Proses Implementasi Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015

Universitas Sumatera Utara

5.2 Proses

Process Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok telah memiliki Plan Of Action POA pada setiap awal tahun. Di dalam POA ditentukan kegiatan promotif dan preventif yang akan dilakukan, sasaran, serta perkiraan waktu pelaksanaan. Upaya kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas, yaitu penyuluhan kesehatan baik di posyandu, Kelompok Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak KPKIA, kelompok lansia peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis Prolanis, sekolah-sekolah, tempat-tempat makan maupun di ruangan konseling Puskesmas Tapian Dolok. Tenaga kesehatan terjun langsung ke masyarakat atau ke desa minimal satu bulan sekali untuk mengadakan penyuluhan. Dan upaya kesehatan perorangan, seperti konseling, dilakukan di ruangan konseling puskesmas dan bentuk lain dari upaya kesehatan perorangan yaitu home visit. Kegiatan promotif dan preventif, seperti penyuluhan kesehatan, dilaksanakan dengan waktu, tenaga kesehatan dan sesuai dengan program kesehatan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Biasanya tenaga kesehatan di Puskesmas Tapian Dolok ditugaskan secara bergilir 3-5 orang turun ke lapangan untuk menyuluh masyarakat. Puskesmas Tapian Dolok selalu mengupayakan agar kegiatan-kegiatan yang telah disusun dalam POA dapat dilaksanakan sesuai rencana. Puskesmas ini mengadakan penyuluhan ke masyarakat mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, gizi keluarga, KB, DBD, imunisasi, Posyandu, penyuluhan kepada ibu Hamil, penyuluhan tentang IMS dan Universitas Sumatera Utara HIVAIDS kepada masyarakat umumnya remaja dan membentuk UKGMD dan UKGS. Pelayanan promotif dan preventif yang dilaksanakan Puskesmas Tapian Dolok pada era JKN selain penyuluhan, Puskesmas membentuk program kegiatan yang disebut Prolanis. Prolanis ialah program pengelolaan penyakit kronis yang dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi masyarakat berupa olahraga atau senam, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan kolesterol yang dilakukan setiap hari senin setiap minggunya di halaman puskesmas ini. Kemudian setiap satu bulan sekali tenaga kesehatan puskesmas memberikan penyuluhan sebelum dilakukan olahraga. Kegiatan ini dilaksanakan untuk masyarakat yang telah menjadi peserta jaminan kesehatan saja dan kegiatan ini didanai oleh BPJS Kesehatan. Program Prolanis inilah yang menjadi satu bentuk keluaran di DesaKecamatan dari pelayanan promotif dan preventif. Upaya kesehatan perorangan yaitu Home visit yang dilaksanakan dengan mengunjungi rumah-rumah masyarakat atau pasien dan memberikan anjuran- anjuran kesehatan kepada pasien agar penyakit tidak kambuh kembali oleh tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan dan dilakukan setelah pengobatan. Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif dalam upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan dilakukan dengan ada atau tidak adanya masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Tapian Dolok. Home visit TB mangkir yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas Tapian Dolok yaitu mengunjungi rumah pasien penderita TB yang tidak patuh minum Universitas Sumatera Utara obat. Apabila telah jatuh tempo pasien harus mengambil obat di puskesmas akan tetapi tidak diambil oleh pasien maka tenaga kesehatan dari puskesmas pergi mengunjungi pasien tersebut. Home visit lain yang dilaksanakan oleh Puskesmas Belawan yaitu home visit gizi burukgizi kurang dilakukan apabila terdapat kasus gizi burukgizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Tapian Dolok dan dilaksanakan juga home visit rumah sehat. Home visit rumah sehat yaitu Puskesmas memantau keadaan rumah masyarakat yang diberikan stiker rumah sehat, sehingga tenaga kesehatan datang mengunjungi rumah yang terdapat stiker tersebut memantau keadaan rumah antara lain sarana kesehatan lingkungan, keadaan rumah, binatang penular penyakit, perkarangan dan kandang hewan peliharaan bila ada. Apabila terjadi kejadian luar biasa KLB di wilayah kerja puskesmas maka dengan segera mungkin tenaga kesehatan melakukan penanggulangan wabah penyakit. Salah satunya adalah terdapat kasus DBD di salah satu desa di wilayah kerja Puskesmas Tapian Dolok, memang tenaga kesehatan langsung turun ke masyarakat namun kenyataanya tenaga kesehatan Puskesmas kurang optimal dan kurang bekerja sama dengan lintas sektoral seperti perangkat desa untuk mengimbau dan mengajak masyarakat untuk melakukan 3M Menguras, Menutup, dan Mengubur, Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN atau fogging sehingga hasilnya juga tidak begitu baik. Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif belum begitu menunjukkan hasil yang maksimal dilihat dari hasil pengamatan Peneliti selama dilapangan dan dilihat dari data yang ada Universitas Sumatera Utara bahwa cakupan imunisasi masih rendah, kunjungan ibu hamil yang rendah, penyuluhan yang dilakukan langsung ke desa tidak merata ke setiap desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas, penyuluhan di Posyandu tidak dilakukan secara rutin setiap bulannya, dan tenaga kesehatan yang bertugas dalam melakukan home visit TB mangkir tidak tepat waktu dalam melakukan kunjungan ke rumah pasien. Kegiatan promotif dan preventif yang diadakan oleh Puskesmas Tapian Dolok melalui UKM dan UKP seperti penyuluhan perseorangan dan masyarakat dilaksanakan dengan frekuensi dan kualitas yang dirasakan yang masih rendah karena dilakukan hanya satu bulan sekali itupun jika terlaksana secara tepat waktu, kurangnya pemerataan dalam memberikan pelayanan promotif dan preventif melalui UKM dan keterjangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan seperti imunisasi dasar, keluarga berencana, pelayanan skrinning kesehatan tertentu, pemeriksaan penunjang pelayanan skrinning kesehatan yang masih rendah. Kegiatan-kegiatan dari pelayanan promotif dan preventif diupayakan pelaksanaannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh puskesmas, namun pada nyatanya pelaksanaan kegiata tersebut masih belum terarah dan kadang diadakan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan pada POA sebelumnya. Puskesmas yang terkesan belum maksimal dalam melayani masyarakat dengan memberikan pelayanan promotif dan preventif terlihat atas pemahaman dan pelaksanaan UKM dan UKP yang masih setengah-setengah karena yang tercermin dari pelayanan yang diberikan Puskesmas adalah lebih melayanai dan memberikan pelayanan kuratif ditambah cakupan pelayanan promotif dan Universitas Sumatera Utara preventif yang masih rendah. Selain itu Puskesmas juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program upaya promotif dan preventif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu. Letak geografis yang terlalu luas dan jarak antar desa di wilayah kerja puskesmas yang sangat jauh dalam pelaksanaan upaya promotif dibutuhkan adanya mapping atau pemetaan supaya dapat memudahkan puskesmas dalam melaksanakan kegiatan atau program tersebut. Pemetaan atau mapping per desa dari kegiatan upaya promotif dilakukan bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dari upaya promotif dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Pemetaan dari pelaksanaan upaya promotif sebaiknya dilakukan mulai dari desa yang terdapat banyak masalah kesehatan dan jaraknya tidak terlalu jauh dengan puskesmas. Apabila masalah kesehatan yang ada di desa tersebut sudah diatasi dengan baik oleh puskesmas dan desa tersebut sudah benar-benar terbebas dari masalah kesehatan yang terjadi dan masyarakatnya pun sudah bisa meningkatkan kesehatan dan mencegah agar masalah kesehatan itu agar tidak timbul lagi, maka puskesmas selanjutnya melaksanakan upaya promotif ke desa yang lainnya. Puskesmas belum melakukan pemetaan upaya promotif dan preventif per desa secara baik, hal tersebut terlihat dari upaya promotif yang dilakukan hanya pada desa yang dekat dengan Puskesmas tanpa melihat masalah kesehatan yang terjadi di desa yang seharusnya lebih membutuhkan upaya promotif tersebut. Adapun pemetaan yang dibuat oleh Puskesmas Tapian Dolok tahun 2015 yaitu pada bulan Januari dan Februari puskesmas tidak melaksanakan upaya promotif Universitas Sumatera Utara atau penyuluhan, pada bulan Maret dilakukan penyuluhan mengenai sueveilans KIA dan pemberantasan Jentik Nyamuk di Desa Sinaksak dan Dolok Ulu yang sebenarnya bukan daerah endemis DBD, pada bulan April dilakukan surveilans giziTB Paru di desa Sinaksak dan Pusbasari, pada Bulan Mei dilakukan penyuluhan kesehatan lingkungan dan DBD di desa Dolok Maraja, Dolok Kahean dan Pematang Kahean, dan pada bulan Juni dilakukan penyuluhan tentang HIVAIDS, DBD, dan Imunisasi yang dilaksanakan di desa Purbasari dan Dolok Ulu. Pada era JKN saat ini, kegiatan promotif seharusnya bisa lebih ditingkatkan lagi dari segi kuantitas dan kualitasnya. Dikatakan demikian karena di era JKN terdapat dana kapitasi dari BPJS untutk biaya operasional kegiatan uapaya kesehatan masyarakat. Namun hal tersebut tidak terwujud secara nyata, dikarenakan upaya promotif di era JKN saat ini masih saja seperti belum adanya JKN. Upaya promotif yang masih belum merata ke seluruh desa di wilayah kerja Puskesmas dan bentuk dari kegiatan upaya promotif dari dulu hingga sekarang adalah penyuluhan yang hanya sekedar memberi informasi mengenai kesehatan. Penyuluhan jugan belum terlaksana secara maksimal pada daerah yang terdapat banyak masalah kesehatan ditandai dengan penyuluhan belum mencapai ke AIETA awareness, interest, evaluation, trial, dan adoption. Sehingga upaya promotif saat ini belum menunjukkan hasil yang lebih bagus dari sebelum adanya JKN. Universitas Sumatera Utara Adapun beberapa kendala yang dihadapi Puskesmas Tapian Dolok dalam pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat, yaitu skillkemampuan dan pengetahuan tenaga kesehatan yang masih kurang baik, tenaga kesehatan yang tidak komprehensif dan tidak tepat waktu dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, jarak lokasi atau wilayah yang hendak ditempuh oleh tenaga kesehatan yang terbilang cukup jauh mengingat desa-desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tapian Dolok memang sangat luas dan saling berjauhan. Akses kendaraan yang sulit untuk sampai ke lokasi tempat tinggal masyarakat atau desa tertentu di wilayah kerja Puslesmas pada saat mengadakan kegiatan posyandu dan penyuluhan. Hal tersebut dikarenakan fasilitas transportasi yang ada di Puskesmas belum memadai. Hal lain yang menjadi kendala adalah sebagian besar masyarakat masih berangggapan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas itu hanya pengobatan atau pelayanan kuratif. Rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan promotif dan preventif menjadi hambatan Puskesmas ketika mengadakan penyuluhan di masyarakat, ditandai dengan hanya sedikit masyarakat yang datang.

5.3 Keluaran