Komponen Lingkungan Pembelajaran Komponen Pembelajaran

121 tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak. Menurut Davis 1991:75 pada dasarnya dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan oleh dosen yaitu mengelola sumber belajar melaksanakan peran sebagai sumber belajar sendiri. Apabila seorang dosen dengan sengaja menciptakan suasana belajar di dalam kelasnya dengan maksud untuk mewujudkan tujuan yang sudah dirumuskan sebelumya maka ia bertindak sebagai “dosen manajer”. Apabila dosen atau instruktur yang secara fisik mengajar di kelas tersebut, maka ia menjadi salah satu dari sumber belajar yang dikelolanya, dengan demikian ia berperan sebag ai “dosen-pelaksana” teacher operation. Berhubungan karena waktu tersedia dan kemampuan dosen, sebagai pengelola selalu terbatas, maka mereka harus sedapat mungkin mengkonsentrasikan terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan meniadakan peranannya yang unik organisasi sebagai pengelola sumber belajar. Pada intinya kegiatan tersebut menuntut dosen sebagai manajer, yang memiliki empat fungsi umum menurut Davis 1991:76 yang merupakan ciri pekerjaan seorang dosen sebagai pengelola yaitu: 1. Merencanakan tujuan pembelajaran 2. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar. 3. Memimpin, yaitu memotivasi, mendorong, dan menstimulasi mahasiswa. 4. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan. 122 Keempat fungsi itu merupakan kegiatan yang terpisah namun keempatnya harus di pandang sebagai suatu lingkaran siklus kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Tujuan dari pengelolaan pembelajaran adalah terciptanya kondisi lingkungan belajar yang menyenangkan bagi mahasiswa, sehingga dalam proses pembelajaran mahasiswa tidak merasa dipaksa apalagi ditekan. Oleh karena itu, sebagai pengelola pembelajaran learning manajer, peran dan tanggung jawab dosen ialah menciptakan iklim belajar kondusif yang memungkinkan mahasiswa dapat belajar nyaman, baik iklim sosial maupun iklim psikologi. Iklim sosial yang baik ditunjukan oleh terciptanya hubungan harmonis baik antara dosen dan mahasiswa, dosen-dosen atau antara dosen dan pimpinan perguruan tinggi; sedang hubungan psikologis ditunjukan oleh adanya saling kepercayaan dan saling menghormati antara semua unsur di kampus. Melalui iklim yang demikian, memungkinkan mahasiswa berkembang secara optimal, terbuka dan demokratis. Dosen sebagai pendidik sepanjang waktu telah peduli dengan menentukan keseimbangan yang tepat dari penilaian umum dan profesional. Menurut Borrowman 1956 dalam Adler 2011:20, dosen sebagai pendidik Ilmu Sosial yang telah berbagai perhatian. Perhatian khusus diberikan pada berapa banyak dan apa jenis yang sesuai dengan Ilmu Pendidikan Sosial. Hasil Berryman 1984 survey sosial Schneider penelitian supervisor menyarankan bahwa, setidaknya dari sudut pandang supervisor disurvei, dosen mulai mempunyai pengetahuan memadai konten ilmu sosial. Pengawas-pengawas juga mengindikasikan bahwa dosen memiliki pengetahuan memadai awal metode pembelajaran. Salah satu