Aktivitas Belajar TINJAUAN PUSTAKA

Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Djamarah 2008: 38 aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Sagala 2011: 124 mempelajari psikologi berarti mempelajari tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak teramati. Segenap tingkah laku manusia mempunyai latar belakang psikologis, karena itu secara umum aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psokologis yang mendasarinya. Menurut Sardiman 2009: 22 belajar adalah merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dapat di jelaskan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun mentalnon fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi guru dan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang diutamakan dalam pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang penulis dari Jombang dalam Asmani, 2010: 211 yang menyatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang sedikit bicara banyak diamnya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah guru hanya sebagai fasilitator saja sedangkan siswa yang harus aktif melakukan berbagai aktivitas dalam proses pembelajaran dengan melakukan diskusi, kerja kelompok, debat, bertanya dan lempar gagasan. Kegiatan atau aktivitas siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang demikian akan mewujudkan pembelajaran aktif. Sardiman 2011: 101 menyatakan bahwa jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebgai berikut: 1 Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2 Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, musik, pidato. 3 Listening activities, sebagai contoh mendengarkan; uraian, percakapan, diskusi, angket, menyalin. 4 Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5 Drawing activities, misalnya megambar, membuat grafik, peta, diagram. 6 Motor activities, yang termasuk didalam antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak. 7 Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8 Emotional ectivities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Dalyono 2009: 219 mengemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam beberapa diskusi, yaitu: 1. Mendengarkan, yakni dalam proses belajar-mengajar di sekolah sering ada ceramah atau kuliah dari guru atau dosen. 2. Memandang, yakni setiap stimulus visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dipandang, tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan kita adalah belajar. 3. Meraba, Membau, dan Mencicipi Mengecap, adalah aktivitas sensoris seperti halnya mendengar dan memandang. 4. Menulis atau mencatat, yakni setiap aktivitas pengindraan yang bertujuan, dapat memberikan kesan-kesan yang berguna bagi belajar kita selanjutnya. 5. Membaca, yakni membaca untuk keperluan belajar harus pula menggunakan sikap. 6. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggarisbawahi, hal ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang, untuk keperluan intensif. 7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan, dimana didalam buku ataupun lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel, diagram-diagram atau bagan-bagan. 8. Menyusun paper atau kertas kerja. Dalam paper yang baik memerlukan perencanaan yang mantap dengan terlebih dahulu mengumpulkan ide-ide yang menunjang serta menyediakan sumber-sumber yang relevan. 9. Mengingat, dengan maksud agar ingat tentang sesuatu belum termasuk sebagai aktivitas belajar. 10. Berpikir, adalah termasuk aktivitas belajar, dengan berfikir dapat n memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya menjadi tahu tentang n hubungan antara sesuatu. 11. Latihan atau praktek adalah aktivitas belajar, yakni melaksanakan n kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai n tujuan tertentu yang dapat mengembangkan suatu aspek pada dirinya.

E. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa yang diharapkan, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat dikerjakan dan diukur. Tujuan berkaitan dengan sifat secara operasional dan tujuan pembelajaran khusus Subiyanto, 1986: 46. Hasil belajar menyatakan derajat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2002: 3-4 berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Bloom dalam Sukardi 2008: 75 mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam 3 ranah yaitu: 1 Ranah kognitif. Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi 2 Ranah afektif. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup 3 Ranah psikomotor. Ranah psikomotor terdiri dari tujuh perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas. Menurut Hamalik 2009: 155 hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Arikunto 2007:32 menyatakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang. Hasil belajar di golongkan ke dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam berpikir, ranah afektif berkaitan dengan perasaan siswa yakni seperti moral, nilai, budaya dan keagamaan sedangkan ranah psikomotor berkaitan dengan perbuatan atau keterampilan siswa. Setiap ranah memiliki teknik penilaian tersendiri. Ranah kognitif biasanya dinilai dengan menggunakan tes formatif, sedangkan ranah afektif dan psikomotor dapat diukur menggunakan lembar observasi, lembar kerja kelompok maupun individu dan lain sebaginya. Hasil belajar yang akan dilihat peningkatannya pada penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif. Penilaian dilakukan melalui lembar soal formatif pada saat pretes pada pembelajaran biasa sebelum menggunakan media 3D Anotrus dan postes di akhir pembelajaran. Priyono 2009: 5 menjelaskan klasifikasi kemampuan hasil belajar terbagi dalam 3 ranah yaitu 1 Ranah kognitif: kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran; 2 Ranah psikomotor: kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan; kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik; 3 Ranah afektif : berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek. Ranah Kognitif menurut taksonomi Bloom : pengetahuan C1, pemahaman C2, aplikasi C3, analisisC4, sintesis C5, dan evaluasi C6. a. Pada tingkat pengetahuan: peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Soal pengetahuan : soal yang menuntut jawaban yang berdasarkan hafalan b. Pada tingkat pemahaman: peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu prinsip atau konsep. Soal pemahaman : soal yang menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh konsep. c. Pada tingkat aplikasi: peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Soal aplikasi : soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep dalam situasi yang belum pernah diberikan. d. Pada tingkat analisis: peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab dan akibat. Soal analisis : soal yang menuntut uraian informatif, penemuan asumsi pembedaan antara fakta dan pendapat, dan penemuan sebab akibat e. Pada tingkat sintesis: peserta didik dituntut menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mengsintesiskan pengetahuan. Soal sintesis : soal yang menuntut pembuatan cerita, karangan, hipotesis dengan memadukan berbagai pengetahuan atau ilmu. f. Pada tingkat evaluasi: peserta didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di dalamnya melakukan judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan. Soal tingkat evaluasi : soal yang menuntut pembuatan keputusan dan kebijakan , dan penentuan “nilai” informasi.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

5 39 50

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

1 6 16

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI SISWA PADA MATERI POKOK DAUR AIR

0 11 68

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA 3D ANOTRUS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA

2 19 67

PENGARUH PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Materi Sistem Pernafasan Pada Manusia Ditinjau dari Aktivitas BElajar Siswa Ke

0 3 18

Penggunaan media audiovisual pada materi sistem gerak pada manusia dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VIIIB SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

0 0 183

Penggunaan media audiovisual pada materi sistem gerak pada manusia dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VIIIB SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta

0 1 181

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH DARUL AMIN PALANGKA RAYA

0 0 27

Penggunaan media pembelajaran MIVI (Media Interaktif Visual) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada topik sistem gerak manusia

1 3 7

PENGARUH MEDIA ANIMASI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK PADA TUMBUHAN DI SMP N 1 PASIE RAJA

1 4 158