Kondisi Sungai Krueng Tamiang

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Sungai Krueng Tamiang

Sungai Krueng Tamiang merupakan sungai besar yang membelah dua kota Kuala Simpang, kabupaten Aceh Tamiang. Sungai ini berfungsi sebagai sumber utama air bersih masyarakat kota Kuala Simpang dan bermuara ke Selat Malaka. Di hulu sungai banyak terdapat industri, khususnya industri sawit, karet dan kayu. Sebagian hasil buangan limbah kota Kuala Simpang dialirkan melalui sungai ini pada bagian hilirnya. Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pencemar sungai dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan asambasa. Kerusakan Daerah Aliran Sungai DAS yang terjadi mengakibatkan kondisi kuantitas debit air sungai menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan kemarau. Selain itu juga penurunan cadangan air serta tingginya laju sendimentasi dan erosi. Dampak yang dirasakan kemudian adalah terjadinya banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau. Pengelolaan kualitas air sungai adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air sungai yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air sungai tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengelolaan kualitas air sungai dilakukan untuk menjamin kualitas air sungai yang diinginkan sesuai peruntukannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya. Seperti pada tabel 3.1 Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 5 Titik I Desa Kaloy 8,08 40,787 19,61 26,97 28,57 Baku Mutu Air Sungai 25 25 25 25 25 5 10 15 20 25 30 35 40 45 maka dapat dibuat pula rata-ratanya sesuai pada tiap titik yang diambil sampel kadar COD Chemical Oxigen Demand seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Rata-rata COD Chemical Oxygen Demand Pada Tiap Titik Lokasi Titik I Titik II Titik III Titik IV Titik V Titik VI Titik VII Data Penelitian 8.08 12.13 16.17 20.21 16.17 12.13 16.17 40.787 28.946 28.946 39.472 44.734 42.103 35.524 19.61 19.61 19.61 34.31 31.86 26.96 29.41 26.97 39.42 37.34 51.87 39.42 20.75 41.49 28.57 38.773 36.733 51.018 40.814 20.407 38.773 Jumlah 124.017 138.879 138.799 196.880 172.998 122.350 161.367 Rata-rata 24.80 27.78 27.76 39.38 34.60 24.47 32.27 Pada titik I sampai titik VII klasifikasi mutu air yang digunakan adalah kelas II yaitu 25 mgl. Hal ini dikarenakan di sepanjang daerah aliran sungai merupakan aliran pemukiman masyarakat sehingga masyarakat sekitar masih menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan data perlakuan dari tabel diatas dapat dibuat grafik perbandingan hasil penelitian dengan baku mutu yang telah ditentukan pemerintah. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik COD Chemical Oxygen Demand di titik I DesaKaloy Dari grafik 4.1 diatas dapat dilihat bahwa pada pengambilan data sampel di titik I desa Kaloy, kecamatan Tamiang Hulu pada pengulangan ke-2 yang tampak jauh melebihi ambang batas baku mutu yang ditentukan. Namun jika dirata-ratakan secara keseluruhan maka diperoleh ̅ sehingga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata untuk tahun 2013 kadar COD Chemical Oxygen Demand dibawah ambang baku mutu air sungai yang telah ditetapkan pemerintah. Sesuai dengan peraturan pemerintah no. 32 tahun 2001 dari batas ambang baku mutu maka dapat disimpulkan kondisi air sungai Krueng Tamiang pada titik I desa Kaloy ini dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari, sebagai prasarana sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, mengairi pertanaman maupun peternakan. Gambar 4.2 Grafik COD Chemical Oxygen Demand di titik II Seumadam Dari grafik 4.2 diatas dapat dilihat bahwa pada pengambilan data sampel di titik II Seumadam, kecamatan Kejuruan Muda pada pengulangan ke-4 dan ke-5 yang tampak jauh melebihi ambang batas baku mutu yang ditentukan. Jika dirata- ratakan secara keseluruhan maka diperoleh ̅ sehingga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata untuk tahun 2013 kadar COD Chemical 1 2 3 4 5 Titik II Seumadam 12,13 28,946 19,61 39,42 38,773 Baku Mutu Air Sungai 25 25 25 25 25 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Universitas Sumatera Utara Oxygen Demand diatas ambang baku mutu air sungai yang telah ditetapkan pemerintah. Jika dilihat dari ambang batas baku mutu maka dapat disimpulkan kondisi air sungai Krueng Tamiang pada titik II Seumadam ini harus melalui pengolahan air bersih lagi mengingat aliran sungai ini digunakan sebagai tempat pembuangan limbah dari rumah sakit sehingga dapat digunakan untuk prasaranasarana peternakan maupun untuk mengairi pertanaman atau irigasi. Gambar 4.3 Grafik COD Chemical Oxygen Demand di titik III Kebon Tengah Dari grafik 4.3 diatas dapat dilihat bahwa pada pengambilan data sampel di titik III Kebon Tengah, kecamatan Kejuruan Muda pada pengulangan ke-4 dan ke-5 yang tampak jauh melebihi ambang batas baku mutu yang ditentukan. Jika dirata-ratakan secara keseluruhan maka diperoleh ̅ sehingga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata untuk tahun 2013 kadar COD Chemical Oxygen Demand diatas ambang baku mutu air sungai yang telah ditetapkan pemerintah. Jika dilihat dari ambang batas baku mutu maka dapatdisimpulkan kondisi air sungai Krueng Tamiang pada titik III Kebon Tengah ini harus melalui 1 2 3 4 5 Titik III Kebon Tengah 16,17 28,946 19,61 37,34 36,733 Baku Mutu Air Sungai 25 25 25 25 25 5 10 15 20 25 30 35 40 Universitas Sumatera Utara pengolahan air bersih lagi mengingat aliran sungai ini digunakan sebagai tempat pembuangan limbah dari Pabrik Kelapa Sawit PKS sehingga dapat digunakan untuk prasaranasarana peternakan maupun untuk mengairi pertanaman. Gambar 4.4 Grafik COD Chemical Oxygen Demand di titik IV Desa Bandar Mahligai Dari grafik 4.4 diatas dapat dilihat bahwa pada pengambilan data sampel di titik IV desa Bandar Mahligai, kecamatan Sekerak hanya pada pengulangan ke- 1 yang masih di bawah ambang batas baku mutu yang ditentukan. Jika dirata- ratakan secara keseluruhan maka diperoleh ̅ sehingga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata untuk tahun 2013 kadar COD Chemical Oxygen Demand jauh diatas ambang batas baku mutu air sungai yang telah ditetapkan pemerintah. Jika dilihat dari ambang batas baku mutu maka dapat disimpulkan kondisi air sungai Krueng Tamiang pada titik IV desa Bandar Mahligai ini harus melalui pengolahan air bersih lagi mengingat aliran sungai ini digunakan sebagai tempat pembuangan limbah pasar dan digunakan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan aktivitas sehari-hari sehingga dapat digunakan untuk prasaranasarana peternakan maupun untuk mengairi pertanaman atau irigasi. 1 2 3 4 5 Titik IV Desa Bandar Mahligai 20,21 39,472 34,31 51,87 51,018 Baku Mutu Air Sungai 25 25 25 25 25 10 20 30 40 50 60 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Grafik COD Chemical Oxygen Demand di titik V Kota Lintang Dari grafik 4.5 diatas dapat dilihat bahwa pada pengambilan data sampel di titik V Kota Lintang, kecamatan Kuala Simpang hanya pada pengulangan ke-1 yang masih di bawah ambang batas baku mutu yang ditentukan. Jika dirata- ratakan secara keseluruhan maka diperoleh ̅ sehingga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata untuk tahun 2013 kadar COD Chemical Oxygen Demand jauh diatas ambang batas baku mutu air sungai yang telah ditetapkan pemerintah. Jika dilihat dari ambang batas baku mutu maka dapat disimpulkan kondisi air sungai Krueng Tamiang pada titik V Kota Lintang ini harus melalui pengolahan air bersih lagi sehingga dapat digunakan untuk prasaranasarana peternakan maupun untuk mengairi pertanaman. 1 2 3 4 5 Titik V Kota Lintang 16,17 44,734 31,86 39,42 40,814 Baku Mutu Air Sungai 25 25 25 25 25 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Grafik COD Chemical Oxygen Demand di titik VI Alur Manis Dari grafik 4.6 diatas dapat dilihat bahwa pada pengambilan data sampel di titik VI Alur Manis, kecamatan Rantau pada pengulangan ke-2 yang tampak jauh melebihi ambang batas baku mutu yang ditentukan. Namun jika dirata- ratakan secara keseluruhan maka diperoleh ̅ sehingga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata untuk tahun 2013 kadar COD Chemical Oxygen Demand dibawah ambang baku mutu air sungai yang telah ditetapkan pemerintah. Jika dilihat dari ambang batas baku mutu maka dapat disimpulkan kondisi air sungai Krueng Tamiang pada titik VI Alur Manis ini masih dapat digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar maupun peternakan. 1 2 3 4 5 Titik VI Alur Manis 12,13 42,103 26,96 20,75 20,407 Baku Mutu Air Sungai 25 25 25 25 25 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Grafik COD Chemical Oxygen Demand di titik VII Pekan Seureway Dari grafik 4.7 diatas dapat dilihat bahwa pada pengambilan data sampel di titik VII Pekan Seureway, kecamatan Seureway hanya pada pengulangan ke-1 yang masih di bawah ambang batas baku mutu yang ditentukan. Jika dirata- ratakan secara keseluruhan maka diperoleh ̅ sehingga dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata untuk tahun 2013 kadar COD Chemical Oxygen Demand jauh diatas ambang batas baku mutu air sungai yang telah ditetapkan pemerintah. Jika dilihat dari ambang batas baku mutu maka dapat disimpulkan kondisi air sungai Krueng Tamiang pada titik VII Pekan Seureway ini harus melalui pengolahan air bersih lagi sehingga dapat digunakan untuk prasaranasarana peternakan maupun untuk mengairi pertanaman.

4.2 Analisis COD Chemical Oxygen Demand