1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia kini semakin diramaikan oleh bisnis keuangan berbasis syariah, tidak terkecuali di bidang asuransi.
1
Asuransi Syariah di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Takaful takafala-yatakafalu yang berarti menjamin atau saling
menanggung.
2
Asuransi Syariah memiliki prinsip utama yaitu ta’awuni saling tolong
menolong dan at- ta’min rasa aman. Selain itu asuransi syariah juga memiliki
prinsip menghindari unsur maisir, gharar, dan riba. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut asuransi syariah kian diminati oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas
penduduknya muslim. Seiring dengan perkembangan asuransi syariah, banyak perusahaan
asuransi yang membuka divisi atau unit usaha syariah. Menurut Adi Pramana, Ketua Umum AASI 2014-2017 bahwa pertumbuhan asuransi syariah bisa
1
Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Triwulanan I 2014 pdf version, diakses pada Jum’at 30
Januari 2015 di http:www.ojk.go.id
2
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General: Konsep dan Sistem Operasional, cet.1, Jakarta: Gema Insani Press, 2004, h.32
mencapai lebih dari 30 persen dan di Indonesia sendiri rata-rata mencapai lebih dari 30 persen.
3
Perusahaan asuransi baik itu perusahaan asuransi syariah maupun perusahaan unit usaha asuransi syariah patut mempertahankan eksistensinya.
Salah satu elemen penting bagi kelangsungan perusahaan yaitu keuangan. Kondisi dan kinerja keuangan yang baik dan sehat dapat menjamin perusahaan asuransi
agar tetap diminati dan dipercaya melayani kebutuhan masyarakat sekaligus memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.
Untuk melihat kondisi keuangan maka digunakan laporan keuangan. Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan
dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
4
Metode yang lazim digunakan oleh pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan OJK untuk menilai kondisi keuangan perusahaan asuransi yaitu
dengan metode Risk Based Capital RBC dan juga menghitung penerimaan premi bruto sebagai indikator untuk mengetahui kinerja industri perasuransian.
5
Menurut Peraturan Pemerintah PP No.63 tahun 2004, Risk Based Capital RBC adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial atau
3
Lucky, Pertumbuhan Asuransi Syariah 2015 dapat Mencapai 30 Persen, diakses pada Senin, 17 November 2014 di http:www.mediaasuransinews.com
4
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana, 2010, h.90
5
Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Triwulanan I 2014 pdf version, diakses pada Jum’at 30
Januari 2015 di http:www.ojk.go.id
kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi dengan rasio tertentu, yaitu minimal 120 bagi asuransi non syariah dan
minimal 30 bagi asuransi syariah. Semakin besar rasio kesehatan Risk Based Capital sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan
tersebut. Sehubungan dengan ketentuan RBC tersebut, perusahaan AJB Bumiputera
1912 sebagai perusahaan asuransi jiwa ternama ini rupanya sejak tahun 2013 lalu tengah mengalami masalah. Otoritas Jasa Keuangan OJK memprediksi Asuransi
Jiwa Bersama AJB Bumiputera 1912 hanya akan mampu bertahan dalam dua tahun ke depan jika tidak segera dilakukan perbaikan. Pasalnya, Risk Based
Capital RBC yang dimiliki sudah berada dibawah 120 persen dari total aset.
6
Hal ini tentunya akan berdampak pada kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan AJB Bumiputera 1912 sebagai salah satu perusahaan asuransi
ternama dan tertua di Indonesia pun telah memiliki divisi syariah. Divisi syariah ini mulai didirikan pada tahun 2001, namun sejak Januari 2015 struktur organisasi
divisi tersebut telah diubah menjadi departemen syariah yang tugasnya menangani pengelolaan dana dan administrasi syariah.
Terkait masalah RBC pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912, maka perlu diketahui pula bagaimana kondisi keuangan departemen syariah AJB
6
Dina Mirayanti Hutauruk, OJK: AJB Bumiputera Cuma Mampu Bertahan 2 Tahun Lagi, diakses pada 23 November 2014 di http:economy.okezone.comread
Bumiputera 1912 melalui analisis laporan keuangan. Karena kondisi keuangan AJB Bumiputera yang berada di bawah syarat OJK dikhawatirkan dapat
berdampak pula pada kesehatan keuangan di departemen syariah. Kondisi keuangan yang tidak sehat tersebut patut segera dilakukan
perbaikan karena mengingat dampaknya bagi kelangsungan perusahaan serta dapat mengurangi loyalitas para peserta asuransi dikarenakan apabila ada masalah
terkait kondisi keuangan boleh jadi ada masalah pula dalam hal pengelolaan dana peserta. Oleh sebab itu, penting untuk dianalisa lebih lanjut kondisi keuangan di
departemen syariah AJB Bumiputera 1912 untuk menjaga kelangsungan asuransi syariah yang kian diminati masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut maka penulis hendak menyusun skripsi dengan judul
“Analisis Laporan Keuangan Departemen Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912
”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
a. Perusahaan asuransi syariah yang semakin berkembang dan diminati
masyarakat patut mempertahankan eksistensinya dengan memperhatikan