Embrio Sebuah Pergerakan Perjuangan dakwah fethullah gülen di turki (1956-1976)

63 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pembahasan tentang perjuangan dakwah Fethullah Gülen ini penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Sekularisme dan instabilitas politik yang terjadi di Turki memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat Turki dalam bidang ekonomi, sosial, pedidikan dan agama. Munculnya ideologi-ideologi ekstrem kanan dan kiri yang menancapkan taringnya di berbagai institusi pemerintah maupun pendidikan menimbulkan kekacauan dalam masyarakat serta menjauhkannya dari pengaruh agama. Karena itu dibutuhkan sosok-sosok seperti Fethullah Gülen yang mempunyai strategi dakwah yang jitu sehingga dapat memberi perubahan bagi masyarakat Turki ketika itu. 2. Fethullah Gülen Hocaefendi dididik dalam lingkungan keluarga yang religius sehingga sangat berpengaruh dalam kehidupan dan kepribadiannya. Karena pendidikan dari keluarganya itu pula ia dapat menghafalkan Al- Qur’an di usia yang masih sangat muda. Ia juga adalah seorang murid yang bersungguh-sungguh dalam belajar ilmu-ilmu agama dan umum sehingga ia berhasil menyandang predikat ulama Islam Sunni, pemikir, filosof dan penulis produktif sekaligus penyair yang sangat terkenal dan dihormati di Turki. Ia adalah sosok yang sangat kharismatis dan memiliki kepribadian yang santun, aktif dan energik. Ia juga rendah hati, sensitif terhadap hak-hak manusia, istiqamah, memiliki loyalitas serta 64 kasih sayang terhadap makhluk hidup. Kehidupannya dalam berdakwah sangat sederhana dan wara ’ sehingga banyak disukai dan dijadikan sebagai panutan oleh kaum muslimin di Turki. Karir dakwah Gülen dimulai pada tahun 1956 ketika ia memberikan ceramah secara informal di Temescid, kemudian ia diterima menjadi Imam negara di Edirne dan kemudian Izmir. Sedangkan dasar inspirasi dakwahnya ia dapatkan dari pertemuannya dengan salah seorang murid dari Bediuzzaman Said Nursi pada tahun 1957. Gülen sangat terkesan dengan pemikiran dan ajaran Said Nursi terutama tentang penyatuan antara ilmu agama dan sains. Periode Izmir adalah periode penting dimana gagasan-gagasannya yang komprehensif tentang dakwah timbul setelah ia menjadi direktur di lembaga Al- Qur’an Kestanepazarı. Dengan sosoknya yang kharismatis ditambah dengan pidato-pidato yang menyentuh, ia berhasil membentuk sebuah kelompok jamaah yang terinspirasi oleh pemikiran-pemikirannya dan tumbuh menjadi sebuah gerakan. Gerakan yang disebutnya sebagai Hizmet pelayanan telah dimulai pembentukannya pada tahun 1966. 3. Fethullah Gülen menggunakan media rekaman pertama kali di Turki, kajian ilmiah dan tulisan untuk menyebarkan pemikiran dan gagasannya. Keberhasilan dakwahnya ditandai dengan munculnya kader-kader penerus yang terinspirasi olehnya. Selain itu ia juga mendorong para pengikutnya membangun asrama-asrama belajar dershane untuk pelajar dan mahasiswa. Asrama-asrama ini kemudian menjadi basis bagi kaderisasi tersebut. Para anak muda ini dididik tentang spiritual dan akhlak Islam. Sehingga para orang tua tidak khawatir anak-anak mereka terjerumus oleh 65 paham-paham radikal. Metode dakwah Gülen tidak hanya sekedar tabligh penyampaian namun dimulai dari diri sendiri sehingga dapat menjadi contoh bagi yang lain. Ketika ulama yang lain sibuk mengajar di masjid- masjid dan Madrasah, Gülen hanya sibuk mengurusi murid-muridnya secara personal satu persatu dengan memberikan teladan yang baik uswah hasanah sehingga lebih efektif. Meskipun terkesan lamban dan menguras waktu, metode ini memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan metode lainnya. Selain itu Gülen menyadari bahwa dakwah secara pribadi saja tidak cukup, karena itu diperlukan kerjasama tim jamaah sehingga hasilnya pun lebih maksimal.

B. Saran

Republik Turki adalah negara yang dahulunya bagian dari wilayah Kekhalifahan Turki Usmani yang membentang dari Balkan hingga Afrika Utara. Tentunya banyak lahir ulama-ulama yang berperan besar dalam kemajuan dakwah Islam di berbagai wilayah. Namun sejarah dan peran ulama-ulama Turki pada masa Turki Usmani maupun Turki Modern belum terekspos secara adil dalam wacana keilmuan sejarah maupun keagamaan di Indonesia. Masyarakat maupun akademisi banyak mengenal ulama-ulama dari Timur Tengah saja, padahal semua ulama harus diperlakukan sama dalam kajian keislaman maupun kesejarahan Islam. Maka dari itu penulis memberikan beberapa saran untuk tema penelitian ini yaitu: 1. Wacana untuk meningkatkan kembali penelitian keagamaan maupun kesejarahan mengenai ulama-ulama Islam khususnya di wilayah Turki.