118 efisien, demokratis dan manusiawi atau berdasarkan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi yang bernilai Pendidikan Budaya Karakter Bangsa.
2.4.4 Komponen Lingkungan Pembelajaran
Lingkungan belajar suatu tempat yang sangat dekat dalam kehidupan di perguruan tinggi maka didalam belajar merupakan tempat proses kehidupan, karena kegiatan
belajar memerlukan ruang lingkup agar bisa berlangsung dengan lancar, baik, nyaman dan menggairahkan. Bahwa yang dianggap penting mengingat
pembelajaran merupakan proses interaksi antara lain sebagai berikut. 1. Berbagai potensi dari siswa fisik, non fisik, emosional, intelektual dalam
pembinaan pengembangan dan penyempurnaan potensi tersebut. 2. Antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan temannya. Peserta
didik dengan lingkungannnya dan peserta didik dengan konsep atau fakta. 3. Berbagai stimulus berencana condition stimulus kea rah lahirnya berbagai
perubahan yang diharapkan conditioning conserquencies Suparlan, 2002: 17.
Belajar juga merupakan proses aktivitas peserta didik dengan melakukan interaksi dalam proses mental, menuju suatu perubahan perilaku sebagai subjek belajar.
Agar pengelolaan lingkungan belajar berjalan baik, pada masing-masing satuan pembelajaran, perlu diadakan suatu kesepakatan dan kerjasama yang baik antara
dosen dan peserta didik dalam memanfaatkan lingkungan sebagai tempat pembelajaran dengan melaksanakan aktivitas yang terorganisasi dalam desain,
mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan mengevaluasi komponen lingkungan belajar agar meningkatkan hasil belajar yang efektif dan efisien dalam
menggunakan media pembelajaran berbasis audio visual.
119
2.4.5 Komponen Dosen
Seorang dosen memiliki arti penting di dalam pendidikan seperti perguruan tinggi. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab dosen yang cukup berat
untuk mencerdaskan anak didiknya. Oleh kaena itu seorang dosen hendaknya melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat
membantunya dalam
menjelaskan tugasnya
untuk interaksi
dengan mahasiswanya.
Mendorong peningkatan profesionalisme dosen, secara tersirat Undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1 telah mencantumkan
standar nasional pendidikan yang meliputi: isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan biaya, pembiayaan, penilaian
pendidikan, yang harus ditingkatkan secara berencana berskala. Standar yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu kriteria yang telah dikembangkan yang
ditetapkan oleh program berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif.
Kompetensi yang dimiliki oleh setiap dosen akan menunjukan kualitas dosen yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan
pengetahuan diri perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai dosen.
Berdasarkan uraian di atas,dapat dipahami bahwa standar kompetensi dosen adalah ukuran yang ditetapkan atau disyaratkan dalam bentuk penguasaan