Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

42

3.0.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Perusahaan

Agency Theory mendiskusikan hubungan antara pemegang saham principals dengan manajer agent. Pihak pricipals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan perusahaan akan rentan terhadap konflik keagenan Jensen dan Smith, 1984. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jansen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa konflik antara principal dan agent dapat dikurangi dengan mensejajarkan kepentingan antara principal dan agent. Mensejajarkan kepentingan pricipal dan agent dapat dilakukan dengan cara membagi kepemilikan saham perusahaan kepada manajer perusahaan. Kepemilikan saham oleh manajer ini disebut dengan kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan Haruman dalam Yulianto, 2011. Semakin besar kepemilikan manajemen maka manajemen cenderung akan lebih memfokuskan diri pada pemegang saham, karena meningkatnya kepemilikan manajerial maka manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan sehingga dalam hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan serta memenuhi kepentingan dari para pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Putra 2013 menunjukkan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja 43 perusahaan. Hasil ini mendukung pernyataan bahwa dengan kepemilikan manajerial dapat mendorong manajer untuk bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

3.0.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Perusahaan