Pendidikan Karakter KAJIAN TEORI

dalam bentuk penambahan pengetahuan saja merupakan wujud dari pandangan yang sempit, karena belajar dan pembelajaran harus dapat menyentuh dimensi- dimensi idividual siswa secara menyeluruh, termasuk dimensi emosional yang dalam waktu cukup lama luput dari perhatian. Hal ini dipandang semakin penting karena dari berbagai hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keberhasilan belajar ternyata lebih banyak ditentukan oleh faktor emosi, antara lain daya tahan, keuletan, ketelitian, disiplin, rasa tanggung jawab, kemampuan menjalin kerja sama, motivasi yang tinggi serta beberapa dimensi emosional yang lain. Hal ini memberikan pandangan bahwa keberhasilan belajar seseorang lebih banyak ditentukan oleh dimensi emosinal seseorang.

2.1.7 Pendidikan Karakter

2.1.7.1 Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Istilah “karakter” dalam bahasa Yunani dan Latin, character bersal dari kata charassein yang artinya “mengukir corak yang tetap dan tidak terhapuskan”. Watak atau karakter merupakan perpaduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain. Mengenai karakter, Yaumi dalam Daryanto, 2013:9 mengemukakan bahwa karakter menggambarkan kulaitas moral seseorang yang tercemin dari segala tingkah lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan, atau perilaku dan kebiasaan yang baik. Karakter dapat diubah akibat pengaruh lingkungan. Sedikit berbeda dengan pengertian diatas, Dewantara dalam Daryanto, 2013:9 berpendapat bahwa karakter itu terjadi karena perkembangan dasar yang telah terkena pengaruh ajar. Karakter bangsa merupakan unsur penting unuk dikembangkan dalam pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat. Ki Hadjar Dewantara mengajarkan sistem Tri Pusat Pendidikan, yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat. Lingkungan sekolah guru saat ini memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter siswa. Peran guru tidak hanya sekedar sebagai pengajar semata, pendidik akademis tetapi juga meru[akan pendidik karakter, moral, dan budaya bagi siswanya. Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah menjadi tanggung jawab bersama. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran di setiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pembelajaran nilai-nilai karakter ini tidak berhenti pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada tataran internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan anak didik sehari-hari di masyarakat Daryanto, 2013:10. 2.1.7.2 Nilai-nilai Karakter yang Dikembangkan di Sekolah Dasar Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: 1 religius; 2 jujur; 3 toleransi; 4 disiplin; 5 kerja keras; 6 kreatif; 7 mandiri; 8 demokratis; 9 rasa ingin tahu; 10 semangat kebangsaan; 11 cinta tanah air; 12 menghargai prestasi; 13 bersahabatkomunikatif; 14 cinta damai; 15 gemar membaca; 16 peduli lingkungan; 17 peduli sosial; dan 18 tanggung jawab. Diantara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelakasanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing- masing sekolahwilayah, yakni bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan, dan santun Daryanto, 2013:47.

2.1.8 Disiplin