Hubungan Pelaksanaan Caratif Caring Pada Perawat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap RS Haji Adam Malik Medan

(1)

Artikel Penelitian

HUBUNGAN PELAKSANAAN CARATIF CARING PADA

PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT

INAP RS HAJI ADAM MALIK MEDAN

Oleh:

dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes dr. Rina Amelia, MARS

Dibiayai Oleh Dana Masyarakat Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor: 422/H5.2.3.1/PPM/2008, tanggal 20 Juni 2008

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Kepmenkes/228/Menkes/III/2002).

Pelayanan rumah sakit yang bermutu merupakan faktor yang menunjang keberhasilan pelayanan serta kepuasan pasien. Menurut Aditama (2000), mutu pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima pasiennya. Rumah sakit harus terus menerus berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar dan etika profesi sehingga dapat menjadi acuan dan sumber informasi serta memenuhi harapan dan kepuasan masyarakat/pelanggan.

Salah satu faktor yang berperan dalam kepuasan pasien adalah pelayanan perawat. Tenaga keperawatan di rumah sakit berjumlah paling banyak dan paling lama kontak dengan pasien dan keluarga dalam memberikan pelayanan. Walaupun perawat meupakan kelompok terbesar di rumah sakit, tetapi perlu diakui bahwa masalah keperawatan yang dirasakan dewasa ini menyangkut mutu pelayanan perawat yang belum memenuhi harapan masyarakat. Kesenjangan masih sering timbul dari masyarakat melalui surat kabar, media audio, penelitian maupun kritikan langsung yang menyangkut sikap dan perilaku tenaga perawat dalam menjalankan tugas. Perawat dituntut untuk bertanggung jawab, ramah, disiplin, perhatian, jujur dan trampil. Karakteristik pelayanan keperawatan adalah konstan, kontiniu, dan edukatif yang menntut kinerja perawat yang profesional semakin tinggi.

Bentuk pelayanan keperawatan yang penting adalah terlihatnya perilaku caring perawat yang merupakan inti atau fokus dari praktek keperawatan yang profsional. Perilaku caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan heart profesi artinya komponen yang fundamental dan fokus sentral serta unik dari keperawatan (Watson, 1988). Fenomena di lapangan mengindikasikan adanya kecendrungan perawat masih belum caring dalam memberikan asuhan


(3)

keperawatan kepada klien yang berdampak pada kualitas asuhan yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan pasien terhadap perawat.

Faktor faktor karatif caring yang dikembangkan adalah perspektif humanistik dan dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan, serta diartikan sebagai pertanggungjawaban antara perawat dengan orang lain yaitu pasien. Faktor karatif tersebut adalah humanistik dan altruistik: menanamkan sikap penuh pengharapan, peka terhadap diri sendiri dan orang lain, mengembangkan hubungan saling percaya dan saling tolong menolong/membantu, menerima ekspresi postif dan negatif, menggunakan metode penyelesaian masalah yang sistematis, meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal, menciptakan lingkungan fisik, mental, sosio kultural, spritual yang banyak mendengar keluhan masyarakat (Watson, 1988).

Rumah Sakit H.Adam Malik adalah RS kelas A dan merupakan pusat rujukan untuk wilayah pembangunan A meliputi propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Merujuk pada Visi dan Misi Departemen kesehatan RI, maka visi RS H Adam Malik adalah ”Menjadi pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta pusat rujukan kesehatan wilayah Sumatera bagian utara dan tengah pada tahun 2010 yang bertumpu kepada kemadirian. Untuk mewujudkannya maka rumah sakit ini senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pasien termasuk meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien (Profil RSUP. H. Adam Malik, 2005)

Namun berdasarkan data, diketahui kunjungan rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan selama empat tahun sangat rendah. BOR (Bed Occupancy Rate) 40.4% pada tahun 2001, 38.6% pada tahun 2002, 33.2% pada tahun 2003 dan 46.8% pada tahun 2004. Angka BOR ini Sangay jauh dari nilai efisiensi 60-80%(Profil RSUP. H. Adam Malik, 2005). Persentase Pasien PAPS (Pulang Atas Permintaan Sendiri) cenderung meningkat setiap tahun.

Hasil penelitian Rumintang (2006) menunjukkan rendahnya persentase pelaksanaan Karatif Caring perawat di RS Pirngadi Medan, yaitu 49,3%. Namun sampai saat ini belum ada penelitian pelaksanaan karatif caring perawat rawat inap di RS H Adam Malik Medan. Beberapa keluhan sering dilontarkan pasien rawat inap tentang pelayanan perawatnya seperti: perawat kurang ramah, tidak disiplin, tidak memperhatikan keluhan pasien dll. Peneliti sangat tertarik dengan perilaku perawat RS H Adam Malik dan ingin mengetahui sejauh mana perawat telah melaksanakan pelayanan yang berkualitas kepada pasien, terutama pasien rawat inap RS H Adam Malik Medan


(4)

B. PERUMUSAN MASALAH

Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit perlu peningkatan kualitas pelayanan petugas kesehatan. Perawat adalah ujung tombak pelayanan rumah sakit yang bertugas melayani pasien selama 24 jam. Karatif Caring, merupakan bentuk pelayanan yang berkualitas sehingga sangat penting dilaksanakan oleh perawat. RS Adam Malik merupakan rumah sakit rujukan yang perlu terus menerus meningkatkan mutu dan pelayanannya. Namun sampai saat ini belum ada penelitian dan evaluasi tentang pelaksanaan karatif caring yang telah dilakukan perawat RS Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana pelaksanaan caratif caring perawat rawat inap RS H Adam Malik Medan, dan apakah ada hubungan antara pelaksanaan Karatif Caring dengan kepuasan pasien rawat inap RS Haji Adam Malik Medan.


(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEPUASAN PASIEN

Pasien merupakan individu terpenting di rumah sakit, sebagai konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit. Sebagai pasien yang mempercayakan kesembuhan melalui rumah sakit yang dipilihnya, mereka mempunyai kebutuhan yang diharapkan dapat diperoleh melalui rumah sakit tersebut. Harapan mereka dari pelayanan suatu rumah sakit dalam proses pengobatan akan menimbulkan suatu kepuasan yang diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan. Kepuasan pasien adalah tingkat kepuasan pelayanan dari persepsi pasien/keluarga terdekat dan merupakan salah satu indikator kinerja rumah sakit.

Ada beberapa macam pengertian yang diberikan oleh para pakar. Day menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya (Tse dan Wilton, 1988). Menurut pendapat Chin-Hua Han (2003), defenisi kepuasan yang dikemukakan oleh Pascoe adalah pemenuhan keinginan atau kebutuhan sebagai reaksi penerimaan jasa perawatan kesehatan sebagai derajat kesesuaian antara harapan seorang paien atas perawatan yang ideal dengan persepsinya atas perawatan yang mereka terima.

Pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu organisasi, maka hanya merekalah yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa dan hanya mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Mengukur dan meningkatkan kepuasan pasien dalam sistem pelayanan kesehatan adalah bagian yang penting dalam manajemen, yang mengharuskan penyedia jasa pelayanan memiliki sustu sistem manajemen kualitas yang diterapkan yang meliputi metode untuk mengukur kepuasan pelanggan (Kuisma M, 2002 dan Chinglin, 2004).

Parasuraman (1991), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan/pasien adalah salah satu hasil yang diinginkan dari perawatan di rumah sakit yang mana pelanggan mengevaluasi kualitas pelayanan dengan membandingkan persepsi mereka atas pelayanan dengan harapan-harapan mereka. Aspek kepuasan mempunyai peranan yang penting dalam pelayanan kesehatan, maka disepakati yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan


(6)

pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Sama halnya dengan kebutuhan dan tuntutan, makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. (Azwar, 1996)

Mutu pelayanan kesehatan dinilai baik, apabila pelayanan kesehatan yang diselenggarakan tersebut dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan kesehatan tersebut.

B. KARATIF CARING

Leininger dalam George (1995), caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku lepada atau atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi manusia atau kehidupan. Caring menekankan pada keteguhan hati, kemurahan hati, janji tanggung jawab yang mempunyai kekuatan atau motivasi untuk melakukan upaya memberi perlindungan dan meningkatkan martabat klien. Watson (1988) menjelaskan caring adalah esensi dari keperawatan yang berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat – pasien dimana perawat membantu partisipasi pasien, membantu klien memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Tujuan keperawatan menurut Watson adalah memfasilitasi individu mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi meliputi jira raga dan perkembangan pengetahuan diri, penhormatan diri, penyembuhan diri dan proses asuhan diri. Chitty dalam George (1998) menguraikan bahwa profesional caring adalah seseorang memperhatikan, mengurus, dan menyediakan atau memberikan bantuan: kepada orang lain. Dia menjelaskan bahwa penekanan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang bersifat humanistic, yang didasarkan pada pandangan hubungan professional manusia, dan pengalaman pasien adalah aspek penting dalam keperawatan humanistic. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku caring perawat adalah sifat dasar perawat sebagai manusia untuk membantu, memperhatikan, mengurus dan menyediakan bantuan, serta memberikan dukungan untuk kemandirian pasien melalui hubungan perawat-pasien yang terapeutik, dan merupakan intervensi keperawatan dalam rangka mencapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi dengan penuh perasaan berdasarkan kemanusiaan dan aspek moral. Dengan caring ini memukinkan terjalinnya hubungan dan intervensi terapeutik perawat-pasien dan merupakan dasar dalam melaksanakan


(7)

praktek keperawatan professional untuk mewujudkan kualitas kerja (kinerja) yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan.

1. Karakteristik Caring

Menurut Leininger dalam George (1995) karakteristik caring dibagi menjadi 3 yaitu professional caring yakni sebagai perwujudan kemampuan kognitif dimana perawat bertindak terhadap respon yang ditunjukkan pasien bersarkan ilmu dan sikap dan keterampilan professional, sehingga dalam memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan perawat-pasien dan scientific caring adalah segala keputusan dan tindakan dalam memberi asuhan keperawatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki perawat serta humanistic caring adalah adalah proses bantuan kepada orang lain yang bersifat kreatif, intuitif atau kognitif yang didasarkan pada filosofi fenomenologik perasaan subjektif/objektif.

2. Faktor Utama dalam caring

Watson menguraikan bahwa struktur untuk ilmu caring dibangun 10 faktor utama sebagai faktor utama sebagai focus dalam keperawatan. Watson memberikan rekomendasi agar perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien pasien melalui sepuluh faktor karatif yaitu berhubungan dengan sifat dan karakter perawat yang menjelaskan bagaimana perilaku caring dimanifestasikan perawat dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Membentuk dan mengahargai system nilai humanistic dan altruistic. Nilai-nilai humanistic-altruistik adalah Nilai-nilai vital bagi perawat dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien (Stuart & Laraia, 2001). Humanistic dan altruistic adalah sikap yang didasari pada nilai-nilai kemanusiaan, yaitu menghormati otonomi dan kebebasan pasien terhadap pilihan terbaik menurutnya, serta mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Manifestasi caring perawat berdasarkan pengertian humanistic adalah mengenali nama, kelebihan dan karakteristik lain dari pasien dan memanggil nama pasien sesuai tang disenangin pasien, selalu mendahulukan kepentingan pasien daripada kepentinganpribadi, memberikan waktu pada pasien walaupun sedang sibuk, memperhatikan dan mendengarkan apa yang menjadi keluhan dan kebutuhan pasien terkait dengan perawatannya serta memberikan dukungan social untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan status kesehatannya serta menggunakan sentuhan yang


(8)

bermakna kesembuhan (Stuart & Karaia, 2001). Perilaku ini dilakukan perawatan pada saat pengkajian, perencanaan dan implementasi serta evaluasi asuhan keperawatan.

b) Menanamkan sikap penuh pengharapan (Faith – hope)

Faktor ini juga menjelaskan tentang peran perawat dalam mengembangkan hubungan timbal balik perawat-pasien yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan dengan membantu pasien mengadopsi perilaku hidup sehat. Perawat mendorong penerimaan klien terhadap pengobatan yang dilakukan kepadanya dan membantunya memahami alternatif terapi yang diberikan, memberikan keyakinan akan adanya kekuatan penyembuhan atau kekuatan spritual dan penuh pengharapan (Tomey dalam Stuart dan Laraia, 2001). Manifestasi perilaku caring perawat adalah selalu memberikan harapan yang realistik terhadap prognosis baik maupun buruk, memotivasi perawat untuk menghadapi penyakitnya walaupun penyakitnya termasuk terminal, mendorong pasien untuk menerima tindakan pengobatan dan perawatan yang dilakukan kepadanya, memotivasi dan mendorong pasien mencari alternatif terapi secara rasional, memberi penjelasan bahwa takdir berbeda pada setiap orang dan memberi keyakinan bahwa kehidupan dan kematian sudah ditentukan sesuai takdir (Stuart dan Laraia, 2001)

c) Menanamkan sensitivitas atau kepekaan diri sendiri dan orang lain.

Penerimaan terhadap perasaan diri merupakan kulitas personel yang harus dimiliki perawat sebagai orang yang akan memberikan bantuan kepada pasien. Hal ini mengarah kepada aktualisasi diri melalui penerimaan diri perawat-pasien. Perawat mengakui kesensitivan perasaan pasien, memahami, mengakui dan mengkomunikasikan perasaannya yang berbeda dengan perasaan pasien dengan keunikannya. Manifestasi perilaku caring perawat adalah bersikap empati dan mampu menempatkan diri pada posisi pasien, ikut merasakan atau prihatin terhadap ungkapan penderitaan yang diungkapkan pasien serta siap membantu setiap saat, dapat mengendalikan perasaan ketika bersikap kasar terhadap diri (perawat) dan mampu meluluskan keinginan pasien terhadap sesuatu yang logis (Stuart dan Laraia, 2001)


(9)

d) Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu.

Helping-trust relationship merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Travelbee dalan George (1995) menyebut hubungan ini hubungan manusia dengan manusia. Hubungan saling percaya dan membantu ini penting bagi terbentiknya transcultural caring atau saling bersikap caring antara perawat-pasien yang dapat meningkatkan penerimaan perwujudan perasaan baik positif maupun negatif.

e) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif.

Merupakan sikap untuk menciptakan hubungan perawat-pasien yang terbuka, saling membagi perasaan dan pengalaman antara perawat, pasien dan keluarga. Manifestasi perilaku caring perawat adalah menjadi pendengar yang aktif dan mendengarkan keluhan pasien secara sabar, mendengarkan ekspresi perasaan pasien tentang keinginan untuk sembuh dan apa yang akan dilakukan jika sembuh, memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasannya baik positif maupun negatif dan menerima aspek positif dan negatif sebagai bagian dari kekuatan dirinya dan pemahaman perawat terhadap penderitaan pasien (Stuart dan Laraia, 2001)

f) Menggunakan metode sistematis dalam menyelesaikan masalah caring untuk pengambilan keputusan secara kreatif dan individualistik

Metode sistematis dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan adalah proses keperawatan. Perawat menggunakan proses keperawatan yang sistematis dan terorganisir untuk menyelesaikan masalah keperawatan pasien

g) Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal

Perawat memfasilitasi proses dengan teknik pembelajaran yang telah dibuat untuk menberi kesempatan pasien melakukan perawatan mandiri (self care)

h) Menciptakan lingkungan fisik , mental, sosial dan spritual yang suportif

Perawat harus mengenal pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap sehat sakit individu

i) Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan dalam rangka mempertahankan kebutuhan dan martabat manusia


(10)

Kebutuhan pasien pada tingkat rendah adalah biofisikal, misalnya makan, minum, eliminasi dan ventilasi. Kebutuhan psikososial adalah kemampuan aktivitas dan seksual, keberhasilan den sedangkan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang lebih tinggi dari kebutuhan intrapersonal dan interpersonal.

g) Mengijinkan untuk terbuka untuk ekstensial dan fenomenologikal dan dimensi spritual caringserta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh dan ilmiah melalui pemikiran masyarakat modern. Psikologi ekstensial adalah keberadaan ilmu manusia yang digunakan untuk menganalisa fenomenologikal.


(11)

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan pelaksanaan Karatif Caring pada perawat dengan kepuasan pasien RS Haji Adam Malik Medan

B. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini merupakan masukan kepada RS H Adam Malik Medan terutama unsur pimpinan dan bagian keperawatan dalam upaya meningkatkan pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan perawat kepada pasien. Selain itu sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara yang berhubungan dengan mutu pelayanan Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Terdapat hubungan pelaksanaan Karatif Caring pada perawat dengan kepuasan pasien RS Haji Adam Malik Medan


(12)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross seksional. Cross sectional study adalah suatu penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko (variabel bebas) dengan penyakit/efek (variabel tergantung) dengan cara pendekatan, observasi. Pengumpulan data pada penelitian dengan disain ini dilakukan sekaligus pada satu saat (point time approach). Pendekatan satu saat ini artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap subjek pada saat pemeriksaan

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS H Adam Malik Medan. Waktu penelitian dilaksanakan 6 bulan, Juni s.d November 2008. Penelitian dimulai dengan studi literatur, survei awal, persiapan alat ukur, pengumpulan data, pengolahan data dan laporan hasil penelitian. Waktu pengumpulan data dilaksanakan 2 minggu.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap RS H Adam Malik Medan

2 Sampel

Sampel penelitian adalah bagian dari populasi. Sampel adalah pasien rawat inap (Rindu A dan Rindu B) RS H Adam Malik Medan tahun 2008. Rumus Besar Sampel menggunakan rumus estimasi (Soedigdo, 2002):


(13)

n = Zg2 p (1-p) d2 Keterangan:

n= jumlah sampel (pasien)

p= proporsi kepuasan pasien (50%) d= ketepatan penelitian = 0.1 n = 97 digenapkan 100 responden

Adapun tehnik sampling pada penelitian ini adalah sistematika andom sampling.

D. Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner terstruktur mengenai karatif caring perawat dan telah sering dipakai pada penelitian caratif caring perawat. Selain itu instrumen ini juga memuat aspek demografi pasien dan kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat. Pelaksanaan karatif caring dinyatakan baik apabila skor di atas nilai median. Pasien dinyatakan kelompok puas apabila skor kepuasan di atas nilai median.

2.Jenis data

Data dalam penelitian ada 2 yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan mengukur ataupun observasi langsung. Data primer terdiri dari karakteristik pasien, penilaian pelaksanaan caratif caring oleh pasien, dan kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat.

3. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terstruktur pelaksanaan caratif caring perawat dengan kuesioner kepuasan pasien. Tehnik pengumpulan data adalah metode wawancara terhadap pasien, yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang sedang menjalani Kepanitraan Klinik Senior di departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan


(14)

E. Pengolahan da Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut: 1.Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden

2. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entri

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer.

4. Cleaning Data

Pemerikasaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Program yang digunakan adalah program SPSS 15.0 for windows.

2. Analisis Data

Data yang berhasil dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows. Analisis data pada seluruh variabel dengan menentukan distribusi frekuensi, rerata, median, dan proporsi. Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik. Kemaknaan yang ditetapkan adalah 5%. Data akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.


(15)

F. Kerangka Konsep

Pelaksanaan Karatif Caring Perawat

Kepuasan Pasien


(16)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian Deskripsi

Rumah Sakit H. Adam Malik Medan merupakan RS umum Kelas A yang ketiga di Indonesia (SK Menkes RI No 335 tahun 1990) milik pemerintah pusat di bawah Direktorat Jendral Pelayanan Medik DepKes RI yang berada di lokasi Jl. Bunga lau No.17 Medan. Selain melaksanakan pelayanan kesehatan, RS. H. Adam Malik Medan juga menyelenggarakan pendidikan yang meliputi : Keperawatan (D3, D4, S1) dan Program Pendidikan Dokter (S1 Kedokteran dan Program Pendidikan Dokter spesialis) yang masing-masing bekerjasama dengan institusi Pendidikan Kesehehatan.

RS. H. Adam Malik Medan dalam pelaksanannya mempunyai visi : ”Menjadi pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta pusat rujukan kesehatan wilayan Sumatera bagian Utara dan Tengah pada tahun 2010 yang bertumpu pada kemandirian”. Untuk mencapai visinya, RS. H. Adam Malik Medan mempunyai misi, yaitu :

1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau

2. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan yang bermutu untuk menghasilkan 3. Sumber daya manusia yang profesional di bidang kesehatan

4. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dalam 5. Rangka meningkatkan mutu pelayanan

6. Menyelenggarakan pelayanan yang menunjang peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Dalam operasionalnya, RS. H. Adam Malik Medan didukung oleh tenaga medis dan medis yang berjumlah 1934 orang ( untuk jelasnya dapat dilihat di tabel 4.1) serta fasilitas-fasilitas :

1. Pelayanan medis :

a. Instalasi rawat jalan dan Instalasi Rawat Inap dengan 482 tempat tidur.

2. Pelayanan Penunjang Medis :

a. Instalasi Diagnostik Terpadu, b. Patologi Klinik,


(17)

d. Radiologi,

e. Rehabilitasi Medik dan f. Kardiovaskuler.

3. Pelayanan Penunjang Non Medis : a. Gizi,

b. Farmasi, c. CSSD,

d. Bioelektromedis dan e. PKMRS

4. Pelayanan Non Medis : Tata Usaha, Tehnik Sipil dan pemulasaraan Jenazah.

Tabel 5.1.Jumlah dan kategori Pegawai RS. H. Adam Malik Medan

Sumber: Profil RS. H. Adam Malik Medan 2006

Kategori Pegawai Jumlah

Pejabat struktural Kepala Instalasi Kepala SMF Tenaga Medis Paramedis

Paramedis Non Perawatan Non Medis

41 24 15 705 585 302 262

Total 1934

B. Karakteristik Pasien

Karakteristik pasien yang di rawat di RS Haji Adam Malik Medan meliputi, distribusi pasien berdasarkan tempat rawatan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan suku bangsa.

Berdasarkan jumlah pasien rawat inap yang menjadi responden pada penelitian ini berasal dari Ruang rawat Inap Terpadu (RINDU) A berjumlah 47 orang dan berasal dari RINDU B 53 orang. Pengelompokkan responden berdasarkan umur, menunjukkan bahwa umur responden berkisar antara <1 tahun sampai > 60 tahun. Kelompok umur responden tertinggi (setelah dikelompokkan menjadi 8 kategori)


(18)

adalah 41-45 tahun berjumlah 23 orang (23%), sedangkan kelompok umur yang terendah yaitu usia <1 tahun berjumlah 0 pasien (0%).

Pengelompokkan responden berdasarkan jenis kelamin, menggambarkan bahwa responden laki-laki berjumlah 68 orang (68%) dan perempuan 32 orang (32%). Berdasarkan pekerjaan responden paling banyak responden adalah wiraswasta sebanyak 31 orang (31%) dengan pendidikan responden terbanyak adalah SMU sebanyak 39 orang (39%), sedangkan yang berpendidikan SD sebanyak 22 orang (22%) dan hanya 10 orang (10%) yang berpendidikan perguruan tinggi.

Sebagian besar responden bersuku Batak yaitu sebanyak 36 orang (36%) dan hanya 2 orang (2%) yang bersuku Minang. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tempat rawatan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan suku bangsa secara rinci dapat dilihat di table 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Pasien rawat Inap di RS. Haji Adam malik Medan

Jumlah No. Karakteristik

Orang Persentase (%)

1. Ruang rawat Inap

RINDU A RINDU B 47 53 47 53

Jumlah 100 100

2. Umur <1 1-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 >60 - 3 14 16 21 23 13 10 - 3 14 16 21 23 13 10


(19)

Tabel lanjutan 4.2

3. Jenis Kelamin Laki-laki perempuan 68 32 68 32

Jumlah 59 100

4. Pekerjaan PNS Pegawai Swasta IRT Wiraswasta Pelajar Petani Dll 7 3 14 31 18 20 7 7 3 14 31 18 20 7

Jumlah 100 100

5 Pendidikan SD SMP SMU PT 22 29 39 10 22 29 39 10

Jumlah 100 100

6. Pendidikan SD SMP SMU PT 22 29 39 10 22 29 39 10

Jumlah 100 100

7. Suku Bangsa Batak Jawa Minang Melayu Dll 36 23 2 6 33 36 23 2 6 33


(20)

C. Pelaksanaan Karatif Caring Perawat

Perilaku caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan heart profesi artinya komponen yang fundamental dan fokus sentral serta unik dari keperawatan, terdapat beberapa aspek yang menjadi pengukuran Karatif Caring dari perawat adalah: Humanistik altruistic, menanamkan sikap penuh pengharapan, peka terhadap diri sendiri dan orang lain, mengembangkan hubungan saling percaya, membantu menerima ekspresi perasaan positif/negative, menggunakan metode penyelesaian yang sistematis, meningkatkan proses belajar mengajar, menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan, terbuka pada eksistensial, dimensi spritual caring.

Berdasarkan table 4.3. dapat diketahui terdapat 88 orang (88 %) responden yang mengakui bahwa perawat selalu melaksanakan Humanistik altruistic sedangkan 12 orang (12%) responden mengakui bahwa perawat tidak pernah melakukannya. Terdapat 77 orang responden (77%) mengakui bahwa perawat selalu menanamkan sikap penuh pengharapan, terdapat 49 orang (49%) responden menyatakan bahwa perawat selalu peka terhadap pasien. Dijumpai 61 responden (61%) yang menyatakan bahwa perawat dalam melaksanakan tugasnya tidak pernah/jarang mengembangkan hubungan saling percaya dan membantu sedangkan hanya 39 orang (39%) responden yang menyatakan bahwa perawat tersebut sering mengembangkan hubungan saling percaya dan membantu.

Terdapat 55 orang (55%) responden menyatakan bahwa perawat selalu menerima ekspresi perasaan positif/negative dari pasien, 60 orang responden (60%) menyatakan bahwa perawat yang bertugas tidak pernah/jarang Menggunakan metode penyelesaian yang sistematis di ruangan. Terdapat 85 orang (85%) responden menyatakan bahwa perawat tidak pernah/jarang meningkatkan proses belajar mengajar dalam melaksanakan tugas. Terdapat 69 orang responden (69%) menyatakan bahwa perawat selalu dapat menciptakan lingkungan fisik, mental dan sosiokultural di lingkungan kerja. Terdapat 71 orang responden (71%) yang menyatakan bahwa perawat tidak pernah/jarang memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan, sedangkan hanya 29 orang (29%) selalu melakukannya. Terdapat 52 orang responden (52%) menyatakan bahwa perawat selalu terbuka pada eksistensial, dimensi spritual caring.


(21)

Tabel 5.3. Pelaksanaan Caratif Caring oleh Perawat di RS.H. Adam Malik Medan

Karatif Caring Selalu Tdk

pernah/jaran g 1. Humanistik altruistik

2. Menanamkan sikap penuh pengharapan 3. Peka terhadap diri sendiri dan orang lain

4. Mengembangkan hub. saling percaya, membantu 5. Menerima ekspresi perasaan positif/negatif

88% 47% 49% 39% 55% 12% 53% 51% 61% 45% 6. Menggunakan metode penyelesaian yg sistematis

7. Meningkatkan proses belajar mengajar 8. Menciptakan lingkungan fisik, mental,

sosiokultural

9. Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan

10.Terbuka pad eksistensial, dimensi spritual caring

40% 15% 69% 29% 52% 60% 85% 31% 71% 48%

Hasil penelitian ini menunjukkan masih rendahnya pelaksanaan karatif caring perawat terhadap pasien terutama aspek meningkatkan proses belajar mengajar (edukasi) dan aspek memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penghargaan. Aspek proses belajar mengajar salah satunya adalah memberikan pendidikan kesehatan terhadap pasien. Pasien dijelaskan bagaimana perawatan yang diberikan serta menjalani pengobatan di rumah sakit. Apabila informasi jelas dan pasien memahami pengobatan terhadap dirinya hal ini tentu saja memberikan aspek positif terhadap kesembuhan pasien, serta meningkatkan kepuasan terhadap pasien. Pelaksanaan karatif caring yang baik adalah aspek humanistic altruistic seperti perawat memanggil nama pasien. Dengan memanggil nama pasien maka pasien merasa lebih dihargai dan lebih dekat serta mengenali perawatnya. Pasien yang merasa dihargai eksistensi dan kebutuhannya akan lebih merasa nyaman dalam menjalani pengobatan yang diberikan.

Pada prinsipnya Caring menekankan pada keteguhan hati, kemurahan hati, janji, tanggung jawab, yang mempunyai kekuatan atau motivasi untuk memberikan


(22)

perlindungan dan meningkatkan martabat pasien. Profesional caring seseorang yang memperhatikan, mengurus, menyediakan dan memberikan bantuan kepada orang lain merupakan sifat dasar dari perawat dan harus dilaksanakan perawat dengan penuh ikhlas dan sabar.

Secara keseluruhan berdasarkan hasil perhitungan pelaksanaan caratif caring oleh perawat berdasarkan penilaian responden dapat kita kategorikan baik yang dinyatakan oleh pasien sebanyak 58 orang (58%). Sehubungan dengan pelayanan caratif caring yang dilaksanakan oleh perawat sebanyak 52 orang (52%) responden merasa puas dan 48 orang (48%) responden menyatakan tidak puas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 5.4 dan tabel 5.5.

Tabel 5.4 Pelaksanaan Karatif Caring Perawat

Karatif Caring n %

Baik

Kurang Baik

58 42

58 42

Jumlah 100 100

Tabel 5.5. Kepuasan Pasien Terhadap pelayanan Keperawatan di RS H Adam malik Medan

Kepuasan Pasien n %

Puas

Kurang Puas

52 48

52 48

Jumlah 100 100

Hasil penelitian ini menunjukkan rendahnya pelaksanaan karatif caring perawat dan rendahnya tingkat kepuasan pasien. Hal ini perlu menjadi perhatian unsur pimpinan RS Haji Adam Malik Medan dan perawat rumah sakit tersebut. RS H Adam Malik Medan merupaka rumah sakit rujukan dan sekaligus rumah sakit pendidikan. Mutu pelayanan harus terus menerus ditingkatkan khususnya pelayanan perawat terhadap pasiennya.


(23)

D. Hubungan Pelaksanaan Karatif Caring Perawat dengan kepuasan pasien Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan Karatif Caring dengan kepuasan pasien rawat inap RS Haji Adam Malik Medan dilakukan dengan uji chi square. Dari 52 pasien yang menyatakan puas, terdapat 45 orang (86.5%) yang menyatakan pelaksanaan karatif caring perawat baik sedangkan dari 48 pasien yang menyatakan kurang puas terdapat 35 (72.9%) yang menyatakan pelaksanaan karatif caring kurang baik. Terdapat hubungan antara pelaksanaan karatif caring perawat dengan kepuasan pasien (p=0,0001). Hasil analisis regresi logistik, terdapat Prevalensi Ratio (PR) 17.3 yang berarti pelaksanaan karatif caring perawat dengan baik memberikan kepuasan 17.3 kali dibandingkan dengan pelaksanaan karatif caring perawat kurang baik.

Parasuraman (1991), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan/pasien adalah salah satu hasil yang diinginkan dari perawatan di rumah sakit yang mana pelanggan mengevaluasi kualitas pelayanan dengan membandingkan persepsi mereka atas pelayanan dengan harapan-harapan mereka. Aspek kepuasan mempunyai peranan yang penting dalam pelayanan kesehatan, maka disepakati yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Sama halnya dengan kebutuhan dan tuntutan, makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. (Azwar, 1996)

Mutu pelayanan kesehatan dinilai baik, apabila pelayanan kesehatan yang diselenggarakan tersebut dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan kesehatan tersebut. Mutu pelayanan yang baik dalam hal ini adalah pelayanan perawat yang memenuhi unsur-unsur karatif caring sudah pasti dapat meningkatkan kepuasan pasiennya.


(24)

Tabel 5.6. Hubungan Pelaksanaan Karatif Caring Perawat dengan kepuasan pasien

Pasien Puas Pasien

Kurang Puas

Karatif Perawat

n % n % p

PR/95%PR Baik

Kurang Baik

45

7

86.5

13.5

13

35

27.1

72.9

0.0001

17.3 (6.2;47.9)

E. Hubungan umur, jenis kelamin, dan suku terhadap kepuasan pasien

Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara variabel umur, jenis kelamin dan suku bangsa terhadap kepuasan responden atas pelayanan keperawatan dilakukan uji chi sguare. Dari hasil yang diperoleh tidak terdapat hubungan antara umur dengan tingkat kepuasan pasien (p=0,699), tidak ada hubungan antar jenis kelamin dengan tingkat kepuasan pasien (p=0,784), tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayan keperawatan di rumah sakit, tidak ada hubungan suku bangsa dengan tingkat kepuasan pasien (p=0,442). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 5.7.

Tabel 5.7. Hubungan umur, jenis kelamin, dan suku terhadap kepuasan pasien

Variabel p ket

Umur 0,699 NS

Jenis Kelamin 0,784 NS

Pendidikan 0,254 NS


(25)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

• Perawat yg melaksanaan Karatif Caring dengan baik 58%

• Pelaksanaan caratif caring yang paling baik adalah aspek humanistik altrusitik • Pelaksanaan karatif caring yang kurang baik adalah meningkatkan proses

pendidikan (edukasi pasien) dan aspek memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan

• Kepuasan pasien RS HAM terhadap pelayanan perawat 52%

• Ada hubungan antara pelaksanaan karatif karing dengan kepuasan pasien RS HAM

• Perawat yang melaksanakan karatif caring 17 kali memberi kepuasan pada pasien

B. SARAN

• Perlu diadakan sosialisasi karatif caring pada seluruh perawat RS HAM • Perlu diadakan pelatihan ketrampilan perawat dalam melaksanakan karatif

caring terhadap pasien

• Perlu pemantauan kinerja perawat terutama pelayanan terhadap pasien • Perlunya reward terhadap perawat yang memberikan pelayanan sangat baik


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo, S, 1994. Manajemen Rumah Sakit, Cetakan I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Azwar, Azrul, 1996, Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Azwar, Azrul, 1996, Pengantar Adminitrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta Depkes RI, 1994, Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.547/Menkes/SK/VI/1994

tgl 13 Juni 1994, Penetapan RSUP. Haji Adam Malik Medan sebagai Rumah Sakit kelas A dan Menjadi Pusat Rujukan Regional, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik

Nursalam, 2002 Manajemen Keperawatan: aplikasi dalam praktek keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika

Profil RSUP H Adam Malik Tahun, 2006, Sub Bagian Penyusunan Program dan laporan (PPL), Medan

Sastroasmoro, S dan Sofyan Ismael, 2002, dasar-dasar metodologi Penelitian Klinism Edisi 2, CV Sagung Seto, Jakarta

Watson J, 1988. Nursing Human Science and Human Care. New York, NY: National League for nursing


(1)

Tabel 5.3. Pelaksanaan Caratif Caring oleh Perawat di RS.H. Adam Malik Medan

Karatif Caring Selalu Tdk

pernah/jaran g

1. Humanistik altruistik

2. Menanamkan sikap penuh pengharapan 3. Peka terhadap diri sendiri dan orang lain

4. Mengembangkan hub. saling percaya, membantu 5. Menerima ekspresi perasaan positif/negatif

88% 47% 49% 39% 55% 12% 53% 51% 61% 45% 6. Menggunakan metode penyelesaian yg sistematis

7. Meningkatkan proses belajar mengajar 8. Menciptakan lingkungan fisik, mental,

sosiokultural

9. Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan

10.Terbuka pad eksistensial, dimensi spritual caring

40% 15% 69% 29% 52% 60% 85% 31% 71% 48%

Hasil penelitian ini menunjukkan masih rendahnya pelaksanaan karatif caring perawat terhadap pasien terutama aspek meningkatkan proses belajar mengajar (edukasi) dan aspek memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penghargaan. Aspek proses belajar mengajar salah satunya adalah memberikan pendidikan kesehatan terhadap pasien. Pasien dijelaskan bagaimana perawatan yang diberikan serta menjalani pengobatan di rumah sakit. Apabila informasi jelas dan pasien memahami pengobatan terhadap dirinya hal ini tentu saja memberikan aspek positif terhadap kesembuhan pasien, serta meningkatkan kepuasan terhadap pasien. Pelaksanaan karatif caring yang baik adalah aspek humanistic altruistic seperti perawat memanggil nama pasien. Dengan memanggil nama pasien maka pasien merasa lebih dihargai dan lebih dekat serta mengenali perawatnya. Pasien yang merasa dihargai eksistensi dan kebutuhannya akan lebih merasa nyaman dalam menjalani pengobatan yang diberikan.


(2)

perlindungan dan meningkatkan martabat pasien. Profesional caring seseorang yang memperhatikan, mengurus, menyediakan dan memberikan bantuan kepada orang lain merupakan sifat dasar dari perawat dan harus dilaksanakan perawat dengan penuh ikhlas dan sabar.

Secara keseluruhan berdasarkan hasil perhitungan pelaksanaan caratif caring oleh perawat berdasarkan penilaian responden dapat kita kategorikan baik yang dinyatakan oleh pasien sebanyak 58 orang (58%). Sehubungan dengan pelayanan caratif caring yang dilaksanakan oleh perawat sebanyak 52 orang (52%) responden merasa puas dan 48 orang (48%) responden menyatakan tidak puas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 5.4 dan tabel 5.5.

Tabel 5.4 Pelaksanaan Karatif Caring Perawat

Karatif Caring n %

Baik

Kurang Baik

58 42

58 42

Jumlah 100 100

Tabel 5.5. Kepuasan Pasien Terhadap pelayanan Keperawatan di RS H Adam malik Medan

Kepuasan Pasien n %

Puas

Kurang Puas

52 48

52 48

Jumlah 100 100

Hasil penelitian ini menunjukkan rendahnya pelaksanaan karatif caring perawat dan rendahnya tingkat kepuasan pasien. Hal ini perlu menjadi perhatian unsur


(3)

D. Hubungan Pelaksanaan Karatif Caring Perawat dengan kepuasan pasien Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan Karatif Caring dengan kepuasan pasien rawat inap RS Haji Adam Malik Medan dilakukan dengan uji chi square. Dari 52 pasien yang menyatakan puas, terdapat 45 orang (86.5%) yang menyatakan pelaksanaan karatif caring perawat baik sedangkan dari 48 pasien yang menyatakan kurang puas terdapat 35 (72.9%) yang menyatakan pelaksanaan karatif caring kurang baik. Terdapat hubungan antara pelaksanaan karatif caring perawat dengan kepuasan pasien (p=0,0001). Hasil analisis regresi logistik, terdapat Prevalensi Ratio (PR) 17.3 yang berarti pelaksanaan karatif caring perawat dengan baik memberikan kepuasan 17.3 kali dibandingkan dengan pelaksanaan karatif caring perawat kurang baik.

Parasuraman (1991), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan/pasien adalah salah satu hasil yang diinginkan dari perawatan di rumah sakit yang mana pelanggan mengevaluasi kualitas pelayanan dengan membandingkan persepsi mereka atas pelayanan dengan harapan-harapan mereka. Aspek kepuasan mempunyai peranan yang penting dalam pelayanan kesehatan, maka disepakati yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Sama halnya dengan kebutuhan dan tuntutan, makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. (Azwar, 1996)

Mutu pelayanan kesehatan dinilai baik, apabila pelayanan kesehatan yang diselenggarakan tersebut dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan kesehatan tersebut. Mutu pelayanan yang baik dalam hal ini adalah pelayanan perawat yang memenuhi unsur-unsur karatif caring sudah pasti dapat meningkatkan kepuasan pasiennya.


(4)

Tabel 5.6. Hubungan Pelaksanaan Karatif Caring Perawat dengan kepuasan pasien

Pasien Puas Pasien

Kurang Puas

Karatif Perawat

n % n % p

PR/95%PR Baik

Kurang Baik

45

7

86.5

13.5

13

35

27.1

72.9

0.0001

17.3 (6.2;47.9)

E. Hubungan umur, jenis kelamin, dan suku terhadap kepuasan pasien

Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara variabel umur, jenis kelamin dan suku bangsa terhadap kepuasan responden atas pelayanan keperawatan dilakukan uji chi sguare. Dari hasil yang diperoleh tidak terdapat hubungan antara umur dengan tingkat kepuasan pasien (p=0,699), tidak ada hubungan antar jenis kelamin dengan tingkat kepuasan pasien (p=0,784), tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayan keperawatan di rumah sakit, tidak ada hubungan suku bangsa dengan tingkat kepuasan pasien (p=0,442). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 5.7.

Tabel 5.7. Hubungan umur, jenis kelamin, dan suku terhadap kepuasan pasien

Variabel p ket

Umur 0,699 NS

Jenis Kelamin 0,784 NS


(5)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

• Perawat yg melaksanaan Karatif Caring dengan baik 58%

• Pelaksanaan caratif caring yang paling baik adalah aspek humanistik altrusitik • Pelaksanaan karatif caring yang kurang baik adalah meningkatkan proses

pendidikan (edukasi pasien) dan aspek memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan

• Kepuasan pasien RS HAM terhadap pelayanan perawat 52%

• Ada hubungan antara pelaksanaan karatif karing dengan kepuasan pasien RS HAM

• Perawat yang melaksanakan karatif caring 17 kali memberi kepuasan pada pasien

B. SARAN

• Perlu diadakan sosialisasi karatif caring pada seluruh perawat RS HAM • Perlu diadakan pelatihan ketrampilan perawat dalam melaksanakan karatif

caring terhadap pasien

• Perlu pemantauan kinerja perawat terutama pelayanan terhadap pasien • Perlunya reward terhadap perawat yang memberikan pelayanan sangat baik


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo, S, 1994. Manajemen Rumah Sakit, Cetakan I, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Azwar, Azrul, 1996, Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Azwar, Azrul, 1996, Pengantar Adminitrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta Depkes RI, 1994, Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.547/Menkes/SK/VI/1994

tgl 13 Juni 1994, Penetapan RSUP. Haji Adam Malik Medan sebagai Rumah Sakit kelas A dan Menjadi Pusat Rujukan Regional, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik

Nursalam, 2002 Manajemen Keperawatan: aplikasi dalam praktek keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika

Profil RSUP H Adam Malik Tahun, 2006, Sub Bagian Penyusunan Program dan laporan (PPL), Medan

Sastroasmoro, S dan Sofyan Ismael, 2002, dasar-dasar metodologi Penelitian Klinism Edisi 2, CV Sagung Seto, Jakarta

Watson J, 1988. Nursing Human Science and Human Care. New York, NY: National League for nursing


Dokumen yang terkait

Evaluasi Penggunaan Analgetika Pada Pasien Yang Menderita Kanker Sistem Reproduksi Wanita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

5 72 77

Hubungan Psoriasis Dengan Profil Lipid Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012-2013

1 58 86

Kepuasan Pasien Rawat Inap yang Menggunakan Layanan Asuransi Kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 37 117

Pengalaman Pasien Tentang Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Instalasi Kardiovaskuler RSUP H.Adam Malik

1 54 80

Karaktersitik Penderita Fibroadenoma Mammae Rawat Inap Di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011

2 53 101

Profil Pasien Sirosis Hati Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan

0 62 68

Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Perilaku Caring Perawat pada Praktek Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan

16 129 102

Profil Peresepan Obat Pada Pasien Rawat Jalan Jamkesmas Dari Poli Kardiovaskular Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode Januari–Maret 2011

3 101 74

Hubungan Hasil Pemeriksaan Jumlah Trombosit Dengan Lama Rawat Inap Pada Pasien Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan

7 90 58

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 17