Dari  tabel  diatas,  pengambilan  data  dilakukan  di  7  titik  daerah  aliran sungai  pada  titik  I  dilakukan  di  desa  Kaloy  yang  letaknya  di  hulu  sungai,
kecamatan  Tamiang  Hulu,  titik  II  di  desa  Seumadam,  kecamatan  Kejuruan Mudayang  letaknya  di  belakang  RSUD  Tamiang,  titik  III  di  ambil  pada  desa
Kebon  Tengah  yang  letaknya  di  belakang  Pabrik  Kelapa  Sawit,  kecamatan Kejuruan  Muda,  titik  IV  di  ambil  pada  desa  Bandar  Mahligai,  yang  letaknya  di
belakang  pasar  kota  Tamiang  kecamatan  Sekerak,  titik  V  di  Kota  Lintang,  yaitu pada  anak  sungai  Simpang  Kiri  Kecamatan  Kuala  Simpang,  titik  VI  di  Alur
Manis, yaitu pada anak sungai Simpang Kanan kecamatan Rantau dan titik VII di pekan Seureway yang letaknya di hilir sungai, kecamatan Seureway.
3.3 Baku Mutu Air Sungai
Semakin  meningkatnya  perkembangan  industri,  baik  industri  migas,  pertanian, ataupun  industri  non-migas  lainnya,  maka  semakin  meningkat  pula  tingkat
pencemaran pada perairan. Udara dan tanah  yang disebabkan oleh hasil buangan industry-industri  tersebut  juga  akan  mengalami  pencemaran.  Untuk  mencegah
terjadinya  pencemaran  lingkungan  yang  disebabkan  oleh  aktivitas  suatu  industri maka  perlu  dilakukan  upaya  pengendalian  pencemaran  lingkungan  dengan
menetapkan  baku  mutu  air  pada  sumber  air,  baku  mutu  udara  emisi,  dan  baku mutu air laut.
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air.
Penetapan  baku  mutu  air  selain  didasarkan  pada  peruntukan  designated beneficial  water  uses,  juga  didasarkan  pada  kondisi  nyata  kualitas  air  yang
mungkin  berada  antara  satu  daerah  dengan  daerah  lainnya.  Oleh  karena  itu, penetapan  baku  mutu  air  dengan  pendekatan  golongan  peruntukkan  perlu
disesuaikan  dengan  menerapkan  pendekatan  klasifikasi  kualitas  air  kelas  air.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan  baku  mutu  air  yang  didasarkan  pada  peruntukan  semata  akan menghadapi kesulitan serta tidak realistis dan sulit dicapai pada air yang kondisi
nyata kualitasnya tidak layak untuk semua golongan peruntukan.
Dengan ditetapkannya baku mutu air pada sumber air dan memperhatikan kondisi  airnya,  akan  dapat  dihitung  berapa  beban  zat  pencemar  yang  dapat
ditenggang  adanya  oleh  air  penerima  sehingga  air  dapat  tetap  berfungsi  sesuai dengan  peruntukannya.  Beban  pencemaran  ini  merupakan  daya  tampung  beban
pencemaran bagi air penerima yang telah ditetapkan peruntukannya.
Dikarenakan beban pencemaran tersebut  maka berikut ini adalah kriteria baku mutu air berdasarkan kelas yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kriteria Baku Mutu Air Berdasarkan Kelas
Sumber : Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2001
Menurut  peraturan  pemerintah  republik  Indonesia  no.  82  tahun  2001 tentang  pengelolaan  kualitas  air  dan  pengendalian  pencemaran  air,  klasifikasi
mutu air ditetapkan menjadi 4 empat kelas yaitu : a.  Kelas  I, air  yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Parameter Satuan
Kelas I
II III
IV Temperatur
o
C Deviasi 3
Deviasi 3 Deviasi 3
Deviasi 5 Residu Terlarut
mgL 1000
1000 1000
1000 Residu Tersuspensi
mgL 50
50 400
400 KIMIA ANORGANIK
pH mgL
6 – 9
6 - 9 6 - 9
5 – 9
BOD mgL
2 3
6 12
COD mgL
10 25
50 100
Universitas Sumatera Utara
b.  Kelas  II,  air  yang  peruntukannya  dapat  digunakan  untuk  prasaranasarana rekreasi  air,  pembudidayaan  ikan  air  tawar,  peternakan,  air  untuk  mengairi
pertanaman,  dan  atau  peruntukan  lain  yang  mempersyaratkan  mutu  air  yang sama dengan kegunaan tersebut.
c.  Kelas  I I I ,  air  yang  peruntukannya  dapat  digunakan  untuk  pembudidayaan ikan  air  tawar,  peternakan,  air  untuk  mengairi  pertanaman,  dan  atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d.  Kelas  IV,  air  yang  peruntukannya  dapat  digunakan  untuk  mengairi pertanaman  dan  atau  peruntukan  lain  yang  mempersyaratkan  mutu  air  yang
sama dengan kegunaan tersebut.
Pembagian  kelas    ini  didasarkan  pada    peringkat  gradasi  tingkatan baiknya  mutu    air  dan  kemungkinan  kegunaannya.  Tingkatan  mutu  air  kelas  I
merupakan tingkatan yang terbaik. Secara relatif, tingkatan mutu air kelas I lebih baik dari kelas II, dan selanjutnya.
Tingkatan  mutu  air  dari  setiap  kelas  disusun  berdasarkan  kemungkinan kegunaannya  bagi  suatu  peruntukan  air  designated  beneficial  water  uses.  Air
baku air minum adalah air yang dapat diolah menjadi air yang layak sebagai air minum denganpengolahan secara sederhana dengan cara difiltrasi, disinfeksi, dan
dididihkan.
Klasifikasi  mutu  air  merupakan  pendekatan  untuk  menetapkan  kriteria mutu air dari tiap kelas, yang akan menjadi dasar untuk penetapan baku mutu air.
Setiap  kelas  air  mempersyaratkan  mutu  air  yang  dinilai  masih  layak  untuk dimanfaatkan bagi peruntukkan tertentu.
Peruntukan  lain  yang  dimaksud  misalnya  kegunaan  air  untuk  proses industri, kegiatan penambangan dan pembangkit tenaga listrik, asalkan kegunaan
tersebut  dapat  menggunakan  air  dengan  mutu  air  sebagaimana  kriteria  mutu  air dari kelas air dimaksud.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Sungai Krueng Tamiang