Pembelajaran di Sekolah Dasar

Berdasarkan berbagai pendapat diatas mengenai kurikulum, peneliti membuat kesimpulan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang diklasifikasikan ke dalam empat bentuk yaitu 1 kurikulum sebagai produk, 2 kurikulum sebagai program, 3 kurikulum sebagai hasil yang diinginkan, dan 4 kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.

2.1.5 Pembelajaran di Sekolah Dasar

2.1.5.1 Pembelajaran yang Efektif dan Menarik Belajar merupakan interaksi aktif aktivitas individu terhadap lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Sementara itu pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang mengakibakan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Peristiwa belajar tidak selalu terjadi atas inisiatif diri indivisu. Individumemerlukan bantuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Untuk mencapai perkembangan individu secara optimal, makadiperlukan suasana lingkungan yang kondusif. Pembelajaran yang efektif tidak terlepas dari pera guru yang efektif, kondisi pembelajaran yang efektif, keterlibatan peserta didik, sumber belejarlingkungan yang mendukung. Kondisi pemeblajaran yang efektif harus mencakup tiga faktor penting yaitu sebagai berikut : 1 motivasi belajar kenapa perlu belajar; 2 tujuan belajar apa yang dipelajari; kesesuaian pembelajaran bagaimana cara belajar. Selain efektif, pembelajaran yang menark juga diperlukan. Menarik merupakan salah satu suasana belajar yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya penuh pada pembelajaran. Menurut hasil peneitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan yang menarik tidak cukup jika proses pembelajaran berjalan tidak efektif. Pada umumnya peserta didik dapat menyerap materi pembelajaran secaa efektif jika pelajaran dipterapkan dalam kondisi nyata atau kontekstual. Efektivitas pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas yang berkualitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang efektif dan menarik umumnya meliputi aspek-aspek berikut ini. 1. Berpusat pada Peserta Didik Keberhasilan pembelajaran terletak dalam perwujudan diri peserta didik sebagai pribadi yang mandiri, pembelajar efektif dan produktif. Pembelajaranyang berpusat pada peserta didik merupakan pembelajaran yang aktif melibatkan peserta didikdalam aktivitas fisik atau melibatkan peserta didik secara mental dalam berpikir. 2. Interakasi Edukatif antara Guru dengan Siswa Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan mensyaratkan terjadinya hubungan yang bersifat mendidik dan mengembanhkan. Oleh sebab itu perlu dibangun interaksi antara guru dan peserta didik yang didasarkan pada kasih sayang, saling memahami dan menimbulkan rasa percaya diri. 3. Suasana Demokratis Suasana yang demokratis perlu dibangun agar semua pihak memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi dan potensinya sehingga dapat memupuk rasa percaya dri, yang menimbulkan kemampuan berinovasi dan berkerasi sesuai dengan kompetensi masing-masing peserta didik. 4. Variasi Metode Mengajar Pengguan metode mengajar yang bervariasi yang sesuai dengan tujuan dan bahan yang diajarkan dapat mengatasi kejenuhan peserta didik dalam belajar. Guru perlu menggunakan variasi metode mengajar untuk membuat siswa lebih senang dan bersemangat dalam belajar sehingga dapat mencapai keberhasilan belajar yang optimal. 5. Bahan yang Sesuai dan Bermanfaat Bahan ajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan lingkungannya serta sesuai dengan kebutuhannya sehingga memberikan manfaat bagi mereka. 6. Lingkungan yang Kondusif Pembelajaran dapat terjadi di lingkungan sekolah dan di lingkungan luar sekolah sehingga dibutuhkan suasana ata lingkungan yang kondusif yang menunjang bagi proses pembelajaran secara efektif. 7. Sarana Beelajar yang Menunjang Proses belajar dan pembelajaran akan berlangsung secara menarik dan efektif jika didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sani, 2015:40- 48 Apabila hal-hal diatas tidak terpenuhi dengan baik, maka akan berdampak pada rendahnya hasil belajar. 2.1.5.2 Pengaruh Disiplin Guru dan Murid terhadap Efektivitas Pembelajaran Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian materi pembelajaran, tetapi lebih dari itu guru harus membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik. Dalam rangka menerapkan kedisiplinan pada siswa, guru harus terlebih dahulu memulai dari dirinya. Dalam hal ini guru harus menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas, dan pengendali seluruh perilaku siswa. Dengan demikian, kedisiplinan siswa akan terbentuk melalui tauladan dari guru. Apabila disiplin guru dan siswa sudah mulai tertanam maka akan terjadi iklim belajar yang efektif san kondusif. Sebaliknya apabila tidakan guru dan siswa yang tidak sesuai dengan tata tertib maka akan menimbukan berbagai permasalahan yang akan menyebabkan proses belajar mengajar yang tidak kondusif Mulyasa, 2009:122. 2.1.5.3 Pembelajaran yang Dapat membangkitkan Motivasi Belajar Siswa Meningkatkan motivasi belajar siswa adalah salah satu kehitan integral yang wajib ada dalam kegiatan pembelajaran.Untuk memperleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif unuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Terkait dengan motivasi belajar siswa, Wina 2010:24 mengemukakan hal-hal yang dapat dilakukan dalam pembelajaran yang sebagai berikut. 1. Memperjelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbukan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Membangkitkan Minat Siswa Siswa akan terdorong untuk belajar mankala mereka memiliki minat untuk belajar. oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar siswa. Selain itu pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting, sehingga tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. 3. Menciptakan Suasana yang Menyenangkan dalam Pembelajaran Siswa hanya dapat mungkin belajar dengan baik, manakala berada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut. 4. Menggunakan Variasi Metode Pembelajaran yang Menarik Sesuatu informasi yang disampaikan didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga hal tersebut menarik perhatian mereka untuk belajar. Hal tersebut akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran. 5. Memberikan Pujian yang Wajar Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pemeblajaran pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Pemberian pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa dan secara wajar sesuai dengan jerih payahnya dalam belajar. 6. Memberikan Penilaian Sebagian besar siswa belajar karena ingin memperoleh nilaiyang bagus. Bagi sebagian besar siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Penilaian secara terus-menerus akan mendorong siswa dalam belajar, oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan memperoleh hasil belaja yang baik. 2.1.5.4 Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap permasalahan yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat Ahmad Susanto, 2015:145. Pendidikan IPS dapat memberikan bekal kepada siswa agar siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Dengan demikian, pembelajaran IPS diberikan pada siswa Sekolah Dasar dengan tujuan memberikan kemampuan sosial agardapat berinteaksi dengan lingkungannya, serta menumbuhkan sikap mental positif dan mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. 2.1.5.5 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran-penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran IPA yaitu sebagai produk, proses dan sikap. IPA juga sebagai prosedur dan teknologi. Sebagai prosedur merupakan pengembangan dari ketiga komponen diatas, sedangkan teknologi merupakan aplikasi konsep dan prinsip-prinsip ilmiah. Dengan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yaitu jujur, ingin tahu, percaya diri, dan objektif terhadap fakta Ahmad Susanto, 2015:165-166. 2.1.5.6 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Secara umum tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar agar siswa mampu dan terampil dalam menggunakan matematika. Dikutip dari Depdiknas 2001:9 kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu sebagai berikut. 1. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan. 2. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume. 3. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat. 4. Menggunakan pengkuran: satuan, kesetaraan antarsatuan, dan penaksiran ukuran. 5. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkann, dan menyajikannya. 6. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan gagasan secara matenmatika. Ketika motivasi belajar siswa sudah terbentuk dalam pembelajaran, maka akan memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap pencapaian belajar yang optimal sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah. 2.1.5.7 Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar dimaksudkan sebagai sutau proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan yang berlandaskan pada pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama enam tahun. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar juga merupakan suatu upaya untuk pembentukan karakter sejak dini Ahmad Susanto, 2015:227. 2.1.5.8 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yaitu agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Pembelajaran Bahasa Indonesia juga dimaksudkan untuk melatih keterampilan berbahasa yang masing-masing erat hubungannya. Penggunaan bahasa dalam interaksi dibagi menjadi lisan dan tertulis. Pada anak usia Sekolah Dasar, akan terkondisikan mempelajari bahasa tulis, sehingga kemampuan berbahasa anak akan berkembang Ahmad Susanto, 2015: 242-245.

2.1.6 Hasil Belajar