Jenis Penelitian Metode Pengumpulan Data Teknik Analisa Data Karakteristik Responden

41 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan menggunakan pendekatan explanatory research atau penelitian penjelasan. Pendekatan explanatory research ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas independen dengan variabel terikat dependen melalui pengujian hipotesis.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara, dengan alasan adanya keluhan konsumen terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan, belum semua perawat menjalankan asuhan keperawatan berasaskan motto rumah sakit dan nilai yang terkandung di dalamnya, dimana peneliti mengasumsikan ini terjadi karena masih belum maksimalnya penerapan kepemimpinan.

3.2.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan bulan April tahun 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap RSU Swadana Daerah Tarutung. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Distribusi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Swadana Daerah Tarutung No. Ruang Rawat Inap Jumlah Perawat Pelaksana 1. Recovery Room RR 7 2. VIP A Melati 5

3. VIP B Dahlia

8

4. VIP C Mawar

7

5. Kelas III Bedah

7

6. VIP Bedah

8

7. Kebidanan

10 8. Neonati 8 9. Anak 7

10. Cemara

8

11. Flamboyan

8

12. ICU

8 13 ICCU 8 Jumlah 99

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSU Swadana Daerah Tarutung yang berjumlah 99 orang. Kuesioner untuk penilaian kinerja perawat pelaksana diisi oleh kepala ruangan dimana perawat pelaksana tersebut ditempatkan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden secara langsung melalui wawancara menggunakan kuesioner dan melakukan observasi terhadap beberapa hal yang Universitas Sumatera Utara dianggap penting bagi penelitian ini, sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen rumah sakit dan berbagai hasil penelitian.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas atau sering juga disebut dengan variabel independen merupakan variabel yang nantinya akan mempengaruhi variabel dependen atau variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah budaya organisasi yang meliputi disiplin, inisiatif, komunikasi, dan kerjasama dan fungsi kepemimpinan yang meliputi pengambilan keputusan dan pengawasan dengan defenisi sebagai berikut : 1. Budaya organisasi merupakan seperangkat nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan diterapkan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi disiplin, inisiatif, komunikasi, dan kerjasama. a. Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri perawat pelaksana terhadap peraturan dan ketetapan dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur kerja yang ditetapkan, meliputi jam masuk kerja, pemakaian seragam dan yang lainnya. b. Inisiatif berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu dari dalam diri perawat yang mendukung tugasnya tanpa disuruh. Universitas Sumatera Utara c. Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan yang terjadi di dalam diri perawat, yang meliputi komunikasi perawat dengan kepala ruangan, perawat dengan perawat, dan antara perawat dengan pasien keluarga pasien. d. Kerjasama merupakan upaya yang dikembangkan dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai kesatuan tim dalam melaksanakan asuhan keperawatan antar sesama perawat, dan antara perawat pelaksana dengan kepala ruangan. 2. Fungsi kepemimpinan merupakan tugas yang dilakukan pemimpin dalam hal ini adalah kepala ruangan yang meliputi pengambilan keputusan, dan pengawasan. a. Pengambilan keputusan adalah kegiatan oleh kepala ruangan untuk menetapkan peraturan teknis sebagai acuan bagi perawat pelaksana didalam memberikan pelayanan keperawatan. b. Pengawasan adalah kegiatan kepala ruangan untuk memantau melakukan supervisi terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab perawat pelaksana sekaligus mengarahkan mereka untuk melaksanakannya sesuai rencana yang telah ditetapkan.

3.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja perawat. Kinerja merupakan hasil dari seluruh aspek pelayanan keperawatan yang diberikan perawat, yang dilihat dari Universitas Sumatera Utara proses asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Pengukuran Variabel Bebas

Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur dalam bentuk pertanyaan indikator yang diberikan nilai skor, yang berjumlah 18 pertanyaaan tiga pertanyaan untuk masing-masing sub variabel dengan alternatif jawaban sebagai berikut : a. Selalu, diberi skor 3 b. Kadang-kadang, diberi skor 2 c. Tidak pernah, diberi skor 1 Berdasarkan total skor yang diperoleh, variabel bebas dikategori sebagai berikut : 1. Kategori baik, apabila skor yang diperoleh pada setiap sub variabel 7-9. 2. Kategori buruk, apabila skor yang diperoleh pada setiap sub variabel 3-6. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas No. variabel Jumlah Indikator Kategori Total Skor Skala 1. Budaya organisasi a. Disiplin 3 1.buruk 2.baik 3-6 7-9 interval b. Inisiatif 3 1.buruk 2.baik 3-6 7-9 c. Komunikasi 3 1.buruk 2.baik 3-6 7-9 d. Kerjasama 3 1buruk 2.baik 3-6 7-9

2. Fungsi kepemimpinan

a. Pengambilan keputusan 3 1.buruk 2.baik 3-6 7-9 Interval b. pengawasan 3 1.buruk 2.baik 3-6 7-9

3.6.2 Pengukuran Variabel Terikat

Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur dalam bentuk pertanyaan indikator yang berjumlah 14 pertanyaan, yang jawabannya diberikan nilai skor, dengan alternatif jawaban sebagai berikut : a. Sangat sering, diberi skor 5 b. Sering, diberi skor 4 c. Kadang-kadang, diberi skor 3 d. Hampir tidak pernah, diberi skor 2 e. Tidak pernah, diberi skor 1 Berdasarkan skor tersebut, skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 70, dan skor terendah 14. Kemudian nilai interval kinerja dihitung dengan rumus : Universitas Sumatera Utara Interval = nilai tertinggi-nilai terendah kelas = 70-14 2 = 28 Berdasarkan nilai interval tersebut, maka variabel kinerja dikategorikan menjadi dua kategori yaitu: 1. Kategori baik, jika responden memperoleh nilai 43-70. 2. Kategori buruk, jika responden memperoleh nilai 14-42. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini : Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Terikat No. Variabel Sub Variabel Jumlah Indikator Kategori Total Skor Skala Ukur

1. Kinerja

a. Pengkajian b. Diagnosis c. Perencanaan d. Implementasi e. Evaluasi 3 2 3 3 3 1.Buruk 2.Baik 14-42 43-70 Interval

3.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Analisa univariat untuk melihat gambaran antar variabel. 2. Analisa bivariat untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-Square. 3. Analisa multivariat dengan menggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi disiplin, inisiatif, komunikasi, Universitas Sumatera Utara kerjasama dan fungsi kepemimpinan pengambilan keputusan dan pengawasan terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Swadana Daerah Tarutung pada tingkat kemaknaan 95 nilai α = 0,05. Model persamaan regresi linear berganda dari penelitian ini adalah : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 Dimana : Y = Kinerja perawat α = Konstanta regresi logistik β 1 -β 6 = Koefisien regresi logistik variabel independen X 1 = Disiplin X 2 = Inisiatif X 3 = komunikasi X 4 = Kerjasama X 5 = Pengambilan keputusan, dan X 6 = Pengawasan Universitas Sumatera Utara 49 BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokus Penelitian

4.1.1 Lokasi dan Sejarah Singkat Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung secara geografis berada di pusat Kota Tarutung pada jalan antar lintas Sumatera dan merupakan pusat rujukan puskesmas di Kabupaten Tapanuli Utara. Rumah sakit ini berdiri tahun 1918 oleh Zending Jerman berlokasi di Kabupaten Tapanuli Utara dengan Ibu Kota Tarutung. Pada saat itu pelayanan di RSU Swadana Daerah Tarutung dilaksanakan oleh petugas Zending Jerman dan bentuk pelayanan itu disesuaikan dengan kondisi masyarakat pada masa itu yaitu pelayanan yang bersifat murni sosial. Pada tahun 1952 rumah sakit ini dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara meskipun sebagian tenaga pelayanan masih ada disumbangkan oleh Zending Jerman. Pengelolaan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada mulanya juga dengan mengikuti pola pelayanan murni sosial. Tetapi pada perkembangan selanjutnya, kemampuan untuk memberikan pelayanan murni sosial tidak dapat dipertahankan lagi. Sejak era tahun 80-an, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan beban target Pendapatan Asli Daerah PAD bagi rumah sakit, sehingga pelayanan demi pelayanan diatur dengan peraturan daerah perda. RSU Swadana Daerah Tarutung disahkan menjadi rumah sakit kelas B sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor: 1809 Menkes-Kessos SK XII 2000 pada tanggal 26 Desember tahun 2000. Pada Universitas Sumatera Utara tahun 2003, melalui Perda No. 07 Tahun 2003 sistem pengelolaan keuangan RSU Swadana Daerah Tarutung berubah dari sistem pengelolaan secara APBD menjadi sistem pengelolaan secara swadana. Dengan demikian sejak tahun 2003, nama RSU Tarutung berubah menjadi RSU Swadana Daerah Tarutung.

4.1.2 Visi Misi dan Motto Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung mempunyai visi “Terwujudnya pelayanan kesehatan yang prima secara mandiri dan holistik, dengan unggulan pelayanan haemodialisis dan pelayanan diagnostik terpadu di Tapanuli dan sekitarnya”. Misi RSU Swadana Daerah Tarutung antara lain : a. Menjadikan RSU Swadana Daerah Tarutung dengan pelayanan emergensi terbaik di Kabupaten Tapanuli Utara dan sekitarnya. b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terakreditasi. c. Menjadi pusat rujukan serta tempat pelatihan dan pengembangan keilmuan di bidang haemodialisis dan endoscopy. d. Menjadi tempat pendidikan kedokteran e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang profesional dengan menyertakan manajemen K3RS Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit. f. Meningkatkan pengetahuan, jenjang karir, kenyamanan kerja dan kesejahteraan karyawan. Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung memiliki motto “KASIH” Kepuasan pelanggan tujuan utama, Akurat dalam pemeriksaan, pengobatan dan perawatan, Senyum, tegur dan sapa, Inisiatif dan tanggap terhadap keluhan pelanggan, Hadapi pasien dengan kesabaran dan kelemahlembutan.

4.1.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 07 Tahun 2003, RSU Swadana Daerah Tarutung mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 07 Tahun 2003 Tentang Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung yang mengemban tugas membantu bupati Tapanuli Utara dalam menyelenggarakan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dengan fungsi sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pelayanan medis b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis c. Menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan Universitas Sumatera Utara g. Menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan kepegawaian.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan dan masa kerja. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung Karakteristik Perawat Jumlah n Persentase Jenis Kelamin

a. Laki-laki 9