39
Fethullah Gülen mendapatkan pendidikan bahasa Arab dan Persia langsung dari Ayahnya sebagai bekal memasuki pelajaran di Medrese pada tahun
1951.
15
Itu karena Gülen tidak dapat mengenyam pendidikan menengah disebabkan tugas ayahnya di sebuah desa yang tidak mempunyai sekolah
menengah. Ramiz Gülen menekankan kepada anaknya tentang kecintaan kepada Rasulullah dan para Sahabatnya, karena itu Gülen mendapati rumahnya dipenuhi
buku-buku tentang sejarah hidup Rasulullah yang lusuh karena sering dibaca.
16
Berkat pengajaran dari ayahnya inilah, ketika Fethullah Gülen dewasa ia banyak menulis buku dan berceramah tentang sejarah dan kehidupan Rasulullah beserta
Sahabat beliau. Pada tahun 1952 Gülen belajar Ilmu t
ajwid dari Haji Sıtkı Efendi di Hasankale yang ia lakukan dengan berjalan kaki setiap pagi sekitar 7 hingga 8
kilometer dari desanya dan kembali pada sore hari dengan jarak yang sama.
17
Dari sekian banyak guru-gurunya, yang paling berpengaruh adalah Muhammed Lutfi
Efendi seorang Imam di desa Alvar. Mengenai Lutfi Efendi Gülen berkomentar bahwa “Seakan-akan kata-kata beliau adalah ilham yang datang dari alam lain.”
Pernyataan ini dilontarkan Gülen karena ia sangat menghormati dan mencermati setiap kata-kata yang didengarnya dari gurunya tersebut. Di lain kesempatan
Gülen juga mengatakan. “Saya dapat mengatakan bahwa saya telah berutang banyak kepada beliau Lutfi Efendi atas semua yang telah beliau ajarkan dan
15
“1941-1959 Hayat Kronolojisi”, http:tr.fgülen.comcontentview3502128
diakses tanggal 19 Januari 2015
16
Latif Erdoğan, Kücük Dünyam, h. 27
17
Do ğu Ergil, Fethullah Gülen and the Gülen Movement in 100 Question, h. 4
40
membentuk karakter serta kepribadian saya”.
18
Namun Gülen tidak sempat belajar banyak dari gurunya tersebut karena Lutfi Effendi wafat pada tahun 1956.
19
Selain belajar dari Haji Sıtkı Efendi dan Lufti Efendi, Gülen juga menimba ilmu di sebuah sekolah tradisional yang bernama Erzurum Kur
şunlu Camii
20
. Di sana Gülen belajar agama dan bahasa dari Sadi Efendi, cucu Lutfi Efendi. Di
sekolah ini Gülen berhasil menguasai kitab-kitab seperti Emsile dan Bina
21
dan membacanya kata demi kata sampai pada tahapan Izhari mantap.
22
Pada tahun 1956 setelah menyelesaikan studinya, Gülen melakukan perjalanan ke Tesmescit
dan belajar kepada Usman Bektaş. Dari Usman Bektaş Gülen mempelajari ilmu nahwu, balaghah, fikih, ushul fikih, dan aqaid. Pada masa belajar tersebut Gülen
mulai berkenalan dengan Bediuzzaman Said Nursi lewat karya-karyanya dan gerakan yang dilakukan oleh murid-muridnya.
23
Antara tahun 1958-1959, Gülen mengikuti ujian negara dan lulus sebagai imam dan khatib. Berdasarkan ujian ini
dia ditugaskan untuk menempati posisi yang prestisius di Edirne.
24
2. Pendidikan Umum
Satu-satunya pendidikan resmi Fethullah Gülen adalah sekolah dasar milik pemerintah. Sedangkan pendidikan sekuler tingkat menengahnya ia selesaikan
melalui ujian eksternal. Fethullah Gülen dimasukkan oleh kedua orang tuanya ke
18
“A Different Home”, http:en.fgulen.comfethullah-gulen-biography749-a-different-
home diakses pada tanggal 23 Januari 2015
19
Latif Erdoğan, Kücük Dünyam, h. 39
20
Erzurum Kur şunlu Camii adalah sebuah Masjid tempat berlangsungnya pengajaran Islami
secara tradisional Medrese yang terletak di Erzurum.
21
Kitab-kitab ini secara tradisional di Turki dipakai untuk mempelajari ilmu Sharaf gramatika bahasa Arab.
22
Latif Erdoğan, Kücük Dünyam, h. 40
23
“1941-1959 Hayat Kronolojisi”, http:tr.fgülen.comcontentview3502128
diakses tanggal 19 Januari 2015
24
Muhammed Çetin, Pencerahan Gülen., h. 31
41
sekolah dasar negeri yang terdekat selama tiga tahun. Sekolah ini tidak memiliki kelas pada awalnya dan menggunakan gedung bekas Medrese Madrasah yang
dekat dengan Masjid sebagai tempat belajar membaca dan menulis. Sekolah dasar ini mengajar anak-anak pada pagi hari dan orang tua pada malam hari. Pada waktu
itu ada salah seorang guru yang anti Islam memanggil Gülen dengan sebutan Mullah hanya karena ia sering beribadah pada jam-jam istirahat.
25
Ketika Gülen telah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Ramiz Gülen ditugaskan oleh negara untuk menjabat sebagai khatib dan imam di desa Alvar
yang tidak memiliki sekolah menengah, sehingga Gülen tidak dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah.
26
Meskipun begitu Gülen tetap dapat mempelajari ilmu-ilmu umum secara otodidak seperti kimia, fisika, astronomi dan
biologi. Ketekunannya dalam bidang sains membuat Gülen memiliki wawasan yang sangat luas dalam ilmu-ilmu tersebut. Gülen juga gemar membaca buku-
buku tulisan Albert Camus, Jean Paul Sartre, Herbert Marcuse, dan berbagai karya filsuf eksistensialisme lainnya. Buku-buku tersebut adalah referensi utama para
filsuf Barat dan Timur. Percampuran atara pengetahuan barat dan Islam itu kemudian membentuk karakter Fethullah Gülen di tengah masyarakat Turki.
Pertemuannya dengan karya-karya klasik tersebut tidak lepas dari aktivitasnya pada saat wajib militer di Ankara, ketika itu komandan divisi yang terkesan akan
ilmunya bersikeras bahwa Gülen harus membaca buku-buku Barat sama banyaknya dengan membaca buku-buku agama dan tasawuf.
27
C. Kegiatan Dakwah Gülen di Turki 1956-1976
25
Do ğu Ergil, Fethullah Gülen and the Gülen Movement in 100 Question, h. 3
26
Muhammed Çetin, Pencerahan Gülen, h. 25
27
Muhammad Fethullah Gülen, Bangkitnya Spiritualitas Islam, h. XIII
42
1. Dasar Inspirasi Dakwah
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Fethullah Gülen adalah murid yang pandai dan serius dalam belajar ilmu-ilmu agama dan umum. Selain itu
Gülen yang terbiasa dengan lingkungan yang religius juga tumbuh menjadi seorang yang saleh dan taat mengikuti kedua orang tua dan guru-gurunya. Pada
tahun 1956 Gülen sudah mulai menyampaikan ceramah-ceramahnya secara informal dari masjid ke masjid saat tinggal di Tesmescid. Maka tahun dimana
Gülen mulai berdakwah tersebut penulis anggap sebagai tonggak awal dakwah Fethullah Gülen kepada masyarakat di Turki.
Adapun inspirasi Gülen tentang bentuk dakwah yang tersendiri bermula dari pertemuannya dengan murid dari Bediuzzaman Said Nursi yang bernama
Muzaffer Arslan pada tahun 1957. Pada tahun itu Nursi mengutus Arslan ke Kota Erzurum untuk menyampaikan dakwah. Pada malam pertama Arslan
membacakan Hücumat-I sitte enam serangan karya Nursi. Ia tinggal di Erzurum selama lima belas hari dan setiap malam membacakan serta menjelaskan Risalah
Nur kepada penduduk Erzurum. Ketika itu Gülen terkesan dengan kepribadian Muzaffer Arslan yang sederhana dan kemudian menjadi inspirasi baginya. Meski
Gülen belum pernah bertemu langsung dengan Nursi, ia sangat senang karena setelah kejadian tersebut Nursi mengirim surat ucapan terima kasih kepada
masyarakat di Erzurum dan khususnya kepada Fethullah Gülen.
28
Bediuzzaman Said Nursi merupakan ulama kharismatik yang memiliki banyak pengikut di Turki. Nursi memandang bahwa jihad yang paling relevan
pada masa sekarang adalah manevi cihad yaitu jihad secara maknawi dan bukan
28
Latif Erdoğan, Kücük Dünyam, h. 47