Tinjauan Review Kajian Terdahulu

3. Otoritas Jasa Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. 4. Kedudukan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kedudukan adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat.

G. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal- hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu 12 . Sedangkan penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan. Penelitian ini mengacu pada putusan Mahkamah Agung sebagai putusan yang dianalisis dan dikaitkan dengan landasan norma hukum yang berlaku dan termaktub dalam peraturan perundang-undangan maka dari itu menggunakan 12 Soerjono Soe kanto, Pengantar Penelit ian Huku m Jaka rta: Universitas Indonesia Press, cet- III 1986 h. 42 library research untuk kajian pustaka dengan metode penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengacu pada norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan terkait kedudukan Otoritas Jasa keuangan dalam memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap kegiatan Investasi Illegal. 2. Tehnik Pengumpulan Data Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan statute approach, pendekatan kasus case study serta pendekatan konseptual conceptual approach. Pendekatan perundang-undangan dilakukan untuk meneliti atura n- aturan berkaitan dan terkait Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan dan semua regulasi dan peraturan hukum lainnya yang berhubungan dengan kedudukan Otoritas Jasa Keuangan dalam memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat dan kegiatan Investasi Illegal. Sedangkan pendekatan kasus digunakan untuk memahami kasus di Tasikmalaya pada putusan Mahkamah Agung 196KPID.SUS2013, dengan mengaitkan Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan sebagai otoritas tertinggi dalam pemberian perlindungan hukum masyarakat berkaitan kasus tersebut tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan. 3. Bahan Hukum a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer meliputi Perundang- Undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang- undangan , dan Putusan-Putusan Hakim. 13 Dalam penelitian ini yang termasuk dalam bahan hukum primer adalah Undang-undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Putusan Mahkamah Agung No 196KPID.SUS2013, dan aturan Perundang-Undangan lain yang terkait dengan pokok permasalah penelitian ini. b. Bahan hukum Sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum dalam bidang jasa keuangan meliputi buku-buku teks, kamus hukum, jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan berkaitan dengan Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan dalam perlindungan hukum, serta kegiatan Investasi Illegal. c. Bahan non-hukum adalah bahan diluar bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang dipandang perlu. Bahan nonhukum dapat berupa buku-buku mengenai Ilmu Ekonomi, Sosiologi, Filsafat atau laporan-laporan penelitian non-hukum sepanjang mempunyai relevansi dengan topik penelitian. Bahan- bahan non-hukum tersebut dimaksudkan untuk memperkaya dan memperluas wawasan peneliti. 4. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun sumber non-hukum yang telah didapatkan itu kemudian dikumpulkan berdasarkan rumusan masalah dan diklasifikasikan menurut sumber dan hierarkinya. 13 Peter Mah mud Marzuki, Penelitian Huku m. Ja karta : Kencana, cet-IV 2010 h. 141