Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Upaya Promotif dan Preventif di Puskesmas Tapian Dolok No.
Program Puskesmas
Tapian Dolok
Upaya Promotif Upaya Preventif
1. Promosi
kesehatan Penyuluhan ke masyarakat,
Posyandu, Konseling,
mengada-kan ceramah dan diskusi kesehatan.
Pembinaan masyarakat
ber- PHBS dan olahraga.
2. Kesehatan
Lingkungan Penyuluhan ke Desa dan
sekolah dengan melakukan tinjauan
rumah atau
sekolah dan
lingkungannya. Menyediakan jamban sehat, air
bersih, memperbaiki
system SPAL dan tempat pembuangan
sampah serta melakukan gotong royong bekerja sama dengan
masyarakat.
3.
KIAKB Penyuluhan di Posyandu
dan masyarakat, Konseling pada saat kunjungan Ibu
hamil. Pemeriksaan dan pemeliharaan
kesehatan serta imunisasi TT pada ibu hamil dan menyusui,
pemberian imunisasi pada bayi, balita dan ibu hamil, ANC,
kunjungan
neonatal, dan
pemasangan alat KB.
4. Gizi
Masyarakat Melakukan
survey dan
penyuluhan ke masyarakat, Posyandu,
konseling mengenai gizi keluarga.
Pemberian vitamin A pada bayi dan Balita, pemberian tablet Fe
pada ibu hamil, dan pemberian susu dan makananan tambahan
gizi tambahan kepada bayi, balita
dan ibu
hamil di
Posyandu.
5.
Pemberanta san Penyakit
Menular Memberikan
penyuluhan tentang
P2M ke
masyarakat, posyandu dan di
Puskesmas, serta
pendidikan sehat mengenai HIVAIDS khususnya pada
remaja. Pemberian imunisasi, pemberan-
san vector nyamuk dengan pembagian
bubuk ABATE,
fogging, mengajak masyarakat melakukan 3M dalam mencegah
DBD.
6. Prolanis
Program BPJS
Penyuluhan dan konseling kesehatan
bagi peserta
Prolanis. Senam
atau olahraga,
pemeriksaan tekanan
darah, pemeriksaan gula darah dan
kolesterol.
Universitas Sumatera Utara Pada tabel 1.1 di atas berdasarkan survey pendahuluan dan pengamatan
yang dilakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan dan cakupan dari upaya promotif dan preventif melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan belum
menunjukkan hasil yang maksimal. Upaya promotif dan preventif sudah dilakukan namun cakupan imunisasi dan kunjungan ibu hamil masih saja rendah.
Hal tersebut disebabkan oleh upaya promotif dan preventif yang dilakukan masih belum merata ke seluruh desa di wilayah kerja puskesmas. Setelah adanya JKN
pun tidak ada terlihat perbedaan maupun perubahan ke arah yang lebih baik dalam pelaksanaannya. Kegiatan-kegiatan dari upaya promotif dan preventif
pelaksanaannya masih belum terarah dan kadang diadakan tidak sesuai dengan jadwal atau waktu yang telah ditetapkan pada POA sebelumnya.
Adapun hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Tapian Dolok menjelaskan bahwa Puskesmas ini dalam menyelenggarakan pelayanan promotif
dan preventif tidak ada perbedaan ketika sudah ada jaminan kesehatan seperti sekarang ini. Pelaksanaan upaya promotif dan preventif di Puskesmas ini tidak
memiliki sasaran atau target yang jelas, ditandai dengan tidak terdapat angka sasaran yang ingin dicapai secara tertulis di dalam data Puskesmas. Sehingga
pencapaian pelayanan promotif dan preventif dibandingkan dengan data tahun- tahun sebelumnya tidak menunjukkan perbedaan yang secara signifikan terkait
dengan adanya peningkatan ataupun penurunan. Dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian
Dolok, sebelum era Jaminan Kesehatan Nasional dana yang digunakan adalah Bantuan Operasional Kesehatan BOK, setelah adanya JKN dana yang digunakan
Universitas Sumatera Utara adalah dana kapitasi dari JKN. Namun dana untuk melaksanakan pelayanan
promotif dan preventif dari dana kapitasi BPJS tidak cukup, sehingga Puskesmas masih menggunakan dan BOK. Dana itulah yang digunakan untuk biaya
transportasi dalam pelayanan promotif seperti penyuluhan ke masyarakat. Upaya promotif dan preventif dilaksankan oleh tenaga kesehatan yang telah ditetapkan
oleh setiap program upaya wajib Puskesmas. Dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan ke masyarakat Puskesmas telah memberikan giliran kepada setiap
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas tersebut. Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif memiliki kendala-kendala
yang menghambat kelancaran dari kegiatan tersebut. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sarana dan prasarana serta peralatan yaitu Puskesmas ini
tidak memiliki alat canggih untuk mendukung kegiatan penyuluhan misalnya penyuluhan, pemberian informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
dilaksanakan di dalam gedung memerlukan alat seperti in focus. Perilaku masyarakatnya yaitu kesadaran dan kemauan masyarakat yang belum timbul dari
diri sendiri untuk memanfaatkan dan menganggap upaya promotif dan preventif itu penting demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Perilaku
masyarakat tersebut ditandai dengan ketika melihat ke lapangan hanya sedikit masyarakat yang mau menghadiri penyuluhan kesehatan oleh Puskesmas.
Sementara itu, menurut penelitian Masyuni 2010, tentang implementasi program promosi pencegahan diare pada anak berusia di bawah tiga tahun Studi
Kasus di Puskesmas Mangkurawang Kabupaten Kutai Kartanegara, menyatakan bahwa 1 program promosi pencegahan diare yang dilakukan di Puskesmas
Universitas Sumatera Utara Mangkurawang belum dapat menghilangkan pendapat yang kurang tepat terhadap
diare; 2 masyarakat terbiasa untuk mendapatkan informasi kesehatan dengan menggunakan komunikasi langsung dengan petugas kesehatan, kader dan tokoh
masyarakat; dan 3 jumlah petugas kesehatan terbatas sehingga diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas kader kesehatan.
Menurut penelitian Marjianto 2012, tentang hubungan kegiatan promotif, preventif kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan oleh perawat gigi dengan
prevalensi karies gigi siswa SDMI wilayah puskesmas di kota Surabaya, menyatakan bahwa kegiatan promotif tidak ada hubungan dengan prevalensi
karies gigi dan tidak ada hubungan antara kegiatan preventif kesehatan gigi dan mulut dengan karies.
Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui implementasi pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten
Simalungun Tahun 2015.
1.2 Perumusan Masalah