Kepemilikan Institusional TINJAUAN PUSTAKA

25 pengawasan terhadap perusahaan tidak hanya terbatas dilakukan oleh pihak dalam perusahaan, namun juga dapat dilakukan dari pihak eksternal perusahaan yaitu dengan adanya pengawasan melalui investor-investor institusional. Kepemilikan institusional dilihat dari besarnya persentase kepemilikan saham oleh institusi dengan seluruh saham. Menurut Mahaputeri dan Yadnyana 2014 kepemilikan institusional dapat diukur dengan persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh investor institusi terhadap total saham yang beredar. Semakin besar kepemilikan institusi maka akan semakin besar pengawasan kepada pihak manajemen sehingga menghindari perilaku opportunistic manajer. Dengan adanya kepemilikan institusional untuk mengawasi manajemen agar melaksanakan tugasnya dengan baik, pengawasan tersebut akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Institusi akan memantau secara profesional terhadap perkembangan investasinya maka tingkat pengendalian terhadap tindakan manajemen sangat tinggi sehingga dapat memperkecil kemungkinan manajer bertindak diluar tanggungjawabnya.

2.5 Leverage

Leverage merupakan pembiayaan aktiva perusahaan dari hutang. Dalam Munawir 2012: 18 menjelaskan bahwa hutang merupakan semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuh, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Jadi hutang ini bisa dikatakan sebagai sumber dana eksternal perusahaan yang digunakan perusahaan untuk menjalankan usahanya. Hutang dibedakan menjadi dua, yaitu Munawir 2012, 18 : 26 1. Hutang lancar hutang jangka pendek Hutang jangka pendek merupakan kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Hutang lancar meliputi: a. Hutang dagang b. Hutang wesel c. Hutang pajak d. Biaya yang masih harus dibayar e. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo f. Penghasilan diterima di muka 2. Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang merupakan kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya jatu temponya masih jangka panjang lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca Hutang jangka panjang meliputi: a. Hutang obligasi b. Hutang hipotik c. Pinjaman jangka panjang yang lain Beban pengurangan pajak menjadikan hutang dipilih karena lebih murah daripada saham biasa atau saham preferen. Hutang memberikan manfaat perlindungan pajak. Disisi lain penggunaan hutang yang besar akan meningkatkan