Analisis Laporan Keuangan Departemen Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera 1912

(1)

JIWA SYARIAH AJB BUMIPUTERA 1912

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh

TIARA FITRI YANTI NIM : 1111046200007

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H


(2)

(3)

(4)

(5)

ii

Tiara Fitri Yanti, NIM 1111046200007, Analisis Laporan Keuangan Departemen Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912, Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 M/1436 H.

Analisis laporan keuangan dilakukan agar dapat mengetahui kondisi keuangan dan memberi informasi kepada para pemakai laporan keuangan. Analisis pada laporan keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 berkaitan dengan masalah pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912 yang menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun 2013 Risk Based Capital (RBC) yang dimiliki berada di bawah 120% dari total aset, artinya tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan dan tentunya berdampak pada kinerja perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode kuantitatif dengan format deskriptif. Dalam menganalisis, data diolah dengan Microsoft Excel lalu beberapa metode yang digunakan adalah metode analisis rasio keuangan, common size analysis dankomparatif-growth analysis.

Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan analisis rasio keuangan asuransi untuk menilai kondisi keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah selama periode 2010-2014, dan untuk membandingkan laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah lebih dari satu periode sehingga dapat diketahui perubahan nilai yang terjadi baik itu kenaikan atau penurunan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan AJB Bumiputera 1912 departemen syariah belum cukup baik walaupun dari sisi RBC nya sudah baik karena mencapai nilai di atas 30% dan rasio likuiditasnya juga masuk kategori “sehat sekali” namun pada rasio solvabilitas masuk kategori “kurang sehat” dan rentabilitas nya pun “tidak sehat”. Perbandingan nilai pada komponen aset selama periode 2010-2014 cenderung fluktuatif dan pada 2014 mengalami kenaikan yang cukup baik. Dibandingkan dengan rata-rata aset industri asuransi syariah di Indonesia, aset yang dimiliki AJB Bumiputera 1912 departemen syariah masih harus ditingkatkan kembali agar dapat terus bersaing di tengah perkembangan industri asuransi syariah di Indonesia.

Kata Kunci : Rasio Keuangan, Risk Based Capital (RBC), Kondisi Keuangan Pembimbing : Iim Qoimuddin, SE., M.Si., AAAIK


(6)

iii

Puji syukur kepada Allaah SWT atas segala nikmat, karunia, kemudahan, keajaiban, dan segalanya yang telah diberikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW atas cinta yang begitu besar terhadap umatnya. Alhamdulillaah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa selama menyusun skripsi ini ditemui berbagai kesulitan dan kekurangan, namun semua itu dapat dilalui berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para pembantu dekan.

2. Ketua Program Studi Muamalat bapak AM. Hasan Ali, M.A dan Bapak H. Abdurrauf, Lc., MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para staff lainnya yang telah meluangkan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

3. Bapak Iim Qoimuddin, SE., M.Si, AAAIK, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu di tengah kesibukannya, serta sabar dalam


(7)

iv

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu. 4. AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah yang telah memberikan

kesempatan bagi penulis melakukan penelitian, kak Riris, pak Surya, pak Adri yang telah membantu penulis mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen atas pendidikan dan dukungan moril selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kepada Pimpinan dan para staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas fasilitas untuk mendukung studi pustaka. 6. Kepada orang tua tercinta Almh.Ummi Suryati dan Alm.Abi Samani,

saudara-saudariku kak Mala, kak Uliyah, kak Uzan, kak Iki, kak Nita, kak Nopi, kak Hasan, kak Yani, dan para keponakan krucil, Bang Mai dan keluarga, terima kasih atas cinta, do’a, dukungan moril serta materil. Semoga penulis dapat membanggakan kalian semua :”)

7. Sahabat-sahabat tersayang, Siti Anisa Amidha (mbnesyacemiwluph), Bilqis Jundiyah (yaa ukhti ), Hegsa Legsiana (sahabat shirothol mustaqim), Firda Mira Nissa Mila Ina Elsa Diah Devi (berpelukaaaaaaan), Muhammad Zubayr (si oncom yang mengaku ganteng), bersyukur bisa bersama kalian semua :”)


(8)

v

Agus, Guspur, Yunus, Fadli, Husni, Vikih, Ario, Dedi), dan juga para abang dan kakak di KBAS, thanks all!

9. Teman-teman KKN PLUR 2014 (Bonita, Zilah, Habibi, Mampar, Puad, Asrul, Jek, Sadi, Kevin) saiiiik dah!

Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dan semoga skripsi ini pun dapat bermanfaat. Aamiin Allaahumma aamiin..

Jakarta, Juni 2015 M Ramadhan 1436 H


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

E. Metode Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 10

Bab II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1. Landasan (Kerangka) Teori dan Konseptual A. Manajemen Keuangan... 12

1. Pengertian Manajemen Keuangan ... 12

2. Tujuan Manajemen Keuangan ... 13

3. Fungsi Manajemen Keuangan ... 14

B. Laporan Keuangan ... 15

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 15

2. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan ... 16

3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan... 17

4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ... 19

C. Analisis Laporan Keuangan ... 20

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 20

2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan... 22

3. Prosedur dan Jenis Analisis Laporan Keuangan ... 23

4. Analisis Rasio Keuangan ... 28


(10)

vii

2. Metode Analisis Tren ... 38

3. Metode Indeks Time Series ... 38

4. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam) . 38 5. Metode Rasio Laporan Keuangan ... 39

2. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ………..40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 44

B. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 44

C. Teknik Pengumpulan Data ... 45

D. Teknik Pengolahan Data ... 45

E. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan ... 50

1. Sejarah Perusahaan ... 50

2. Visi dan Misi Perusahaan ... 51

3. Garis Besar Manajemen Perusahaan ... 52

B. Kondisi Keuangan Departemen Syariah AJB Bumiputera 1912 ... 56

1. Perbandingan Laporan Keuangan ... 56

2. Analisis Rasio Keuangan ... 60

a. Rasio Tingkat Solvabilitas (RBC) ... 61

b. Rasio Likuiditas ... 63

c. Rasio Solvabilitas ... 65

d. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas ... 68

e. Rasio Underwriting ... 72

f. Rasio Retensi Sendiri ... 74

3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan ... 76

a. Common Size Analysis ... 77


(11)

viii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 85 B. Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN


(12)

ix

Tabel IV.1. Neraca Perbandingan AJB Bumiputera 1912 unit syariah ... 56

Tabel IV.2. Laporan Laba Rugi Perbandingan ... 58

Tabel IV.3. Laporan Surplus (Defisit) UnderwritingDana Tabarru’ ... 59

Tabel IV.4. Rasio Pencapaian RBC ... 61

Tabel IV.5. Rasio Likuiditas ... 63

Tabel IV.6. Total Debt to Equity Ratio ... 66

Tabel IV.7. Total Debt to Asset Ratio ... 66

Tabel IV.8. Return on Asset Ratio ... 69

Tabel IV.9. Return on Equity Ratio ... 69

Tabel IV.10.Underwriting Ratio ... 72

Tabel IV.11. Rasio Retensi Sendiri ... 74

Tabel IV.12.Common Size Analysis pada Komponen Aset ... 77

Tabel IV.13.Common Size Analysis (Neraca Dana Investasi Peserta) ... 79


(13)

x

Grafik II.1. Kerangka Konseptual ... 40

Grafik IV.1. Rasio Pencapaian RBC ... 61

Grafik IV.2. Rasio Likuiditas ... 64

Grafik IV.3. Rasio Solvabilitas ... 67

Grafik IV.4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas ... 70

Grafik IV.5. Rasio Underwriting ... 73


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia kini semakin diramaikan oleh bisnis keuangan berbasis syariah, tidak terkecuali di bidang asuransi.1 Asuransi Syariah di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Takaful (takafala-yatakafalu) yang berarti menjamin atau saling menanggung.2

Asuransi Syariah memiliki prinsip utama yaitu ta’awuni (saling tolong menolong) dan at-ta’min (rasa aman). Selain itu asuransi syariah juga memiliki prinsip menghindari unsur maisir, gharar, dan riba. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut asuransi syariah kian diminati oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim.

Seiring dengan perkembangan asuransi syariah, banyak perusahaan asuransi yang membuka divisi atau unit usaha syariah. Menurut Adi Pramana, Ketua Umum AASI (2014-2017) bahwa pertumbuhan asuransi syariah bisa

1

Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Triwulanan I 2014 (pdf version), diakses pada Jum’at 30 Januari 2015 di http://www.ojk.go.id/

2

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operasional, cet.1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h.32


(15)

mencapai lebih dari 30 persen dan di Indonesia sendiri rata-rata mencapai lebih dari 30 persen.3

Perusahaan asuransi baik itu perusahaan asuransi syariah maupun perusahaan unit usaha asuransi syariah patut mempertahankan eksistensinya. Salah satu elemen penting bagi kelangsungan perusahaan yaitu keuangan. Kondisi dan kinerja keuangan yang baik dan sehat dapat menjamin perusahaan asuransi agar tetap diminati dan dipercaya melayani kebutuhan masyarakat sekaligus memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.

Untuk melihat kondisi keuangan maka digunakan laporan keuangan. Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.4

Metode yang lazim digunakan oleh pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menilai kondisi keuangan perusahaan asuransi yaitu dengan metode Risk Based Capital (RBC) dan juga menghitung penerimaan premi bruto sebagai indikator untuk mengetahui kinerja industri perasuransian.5 Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.63 tahun 2004, Risk Based Capital (RBC) adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial atau

3

Lucky, Pertumbuhan Asuransi Syariah 2015 dapat Mencapai 30 Persen, diakses pada Senin, 17 November 2014 di http://www.mediaasuransinews.com/

4

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.90

5

Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Triwulanan I 2014 (pdf version), diakses pada Jum’at 30 Januari 2015 di http://www.ojk.go.id/


(16)

kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi dengan rasio tertentu, yaitu minimal 120% bagi asuransi non syariah dan minimal 30% bagi asuransi syariah. Semakin besar rasio kesehatan Risk Based Capital sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan tersebut.

Sehubungan dengan ketentuan RBC tersebut, perusahaan AJB Bumiputera 1912 sebagai perusahaan asuransi jiwa ternama ini rupanya sejak tahun 2013 lalu tengah mengalami masalah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 hanya akan mampu bertahan dalam dua tahun ke depan jika tidak segera dilakukan perbaikan. Pasalnya, Risk Based Capital (RBC) yang dimiliki sudah berada dibawah 120 persen dari total aset.6 Hal ini tentunya akan berdampak pada kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Perusahaan AJB Bumiputera 1912 sebagai salah satu perusahaan asuransi ternama dan tertua di Indonesia pun telah memiliki divisi syariah. Divisi syariah ini mulai didirikan pada tahun 2001, namun sejak Januari 2015 struktur organisasi divisi tersebut telah diubah menjadi departemen syariah yang tugasnya menangani pengelolaan dana dan administrasi syariah.

Terkait masalah RBC pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912, maka perlu diketahui pula bagaimana kondisi keuangan departemen syariah AJB

6

Dina Mirayanti Hutauruk, OJK: AJB Bumiputera Cuma Mampu Bertahan 2 Tahun Lagi, diakses pada 23 November 2014 di http://economy.okezone.com/read/


(17)

Bumiputera 1912 melalui analisis laporan keuangan. Karena kondisi keuangan AJB Bumiputera yang berada di bawah syarat OJK dikhawatirkan dapat berdampak pula pada kesehatan keuangan di departemen syariah.

Kondisi keuangan yang tidak sehat tersebut patut segera dilakukan perbaikan karena mengingat dampaknya bagi kelangsungan perusahaan serta dapat mengurangi loyalitas para peserta asuransi dikarenakan apabila ada masalah terkait kondisi keuangan boleh jadi ada masalah pula dalam hal pengelolaan dana peserta. Oleh sebab itu, penting untuk dianalisa lebih lanjut kondisi keuangan di departemen syariah AJB Bumiputera 1912 untuk menjaga kelangsungan asuransi syariah yang kian diminati masyarakat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut maka penulis hendak menyusun skripsi dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Departemen Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

a. Perusahaan asuransi syariah yang semakin berkembang dan diminati masyarakat patut mempertahankan eksistensinya dengan memperhatikan


(18)

kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Salah satu penilaian kondisi keuangan perusahaan asuransi yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu dengan metode Risk Based Capital (RBC), yang harus dicapai yaitu minimal 30% bagi perusahaan asuransi syariah, dan minimal 120% bagi perusahaan asuransi non-syariah.

b. Sementara AJB Bumiputera 1912 sejak 2013 lalu memiliki RBC dibawah 120% dari total asset. Hal ini dikhawatirkan dapat berdampak pula pada kondisi kesehatan keuangan di departemen syariah sebagai unit usahanya.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah yang teridentifikasi tersebut, penulis membatasi masalah dalam bentuk pernyataan sebagai berikut:

a) Kondisi keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 periode 2010-2014 dengan menggunakan analisis rasio.

b) Perbandingan laporan keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 periode 2010-2014 terkait komponen pengukuran tingkat RBC.


(19)

2. Rumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a) Bagaimana kondisi keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 dalam kurun waktu 2010-2014 berdasarkan analisis rasio?

b) Apakah terjadi kenaikan atau penurunan nilai yang terdapat pada komponen pengukuran RBC berdasarkan analisis perbandingan antara laporan keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 periode 2010-2014?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yakni sebagai berikut:

a) Dapat memanfaatkan analisis rasio keuangan asuransi untuk menilai kondisi keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah dalam kurun 2010-2014.

b) Untuk membandingkan laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah lebih dari satu periode sehingga dapat diketahui perubahan nilai pada komponen pengukuran RBC yang terjadi baik itu kenaikan atau penurunan.


(20)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Bagi perusahaan: Sebagai input tambahan bagi perusahaan dalam menilai kondisi keuangan.

b) Bagi akademisi atau masyarakat umum: Menambah literatur kepustakaan bagi hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

c) Bagi penulis: Dapat menerapkan ilmu dan teori yang didapat selama studi di perguruan tinggi dengan praktek dan aplikasi yang nyata.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian ekonomi/bisnis. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kuantitatif dengan format deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus. Penelitian ini hanya menggunakan


(21)

kasus atau wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.7

2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data sekunder tersebut berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 (Departemen Syariah) periode 2010-2014 dan literatur kepustakaan seperti buku-buku dan sumber lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah sebagai berikut: 1. Studi Dokumentasi. Dengan melakukan studi dokumentasi data yang

diperoleh adalah berupa data sekunder, yang berarti data yang diperlukan sudah tertulis atau diolah oleh orang/lembaga lain. Dokumen tertulis tersebut bisa berupa surat-surat, catatan, laporan, jurnal, dan bibliografi lain.8 Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dari dokumen laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah periode 2010-2014.

7

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.36

8


(22)

2. Penelitian kepustakaan. Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari dan memahami buku-buku yang berhubungan dengan asuransi syariah dan analisa laporan keuangan, serta jurnal atau hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

4. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis rasio keuangan (rasio likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas) dan analisis perbandingan laporan keuangan yaitu membandingkan angka-angka yang merupakan variabel pengukuran RBC pada laporan keuangan dalam kurun waktu 5 tahun, serta dengan rasio rata-rata industri dan rasio normatif sebagai standar perbandingan.

5. Teknik penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012, yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.


(23)

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terstruktur dan sesuai dengan kaidah penelitian, maka sistematika penulisan ini disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Studi Terdahulu, Kerangka Teori dan Konseptual, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

Bab ini membahas lebih mendalam teori-teori yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini, yang meliputi manajemen keuangan, laporan keuangan, teknik dan tahapan analisis laporan keuangan, serta review studi terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan dan pengolahan data serta metode analisis yang digunakan.


(24)

BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang penjelasan hasil penelitian mengenai kondisi keuangan berdasarkan analisis rasio dan perbandingan antara laporan keuangan pada AJB Bumiputera 1912 (Departemen Syariah)

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(25)

12

KAJIAN KEPUSTAKAAN

1. Landasan (Kerangka) Teori dan Konseptual A. Manajemen Keuangan

1. Pengertian Manajemen Keuangan

James C. van Horne mendefinisikan manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Sementara menurut Brigham, manajemen keuangan adalah seni dan ilmu untuk me-manage uang, yang meliputi proses, institusi/lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dengan masalah transfer uang di antara individu, bisnis, dan pemerintah.1

Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah seni, ilmu, dan segala aktivitas yang berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan antara individu, bisnis, dan pemerintah serta instrumen keuangan lainnya.

1


(26)

2. Tujuan Manajemen Keuangan

Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka bagian keuangan yang paling berkepentingan terhadap pengelolaan keuangan perusahaan dan memiliki tugas-tugas yang cukup berat. Praktiknya, untuk mencapai tujuan tersebut maka manajemen keuangan memiliki tujuan melalui dua pendekatan, yaitu:

1) Profit risk approach; manajer keuangan tidak hanya sekadar mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi, melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang dijalankan dan dengan prinsip kehati-hatian. Secara garis besar profit risk approach terdiri dari:

- Maksimalisasi profit; - Minimalisasi risiko; - Maintain control; dan

- Achieve flexibility (careful management of fund and activities). 2) Liquidity and profitability; berhubungan dengan bagaimana

seorang manajer keuangan mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Manajer keuangan harus sanggup untuk menyediakan dana untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu, mampu meningkatkan laba dari waktu ke waktu, mampu mengelola dana yang dimiliki termasuk pencarian dana


(27)

serta mampu mengelola aset perusahaan sehingga terus berkembang dari waktu ke waktu.2

Jadi manajemen keuangan bertujuan untuk memaksimalisasi profit, meminimalisasi risiko, mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan, mengelola aset perusahaan, dan mampu melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang dijalankan.

3. Fungsi Manajemen Keuangan

Fungsi utama dari manajemen keuangan menurut J.Fred Weston adalah merencanakan, mencari dan memanfaatkan dana dengan berbagai cara untuk memaksimumkan efisiensi (daya guna) dari operasi-operasi perusahaan.3

Ada tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan menurut Bambang Riyanto, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Keputusan Investasi

Keputusan ini akan berpengaruh langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu berikutnya. Keputusan investasi ini akan menentukan keseluruhan

2

Ibid., h.13-14

3

J.Fred Weston dan Eugene F.Brigham, Manajemen Keuangan, edisi 7, (Jakarta: Erlangga, 1993), h.3


(28)

jumlah aktiva yang ada pada perusahaan, komposisi dari aktiva-aktiva beserta tingkat risiko perusahaannya.

b. Keputusan Pemenuhan Kebutuhan Dana

Hal ini berkaitan dengan penentuan sumber dana yang akan digunakan, penentuan pertimbangan yang terbaik atau penentuan struktur modal yang optimal.

c. Keputusan Dividen

Keputusan ini berkaitan dengan penentuan persentase dari keuntungan bersih/netto yang akan dibayarkan sebagai “cash dividend”, penentuan“stock dividend” pembelian kembali saham.4

Fungsi manajemen keuangan secara ringkas adalah merencanakan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk mengambil keputusan investasi, pemenuhan kebutuhan dana dan keputusan dividen untuk memaksimumkan daya guna dari operasi-operasi perusahaan.

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian di dalam standar akuntansi keuangan, laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

4

Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, ed.4, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), h.10


(29)

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian integral dari laporan keuangan.5

Menurut James O.Gill dan Moira Chatton (2005) menyatakan bahwa “laporan keuangan merupakan sarana utama membuat informasi keuangan pada orang-orang dalam perusahaan (manajemen dan karyawan) serta kepada masyarakat di luar perusahaan (bank, investor, pemasok dan lain-lain).”6

Secara ringkas laporan keuangan adalah sarana informasi keuangan bagi internal perusahaan (manajemen dan karyawan) serta eksternal perusahaan (investor, bank, masyarakat, pemerintah, dan lain-lain) yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu.

2. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.

Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan, yang dapat dipercaya

5

Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah, (Jakarta: PT.Grasindo, 2009), h.171

,6O’Gill James dan Chatton Moira, Memahami Laporan Keuangan, Cet.3, (Jakarta: PMM, 2005), h.78


(30)

yang meliputi aktiva dan kewajiban, perubahan dalam aktiva netto, laba/profit, aktivitas pembiayaan dan investasi, maupun mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan (Sofyan Syafri H., 2008, h.132).

3. Unsur-unsur Laporan Keuangan

Pada umumnya, laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, serta laporan perubahan modal, tapi dalam praktik keseharian sering pula diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain.7

Unsur-unsur yang terdapat dalam laporan keuangan asuransi syariah yang lengkap terdiri dari:

a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca): adalah salah satu laporan keuangan yang paling penting dalam menghasilkan keputusan bisnis. Terdiri dari dua pos meliputi Aktiva dan Pasiva. Pos Aktiva terdiri dari satu kelompok akun yaitu harta atau aset dan pos pasiva terdiri dari dua kelompok akun yaitu kewajiban dan modal atau ekuitas.

b. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’: adalah laporan keuangan yang menginformasikan pendapatan yang berasal dari premi/kontribusi dan ujroh serta beban berupa pembayaran klaim. Ini

7


(31)

juga menginformasikan adanya surplus (defisit) pada dana Tabarrru’ dalam periode tertentu.

c. Laporan Laba Rugi: laporan ini disusun secara sistematis tentang kondisi perusahaan tercakup di dalam pendapatan, biaya, serta laba atau rugi yang diperoleh yang mengungkap bagaimana kinerja perusahaan, apakah menghasilkan keuntungan atau kerugian.

d. Laporan Perubahan Ekuitas: laporan ini menunjukkan perubahan modal disetor, cadangan, dan laba ditahan asuransi syariah dalam suatu periode tertentu.

e. Laporan Perubahan Dana Tabarru’: penyajian pada laporan ini mencakup pada pos-pos surplus atau defisit periode berjalan, bagian surplus yang didistribusikan ke peserta atau pengelola, surplus yang tersedia untuk dana tabarru’, saldo awal dan saldo akhir.

f. Laporan Arus Kas: menjelaskan arus kas masuk dan arus kas keluar cabang atau asuransi syariah dalam suatu periode tertentu

g. Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat: Penyajian laporan ini sesuai dengan PSAK 101 yang meliputi pos-pos sumber dana zakat, penggunaaan dana zakat, kenaikan atau penurunan dana zakat, saldo awal dan saldo akhir dana zakat.

h. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan: Disajikan sesuai PSAK 101 yang meliputi pos-pos sumber dana kebajikan,


(32)

penggunaaan dana kebajikan, kenaikan atau penurunan dana kebajikan, saldo awal dan saldo akhir dana kebajikan.

i. Catatan atas laporan keuangan: entitas asuransi syariah menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101 dan PSAK terkait.8

4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Dalam praktiknya sifat laporan keuangan yang dibuat yaitu:

1) Bersifat historis; artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu.

2) Bersifat menyeluruh; maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang tidak lengkap tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

Beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan:

1) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana data-data yang diambil dari data masa lalu

2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja

8


(33)

3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu

4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian

5) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.9

Laporan keuangan yang memiliki beberapa keterbatasan bukan berarti akan mengurangi nilai keuangan secara langsung walaupun sering terjadi perubahan kondisi dari berbagai sektor. Laporan keuangan dianggap telah memenuhi syarat apabila disusun sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

C. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian analisis laporan keuangan

Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan Laporan Keuangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis diartikan sebagai “penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

9


(34)

penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.”10

Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Lebih lanjut analisis laporan keuangan adalah

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”11

Jadi, analisis laporan keuangan berarti menguraikan pokok informasi dari pos-pos laporan keuangan yang bersifat signifikan untuk memahami lebih dalam mengenai kondisi keuangan agar menghasilkan keputusan yang tepat.

10

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia ed.4, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.58

11

Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h.189-190


(35)

2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah:

1) Mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

2) Mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3) Mengetahui kekuatan yang dimiliki.

4) Mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5) Melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

tentang hasil yang mereka capai.12

Dari sudut lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai berikut:

1) Screening; analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.

12


(36)

2) Forecasting; analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

3) Diagnosis; analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain.

4) Evaluation; analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain.13

Secara ringkas tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengetahui posisi keuangan, mengetahui kelemahan dan kekuatan perusahaan, penilaian kinerja, meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa datang, melihat kemungkinan adanya masalah dari berbagai sektor (manajemen, keuangan, operasi, dan sebagainya), dan melihat secara analitis untuk memilih investasi.

3. Prosedur dan Jenis Analisis Laporan Keuangan

Ketika melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang tepat agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal dan mudah untuk menginterpretasikannya.

13


(37)

Adapun prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan sebagai berikut:

a. mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin baik untuk satu periode maupun beberapa periode. b. melakukan pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus

tertentu, secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat.

c. melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.

d. memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.

e. membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

f. memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.14

Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu:

a. Analisis vertikal (statis); merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya

14


(38)

untuk satu periode saja dan perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.

b. Analisis horizontal (dinamis); merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.15

Kemudian di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis teknik analisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut:

a) Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan

Merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat antara lain berupa angka-angka dalam rupiah atau persentase, kenaikan atau penurunan jumlah baik dalam rupiah maupun dalam persentase.

b) Analisis Tren

Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan

15


(39)

mengalami perubahan. Dengan analisis ini dapat diketahui tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan.

c) Analisis Persentase per Komponen

Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Analisis dilakukan untuk mengetahui persentase investasi, struktur permodalan, komposisi biaya terhadap penjualan.

d) Analisis Sumber dan Penggunaan Dana

Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode.

e) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu.


(40)

f) Analisis Rasio

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.

g) Analisis Laba Kotor

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke periode dan untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.

h) Analisis Titik Pulang Pokok atau Titik Impas (Break Even Point). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Analisis ini berguna untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.16

16


(41)

4. Analisis Rasio Keuangan 1) Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.17 Rasio keuangan digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah lainnya yang hasilnya dapat menjelaskan tentang baik atau tidak posisi keuangan perusahaan. Angka rasio pada dasarnya digolongkan menjadi dua, yaitu berdasarkan sumber data keuangan dan berdasarkan tujuan yang diinginkan.

2) Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam bisnis adalah: a. Rasio Likuiditas: rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban atau utang-utang jangka pendek. Jenis-jenis rasio likuiditas yaitu sebagai berikut:

i) Current Ratio (Rasio Lancar)

Rasio ini merupakan rasio yang paling umum dan sering digunakan dalam perhitungan modal kerja. Current ratio

17


(42)

dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar.

Rasio ini menggambarkan kemampuan seluruh aktiva lancar dalam menjamin seluruh utang lancarnya atau rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

ii) Quick Ratio (Rasio Cepat)

Quick Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya terhadap jangka pendeknya. Pada rasio ini, pos persediaan dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan hanya menyimpan pos-pos aktiva yang likuid saja yang akan dibagi dengan kewajiban lancar.

iii) Cash Ratio (Rasio Kas)

Rasio kas adalah jumlah kas dan setara kas yang perusahaan miliki dibandingkan dengan kewajiban lancar.

Rasio Lancar (current ratio)=


(43)

Rasio ini menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.

b. Rasio Solvabilitas: rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjangnya. Jenis-jenis rasio solvabilitas yaitu sebagai berikut:

i) Debt to Equity Ratio (Rasio hutang modal)

Debt to Equity Ratio adalah total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dibandingkan dengan modal. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban menggunakan modal yang dimiliki.

ii) Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian. Nilai rasio yang tinggi

Rasio Kas=


(44)

menunjukkan peningkatan dari risiko berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya.18

c. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas: rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuangan, dengan kata lain melihat kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan menggunakan aset atau modal perusahaan. Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

i) Return on Equity Ratio

Return on Equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Rasio ini menggambarkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif dan mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.19

18

Chairul Marom, Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.Grasindo, 2004), h.129

19

Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.20


(45)

ii) Return on Asset

Return on Asset adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva rata-rata. Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atas aktiva.20

iii) Return on Investment

Merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.21

20

Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management Ed-1, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007), h.1061

21

Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2001), h.63

Return on Equity Ratio=


(46)

d. Rasio Leverage: rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan dalam menggunakan utang dari luar untuk membiayai operasi maupun ekspansi dirinya.

e. Rasio Aktivitas: merupakan rasio yang dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai aset. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya.

f. Rasio Pertumbuhan: adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi.

g. Market Based (penilaian pasar): adalah rasio untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi.

h. Rasio Produktivitas: merupakan rasio perbandingan antara output dengan input perusahaan (Sofyan Syafri H., 2008, 301).

Berdasarkan jenis-jenis rasio tersebut, rasio yang umum digunakan oleh perusahaan asuransi yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas/rentabilitas. Selain itu ada pula


(47)

- rasio beban klaim terhadap premi netto/loss ratio: melihat tingkat kerugian asuransi

- rasio retensi sendiri: melihat berapa persentase perusahaan dapat menanggung risiko dari modal sendiri

- rasio underwriting: mengukur perbandingan antara hasil underwriting dengan pendapatan premi, dibutuhkan untuk nasabah dapat mengetahui pembagian surplus underwriting, merupakan penentu pokok dari posisi laba usaha perusahaan asuransi.

- rasio beban komisi: melihat berapa persen biaya komisi yang dikeluarkan perusahaan untuk komisi perantara

- rasio biaya manajemen: melihat efisiensi produk dan channel distribusi

3) Keunggulan Analisis Rasio

Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya yaitu sebagai berikut:

a. rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan;

b. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;


(48)

d. sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);

e. menstandarisir size perusahaan;

f. lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series;

g. lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.22

5. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan 1) Pengertian Analisis Perbandingan

Analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit.23

2) Tujuan analisis perbandingan

Saat melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini, kita dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata

22

Sofyan Syafri Harahap, Op.Cit, h.298

23


(49)

industri, dan rasio normatif sebagai standar perbandingan (Sofyan Syafri H., 2006, h.227).

Berdasarkan teknik perbandingan ini maka dapat diketahui pula adanya kenaikan dan penurunan nilai dalam rupiah atau unit serta dalam bentuk persentase maupun rasio.

Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat dilakukan melalui:

a. perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal) b. perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik

c. perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku (Industrial Norm)

d. perbandingan dengan budget (anggaran)

e. perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu perusahaan.24

Apabila melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:

a. standar penyusunan laporan keuangan harus sama

b. size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus sama

c. periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba rugi dan komponennya.25

24


(50)

D. Metode Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan memiliki beberapa metode diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Metode Komparatif

Merupakan metode perbandingan angka-angka dalam laporan keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan:

a. perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka dalam satu laporan keuangan di beberapa tahun yang berbeda misal laporan keuangan tahun 2000 dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2001, 2001 dengan 2002.

b. perbandingan vertikal yaitu membandingkan unsur-unsur pada laporan keuangan dalam satu tahun buku.

c. perbandingan dengan perusahaan yang terbaik d. perbandingan dengan standar industri yang berlaku. e. perbandingan dengan anggaran perusahaan.

25


(51)

2. Metode Analisis Tren

Analisis ini menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun kemudian dapat digambarkan trennya. Analisis tren dapat dibuat melalui grafik. Maka diperlukan ilmu statistik seperti rumus chi-square, program linear, dan sebagainya.

3. Metode Indeks Time Series

Metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengonversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Berdasarkan dari tahun dasar ini dibuat indeks tahun-tahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-angka laporan keuangan perusahaan tersebut pada periode lain.

4. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)

Merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi. Menurut Harahap (2006;243), analisis common size digunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengkonversi laporan keuangan ke dalam laporan bentuk awam (common size) dengan menggunakan denominator persentase.


(52)

5. Metode Rasio Laporan Keuangan

Merupakan metode perbandingan antara pos tertentu dengan pos-pos lainnya yang memiliki hubungan signifikan. Metode ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya sehingga dapat diberikan penilaian.


(53)

Grafik II.1 Kerangka Konseptual

2. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Menghindari terjadinya duplikasi penelitian serta untuk menguasai teori yang relevan dengan masalah penelitian dan rencana model analisis yang akan dipakai, maka penulis perlu melakukan kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan terkait permasalahan yang akan diteliti, penulis mereview kajian terdahulu sebagai berikut:


(54)

Tabel II.1

Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu 1 Penulis:

Anna Zahara, tahun 2010.

Skripsi Jurusan Asuransi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Judul:

Analisis Ratio Keuangan pada PT Asuransi Takaful Keluarga

Objek Penelitian:

Annual Report PT Asuransi Takaful Keluarga periode 2004-2008

Metode Penelitian:

Content Analysis (Analisis Isi) dan Metode RLS (Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas) untuk menghitung nilai kondisi keuangan perusahaan asuransi.

Hasil Penelitian:

Berdasarkan metode RLS, dinyatakan bahwa tingkat kinerja keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga memiliki nilai bobot nilai sebesar 44% (< 100%) sehingga dikatakan masuk dalam kategori kondisi keuangan “tidak sehat”.

2 Penulis:

Markustinus Jemi, dkk.

Objek Penelitian:


(55)

tahun 2013.

Jurnal Manajemen dan Bisnis Universitas Negeri Manado

Judul:

Analisis Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT (Persero) Asuransi

Kredit Indonesia Cabang Manado

ASKRINDO Cabang Manado.

Metode Penelitian:

Deskriptif. Analisis data menggunakan perhitungan Rasio Profitabilitas (rasio profitabilitas yang terdiri dari Gross profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),

Return on equity (ROE), Income to total assets dan Gross income to total assets.

Hasil Penelitian:

Dengan analisis rasio Profitabilitas

menunjukan bahwa dari tahun 2007 sampai 2011 berfluktuasi, ini berarti bahwa kinerja keuangan PT ASKRINDO kurang baik.

Penurunan GPM, NPM, ROE, Income to

total Assets, Gross Income to total assets

yang paling besar terjadi pada tahun 2010 dan tahun 2011, karena pada tahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan laba bersih yaitu sebesar Rp 2.177.60 pada tahun 2009


(56)

menjadi Rp 1.803.94 pada tahun 2010 dan Rp 1.438.86 pada tahun 2011

Perbedaan penelitian pada kali ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada objek penelitian dan metode analisis yang digunakan. Pada penelitian kali ini objek penelitiannya adalah laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 unit syariah periode 2010-2014 yang telah dipublikasi. Metode analisis laporan keuangan yang digunakan tidak hanya dengan metode RLS (Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas) tetapi juga dengan analisis perbandingan laporan keuangan yang terdiri dari analisis komparatif-growth analysis dan analisis common size.


(57)

44 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian ekonomi/bisnis. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kuantitatif dengan format deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus. Penelitian ini hanya menggunakan kasus atau wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.1

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data sekunder tersebut berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 periode 2010-2014 dan literatur kepustakaan seperti buku-buku dan sumber lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas.

1

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.36


(58)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah sebagai berikut: 1. Studi Dokumentasi. Dengan melakukan studi dokumentasi data yang

diperoleh adalah berupa data sekunder, yang berarti data yang diperlukan sudah tertulis atau diolah oleh orang/lembaga lain. Dokumen tertulis tersebut bisa berupa surat-surat, catatan, laporan, jurnal, dan bibliografi lain.2 Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dari dokumen laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah periode 2010-2014.

2. Penelitian kepustakaan. Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari dan memahami buku-buku yang berhubungan dengan asuransi syariah dan analisa laporan keuangan, serta jurnal atau hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.

D. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program Microsoft Excel yaitu dengan menginput sejumlah angka-angka laporan keuangan yang dibutuhkan untuk kemudian dianalisis dengan beberapa metode sehingga dapat dideskripsikan hasil dan kesimpulan yang sifatnya kuantitatif.

2


(59)

E.Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dilakukan yaitu dengan metode analisis rasio keuangan dan analisis perbandingan laporan keuangan dalam kurun waktu 5 tahun. Sebelum melakukan analisis dengan metode-metode tersebut ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Mengelompokkan laporan keuangan dalam bentuk Neraca Perbandingan dan Laporan Laba Rugi Perbandingan

2. Mengklasifikasi atau mengelompokkan akun-akun yang akan diperhitungkan dalam analisis

3. Melakukan formulasi (rasio-rasio dan common size) sesuai dengan rumus perhitungan.

Berikut ini beberapa metode analisis yang dilakukan:

Metode analisis perbandingan laporan keuangan, yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Metode Komparatif

Merupakan metode perbandingan angka-angka dalam laporan keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan:

- perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka pertumbuhan/growth analysis dalam satu laporan keuangan di


(60)

beberapa tahun yang berbeda yaitu dari tahun 2010-2011, 2011-2012, 2012-2013, 2013-2014

- perbandingan dengan perusahaan yang terbaik - perbandingan dengan standar industri yang berlaku.

b. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)

Merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi. Menurut Harahap (2006;243), analisis common size digunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengkonversi laporan keuangan ke dalam laporan bentuk awam (common size) dengan menggunakan denominator persentase.

c. Metode Rasio Laporan Keuangan

Merupakan metode perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos-pos lainnya yang memiliki hubungan signifikan. Metode ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya sehingga dapat diberikan penilaian. Rasio-rasio yang diukur adalah sebagai berikut:


(61)

i. Rasio Likuiditas

Semakin tinggi rasio nya maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka pendek.

ii. Rasio Solvabilitas

Semakin kecil rasio nya maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang.

iii. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas Rasio Kas=

Rasio Lancar (current ratio)=

Total debt to Equity Ratio=

Total Debt to Asset Ratio=

Return on Equity Ratio=


(62)

Semakin tinggi rasio nya maka perusahaan semakin efektif dalam memperoleh laba.

iv. Rasio Underwriting

Analisa dari rasio keuntungan yang lain dapat menyebabkan hasil underwriting yang positif atau negatif. Rasio underwriting yang negatif mengindikasikan kemungkinan rate yang ditetapkan berada di bawah yang semestinya.

v. Rasio Retensi Sendiri

Semakin besar perusahaan maka semakin tinggi rasionya. Rasio digunakan sebagai dasar dalam membandingkan kemampuan perusahaan sebenarnya dengan dana/modal yang tersedia.


(63)

50

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan1

Bumiputera 1912 didirikan di Magelang pada tanggal 12 Februari 1912 oleh perkumpulan Guru-Guru Hindia Belanda (PGHB). Pelopor berdirinya adalah seorang tokoh pergerakan nasional yaitu Bapak M. Ng. Dwidjosewojo (Sekretaris Boedi Oetomo). Sesuai dengan Perkumpulan yang mendirikannya, perusahaan asuransi jiwa ini diberi nama Onderlinge levensverzekering Maattschappij PGHB dan biasa disingkat dengan OL.Mij. PGHB.

Adapun perintis dalam pembentukan perusahaan ini adalah :

a) M. Ng. Dwidjosewojo – Komisaris adalah seorang guru bahasa jawa pada Sekolah Pendidikan Guru (Kweekshool) di Yogyakarta

b) M.K.H. Soebroto – Direktur, adalah seorang guru bahasa melayu pada Sekolah Calon Pegawai (Opleding School Voor Inlandsche Ambtennaaren/ OSVIA) di Magelang.

c) M. Adimidjojo - Bendahara, adalah seorang mantri guru pada Sekolah Dasar Hindia Belanda (Hollandsh Inlandsche School / HIS) di Magelang

1


(64)

Bumiputera yang berbentuk badan usaha mutual atau usaha bersama ini menganut bahwa semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil – wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme, idealisme dan profesionalisme merupakan kekuatan utama bagi Bumiputera.

Unit bisnis syariah Bumiputera secara resmi terbentuk sejak dikeluarkannya surat keputusan menteri keuangan No.kep.268/KM.6/2002 tanggal 7 Nopember 2002 dalam bentuk cabang usaha asuransi jiwa syariah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 tanggal 17 Oktober 2001. Dalam rangka menjaga kemurnian pelaksanaan prinsip- prinsip syariah, maka berdasarkan keputusan Direksi No. SK/14/DIR/2002 tanggal 11 November 2002 dibentuk Divisi Asuransi Jiwa Syariah dan Kantor Cabang Asuransi Syariah Jakarta. Namun, sejak Januari 2015 struktur organisasi divisi tersebut telah diubah menjadi departemen syariah yang tugasnya menangani pengelolaan dana dan administrasi syariah.

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi AJB Bumiputera 1912 :

”AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber


(65)

Daya Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.”2

b. Misi AJB Bumiputera 1912 :

a. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

b. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan, dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis. c. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.3

3. Garis Besar Manajemen Perusahaan a. Bentuk dan Pengelolaan

Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera adalah cabang usaha AJB Bumiputera 1912 berbentuk Divisi (sekarang Departemen) yang beroperasi dengan prinsip syariah. Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera akan menjadi lembaga keuangan syariah yang diperhitungkan dan dibanggakan dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia melalui jasa asuransi jiwa syariah, dengan dukungan sumber daya insani yang amanah (dipercaya), fathonah (cerdas, skillfull, profesional), shiddiq (jujur dan benar), dan tabligh

2

Ibid.

3


(66)

(komunikatif, maupun melakukan tugas secara team work, dimana informasi merata diseluruh fungsi organisasi). Asuransi jiwa syariah Bumiputera menyelenggarakan kegiatan usaha yang mengikuti kaidah kepemimpinan yang baik (good governance).4

b. Pemasaran

a) Kegiatan pemasaran asuransi jiwa syariah Bumiputera dilakukan dengan membuka kantor cabang syariah sekaligus merekrut agen khusus syariah, serta dilakukan dengan bersinergi antara lini bisnis. b) Pertumbuhan pendapatan premi asuransi jiwa syariah Bumiputera

di atas rata-rata industri asuransi jiwa syariah.

c) Sasaran pasar meliputi segmen loyalist syariah market (segmen pasar dari umat muslim) dan segmen non loyalist syariah market (segmen pasar dari non muslim), serta portofolio AJB Bumiputera 1912.5

c. Keuangan dan Investasi

a) Investasi yang dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah.

b) Investasi ditempatkan pada outlet-outlet yang menguntungkan, yang diarahkan pada deposito syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, dan pembiayaan kesejahteraan karyawan dengan skim murabahah.

4

Ibid.

5


(67)

c) Hasil investasi diharapkan lebih tinggi dari asumsi yang diberikan kepada pemegang polis.

d) Pengelolaan keuangan dan investasi mengikuti Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep. 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.6

d. Teknik dan Administrasi

a) Produk dan layanan mengikuti tuntutan bisnis syariah.

b) Penyajian informasi yang mutakhir dan relevan dengan kegiatan usaha, memadai, dan tepat waktu.

c) Sistem aplikasi administrasi dan keuangan dapat menyajikan laporan keuangan di setiap Kantor Cabang Syariah.

d) Pemegang polis dapat melihat dana tabungan dan hasil investasinya setiap saat di Kantor Cabang.7

6

Ibid.

7


(68)

e. Sumber Daya Manusia (SDM)

a) Prioritas pemenuhan kebutuhan SDM organik diambil dari intern sedangkan untuk mitra kerja dari ekstern.

b) Membentuk calon pemimpin, cabang syariah yang mempunyai kompetensi dan kapasitas yang tinggi, diprioritaskan dari AK Asuransi Perorangan (Asper), Asuransi Kumpulan (Askum). c) Membentuk SDM yang mempunyai moral dan etika tinggi

(akhlakul karimah), dan mempunyai sifat sidiq, amanah, fathonah, dan tabligh.

d) Membentuk SDM yang mempunyai etos kerja dan produktifitas yang tinggi, serta profesional di bidangnya.8

8


(69)

B. Kondisi Keuangan Departemen Syariah AJB Bumiputera 1912 1. Perbandingan Laporan Keuangan

Tahapan yang dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan adalah dengan mengklasifikasikan akun-akun pada laporan keuangan yang akan diperhitungkan terkait metode analisis yang digunakan. Klasifikasi tersebut disajikan sebagai berikut:

Tabel IV.1

Neraca Perbandingan AJB Bumiputera 1912 unit yariah

2014 2013 2012 2011 2010 ASET (dalam jutaan rupiah)

Kas dan Setara Kas 8,468.44 16,108.01 14,490.28 16,569.99 23,414.99

Piutang Kontribusi - - - - -

Tagihan Investasi - - - - -

Piutang Hasil Investasi 2,570.34 2,545.59 1,307.21 1,543.62 1,189.33

Tagihan Ujroh kepada Peserta - - - - -

Piutang Reasuransi - - - - -

Tagihan Qardh - - - - -

Piutang

a. Murabahah - - - - -

b.Musyarakah - - - - -

c. Salam - - - - -

e. lain-lain - - - - -

f. Istishna' - - - - -

Investasi Pada Surat Berharga 888,124.26 720,210.77 673,411.23 533,637.23 391,336.28

Pembiayaan

a. Mudharabah - - - - -

b.Musyarakah - - - - -

Investasi pada Entitas Lain - - - - -

Properti Investasi - - - - -

Aset Lain 5,747.37 6,885.32 6,435.84 3,628.55 6,976.05


(70)

2014 2013 2012 2011 2010 KEWAJIBAN (dalam jutaan rupiah)

Penyisihan Kontribusi 42,854.32 35,094.55 24,422.02 - -

Penyisihan Kontribusi yang Belum Menjadi Hak

1,570.74 586.80 1,347.46 - -

Penyisihan Teknis - - - 23,631.26 17,633.35

Kontribusi yang belum menjadi hak

- - - 42,544.86 20,049.55

Utang Klaim 3,008.42 3,110.20 1,744.87 1,564.71 -

Klaim yang Sudah Terjadi Tetapi belum dilaporkan

314.15 117.36 214.72 - -

Bagian Peserta atas Surplus Underwriting Dana Tabarru' yang Masih Harus Dibayar

- - - - -

Utang Komisi - - - 122.95 -

Utang Pajak 129.14 260.39 356.97 266.02 394.23

Utang Reasuransi 1,350.66 308.80 390.30 456.47 254.60

Utang Dividen - - - - -

Utang Lain 68,962.51 73,153.06 65,095.54 7,557.34 10,173.81

Jumlah Kewajiban 118,189.94 112,631.16 93,571.88 76,143.61 48,505.54 EKUITAS (dalam jutaan rupiah)

Modal disetor 80,000.00 80,000.00 80,000.00 80,000.00 55,000.00

Kenaikan (Penurunan) Surat Berharga

24,271.05 (28,733.39) 6,019.91 (1,335.83) 8,665.70

Saldo Laba (Rugi) 4,226.82 3,529.84 3,289.46 8,669.81 (19,472.32)


(71)

Tabel IV.2

Laporan Laba Rugi Perbandingan AJB Bumiputera 1912 unit syariah

LABA RUGI 2014 2013 2012 2011 2010 Pendapatan (dalam jutaan rupiah)

Pendapatan Pengelolaan Operasi

Asuransi

33,194.40 44,665.05 46,449.48 53,064.43 36,954.23

Pendapatan Pengelolaan Portofolio

Investasi Dana Peserta

10,410.33 10,273.73 13,073.37 11,398.57 6,742.14

Pendapatan Pembagian Surplus

Underwriting

- - - - -

Pendapatan Investasi 13,904.10 4,474.52 7,847.59 1,056.05 5,143.59

Jumlah Pendapatan 57,508.83 59,413.30 67,370.44 65,519.05 48,839.96

Beban

Beban komisi 21,877.94 28,070.73 27,701.46 28,054.96 24,596.59

Ujroh dibayar 640.38 339.00 356.93 377.22 -

Beban umum dan administrasi 6,741.49 9,548.96 11,832.67 9,596.94 9,614.59

Beban pemasaran 28,780.46 25,858.96 27,373.10 28,610.22 31,848.55

Beban pengembangan - - - - -

Jumlah Beban 58,040.27 63,817.66 67,264.16 66,639.34 66,059.73 Laba Usaha (531.44) (4,404.36) 106.28 (1,120.29) (17,219.77)

Pendapatan (beban) non usaha neto 1,228.43 4,644.74 (683.62) 29,262.43 (55,511.11)

Laba sebelum pajak 696.99 240.38 (577.34) 28,142.14 (72,730.88)

Beban pajak - - - - -


(72)

Tabel IV.3

Laporan Surplus (Defisit) Underwriting Dana Tabarru’ AJB Bumiputera 1912 unit syariah

2014 2013 2012 2011 2010 PENDAPATAN ASURANSI (dalam jutaan rupiah)

Kontribusi Bruto 60,392.29 75,199.09 64,731.19 71,047.86 61,866.26

Ujroh Pengelola (33,194.40) (44,665.05) (46,449.48) (53,064.43) (36,954.23)

Bagian Reasuransi (atas risiko) (3,216.90) (1,688.48) (1,246.67) (1,131.68) (1,149.66)

Perubahan Kontribusi yang Belum Menjadi Hak

983.94 (760.66) (335.41) 551.64 (539.98)

Jumlah Pendapatan (pendapatan premi) 22,997.05 29,606.22 17,370.45 16,300.11 24,302.35 Premi Neto 23,980.99 28,845.56 17,035.04 16,851.75 23,762.37 BEBAN ASURANSI

Pembayaran Klaim 14,366.85 16,268.48 20,213.45 18,702.58 9,317.93

Klaim yang Ditanggung Reasuransi dan Pihak Lain

(1,321.96) - - (197.67) -

Klaim yang Masih Harus Dibayar - - - - -

Klaim yang Masih Harus Dibayar yang Ditanggung Reasuransi dan Pihak Lain

- - - - -

Penyisihan Kontribusi 7,759.77 10,672.54 2,742.99 5,176.90 4,484.64

Penyisihan Klaim 196.79 (97.36) (54.64) 269.37 -

Beban Pengelolaan Asuransi - - - - -

Jumlah Beban Asuransi 21,001.45 26,843.66 22,901.80 23,951.18 13,802.57 Surplus (Defisit) Neto Asuransi 1,995.60 2,762.56 (5,531.35) (7,651.07) 10,499.78 Pendapatan Investasi

Total Pendapatan Investasi 5,450.61 (1,117.76) 2,117.10 2,963.05 1,174.59

Dikurangi Beban Pengelolaan Portofolio Investasi

(1,200.11) (968.90) (636.74) (888.91) (352.38)

Pendapatan investasi neto 4,250.50 (2,086.66) 1,480.36 2,074.14 822.21 Surplus (defisit) Underwriting Dana

Tabarru'


(73)

2. Analisis Rasio Keuangan

Rasio Risk Based Capital/RBC merupakan tolak ukur kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, bahwa Perusahaan harus menjaga Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru’ paling rendah 30% dari dana yang diperlukan.

Selain itu, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.826/KMK.013/1992 tentang cara perhitungan nilai kondisi keuangan, tolak ukur yang digunakan dikenal dengan metode RLS (Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas). Metode ini membagi kondisi keuangan perusahaan menjadi 4 (empat) golongan yaitu: Sehat sekali, sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

Cara perhitungan bobot nilai tersebut adalah sebagai berikut:

No Kondisi

Keuangan Rentabilitas Likuiditas Solvabilitas

Total Bobot

1 Sehat Sekali >12% >150% >200%

Bobot Nilai > 75 > 12.5 > 12.5 >100

2 Sehat > 8-12 % >100-150% >150-200%

Bobot Nilai >50-75 >8.33-12.5 >9.38-12.5 >68-100

3 Kurang Sehat >5-8% >75-100% >100-150%

Bobot Nilai >31.5-50 >6.25-8.33 >6.25-9.38 >44-68

4 Tidak Sehat <5% <75% <100%


(74)

a. Rasio Tingkat Solvabilitas/ Risk Based Capital (RBC)

Merupakan rasio yang mengukur tingkat kesehatan dan keamanan finansial perusahaan asuransi. Semakin besar rasio yang diperoleh maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan asuransi tersebut. Rasio ini sangat penting terutama bagi peserta asuransi dalam hal pengajuan klaim, pun bagi perusahaan karena kewajiban dalam menjamin risiko dapat terjadi setiap saat.

Tabel IV.4 Rasio Pencapaian RBC

Tahun 2014 2013 2012 2011 2010

Rasio Pencapaian

(%)

97.98 % 57.07 % 107.43 % 74.33 % 97.92 %

Sumber: Laporan Keuangan Departemen syariah AJB Bumiputera 1912

Grafik IV.1

Rasio Pencapaian RBC

AJB Bumiputera 1912 departemen syariah

0.00% 50.00% 100.00% 150.00%

2010 2011 2012 2013 2014

Rasio Pencapaian RBC

Rasio Pencapaian RBC


(75)

Rasio pencapaian tingkat solvabilitas/rasio Risk Based Capital (RBC) yang diperoleh AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah selama periode 2010 hingga 2014 sudah cukup baik karena sudah di atas 30% yang artinya sudah memenuhi syarat pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah.

Pada tahun 2011 rasio RBC mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan pada tahun tersebut terjadi penurunan jumlah tingkat solvabilitas akibat bertambahnya angka kewajiban yang lebih besar dibanding pada kekayaan yang diperkenankan, namun meningkat di tahun 2012 dengan nilai yang cukup signifikan karena bertambahnya jumlah tingkat solvabilitas dan ada kelebihan dari batas tingkat solvabilitas. Kemudian, di tahun 2013 rupanya terjadi penurunan rasio RBC kembali. Hal ini dipengaruhi adanya masalah RBC pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912 dimana pencapaian rasio RBC nya kurang dari 120%. Penurunan tersebut cukup drastis karena bertambahnya angka kewajiban yang harus dipenuhi tidak seimbang dengan penambahan angka kekayaan yang diperkenankan sehingga ada kekurangan pada batas tingkat solvabilitas. Lalu, di tahun 2014 terjadi kenaikan rasio kembali yang


(76)

berarti bahwa ada perbaikan kinerja keuangan di departemen syariah AJB Bumiputera 1912.

Secara garis besar selama periode 2010-2014 tidak ada masalah pada RBC di departemen syariah dan dapat dikatakan bahwa kondisi keuangan di departemen syariah AJB Bumiputera 1912 sudah sehat jika diukur dari perolehan Risk Based Capital (RBC).

b. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban atau utang-utang jangka pendek. Penilaian likuiditas perlu untuk mengantisipasi risiko likuiditas yang akan muncul.

Menurut data di laporan keuangan, perolehan rasio likuiditas AJB Bumiputera departemen syariah adalah sebagai berikut:

Tabel IV.5 Rasio Likuiditas

Tahun 2014 2013 2012 2011 2010

Rasio

Likuiditas 400.07% 392.16% 298.74% 315.35% 390.49%


(77)

Grafik IV.2 Rasio Likuiditas

AJB Bumiputera 1912 departemen syariah

Berdasarkan data perolehan rasio likuiditas tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata rasio likuiditas selama 2010-2014 adalah 395.36%. Artinya, rasio likuiditas yang dimiliki AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah masuk kategori “Sehat Sekali”. Hal ini mengindikasikan tidak ada masalah dalam hal likuiditas. AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah mampu untuk mencairkan dana yang dimiliki dengan cepat dalam hal memenuhi kewajiban lancarnya terutama kewajiban terhadap peserta asuransi seperti pembayaran klaim dan sebagainya.

Di tahun 2010 ke 2012 terjadi penurunan nilai rasio karena pada tahun tersebut jumlah kewajiban yang harus dipenuhi terus bertambah yang berupa utang lain, utang pajak, utang klaim dan penyisihan

0.00% 200.00% 400.00% 600.00%

Rasio Likuiditas


(78)

kontribusi sedangkan bertambahnya jumlah kewajiban tersebut tidak diimbangi dengan penambahan jumlah aset lancar pada sisi kas yang bersifat mudah dicairkan yang justru terus berkurang, sedangkan asetnya bertambah pada sisi investasi pada surat berharga yang sifatnya tidak mudah dicairkan. Kemudian, di tahun 2013 hingga 2014 ada kenaikan nilai yang cukup besar. Artinya ada perbaikan kinerja perusahaan dalam hal likuiditas yang dipengaruhi adanya perbaikan dari sisi aset lancar sebagai indikator pemenuhan kewajiban jangka pendek.

c. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas yang diukur dengan Total Debt to Equity Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban menggunakan modal yang dimiliki, sedangkan Total Debt to Asset Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya.


(79)

Tabel IV.6

Total Debt to Equity Ratio

Tahun Total Utang atau

Kewajiban (a) Ekuitas (b)

Total Debt to Equity Ratio ((a):(b)X100%) 2010 48,505,540,000 44,193,380,000 110% 2011 76,143,610,000 87,333,980,000 87% 2012 93,571,880,000 89,309,370,000 105% 2013 112,631,160,000 54,796,450,000 206% 2014 118,189,940,000 108,497,870,000 109%

Rata-rata 123.4%

Sumber: Data yang telah diolah

Tabel IV.7

Total Debt to Asset Ratio

Tahun Total Utang atau Kewajiban (a)

Total Aktiva/Aset (b)

Total Debt to Asset Ratio ((a):(b)X100%) 2010 48,505,540,000 422,916,650,000 11% 2011 76,143,610,000 555,379,390,000 14% 2012 93,571,880,000 695,644,560,000 13% 2013 112,631,160,000 745,749,690,000 15% 2014 118,189,940,000 904,910,410,000 13%

Rata-rata 13%


(80)

Grafik IV.3 Rasio Solvabilitas

AJB Bumiputera 1912 departemen syariah

Rasio solvabilitas yang diukur dengan Total debt to Equity Ratio dan Total Debt to Asset Ratio dari tahun 2010 hingga 2014 diperoleh angka rasio yang fluktuatif atau naik-turun.

Rata-rata nilai Total debt to Equity Ratio yang dicapai yaitu 123.4%, Berdasarkan perolehan rasio tersebut berarti bahwa selama tahun 2010 hingga 2014 AJB Bumiputera departemen syariah menyediakan 123.4% dari modal sendiri untuk menjamin hutang atau kewajiban jangka panjang selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir ini. Rasio tersebut menunjukkan nilai yang “Kurang Sehat” karena berada di posisi >100-150%. Hal ini dikarenakan jumlah modal sendiri yang lebih kecil dari jumlah kewajibannya. Kewajiban yang bertambah sebagian besar berbentuk utang lain dan juga penyisihan

0% 50% 100% 150% 200% 250%

2010 2011 2012 2013 2014

Total Debt to Equity Ratio

Total Debt to Asset Ratio


(81)

kontribusi atau dengan kata lain bertambahnya manfaat polis di masa depan. Artinya, perusahaan belum mampu menutupi seluruh kewajiban dari modal yang dimiliki.

Rata-rata nilai Total Debt to Asset Ratio yang diperoleh yaitu sebesar 13% yang berarti selama periode 2010-2014 setiap Rp.100 dari dana AJB Bumiputera departemen syariah dibiayai oleh utang sebesar Rp. 13. Perhitungan rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan asuransi dalam hal menanggung risiko dibiayai oleh utang maka, perolehan rasio yang minim tersebut menunjukkan AJB Bumiputera departemen syariah mampu membayar kewajiban jangka panjang dari aset yang dimiliki.

Rasio solvabilitas yang kurang sehat dapat berakibat kemungkinan masalah di akan datang bagi perusahaan untuk melunasi kewajibannya atau menanggung risiko dari modal atau dana yang dimiliki. Maka, modal atau ekuitas perlu diseimbangkan dengan kewajiban yang harus dipenuhi.

d. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

Rasio rentabilitas yang diukur dengan Return on Asset Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atas aktiva, dan Return on Equity Ratio menggambarkan sejauh mana


(82)

perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif dan mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.

Tabel IV.8 Return on Asset Ratio

Tahun Laba Bersih Sebelum Pajak (a)

Total Aktiva/Aset (b)

Return on Asset Ratio ((a):(b)X100%) 2010 (72,730,880,000) 422,916,650,000 -17% 2011 28,142,140,000 555,379,390,000 5% 2012 (577,340,000) 695,644,560,000 -0.08% 2013 240,380,000 745,749,690,000 0.03% 2014 696,990,000 904,910,410,000 0.08%

Rata-rata -2.42%

Sumber: Data yang telah diolah

Tabel IV.9 Return on Equity Ratio

Tahun Laba Bersih Setelah

Pajak (a) Total Ekuitas(b)

Return on Equity Ratio ((a):(b)X100%) 2010 (72,730,880,000) 44,193,380,000 -165% 2011 28,142,140,000 87,333,980,000 32% 2012 (577,340,000) 89,309,370,000 -0.65% 2013 240,380,000 54,796,450,000 0.44% 2014 696,990,000 108,497,870,000 0.64%

Rata-rata -26.38 %


(83)

Grafik IV.4

Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

AJB Bumiputera 1912 departemen syariah

Rasio rentabilitas yang diukur dengan Return on Asset Ratio dari tahun 2010 hingga 2014, dapat dilihat dari tahun 2010 ke 2011 mengalami kenaikan. Kenaikan angka tersebut dikarenakan ada laba yang bertambah di tahun 2011 dari tahun 2010 yang mengalami kerugian. Kerugian terjadi karena jumlah beban lebih besar dari pendapatan. Beban terbesar ada di beban pemasaran. Artinya, pada tahun tersebut AJB Bumiputera 1912 departemen syariah tengah meningkatkan kegiatan pemasaran yang membutuhkan dana yang besar. Namun sejak tahun 2012 hingga 2014 tidak ada perubahan nilai rasio yang signifikan dan statis di 0-0.08%, karena nilai laba sebelum pajak cenderung fluktuatif sedangkan dari sisi total aktiva mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Secara keseluruhan rata-rata nilai rasio

-200% -150% -100% -50% 0% 50%

2010 2011 2012 2013 2014

Return on Asset ratio


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Suara Pembaruan

Senin, 29 April 2013 21


(6)