Pengaruh Kepemilkan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan
77
tersebut lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05 yang berarti bahwa hipotesis kedua ditolak. Koefisien yang bernilai negatif dapat diartikan bahwa dengan
meningkatnya saham yang dimiliki manajer perusahaan maka akan menurunkan kinerja perusahaan. Begitu pula sebaliknya, semakin rendahnya jumlah saham
yang dimiliki manajer perusahaan maka akan meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini kurang sesuai dengan teori yang ada bahwa semakin
besar kepemilikan manajerial maka manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dalam hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan serta
memenuhi kepentingan dari para pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri dan diharapkan manajer bertindak sejalan dengan tujuan perusahaan dan
dapat mendorong manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan kata lain dengan adanya kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen
diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, karena manajer merasa memiliki perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Menurut Yulianto 2011, proporsi
kepemilikan manajerial yang terlalu tinggi membuat manajemen berperilaku opportunistic yang berdampak buruk bagi perusahaan. Dengan dibuatnya
kepemilikan manajerial ternyata dapat membuka celah kesempatan bagi manajer untuk dapat bertindak memanfaatkan kesempatan yang menguntungkan ini
dengan sebaik-baiknya demi kepentingan diri sendiri atau tujuan-tujuan tertentu. Undang-undang RI No 40 tahun 2007 Pasal 84 menyatakan satu lembar
saham mewakili satu hak suara, dengan demikian semakin tinggi jumlah saham
78
yang dimiliki manajer perusahan maka akan semakin tinggi hak suara yang dimiliki manajer dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Status ganda
manajer yaitu sebagai pengelola dan pemilik perusahaan serta hak suara yang tinggi ini menandakan manajer mampu memutuskan berbagai kebijakan yang
berkaitan dengan perusahaan. Semakin tingginya kepemilikan manajerial maka persentase kepemilikan institusional semakin sedikit, sehingga dapat melemahkan
pengawasan yang dapat diberikan kepada manajer. Hal ini menandakan seolah- olah manajer mengawasi dirinya sendiri dalam mengelola perusahaan sehingga
memudahkan manajer bertindak untuk kepentingan pribadi, bukan demi kepentingan perusahaan. Hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kerugian
dan berdampak pada penurunan kinerja perusahaan Hasil penelitian ini sesuai dengan yang penelitian yang dilakukan Fauzi
dan Musallam 2015, Mahaputeri dan Yadnyana, 2014 dan Yulianto 2011 bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Putra 2013 yang menemukan pengaruh positif kepemilikan manajeral terhadap kinerja perusahaan,
sedangkan Armini dan Wirama 2015, Wiranata 2013, Sabrinna 2010, Nur’aeni 2010 menemukan hasil bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.