19
stakeholders  dan  kemudian  didistribusikan  kepada  stakeholders  yang  sama. Keduanya value added dan return dapat menjelaskan kekuatan teori stakeholder
dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja organisasi. Kinerja  perusahaan  yang  dinilai  dalam  bentuk  return  dan  value  added,
tidak  hanya  dilihat  dari  kinerja  ekonomi  dan  keuangan  saja  namun  juga  dilihat dari  intellectual  capital  yang  perusahaan  miliki.  Intellectual  capital  mencakup
human capital, sturctural capital, dan capital  employed.  Manajemen perusahaan dituntut  harus  bisa  mengelola  ketiga  elemen  intellectual  tersebut  dengan  baik.
Semakin  baik  dan  semakin  tinggi  nilai  intellectual  capital  maka  semakin  tinggi value added yang dihasilkan perusahaan untuk mensejahterakan stakeholders. Hal
ini  menunjukan  bahwa  perusahaan  memiliki  kinerja  yang  baik  dalam  mengelola perusahaan.
2.2 Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode  waktu tertentu  dan  merupakan  hasil  atau  prestasi  yang  dipengaruhi  oleh
kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki Helfert dalam Gaol, 2014: 589. Kinerja perusahaan menunjukan prestasi
karyawan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan secara optimal. Kinerja perusahaan  merupakan  kemampuan  karyawan  dalam  menjalankan  kegiatan
operasional  perusahaan  dalam  mencapai  sasaran,  standar  dan  kinerja  yang  telah ditetapkan.  Kinerja  merupakan  hal  penting  yang  harus  dicapai  oleh  setiap
perusahaan  di  manapun,  karena  kinerja  merupakan  cerminan  dari  kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan sumber daya Nur’aeni, 2010.
20
Tujuan utama dari penilaian kinerja menurut Mulyadi dan Setyawan dalam Gaol  2014:  590  adalah  untuk  memotivasi  setiap  karyawan  untuk  mencapai
sasaran  organisasi  dan  dalam  memenuhi  standar  perilaku  yang  telah  ditetapkan sebelumnya,  sehingga  membuahkan  tindakan  dan  hasil  yang  diinginkan  oleh
organisasi.  Penilaian  kinerja  ini  dapat  membantu  perusahaan  dalam mengoptimalkan  sumberdaya  yang  ada  dalam  perusahaan  serta  dapat  menekan
perilaku karyawan yang tidak semestinya. Terdapat  lima  jenis  rasio  yang  sering  digunakan  untuk  mengukur  kinerja
perusahaan. Kelima jenis rasio tersebut adalah Hery, 2015: 144: 1.  Rasio Likuiditas
Rasio  likuiditas  adalah  rasio  yang  menggambarkan  kemampuan  perusahaan dalam  memenuhi  kewajiban  jangka  pendeknya  yang  segera  jatuh  tempo.
Rasio likuiditas berfungsi menganalisis kredit atau analisis resiko keuangan. 2.  Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage
Rasio ini  menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya.
3.  Rasio Aktivitas Rasio  aktivitas  merupakan  rasio  yang  digunakan  untuk  mengukur  tingkat
efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam  menjalankan aktivitasnya  sehari-hari.
Rasio  ini  juga  bisa  disebut  sebagai  rasio  pemanfaatan  aset,  yang  dimaksud rasio pemanfaatan aset adalah rasio yang digunakan untuk menilai efektifitas
dan intensitas aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan.