggunakan fasilitas publik untuk
menjalankan kegiatan usahanya. Dengan demikian perlu dilihat kewenangan yang dimiliki Otoritas Jasa Keuangan dalam memberikan perlindungan bagi masyarakat
terhadap kegiatan Investasi Illegal, praktik moral hazard pada kegiatan Investasi Illegal terjadi karena lemahnya sistem pengawasan lembaga keuangan yang
disebabkan beberapa faktor, yaitu : a lemahnya sistem arsitektur pengawasan keuangan di Indonesia; b tidak adanya pertukaran informasi antar lembaga
pengawasan keuangan; c masih tingginya egosentris antar lembaga pengawas lembaga keuangan
8
.
7
Arsil, Menjerat Investasi Bodong dengan Tindak Pidana Perbankan Le mbaga Kajian Advokasi untuk Indenpedensi Peradilan, 2013 h. 4
8
Hermansyah, Hukum Pe rbankan Nasional Indonesia Ja karta, Kencana Prenada Media Group, cet-1 Mei 2005 h. 215
Dalam kasus penelitian ini yaitu kegiatan Investasi Illegal dalam bentuk penghimpunan dana dari masyarakat d i Tasikmalaya pada putusan Putusan MA
196KPID.SUS2013, terjadi kegiatan Investasi Illegal didirikan pada Agustus 2010, bernama Koperasi Barokah Karya Mandiri dan CV Ahma Hamista yang menjadi satu
kesatuan perusahaan, dengan nama usaha Profit Barokah, melakukan penghimpunan dana masyarakat dengan berdalih investasi emas, dana masyarakat yang dihimpun
menjadi modal pokok untuk usaha ini bergerak
9
. Kemudian disertakan dengan penawaran persentasi bunga atau keuntungan yang tinggi sejumlah 50 keuntungan
yang didapat pada tiga bulan pertama, dan kemudian berubah menjadi 10 sd 20 per empat bulan, dan setiap akhir tahun mendapatkan koin emas apabila mengambil
profit 10. Keuntungan atau bunga yang ditawarkan sebagai iming- iming secara akal sehat dan logika bisnis tidak dapat diterima dan bersifat impian kosong sebab
melebihi suku bunga yang wajar dan kelaziman dalam berinvestasi. Namun faktanya masyarakat tertarik menyimpan uang pada perusahaan yang dikelola tersebut, karena
iming- iming profit melebihi sistem perbankan pada umumnya
10
. Perusahaan ini didakwa melanggar dan diancam pidana Pasal 46 ayat 1 UURI No. 7 Tahun 1992
sebagaimana dirubah dengan UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo. pasal 64
ayat 1 KUHP, karena telah melakukan penghimpunan dana masyarakat illegal
9
Mahka mah Agung Replubik Indonesia. Putusan Nomor 196 KPID.SUS2013 Tanggal 31 Agustus 2015 h. 3
10
Mahka mah Agung Replubik Indonesia. Putusan No mor 196 KPID.SUS 2013 Tanggal 31 Agustus 2015 h.12
secara bersama-sama dan tidak memperoleh izin dari Bank Indonesia, Dalam putusannya Mahkamah Agung menyatakan bahwa Judex Facti tidak salah dalam
membuat putusannya. Oleh sebab itu Mahkamah Agung menolak Kasasi terdakwapenasehat hukumnya. Akhirnya terdakwa dipidana dengan pidana 9 tahun
penjara dan denda Rp.20.000.000.000,- Dua Puluh Milyar Rupiah. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada tersebut maka penulis
melakukan penelitian lebih jauh mengenai perlindungan hukum bagi masyakat oleh lembaga berwenang Otoritas Jasa Keuangan atas penghimpunan dana masyarakat
dalam bentuk Investasi Illegal, dan selanjutnya dituang dalam bentuk skripsi dengan judul
: “KEDUDUKAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM
PER LINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN INVESTASI ILLEGAL
DI TASIKMALAYA” B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian skripsi ini adala h sebagai berikut :
1. Apakah peran tugas Otoritas Jasa Keuangan mencakup penanganan Investasi
Illegal yang melakukan penghimpunan dana masyarakat 2.
Mengapa penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk Investasi Illegal pada putusan MA 196KPID.SUS2013 berjalan lancar tanpa adanya izin dari Otoritas
Jasa Keuangan