Universitas Sumatera Utara Akademik Penilik Kesehatan, 1 informan dari bidang KIAKB yang berusia 48
tahun dengan pendidikan D3 Kebidanan, 1 informan dari bidang gizi yang berusia 44 tahun dengan pendidikan Sp.Ag, 1 informan dari bidang pemberantasan dan
pencegahan penyakit yang berusia 42 tahun dengan pendididikan D3 Kebidanan, serta tiga orang pasien.
4.3 Verbatim Wawancara Implementasi Pelayanan Promotif dan
Preventif di Puskesmas Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Tahun 2015
4.3.1
Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Tabel 4.6 Matriks
Pernyataan Informan
Tentang Pelaksanaan
Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Informan
Pernyataan Informan 1
Menurut saya, pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas sama saja ketika sebelum ataupun setelah adanya
Jaminan Kesehatan seperti saat ini. Puskesmas ini sudah melaksanakan pelayanan promotif dan perventif yang diberikan
kepada semua masyarkat di wilayah kerja Puskesmas namun pelaksanaannya UKM nya belum merata dan frekuensi dari
pelaksanaan kegiatan yang dibuat dan cakupannya juga terbilang masih rendah seperti persentase imunisasi dan
kunjungan ibu hamil. Setelah adanya JKN ada program tambahan yang namanya itu Prolanis, dan kegiatan ini hanya
untuk peserta JKN diutamakan bagi lansia.
Informan 2 Iya kalau menurut saya pelayanan promotif dan preventif di
sini sudah berjalan tapi belum maksimal, dan yang nampak itu penyuluhan dek, kalo konseling juga ada tapi tidak terlalu
diutamakan karena puskesmas masih fokus ke pegobatan. Tenaga kesehatan Puskesmas menyuluh ke sekolah tapi jarang,
ke posyandu kalo lagi gak sibuk bidannya, jadi gak rutin tiap bulan. Terus UKM bagi lansia masih kurang dan jarang
dilakukan penyuluhan.
Informan 3 Puskesmas ini menyediakan pelayanan promotif dan preventif
kepada semua masyarakat baik yang menggunakan kartu jaminan kesehatan maupun masyarakat atau pasien umum.
Karena Puskesmas nya juga masih sibuk dengan pelayanan kuratif nya sehingga masyarakat pun kurang paham tentang
pelayanan preventif dan promotif dek sehingga kurang
Universitas Sumatera Utara memanfaatkan pelayanan tersebut.
Informan 4 Kalau mengenai pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif
itu ya dek sama seperti dulu. Cuma Puskesmas ini lebih banyak menangani
masyarakat yang
datang untuk
berobat dibandingkan memberikan konseling tentang mencegah
penyakit kepada masyarakat dek. Penyuluhan di Posyandu juga masih jarang diadakan. Kadang kami turun ke masyarakat
untuk penyuluhan satu bulan. Dari keslingnya kegiatan UKM nya dilaksanakan tidak begitu sering.
Informan 5 Menurut saya, yang saya tahu nyatanya ya, pelaksanaan
pelayanan promotif dan preventif dulu dan sekarang tidak ada bedanya.
Untuk penyuluhannya
kami lebih
sering mengadakannya di Desa yang jaraknya dekat dengan
Puskesmas jadi Desa yang jauh itu jarang dikasih penyuluhan. Di puskesmas ini juga ada yang namanya Kelas Ibu Hamil,
yang masih kurang diperhatikan liat aja jarang tuh dilaksanakan kegiatan untuk promotif dan preventifnya.
Informan 6 Pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas ini menurut ibu
pelaksanaannya yang belum begitu terarah jadi upaya kesehatan masyarakat belum merata. Tapi saat posyandu kami
membagikan makanan tambahan kepada masyarakat yang datang ke posyandu seperti ibu hamil, bayi, dan balita. Itu juga
karena ada bantuan yaitu dana sukarela yang diberikan masyarakat.
Informan 7 Semua masyarakat bisa memanfaatkan pelayanan ini. Seperti
kami penyuluhan ke desa dengan kunjungan per bulan, ada juga promotif dan preventif kalau untuk kesehatan perorangan
yang kami lakukan itu seperti home visit TB dan yang mangkir juga, terus kunjungan rumah sehat. Kalau home visit TB
mangkir kadang tenaga kesehatannya yang bertugas kurang memerhatikan ketepatan waktu saat kunjungan, nanti karena
jaraknya jauh jadi petugasnya malas datang ke rumah pasien dek, malah dia nyuruh bidan desa yang ada di sekitar rumah
pasien gantikan tugasnya.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang menonjol dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas
Tapian Dolok setelah dan sebelum Program Jaminan Kesehatan Nasional JKN. Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas belum maksimal
dilihat dari UKM belum merata ke semua Desa di wilayah kerja Puskesmas terutama yang jaraknya sangat jauh dari Pukesmas. Jumlah atau frekuensi dari
Universitas Sumatera Utara kegiatan tersebut dirasakan masih kurang karena hasil cakupan persentase
imunisasi dan kunjungan ibu hamil yang masih rendah. Penyuluhan ke sekolah, penyuluhan di posyandu dan upaya promotif dan preventif bagi kesehatan lansia
umumnya masih kurang dilaksanakan. Puskesmas masih berfokus pada pelayanan kuratif yaitu lebih banyak menangani masyarakat yang datang untuk berobat
dibandingkan memberikan konseling tentang mencegah penyakit kepada masyarakat.
Pelayanan promotif dan preventif merupakan fungsi utama puskesmas yang telah dilaksanakan sejak dahulu walaupun sebelum adanya JKN. Pelayanan
promotif dan preventif disediakan kepada seluruh lapisan masyarakat baik pemegang kartu jaminan kesehatan maupun masyarakat umum.
Adapun bentuk upaya promotif dan preventif yang dilaksanakan oleh Puskesmas Tapian Dolok
ialah penyuluhan ke masyarakat, sekolah, posyandu, konseling dan kunjungan ke rumah home visit. Kegiatan home visit yang telah dilakukan oleh Puskesmas
adalah home visit TB mangkir, home visit gizi burukgizi kurang dan home visit rumah sehat. Ada program tambahan yang langsung dibiayai oleh BPJS yaitu
Prolanis Program Pengelolaan Penyakit Kronis bagi lansia yang telah terdaftar sebagai peserta JKN.
4.3.2 Pernyataan Informan tentang Kebijakan Mengenai Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kebijakan Mengenai
Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Informan
Pernyataan Informan 1
Mengenai kebijakan atau peraturan yang saya tahu tentang pelayanan promotif dan preventif itu ada di Permenkes No.75
Tahun 2014 mengenai Puskesmas ada disinggung tentang pelayanan promotif dan preventif. Kalau di era JKN ini dari
BPJS mengeluarkan peraturan BPJS No.1 tahun 2014 tentang
Universitas Sumatera Utara pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi untuk promotif dan
preventif.
Informan 2 Saat ini telah diatur standard pelayanan kesehatan di Puskesmas
seluruh Indonesia. Baru-baru ini pernah saya baca Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Di situ disebutkan
mengenai pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas, lalu seingat saya ada juga dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.71
Tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan di era JKN.
Informan 3 Saya tidak terlalu tahu secara jelas peraturan-peraturan tentang
pelayanan promotif dan preventif ini. Namun sepertinya ada diatur di Permenkes No.71 Tahun 2013 dan di Permenkes No.75
Tahun 2014 mengenai Puskesmas dek.
Informan 4 Kalau itu saya kurang tahu lah dek. Cuma yang saya tahu ada
dibahas mengenai pelayanan kesehatan di UU Kesehatan gitu.
Informan 5 Kalau sekarang ini kan sudah masuk dalam era Jaminan
Kesehatan Nasional ya dek. Ada tuh peraturan Presiden No.12 tahun 2013 ada menyinggung soal pelayanan promotif dan
preventif.
Informan 6 Peraturan mengenai promotif dan preventif sepertinya ada di
peraturan menteri Kesehatan yang baru keluar. Itu ya Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
Informan 7 Di era JKN ini yang saya tahu mengenai promotif dan preventif
ada di Peraturan Presiden No.12 tahun 2013 ada disebutkan bahwa peserta Jaminan Kesehatan Nasional berhak mendapatkan
pelayanan promotif dan preventif.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kebijakan ataupun peraturan mengenai pelayanan promotif dan preventif yang diketahui oleh para informan
antara lain Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas pada pasal 1 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS juga menerbitkan Peraturan BPJS No. 1
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Selain itu, terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional Pasal 13 dan Pasal 16. Peraturan
Universitas Sumatera Utara Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 20, 21, dan 22
yang kemudian diperbarui menjadi Peraturan Presiden No. 111 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Dengan adanya kebijakan atau peraturan yang telah
dibuat Pemerintah tersebut, tidak menjadikan Puskesmas Tapian Dolok ini lebih berfokus pada pelayanan promotif dan preventif. Dikatakan demikian, karena
pada kenyataannya Puskesmas masih lebih mengutamakan melayani masyarakat yang datang untuk menggunakan pelayanan kuratif yaitu berobat daripada
memberikan konseling atau penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
4.3.3 Pernyataan tentang Sistem Pembiayaan Pelayanan Promotif dan Preventif
Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan tentang Sitem Pembiayaan
Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 Mengenai pembiayaan pelayanan promotif dan preventif di
Puskesmas sampai saat ini masih menggunakan dana dari BOK, tapi masih belum mencukupi untuk pelaksanaan UKM secara
menyuluruh. Jadi kami pun melaksanakan kegiatannya juga terbatas dan gak maksimal dek. Ada juga dari Dinas Kesehatan
KabupatenKota seperti fogging. Di era JKN saat ini yang dibiayai dari BPJS itu hanya kegiatan Prolanis. Memang sih,
kalau dana kapitasi yang dari BPJS itu kan mencakup semuanya yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun harus
melalui proses yaitu dengan membuat RAB Rencana Anggaran Belanja kemudian dibuatlah lagi RKA Rencana Kegiatan
Anggaran oleh Dinas Kesehatan, kalau sudah disahkan oleh Pemko barulah disalurkan ke Puskesmas. Tapi Puskesmas masih
belum paham mengenai hal itu, karena kami masih pakai dana BOK itu tadi dek.
Informan 2 Bedanya mengenai pembiayaan setau saya untuk pelayanan upaya
kesehatan perorangan seperti pengobatan setelah adanya JKN dana diambil dari dana kapitasi JKN, untuk kegiatan penyuluhan
ke masyarakat di Puskesmas ini diambil dari dana BOK. Menurut saya dana yang dari BOK itu juga belum cukup dek.
Informan 3 Saya kurang tahu secara jelas mengenai pembiayaan untuk
pelayanan promotif dan preventif saat ini. Namun pada awal tahun 2015 ini kegiatan upaya kesehatan masyarakat sempat berhenti
karena tidak ada dana dari BOK.
Informan 4 Dari dana BOK setau saya dek. Karena dana kapitasi yang dari
Universitas Sumatera Utara BPJS itu sebagian besar digunakan untuk pelayanan kuratif yaitu
pengobatan.
Informan 5 Biasanya untuk pelayanan promotif dan preventif bagi
masyarakat, Puskesmas menggunakan dana dari BOK. Kalau dana kapitasi BPJS itu saya tidak mengerti gimana prosesnya.
Informan 6 Sistem Pembiayaan saya kurang tahu. Apalagi mengenai
pelayanan promotif dan preventif yang bisa atau tidak bisa diklaim dari dana kapitasi JKN.
Informan 7 Dari dana BOK, tapi saya rasa itu masih kurang. Tapi setelah
adanya JKN saya tidak apakah sudah ada dana yang dianggarkan khusus untuk pelayanan promotif dan preventif atau tidak ada.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelayanan promotif dan preventif baik Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
UKP bersumber dari Bantuan Operasional Kesehatan BOK. Namun ketika sudah berlakunya JKN, dana kegiatan UKM tetap bersumber dari BOK sementara
biaya kegiatan UKP berasal dari dana kapitasi JKN. Sistem pembiayaan di fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP, seperti puskesmas, dibayarkan secara
kapitasi oleh BPJS sesuai dengan jumlah peserta terdaftar JKN di FKTP tersebut. Dana kapitasi dapat diklaim apabila puskesmas telah membuat Rencana Anggaran
Biaya RAB, kemudian dari RAB tersebut oleh Dinas Kesehatan dibuat Rencana Kegiatan Anggaran RKA. Dana dapat disalurkan ke puskesmas jika RKA telah
disahkan Pemerintah KabupatenKota. Puskesmas Tapian Dolok lebih banyak menggunakan dana kapitasi dari
BPJS untuk pelayanan kuratif, tidak sebanding dengan dana yang digunakan untuk pelayanan promotif dan preventif dalam melaksanakan UKM yang hanya
menggunakan dana dari BOK. Hal tersebut terjadi karena Puskesmas yang masih belum paham mengenai proses penyaluran dana dalam membiayai pelayanan
promotif dan preventif di era JKN ini. Sebenarnya dana untuk pelayanan promotif dan preventif dari BOK belum mencukupi dalam pelaksanaan program upaya
Universitas Sumatera Utara kesehatan masyarakat di seluruh Desa yang masuk dalam wilayah kerja
Puskesmas. Hal tersebut dibuktikan dengan kegiatan penyuluhan yang diadakan Puskesmas hanya dilakukan satu kali dalam sebulan dan tidak merata ke semua
Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas dikarenakan jarak antar Desa yang sangat jauh sehingga membutuhkan biaya operasional yang cukup besar. Pada
awal tahun 2015 Puskesmas Tapian Dolok tidak melaksanakan kegiatan penyuluhan ke Desamasyarakat dikarenakan dana untuk UKM yang dananya
dibiayai oleh BOK sempat berhenti disalurkan ke Puskesmas, sehingga Puskesmas tidak memiliki dana yang cukup untuk biaya operasional kegiatan
UKM . Sebagian besar dari informan menyatakan bahwa mereka tidak terlalu tahu dan paham mengenai sistem pembiayaan di era JKN khususnya untuk pelayanan
promotif dan preventif. 4.3.4 Pernyataan Informan tentang Bentuk-Bentuk Pelayanan Promotif
dan Preventif di Puskesmas Tabel 4.9
Matriks Pernyataan
Informan tentang
Bentuk-Bentuk Pelayanan Promotif dan Preventif
Informan Pernyataan
Informan 1 Bentuk-bentuk dari pelayanan promotif dan preventif itu terdiri
dari ada yang dilakukan di dalam gedung seperti konseling, kami bentuk Kelas Ibu Hamil, pemeriksaan Neonatal, ANC dan
pemeriksaan alat KB, kami juga melakukan skrinning, pemeriksaan tekanan darah, gula darah serta pemeriksaan
kolesterol kepada peserta Prolanis sebelum kami melakukan senam di halaman Puskesmas. Kemudian untuk yang di luar
gedung ya kami turun ke masyarakat atau ke desa-desa untuk melakukan penyuluhan, ke posyandu itu selain imunisasi kami
masukkan juga penyuluhan, penyuluhan ke sekolah. Selain itu kami melakukan kunjungan ke rumah-rumah seperti home visit
TB mangkir, home visit gizi burukgizi kurang, pemantauan rumah sehat dan biasanya kami mengadakan gotong royong .
Informan 2 Ada penyuluhan ke masyarakat, sekolah dan posyandu. Terus
kemudian kami juga membentuk UKMD dan UKGS untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan anak sekolah tentang
kesehatan gigi. Untuk pelayanan yang kami lakukan di Puskesmas
Universitas Sumatera Utara ini ya di poli gigi biasanya pasien yang datang untuk berobat kita
kasih konseling dan diberikan seperti penyuluhan perorangan gitu.
Informan 3 Mengenai bentuk pelayanannya itu pastinya lah yang pertama
penyuluhan ke masyarakat kami turun ke lapangan satu bulan sekali, kemudian penyuluhan ke sekolah dan di posyandu juga
selain imunisasi. Pelayanan yang dilakukan di dalam gedung kami punya Kelas Ibu Hamil di sinilah pelayanan promotif dan preventif
bagi ibu hamil diberikan seperti pemeriksaan kehamilan, ANC, imunisasi dan pemberian vitamin, konseling juga. Kemudian kami
juga melakukan home visit, PSN DBD, pemantauan epidemiologi DBD, pelatihan dokter kecil dan sosialisasi mengenai PHBS.
Informan 4 Kami mengadakan penyuluhan baik dimasyarakat, sekolah dan di
posyandu. Konseling juga kami berikan kepada pasien yang datnag ke puskesmas. Terkait dengan kesehatan lingkungan ada
dilaksanakan gotong royong yang bekerja sama dengan lurah atau kepala lingkungan, memberikan fogging dan abate ke masyarakat.
Informan 5 Yang di dalam gedung Puskesmas ada dibentuk ini dek Kelas Ibu
Hamil, pemeriksaan ibu hamil dan neonatal, ANC, imunisasi, pemberian vitamin, pemasangan alat KB. Kami berikan konseling
juga. Melaksanakan posyandu di setiap lingkungan wilayah kerja Puskesmas dan penyuluhan di masyarakat juga sekolah.
Informan 6 Penyuluhan lah dek, kami kan sudah ditetapkan jadwal turun ke
lapangan sebulan sekali. Kami mengadakan konseling gizi, posyandu, pemberian makanan tambahan dan vitamin. Kami juga
melakukan home visit jika ditemukan ada yang gizi buruk atau gizi kurang.
Informan 7 Memberikan penyuluhan kesehatan, biasanya kami mengutamakan
desa yang terkena wabah penyakit. Penyuluhan tentang IMS dan HIVAIDS ke masyarakat dan ke sekolah tingkat lanjut. Preventif
nya ya seperti imunisasi di posyandu lah, terus kami juga ada kunjungan bagi pasien TB yang mangkir minum obat dan kami
kasih semacam edukasi tentang penyakitnya gitu.
Dari pernyatanan di atas dapat diketahui bahwa pelayanan promotif dan preventif dari Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
yang dilakukan tenaga kesehatan yaitu ada yang dilakukan di dalam dan luar gedung. Pelayanan yang disediakan dan dilaksanakan oleh Puskesmas Tapian
Dolok adalah konseling, Kelas Ibu Hamil, pemeriksaan Neonatal, ANC, pemeriksaan alat KB, skrinning, pemeriksaan tekanan darah, gula darah serta
pemeriksaan kolesterol dan mengadakan senam kepada peserta Prolanis.
Universitas Sumatera Utara Kemudian untuk yang di luar gedung yaitu penyuluhan ke masyarakat, posyandu,
dan sekolah,imunisasi dan pembagian makanan tambahan, kunjungan ke rumah- rumah seperti home visit TB mangkir, home visit gizi burukgizi kurang,
pemantauan rumah sehat, PSN DBD, pemantauan epidemiologi DBD, pelatihan dokter kecil dan sosialisasi mengenai PHBS, dan mengadakan gotong royong.
Puskesmas membentuk UKGMD dan UKGS untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan anak sekolah tentang kesehatan gigi.
4.3.5 Pernyataan Informan tentang Persiapan Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan tentang Persiapan Pelaksanaan
Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 Untuk jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas cukup. Tapi
kesiapan dari tenaga kesehatannya belum maksimal karena kualitas kemampuan atau skill dan pengetahuan mereka dalam
memberikan pelayanan promotif dan preventif masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi. Mengenai sarana dan prasarana khususnya
transportasi dan peralatan untuk mendukung pelaksanaan penyuluhan di dalam gedung juga masih kurang. Karena
puskesmas belum punya alat proyektor atau in focus.
Informan 2 a
Tenaga kesehatan kurang maksimal, seperti di poli gigi tenaga kesehatannya masih merangkap-rangkap tugasnya.
b Kesiapannya masih kurang, karena tenaga SKM di sini masih
minim. c
Sarana dan prasarana serta peralatan yang masih kurang terutama transportasi yang kami rasa belum memadai.
Informan 3 a
Kami yang turun ke lapangan saat penyuluhan itu 3 sampai 5 orang, jadi menurut saya sudah terbilang cukuplah untuk
tenaga kesehatannya. Namun tenaga kesehatan SKM nya masih kurang. Tenaga kesehatan di sini kesiapannya terbilang belum
maksimal. Gini dek tenaga kesehatan yang ditugaskan di Posyandu datang nya gak tepat waktu tapi mau nya cepat
pulang.
b Sebagian peralatan untuk melaksanakan program sudah ada,
namun pelaksanaannya yang belum berjalan secara efektif. c
Transportasi yang sering jadi kendala, karena kendaraan dinas nya terbatas.
Informan 4 Kalau tenaga kesehatan dilihat dari jumlah cukup, tapi kesiapan
mereka masih kurang. Di sini dek tenaga kesehatan nya lebih
Universitas Sumatera Utara banyak bidan dan kemampuan atau pengetahuan mereka tentang
pelaksanaan promotif dan preventif melalui UKM masih kurang.
Informan 5 a
Menurut saya cukuplah, belum lagi ditambah dengan bidan desa.
b Kesiapan tenaga kesehatannya kurang, Puskesmas ini kan 24
jam dek, jadi kalo ada masyarakat yang datang sore atau malam untuk berobat jarang diberi konseling atau penyuluhan
perorangan tentang kesehatan si pasien.
c Cukup, tidak ada masalah.
Informan 6 Jumlah tenaga kesehatan cukup, tapi kesiapan mereka ketika
diberikan tugas ke lapangan itu masih belum maksimal. Tenaga kesehatan ditugaskan secara bergilir turun ke lapangan sesuai
jadwal yang ditetapkan karena kualitas skill mereka masih kurang jadi berdampak sama hasil kegiatannya jadi tidak baik dek, seperti
masyarakat sedikit yang mau datang ke penyuluhan atau ikut gotong royong. Sarana, prasarana dan peralatan masih kurang,
misalnya timbangan bayi masih pakai timbangan yang lama.
Informan 7 a
Menurut saya tenaga kesehatannya di Puskesmas ini sudah lumayan cukuplah.
b Untuk kesiapan tenaga kesehatannya sebaiknya diberikan
pelatihan yang lebih lagi. c
Di bidang ini ya tidak ada hambatan lah atau kekurangan gitu. Jadi lumayan lengkap dek.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Tapian Dolok dilihat dari jumlah sudah cukup, namun kemampuan
atau skill dan pengetahuannya dalam melaksanakan pelayanan promotif dan preventif masih belum maksimal sehingga diharapkan diberikan pelatihan atau
penyegaran pengetahuan untuk tenaga kesehatan. Kualitas kemampuan dan pengetahuan tenaga kesehatan yang masih kurang berdampak pada kesiapan
tenaga kesehatan yang tergolong tidak komprehensif dan kurang optimal ketika terjun langsung ke masyarakat untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. Tenaga
kesehatan SKM di puskesmas ini masih kurang, juga ada tenaga kesehatan yang kerjanya merangkap sehingga pekerjaan menjadi tidak proporsional. Kemudian
sarana, prasarana, dan peralatan yang tersedia di puskesmas masih kurang seperti puskesmas belum punya infocus untuk mendukung penyuluhan di dalam gedung
Universitas Sumatera Utara dan transportasi juga belum memadai ketika tenaga kesehatan mau melaksanakan
pelayanan promotif dan preventif ke masyarakat atau ke desa yang jaraknya jauh dari Puskesmas. Tetapi beberapa informan beranggapan bahwa tidak ada masalah
atau hambatan untuk sarana dan prasarana serta peralatan yang disediakan oleh Puskesmas Tapian Dolok.
4.3.6 Pernyataan Informan Tentang Proses Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Tentang Proses Pelaksanaan
Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 a
Sebelumnya di awal tahun dibuat POA nya untuk kegiatan atau Program yang akan dilakukan. Upaya Kesehatan Masyarakat
yang dilaksanakan seperti penyuluhan dengan metode ceramah atau diskusi dengan menggunakan poster atau brosur yang
dilaksanakan ke Desa atau masyarakat dan ke sekolah, misalnya tentang HIVAIDS dan P2M. Kemudian penyuluhan
di posyandu juga kami berikan dan Puskesmas juga membentuk Kelas Ibu Hamil. Ada juga kami mengadakan
penyuluhan bagi lansia yang ikut jadi peserta Prolanis yang saya bilang sebelumnya.
b Upaya Kesehatan Perorangan itu seperti ini ada pasien yang
datang berobat ke puskesmas, setelah pasien diperiksa kemudian dokter melakukan konseling gitu dan memberitahu
atau yang dibilang edukasi tentang penyakit si pasien. Terus kami juga ada home visit TB home visit TB mangkir, home
visit gizi burukgizi kurang. Tadi juga sudah saya sebutkan ya.
Informan 2 a
Ya UKM dilaksanakan seperti penyuluhan ke masyarakat dan sekolah, penyuluhan ke masyarakat kurang merata ke semua
desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas dek, trus kalo ke sekolah penyuluhannya itu belum ada jadwal yang pasti setiap
bulannya. Kegiatan lain seperti UKGMD dan UKGS juga tidak terlalu aktif. Kadang pun UKM yang dilaksanakan tidak sesuai
jadwal yang ditetapkan pada POA yang disusun pada awal tahun.
b Kalo UKP itu ada juga kami laksanakan, biasanya kalo ada
pasien kami berikan konseling bagaimana merawat gigi.
Informan 3 a
Setiap awal tahun kan dibuat POA nya untuk kegiatan penyuluhan. Kemudian di awal bulan disiapkan jadwal dan
tenaga kesehatan yang turun ke lapangan. Penyuluhan pada lansia kami berikan hanya pada peserta Prolanis kalo khusus
lansia dikalangan masyarakat biasa itu jarang dilakukan. Terus
Universitas Sumatera Utara penyuluhan dilaksanakan ke desa yang dekat dengan
Puskesmas sehingga Desa yang jauh kurang mendapatkan penyuluhan, penyuluhan ke sekolah dilakukan di suatu tempat
dek dan hanya mengundang beberapa perwakilan saja dari sekolah, penyuluhan di posyandu juga gak dilakukan setiap
bulan saat kami mengadakan Posyandu di setiap Lingkungan yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Dan kalo kami turun ke
lapangan kami kerja sama dengan lintas sektoral untuk mengajak masyarakat supaya mau ikut berpartisipasi dalam
kegiatan yang diakan oleh Puskesmas dek.
b Untuk yang kesehatan perorangan nya diberikan penyuluhan
perorangan ketika pasien telah diperiksa dan diobati oleh dokter, itupun kalo dokternya lagi gak sibuk karena banyak
pasien. Terus ada lagi home visit TB mangkir dan home visit gizi burukgizi kurang, tapi tenaga kesehatan yang bertugas itu
kurang optimal dek. Karena kadang kunjungan ke rumah pasien itu tidak teraratur sesuai jadwal yang ditetapkan.
Informan 4 Mengenai UKM ya kami laksanakan penyuluhan ke
masyarakat, sekolah dan Posyandu, gotong royong untuk menjaga kesehatan lingkungan. Tapi kegiatannya itu cuma
dilakukan satu kali dalam sebulan dan kurang mencakup masyarakat yang begitu banyak di wilayah kerja Puskesmas ini.
Upaya kesehatan perorangannya biasanya dalam bentuk home visit rumah sehat. Jadi kami membagikan stiker rumah sehat ke
masyarakat, kemudian rumah yang ada stiker nya tersebut kami kunjungi dan kami pantau.
Informan 5 Ke masyarakat nya ya penyuluhan, posyandu dan imunisasi.
Upaya kesehatan perorangannya bagi pasien yang datang berobat kami adakan konseling biasanya di poliklinik dan konselingnya itu
diberikan oleh dokter secara singkat aja gitu. Kalo home visit nya kurang maksimal yang dilakukan tenaga kesehatan di sini.
Informan 6 a
Setiap bulan kegiatan upaya kesehatan masyarakat dilakukan yaitu penyuluhan ke desa, ada juga posyandu, imunisasi,
pemberian makanan tambahan dan vitamin sekalian juga kami mengadakan pemantauan gizi masyarakat tapi waktunya ya gak
tentulah dek.
b Upaya kesehatan perorangan juga ada, namanya home visit gizi
burukgizi kurang. Itulah kami pantau dengan kami kunjungi rumahnya yang mengalami gizi buruk atau kurang gizi itu dek,
dan kalo desa nya terlalu jauh kami hubungi bidan desanya untuk menggantikan kami.
Informan 7 a
Biasanya kami penyuluhan. Kan kegiatan penyuluhan jadwal nya udah dibuat awal bulan, dari masing-masing program turun
ke lapangan secara bergilir. Tapi kenyataannya ya tetap saja pelaksanaannya itu gak sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan karena tenaga Puskesmasnya belum mempersiapkan
Universitas Sumatera Utara materi atau media yang akan digunakan saat penyuluhan.
Kemudian Puskesmas juga masih kurang melakukan penyuluhan lansia dari masyarakat biasa, kan penyuluhan
kesehatan lansia hanya sering diadakan pada kegiatan Prolanis.
b Upaya kesehatan perorangan sama seperti UKM tetap
dilaksanakan juga seperti home visit TB mangkir, walaupun kunjungan yang dilakukan tenaga kesehatan kadang tidak
ditetapkan jadwalnya.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa masing-masing program upaya kesehatan masyarakat mempunyai Plan Of Action POA setiap awal tahun
dan setiap awal bulan ditetapkan jadwal dan tenaga kesehatan yang akan turun melaksanakan penyuluhan ke masyarakat karena penyuluhan diadakan setiap satu
bulan sekali. Namun pelaksanaannya kadang tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan serta frekuensi dan kualitas dari kegiatan yang dilaksanakan belum
optimal dan dirasa masih kurang. Upaya Kesehatan Masyarakat UKM dilaksanakan dengan kegiatan penyuluhan, misalnya, penyuluhan mengenai
Pemberantasan Penyakit Menular P2M seperti penyuluhan HIVAIDS, penyuluhan ke sekolah, penyuluhan dan sosialisasi gizi masyarakat, penyuluhan,
peningkatan pelayanan KIAKB dan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan di posyandu, membentuk UKGMD dan UKGS serta
mengadakan gotong royong. Penyuluhan pada lansia hanya diberikan pada peserta Prolanis, sedangkan penyuluhan lansia dikalangan masyarakat biasa itu jarang
dilakukan, penyuluhan masyarakat kurang efektif dan efisien karena dilaksanakan tidak merata ke seluruh desa si wilayah kerja Puskesmas Tapian Dolok.
Penyuluhan lebih sering diadakan di desa yang dekat dengan Puskesmas sehingga Desa yang jauh kurang diperhatikan UKM nya, penyuluhan ke sekolah biasanya
dilakukan di suatu tempat dan hanya mengundang beberapa perwakilan dari
Universitas Sumatera Utara sekolah saja, dan penyuluhan di posyandu dilakukan tidak setiap bulan saat
diadakan Posyandu di 49 Lingkungan yang ada di Kecamatan Tapian Dolok. Untuk upaya kesehatan perorangan yang dilakukan seperti konseling atau
penyuluhan perorangan bagi pasien yang datang ke puskesmas biasanya diberikan oleh dokter di poliklinik atau di poli gigi, home visit TB mangkir dan home visit
gizi burukgizi kurang dilaksanakan dengan mengunjungi pasien ke rumah-rumah serta melaksanakan pemantauan rumah sehat. Home visit TB mangkir
dilaksanakan apabila pasien tidak patuh minum obat. Pada saat jatuh tempo pasien TB tidak mengambil obatnya di puskesmas maka tenaga kesehatan puskesmas
melakukan kunjungan ke rumah home visit. Konseling yang diadakan oleh Puskesmas tidak terlalu menjadi tujuan utama ketika pasien datang ke Puskesmas,
melainkan tenaga kesehatan lebih mengutamakan melayani pengobatannya dahulu dan untuk kunjungan rumah tenaga kesehatan datangnya tidak sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.
4.3.7 Pernyataan Informan tentang Tantangan Internal dan Eksternal yang Dapat Menghambat Jalannya Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan
Preventif di Puskesmas
Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan tentang Tantangan Internal
dan Eksternal yang Dapat Menghambat Jalannya Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 a
Kendala yang dihadapi seperti kemampuan dari sumber daya manusia nya yang belum maksimal, dana yang minim jadi
berdampak pada pelaksanaan UKM yang pencapainnya belum maksimal, peralatan serta transportasi dari puskesmas masih
kurang memadai.
b Jarak dari satu desa ke desa lain yang sangat jauh dari
puskesmas serta masyarakat masih kurang peduli terhadap pemanfaatan pelayanan promotif dan preventif. Misalnya kalo
ada penyuluhan hanya sedikit masyarakat yang mau datang. Ketika diadakan pengobatan gratis baru mereka mau datang.
Informan 2 a
Tenaga kesehatan Sarjana Kesehatan Masyarakat masih
Universitas Sumatera Utara kurang, di poli gigi ini tenaga kesehatannya banyak tugas yang
dirangkap dan peralatannya juga belum terlalu lengkap. b
Masyarakat yang masih cuek dan gak mau ikut berpartisipasi jika di kasi penyuluhan kesehatan. Jarak juga yang jauh.
Informan 3 Yang jadi kendala biasanya kesiapan tenaga kesehatan yang masih
kurang, dana untuk pelayanan UKM nya kami rasakan juga belum terlalu mencukupi dan ketika kita mau memberikan penyuluhan ke
desa yang jaraknya jauh, transportasinya tidak memadai. Kadang kan ada desa yang gak bisa dilalui mobil, ya jadi kami pakai kereta
sendiri dek. Kemudian kita uda datang mengadakan penyuluhan ke desa, tau nya masyarakat nya hanya sedikit yang datang. Itu lah
juga kendala kami dek.
Informan 4 a
Transportasi nya lah yang belum mendukung. b
Kalau hambatan dari luar ya masyarakatnya itu sendiri. Kesadaran dan kemauan masyarakat untuk ikut partisipasi
masih kurang, contohnya kemarin kami penyuluhan tentang jamban sehat, bisa dihitung masyarakat yang datang.
Informan 5 a
Hambatan dari puskesmasnya ini ya mengenai dana yang kadang belum cukup untuk melaksnakan kegiatan ke seluruh
Desa dan fasilitas untuk transportasi tenaga kesehatan yang mau turun penyuluhan ke lapangan maih kurang.
b Jarak yang jauh, juga pola pikir masyarakat yang menganggap
Puskesmas itu kuratif. Jadi kalo kita adakan penyuluhan orang itu gak mau datang.
Informan 6 a
Dari internalnya tenaga kesehatan yang bertugas belum maksimal, selain itu peralatan dan transportasi masih kurang.
b Masyarakat lah yang menjadi hambatan dari luar, karena
mereka gak mau aktif dan mau datang ketika kami berikan penyuluhan.
Informan 7 Transportasi lah dek sama dana yang belum mencukupi. Oh
kadang tenaga kesehatannya melakukan kegiatan tidak tepat waktu dek. Kalo dari luar ya masyarakatnya susah diatur dalam
pengambilan obat. Jarak yang jauh dan perilaku masyarakat yang kurang baik.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tantangan internal yang dihadapi adalah kurangnya kualitas dari kemampuan atau skill tenaga kesehatan
belum maksimal, dana yang dirasakan belum mencukupi untuk melaksanakan pelayanan promotif dan preventif melalui UKM sehingga cakupan dari pelayanan
tersebut masih kurang. Tenaga kesehatan SKM masih kurang, ada tenaga kesehatan yang merangkap tugasnya sehingga pekerjaan menjadi tidak
Universitas Sumatera Utara proporsional. Selain itu peralatan dan transportasi yang masih kurang dan belum
memadai. Tantangan eksternal yang dihadapi yaitu wilayah kerja Puskesmas Tapian Dolok yang sangat luas, sehingga mengalami kesulitan akses ke
daerahlokasi penduduk untuk mengadakan penyuluhan atau home visit terkait dengan transportasi yang belum mencukupi. Selain itu, tantangan eksternal datang
dari pasien atau masyarakat yang pola pikirnya menganggap bahwa puskesmas itu untuk pelayanan kuratif, masih rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat
untuk mau ikut berpartisipasi dan datang ke penyuluhan yang dilaksanakan oleh puskesmas. Sehingga masyarakat sulit menangkap informasi kesehatan yang
diberikan oleh penyuluhtenaga kesehatan dan sulit mengubah perilaku kesehatan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat. 4.3.8 Pernyataan Informan Tentang Strategi yang Dilakukan Dalam
Mengatasi Kendala Internal dan Eksternal Tabel 4.13
Matriks Pernyataan Informan Tentang Strategi yang Dilakukan Dalam Mengatasi Kendala Internal dan Eksternal
Informan Pernyataan
Informan 1 Biasanya diberikan pelatihan kepada SDM yang ada di Puskesmas,
terus ada juga dokter memberikan seperti penyegaran pengetahuan kepada tenaga kesehatan kita, menyediakan uang transportasi.
Kami juga biasanya mendampingkan penyuluhan dengan pengobatan gratis agar masyarakat mau datang ke penyuluhan atau
kami siapkan sesuatu untuk diberikan kepada masyarakat.
Informan 2 Biasanya menggunakan peralatan pribadi terus menyiapkan media
untuk penyuluhan, dan membagi tugas semaksimal mungkin. Meminta kepada lurah atau perangkat desa agar mau kerja sama
untuk mengajak masyarakat untuk mau datang ke penyuluhan.
Informan 3 Menyarankan tenaga kesehatan untuk lebih aktif dalam mengikuti
pelatihan. Kita menggunakan kendaraan pribadi untuk menjangkau desa yang mau kita kasih penyuluhan, kemudian kita hubungi
bidan desa yang di sana untuk memberi tahu dan mengajak masyarakat ikut dan hadir di penyuluhan.
Informan 4 Untuk mengatasinya ya kami menggunakan kereta kami sendiri
dan minta bantuan kepada perangkat desa untuk bekerja sama membujuk masyarakat supaya aktif dan ikut jika ada penyuluhan.
Informan 5 Kami menggunakan sepeda motor pribadi, kemudian kami dan
Universitas Sumatera Utara kader saling bekerja sama untuk mengajak masyarakat supaya mau
memanfaatkan pelayanan promotif dan preventif.
Informan 6 Pastinya kami jadi pakai kendaraan sendiri, karena kan ambulance
juga nggak bisa dipastiin selalu ada di Puskesmas dan menggunakan peralatan yang ada disediakan Puskesmas.
Informan 7 Kerja sama dengan lintas sektoral supaya ikut aktif dalam
pelaksanaan program TB khususnya pelayanan promotif dan preventifnya.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa strategi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan internal adalah para informan lebih mengutamakan
strategi untuk mengatasi kendala atau hambatan pada sarana transportasinya. Menyediakan uang transportasi bagi tenaga kesehatan yang menggunakan
kendaraan pribadi ketika turun ke desa memberikan penyuluhan ke masyarakat. Meningkatkan kualitas SDM kesehatan di puskesmas dengan mengajak,
menyarankan dan memberikan pelatihan, kemudian dokter juga memberikan penyegaran pengetahuan. Dalam mengatasi tantangan eksternal Puskesmas
membuat strategi yaitu ketika diadakan penyuluhan kesehatan didampingi dengan pengobatan gratis atau mempersiapkan sesuatu yang bisa diberikan kepada
masyarakat agar menarik perhatian masyarakat untuk datang. Membangun kerja sama dengan lintas sektoral agar ikut berpartisipasi dan mendukung pelaksanaan
pelayanan kesehatan tersebut.
4.3.9 Pernyataan Informan Tentang Saran Untuk Peningkatan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Tabel 4.14 Matriks
Pernyataan Informan
Tentang Saran
Untuk Peningkatan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 Saya mengharapkan pemerintah lebih memperhatikan dana untuk
pelayanan promotif dan preventif melalui UKM agar tercukupi untuk melaksanakan semua kagiatan atau program yang sudah
dibuat oleh Puskesmas sehingga terlaksana secara optimal, diberi kendaraan dinas tambahan di Puskesmas ini, peningkatan kualitas
tenaga kesehatan di sini dengan memperbanyak diberikan pelatihan, dan kelengkapan peralatan penunjang pelayanan
Universitas Sumatera Utara promotif dan preventif lebih dilengkapi lagi. Untuk tenaga
kesehatannya ya lebih didtingkatkan lagi kemampuannya dan bertugas secara lebih komprehensif dan optimal.
Informan 2 Saran saya ya bagi pemerintah sebaiknya meningkatkan dana,
sarana dan prasarana serta peralatan yang mendukung dalam pelaksanaan pelayanan ini, terus tenaga kesehatan SKM ditambah
lagi lah.
Informan 3 Ehhmm, gimana ya. Inilah saran saya ya lebih diperhatikan dan
ditingkatkan dana untuk pelayanan promotif dan preventifnya dan transportasi bagi tenaga kesehatan yang terjun ke desa untuk
melaksanakan penyuluhan.
Informan 4 Fasilitas lebih dilengkapi, seperti transportasi tenaga kesehatan di
sini. Tenaga kesehatannya
Informan 5 lebih meningkatkan kerja sama baik pemerintah maupun swasta
dengan menekankan bahwa Puskesmas itu yang wajibnya bukan kuratif melainkan promotif dan preventif. Terus lebih diperhatikan
kesejahteraan tenaga kesehatan seperti transportasinya.
Informan 6 Sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dilengkapi. Informan 7 Mengenai saran ya diperhatikan lah dan dilengkapi apa yang
masih kurang untuk melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas ini.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa saran-saran yang diberikan oleh para informan adalah bagi pemerintah lebih diperhatikan dan ditingkatkan
mengenai dana untuk melaksanakan pelayanan promotif dan preventif, memberikan kendaraan dinas tambahan bagi Puskesmas agar ketika tenaga
kesehatan yang akan terjun ke lapangandesamasyarakat sudah memadai trasnportasinya, peningkatan kualitas tenaga kesehatan dengan memperbanyak
diberikan pelatihan dan pengetahuan dalam meningkatkan pelayanan promotif dan preventif secara maksimal dan lebih diperhatikan dan dilengkapi saranan dan
prasarana serta peralatan penunjang pelayanan promotif dan preventif.
Universitas Sumatera Utara
4.3.10 Pernyataan Informan Pasien Tentang Pelayanan Promotif dan Preventif
Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan Pasien Tentang Pelayanan
Promotif dan Preventif
Informan Pernyataan
Informan 8 Kurang tau dek, lagi pula ibu kalo ke Puskesmas biasanya ya
untuk berobat aja. Kalo ikut penyuluhan gitu ibu jarang lah, paling kalo ada penyuluhan sama pengobatan gratis baru ibu
datang.
Informan 9 Gak tau soalnya gak pernah datang ke penyuluhan. Tapi kadang
ada pegawai dari Puskesmas bagi-bagi abate, kadang ada fogging juga. Ya paling saya datang itu ke posyandu imunisasikan cucu
saya.
Informan 10 Ibu kurang ngerti dek. Iya kalo pas ibu berobat ke Puskesmas
kadang dokternya selesai periksa ibu, dokter nya itu kasih tau tentang makanan atau minuman yang gak boleh sering
dikonsumsi.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien masih kurang mengetahui dan memahami secara jelas mengenai pelayanan promotif dan
preventif. Pasien juga kurang memanfaatkan pelayanan tersebut di atas, melainkan lebih menggunakan pelayanan kuratif yang disediakan di Puskesmas. Ketika
tenaga kesehatan memberikan pelayanan promotif seperti penyuluhan ke Desa, masyarakat tidak mau datang.
4.3.11 Pernyataan Informan Pasien Tentang Pelayanan Promotif dan Preventif Berkaitan dengan Anjuran yang Diberikan Oleh Dokter di
Puskesmas Tapian Dolok
Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Pasien Tentang Pelayanan
Promotif dan Preventif Berkaitan dengan Anjuran yang Diberikan Oleh Dokter di Puskesmas Tapian Dolok
Informan Pernyataan
Informan 8 Ada dikasih anjuran biasanya dokter bilang kurangi makan atau
minum yang terlalu manis, jangan minum es. Terus banyak makan buah dan sayur, minum air putih. Sama jangan lupa
olahraga gitu dek. Kadang juga dokternya gak ada bilang apa-apa karena banyak pasien yang ngantri untuk berobat.
Informan 9 Ya itu dikasih tau suruh banyak minum air putih, jangan terlalu
banyak makan makanan yang berlemak dan jangan sering kena kipas angin. Tapi kalo dokternya lagi banyak pasien ya
dokternya cuma bilang tentang minum obatnya yang teratur.
Universitas Sumatera Utara
Informan 10 Makanannya dijaga, jangan asal makan yang sembarangan.
Disuruh banyak makan buah dan sayur. Kata dokternya juga perhatikan kebersihan makanan dan diri kita gitu dek.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien setelah diperiksa dan diobati oleh dokter, kemudian dokter memberikan anjuran-anjuran dan edukasi
agar penyakit yang diderita pasien tidak kambuh lagi. Namun ketika pasien yang datang berobat sangat banyak, dokter pun kurang memperhatikan pelayanan
promotifnya seperti tidak memberikan konseling secara maksimal, ditambah lagi tenaga kesehatan lain yang tidak aktif atau berinisiatif untuk memberikan
penyuluhanKIE tentang kesehatan khususnya mengenai penyakit yang diderita pasien agar tidak kambuh lagi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Masukan