135 interaktif untuk mewujudkan kelas yang interaktif dosen harus mampu mengelola
kelas karena sering terjadi gangguan-gangguan belajar yang dapat menghambat proses pembelajaran dan mengganggu tujuan pembelajaran secara maksimal.
Proses pembelajaran sejarah bagi mahasiswa yang akan dikaji adalah sebagai berikut; 1 Mengidentifikasi tujuan pembelajaran sejarah, tujuan pemmbelajaran
adalah menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagai sarana pendidikan, pembelajaran sejarah termasuk
pembelajaran normatif, karena tujuan dan sasarannya lebih ditujukan pada segi- segi normatif yaitu segi nilai dan makna yang sesuai dengan tujuan pendidikan itu
sendiri Alfian, 2007:1. 2 Melakukan analisis pembelajaran merupakan sebelum melakukan pembelajaran ada tahapan-tahapan yang harus dilalui yaitu: a analisis
kebutuhan pembelajaran, b menentukan tujuan pembelajaran, c memilih dan mengimplementasi bahan ajar, d memilih dan mengimplementasikan bahan ajar,
e memilih dan merencanakan sistem evaluasi tindak lanjut. 3 Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa sangat perlu karena untuk mengetahui kualitas dari
perorangan untuk dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam mempersiapkan strategi pengelolaan pembelajaran. 4 Memilih metode, media dan materi pada langkah ini
adalah menghubungkan anatara metode yang akan digunakan dan media apa yang cocok untuk dipaki sesuai dengan materi yang akan dibahas. 5 Menggunakan
media dan materi pada tahap ini hal yang harus dilakukan antara menggunakan media dan materi adalah: a penyelarasan dengan standar SK,KD, hasil, dan
tujuan belajar, b bahasa yang sesuai umur kelas mahasiswa, c tingkat ketertarikan dan keterlibatan mahasiswa dalam media itu sendiri agar lebih aktif,
136 d kualitas teknis dan aplikasinya dalam menggunakan media pembelajaran, e
panduan dan arahan penggunaan media pembelajaran. 6 Membutuhkan partisipasi mahasiswa dalam hal ini mahasiswa harus ikut berpartisipasi dalam
proses perkuliahan, karena dalam proses pembelajaran ketika dosen menyampaikan materi melalui media yang digunakan mahasiswa juga harus ikut
aktif, karena pembelajaran dikatakan bermakna apabila ada hubungan timbal balik anatara dosen dan mahasiswa. 7 Evaluasi tujuannya adalah sebagai bahan
penilaian terhadap mahasiswa setelah proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan uraian di atas meruapakan rangkaian dari implementasi pembelajaran sejarah berbasis audio visual yang digunakan pada mata kuliah
Sejarah Indonesia Abad 16-19 di program studi pendidikan sejarah semster duagenap tahun pelajaran 2014-2015.
2.7.2 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual
Pada Mata Kuliah Sejarah Indonesia Abad 16-19 Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
Hasil belajar mata kuliah Sejarah Indonesia Abad 16-19 dalam peneltian ini,
lebih dikhususkan pada penguasaan materi pokok bahasan Perkembangan Agama Islam di Indonesia dan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia kelas mahasiswa
semester duagenap. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya faktor intern dan faktor ekstern mahasiswa. Salah satu faktor intern yang
mempengaruhi hasil belajar mahasiswa dalam penelitian ini adalah motivasi
137 belajar siswa. Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar
mhasiswa adalah media pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran keberhasilan belajar bukan saja dikarenakan adanya faktor dari dalam diri
mahasiswa, melainkan juga faktor dari luar. Dalam pembelajaran sejarah dapat digunakan berbagai media pembelajaran,antara lain media audio visual dan media
konvensional. Media Audio visual dan konvensional yang digunakan dalam pembelajaran sejarah akan membantu dalam penguasaan materi dalam
perkuliahan. Penggunaan media pembelajaran akanmembuat mahasiswa dapat menguasai materi dengan baik. Sehingga dalam penelitian ini mengungkapkan
asumsi sementara bahwa diduga terdapat pengaruh antara pembelajaran menggunakan media audio visual dan media konvensional menunjukan bahwa
hasil belajar menggunakan media audio visual lebih tinggi dibanding dengan menggunakan media konvensional. Media pembelajarn berbasis audio visual lebih
efektif digunakan dibandingkan dengan media konvensional. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka pikir sebagai berikut.
Gambar 2.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kelas Genap B
Pretest Pembelajaran
berbasis audio visual
eksperimen Posttest
Implementasi
Kelas Ganjil A
Pretest
Pembelajaran konvensional
kontrol
Posttest
implementasi
138
2.8 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka hipotesis yang muncul dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Implementasi pembelajaran Sejarah Indonesia Abad 16-19 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis audio visual di program studi
pendidikan sejarah mahasiswa semester duagenap. 2. Efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis audio visual pada mata
kuliah Sejarah Indonesia Abad 16-19 terhadap hasil belajar mahasiswa semester duagenap tahun pelajaran 2014-2015.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan
Metodologi penelitian adalah suatu alat dan cara yang sistematis yang dimiliki dan ditempuh oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar tercapainya
tujuan yang diantaranya adalah menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Untuk memecahkan suatu masalah dan mendapatkan data yang tepat,
maka diperlukan metode yang dapat menunjang penyelesaian suatu masalah. Pemilihan metode yang tepat dapat memudahkan suatu penelitian. Penulis akan meneliti
keefektifan media pembelajaran berbasis audio visual. Dalam hal ini tidak terdapat kelas pembanding, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode eksperimen
dengan menggunakan teknik eksperimen semu quasi eksperimen.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan hasil belajar mahasiswa, yakni menitik beratkan pada sejauh mana implementasi penggunaan media pembelajaran
berbasis audio visual pada mata kuliah Sejarah Indonesia Abad 16-19