C. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions STAD
STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima
komponen utama- persentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim Slavin. 2005: 144. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
merupakan sebuah strategi pembelajaran kooperatif yang memberi tim berkemampuan majemuk latihan untuk mempelajari konsep dan keahlian.
Siswa berlatih di dalam kelompok yang bekerja sama. Kelompok-kelompok ini berfungsi bersama selama kurun waktu yang diperpanjang, memberi
kesempatan untuk berlatih dan memberikan umpan balik di tengah unit pelajaran Eggen dan Kauchak, 2012: 144.
Model yang dikembangkan oleh Slavin ini melibatkan kompetisi antar
kelompok. Siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Pertama-tama, siswa mempelajari materi bersama
dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan
skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin
mendapatkan skor yang tinggi. Slavin menyatakan bahwa model STAD ini dapat diterapkan untuk beragam materi pelajaran, termasuk sains, yang
didalamnya terdapat unit tugas yang hanya memliki satu jawaban yang benar Huda, 2011: 116. Model STAD menggunakan kelompok-kelompok kecil
dengan jumlah anggota tiap kelompok empat sampai lima orang siswa secara heterogen, yaitu campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, sukuras.
Diawali dengan penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok Trianto, 2009: 68.
Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD guru memberikan suatu
pembelajaran dan siswa-siswanya di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya
semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil
kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada
seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya Rusman, 2012: 214. Model
pembelajaran STAD dapat dijadikan alternatif dalam mengajar karena membantu menciptakan interaksi yang baik antar siswa, meningkatkan sikap
positif terhadap pelajaran, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama Aqip, 2013:
28. Pendapat yang hampir sama mengenai hal ini dikemukakan oleh Balfakih
2003: 608 yaitu terdapat empat alasan yang menyebabkan model STAD dapat digunakan sebagai alternatif model mengajar. Keempat alasan tersebut
dinyatakan sebagai berikut: Pertama, STAD memfasilitasi interaksi antar siswa di dalam kelas; Kedua, meningkatkan sikap positif, harga diri, dan
hubungan interpersonal antar siswa; Ketiga, dapat menambah sumber belajar tambahan di dalam kelompok, seperti dengan anggota kelompok berprestasi
tinggi yang mengambil peran tutor demi tercapainya hasil akhir yang lebih baik untuk bersama; Keempat, mempersiapkan siswa untuk masuk ke dalam
masyarakat modern dengan mengajarkan mereka bekerja dengan teman sekelas dengan efektif dan efisien.
Menurut Eggen dan Kauchak 2012: 214 merencanakan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD adalah proses empat
langkah yang menyangkut hal berikut: 1 melakukan perencanaan untuk mengajar kelas-utuh; 2 mengatur kelompok; 3 merencanakan studi tim;
dan 4 menghitung skor dasar dan nilai perbaikan. Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD dipaparkan oleh Rusman 2012: 213-
214 sebagai berikut: 1.
Menyampaikan tujuan dan motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
dan motivasi siswa untuk belajar. 2.
Pembagian kelompok Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya
terdiri dari empat sampai lima siswa yang memprioritaskan heterogenitas keragaman kelas dalam prestasi akademik, gender jenis kelamin, ras
atau etnik. 3.
Presentasi dari guru Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta
pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Dijelaskan juga tentang
keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
4. Kegiatan belajar dalam tim kerja tim
Siswa belajar kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota
menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan
dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5. Kuis evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok. Siswa diberikan kuersi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa
secara individu bertanggung jawab atas diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap
soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
6. Penghargaan prestasi tim
Setelah melaksanakan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian
penghargaan atas keberhasilan kelompok.