Periode Edirne Kegiatan Dakwah Gülen di Turki 1956-1976
45
I often had financial problems ”
33
. Dia melihat bahwa kerusakan nilai-nilai moral tradisional di kalangan pemuda dan kaum terdidik masyarakat Turki telah
mendorong terjadinya kriminalitas dan konflik sosial-politik di negeri itu. Pengalaman ini sangat mempengaruhi kepemimpinan intelektual dan
komunitasnya serta memperkuat kepercayaannya terhadap makna dan nilai-nilai kemanusiaan serta kehidupan.
34
Yucel mengutip komentar Profesor Yildirim kolega Gülen ketika menggambarkan kehidupan Gülen di Edirne sebagai berikut:
I have known Gülen since he was an imam in Edirne at the beginning of 1959. He is very intellectual and devoted to education. He read Eastern and
Western classics. This is Gülen’s defining characteristic that set him apart from the contemporary imams and religious leaders. With a greater part of
his salary, he would buy books and journals, read them, and then give them to others to read.
He would spend a portion of his time daily in Edirne’s library, where he would read old history books. He had and still has an
ascetic life; he would eat little, sleep only a few hours, and spent a great part of his day in worship.
35
Saya telah mengenal Gülen sejak ia menjadi Imam di Edirne pada awal tahun 1959. Dia benar-benar adalah seorang intelektual dan mengkhususkan
diri dalam bidang pendidikan. Dia membaca buku-buku klasik Timur dan Barat. Ini adalah karakteristik Gülen yang menjadikan ia bagian dari para
Imam kontemporer dan pemimpin agama. Sebagian besar gajinya digunakan untuk membeli buku dan jurnal, membacanya, dan memberikannya kepada
yang lain untuk dibaca. Dia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di Perpustakaan Edirne, dimana ia membaca buku-buku sejarah lama. Dia telah
dan masih menjalankan kehidupan yang zuhud; dia makan sedikit, tidur hanya beberapa jam, dan menghabiskan sebagian besar harinya dalam
ibadah.
Gülen mulai menjalankan wajib militernya di Ankara pada tahun 1961 kemudian dipindah ke Iskenderun untuk menyelesaikan wajib militer. Di daerah
33
Cemen Polat, “Searching for The Source of The Mill Stream”, International Fethullah Gülen Conference, The Significance of Education for The Future: The Gülen Model of Education,
Jakarta: Fethullah Gülen Chair UIN Syarif Hidayatullah, 2010, h. 71
34
Muhammed Çetin, Pencerahan Gülen, h. 31
35
Salih Yucel, “Fethullah Gülen: Spiritual Leader in A Global Islamic Context”, Journal of Religion and Society, Vol. 12 2010, h. 2-3
46
ini Gülen memberi khutbah kepada para tentara tentang kepercayaan kepada Allah dan moralitas. Para tentara termasuk komandan divisi Gülen mengakui kapasitas
intelektual Gülen dan memberinya banyak buku-buku klasik barat untuk dibaca. Selama berada di kamp militer ini kehidupan Gülen tetap seperti sediakala yaitu
hidup wara’ dan sederhana.
36
Tentang bagaimana ia dapat mengakses buku-buku klasik Barat tersebut, Gülen menceritakan satu kisah yang unik:
One day we were training during military service. The commander of the division called me and said ‘Are you the Hodja?’ I said, ‘Yes.’ He added:
‘My wife is sick. Let me bring her here so you can pray for her’ I said, ‘I don’t know any prayers like that. If you believe that praying will be
effective, it would be appropriate for you to pray yourself.’ He was actually
testing me, and I received a reward for my consistency.
37
Suatu hari kami sedang latihan selama dinas militer. Seorang komandan divisi memanggil saya dan mengatakan “Apakah anda Hoca
38
?” Aku berkata “Ya” Dia menambahkan, “Istri saya sedang sakit. Biarkan aku
membawanya kesini agar anda dapat berdoa untuknya.” Kataku, “Aku tidak tahu doa seperti itu. Jika anda yakin doa itu akan efektif, akan lebih pas jika
anda berdoa sendiri.” Dia benar-benar menguji saya, dan saya menerima hadiah untuk konsistensi saya.
Setelah selesai wajib militer, Fethullah Gülen kembali menjalani aktifitasnya di Edirne sebagai Imam dan Khatib sekaligus menjadi guru Al-
Qur’an. İa juga memberi serangkaian khutbah di Erzurum tentang Maulana Jalaluddin Rumi dan mendirikan perhimpunan anti komunis di sana. Dalam hal ini
dia memulai diskusi malam tentang berbagai masalah moral. Jika di Edirne ia dipanggil dengan sebutan “Ulama Erzurumlu”, maka ketika berceramah di
Erzurum, ia dipanggil dengan sebutan “Ulama Edirneli”. Di Edirne dia menjadi sangat berpengaruh diantara intelektual muda dan anggota masyarakat, sehingga
36
Muhammed Çetin, Ibid., h. 39
37
Nevval Sevendi, Contemporary Islamic Conversation, h. 18
38
Hoca adalah sebutan di Turki untuk Ustadz atau guru agama.
47
banyak yang tidak suka dengan pengaruhnya tersebut termasuk pihak berwenang; mereka menghendaki agar dia dipindahkan. Namun sebelum mereka
memindahkannya, Gülen meminta terlebih dahulu kepada mereka agar
dipindahkan ke kota lain yaitu Kırklareli pada tahun 1965. Di Kırlareli ia tetap mengorganisir kegiatan ceramah dan diskusi malam selepas waktu kerja. Dalam
fase ini Gülen tidak pernah berkecimpung dalam partai politik manapun dan fokus
mengajarkan nilai-nilai moral dalam masalah-masalah pribadi maupun kolektif umat.
39