Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Alumunium Industries

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA

PT CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIES

OLEH :

N A M A : FRISILIA WIHASFINA HAFIZ

N I M : 040503073

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

(3)

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Cakra Compact Aluminium Industries.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 17 Desember 2007 Yang Membuat Pernyataan,

(Frisilia Wihasfina Hafiz) NIM : 040503073


(4)

rahmat, hidayah, kesehatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Sholawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada Rasullullah SAW.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ini ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Arifin Akhmad, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku Dosen Pembanding II.

4. Bapak Zainul Bahri Torong, SE, MSi, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih yang sebesar – besarnya atas segala waktu, kesempatan, bimbingan, dan arahan yang diberikan untuk penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(5)

kepada penulis selama kuliah di Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Pimpinan PT. Cakra Compact Aluminium Industries, juga kepada Bang Manan dan Kak Mila. Terima kasih atas kerja sama dan bantuannya dalam pengisian kuesioner.

8. Semua Staff Jurusan Akuntansi (Kak Dame, Bang Chairil, Bang Oyong, dll). Terima kasih telah membantu menyiapkan segala administrasi dan keperluan penulis di Jurusan Akuntansi USU.

9. Kedua Orang Tua penulis. Terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya, serta didikan yang amat sangat berguna ini.

10.Kedua saudara laki-laki penulis, atas dukungan dan kritik membangunnya. 11.Sumber motivasi penulis, Ifhan Taufiq Lubis. Terima kasih atas semua

dukungan dan semangatnya untuk penulis.

12.Sahabat-sahabat penulis, LiaRaraDesi, NdahChaRi. Terima kasih atas waktu yang indah serta dukungan yang tak henti.

13.Teman-teman penulis, Doli M Jaffar, Fajri, Yudha. Terima kasih atas bantuannya dalam penulisan skripsi ini. Juga kepada teman-teman akuntansi 04 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Segenap daya telah penulis usahakan, namun demikian skripsi ini jauh sempurna dan masih banyak kelemahan-kelemahan yang semata-mata disebabkan


(6)

khususnya di bidang akuntansi.

Medan, Desember 2007 Penulis,

(Frisilia Wihasfina Hafiz) NIM : 040503073


(7)

para peneliti beberapa tahun belakangan ini. Beberapa riset mengenai hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial mengindikasikan hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya dan bagaimana pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari persepsi manajer-manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran termasuk manajer-manajer middle dan manajer lower. Data tersebut diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap 32 manajer. Model analisis yang digunakan adalah regresi linar sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini juga menemukan bahwa partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.


(8)

researcher’s attention for many years. Prior researches on the relationship between budgetary participation with managerial performance indicate that there were no consistent conclusions in their results. This research aim to examination how influence of budgetary participation variable on the managerial performance.

The data that used in this research get from managers perceptions that involved in budgetary arrangement including middle managers and lower managers. Those data were obtained with questioners distribution for 32 managers. Analysis model that used is simple regression.

The result in this research indicate that budgetary participation has effect towardmanagerial performance. This research also found that budgetary participation has positive effect toward managerial performance.


(9)

KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN

ii v vi vii x xi xii A. B. C. D.

Latar Belakang Masalah... Perumusan Masalah... Perumusan Masalah... Manfaat Penelitian... 1 4 4 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Fungsi Anggaran... 6 1. Pengertian Anggaran... 2. Fungsi Anggaran...

6 7 B. Penyusunan Anggaran... 8

1. Pendekatan Dalam Penyusunan Anggaran... 2. Faktor Manusia Dalam Penyusunan Anggaran...

8 9 C. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran... 8


(10)

4. Hubungan Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran

Terhadap Kinerja Manajerial... 14 D. E. F. G. Kinerja Manajerial... Penelitian Terdahulu... Kerangka Konseptual... Hipotesis Penelitian... 15 21 23 24 BAB III METODE PENELITIAN

A. B. C. D. E. F. G. H. I. Rancangan Penelitian... Populasi dan Sampel Penelitian... Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... Lokasi dan Waktu Penelitian... Jenis dan Teknik Pengambilan Data... Pengujian Kualitas Data ... Uji Asumsi Klasik... Model dan Teknik Analisis Data... Pengujian Hipotesis... 25 25 26 27 28 29 31 32 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 1. Gambaran Umum PT Cakra Compact Industries... a. Sejarah Singkat dan Aktivitas...

35 35 35


(11)

2. Hasil Uji Kualitas Data... 3. Hasil Uji Asumsi Klasik... 4. Hasil Pengujian Hipotesis...

42 44 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. B. C.

Kesimpulan... Keterbatasan Penelitian... Saran...

52 53 54 DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN


(12)

Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7

Rencana Jadwal Waktu Penelitian... Hasil Statistik Deskriptif... Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel X... Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Y... Variables Entered/Removed... Model Summary... Anova... Coefficients...

28 41 43 44 48 48 49 50


(13)

Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3

Kerangka Konseptual Penelitian... Normal P-Plot of Regression Standarized Residual... Histogram... Scatterplot...

24 45 46 47


(14)

Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8

Tabulasi Hasil Kuesioner Kinerja Manajerial Reliability Partisipasi Anggaran

Reliability Kinerja Manajerial Descriptives dan Regression Charts

Kuesioner Penelitian Struktur Organisasi


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan sebagai suatu unit kesatuan yang terintegrasi, dengan tujuan menghasilkan laba dewasa ini dituntut untuk dapat bersaing dalam ligkungan bisnis. Agar dapat bersaing, perusahaan harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen, terutama fungsi perencanaan. Menurut Nafarin (2004:5), ”perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan”. Komponen penting dalam fungsi perencanaan adalah dengan membuat anggaran.

Menurut Hansen dan Mowen (2004 :354), ”anggaran adalah suatu rencana kuantitatif dalam bentuk moneter maupun nonmoneter yang digunakan untuk menerjemahkan tujuan dan strategi perusahaan dalam satuan operasi”. Oleh karena pentingnya anggaran dalam suatu perusahaan, dibutuhkan penyusunan anggaran yang baik. Anggaran yang disusun hendaknya dapat mengakomodir kepentingan setiap departemen yang terkait dalam pelaksanaannya. Untuk itu diperlukan partisipasi dalam penyusunan anggaran oleh berbagi pihak dalam perusahaan. Baik dari manajemen tingkat atas ( top level management ) maupun manajemen tingkat bawah (lower level management ). Pihak-pihak inilah yang akan memainkan peranan penting dalam mempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternatif dari partisipasi dalam proses penyusunan anggaran.


(16)

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:86) ”Terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran, yaitu top – down (pendekatan dari atas ke bawah), bottom – up (pendekatan dari bawah ke atas) dan pendekatan lain yang merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu pendekatan partisipasi”. Inti dari partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah diperlukan kerjasama antara seluruh tingkatan organisasi. Manajer puncak biasanya kurang mengetahui bagian sehari-hari, sehingga harus mengandalkan informasi anggaran yang lebih rinci dari bawahannya. Dari sisi lain, manajer puncak mempunyai perspektif yang lebih luas atas perusahaan secara keseluruhan yang sangat vital dalam pembuatan anggaran secara umum. ”Setiap tingkatan tanggung jawab dalam suatu organisasi harus memberikan masukan terbaik sesuai dengan bidangnya dalam suatu sistem kerjasama penyusunan anggaran” (Garrison dan Noreen, 2000:409).

Partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran kemungkinan juga dapat mempengaruhi kinerja manajerial, karena dengan adanya partisipasi bawahan dalam menyusun anggaran, maka bawahan merasa terlibat dan harus bertanggung jawab pada pelaksanaan anggaran. Sehingga diharapkan bawahan dapat melaksanakan anggaran dengan lebih baik dan pada akhirnya bisa meningkatkan kinerja manajerialnya.

Untuk itu diperlukan suatu pengujian terhadap pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial atau tidak. Penelitian tentang hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran


(17)

dengan kinerja manajerial dalam beberapa dasawarsa belakangan ini mengalami ketidakkonsistensian.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bass dan Leavitt (1963); Schuler dan Kim (1976); Brownell dan McInnes (1986), Brownell (1982b), Indriantoro (1993), Sinambela (2003), dan Prasetyaningtiyas (2006) menemukan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian yang berbeda dihasilkan oleh Milani (1975) dan Riyanto (1996). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan di antara keduanya, bahkan penelitian lain seperti Bryan dan Locke (1967), dan Chenhall dan Brownell (1988) melaporkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut bertolak belakang atau negatif. Untuk itu peneliti tertarik untuk membuktikan pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

PT. Cakra Compact Aluminium Industries yang terletak di Jl. Raya Medan-Tg.Morawa Km. 11 Tanjung Morawa, Deli Serdang Sumatera Utara merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri aluminium yang bertujuan konstruksi. Perusahaan ini menghasilkan aluminium dalam bentuk billet, extrusion, dan fabrication, dimana 95% hasil produksinya diekspor ke luar negeri. Perusahaan ini memiliki pekerja lapangan sebanyak 480 orang dan pegawai administrsi sebanyak 80 orang.

Karena perusahaan ini memproduksi aluminium, maka dalam pengolahannya selain sangat tergantung pada pasokan bahan baku, juga sangat bergantung dengan ketersediaan listrik dan bahan bakar. Kenaikan harga BBM


(18)

dan gangguan pasokan listrik di Sumatera Utara yang terjadi belakangan ini tentu saja sangat mempengaruhi perusahaan ini. Saat fenomena itu terjadi, yang pertama sekali menghadapi kendala tentu saja para karyawan dan manajer bawah. Anggaran yang telah disusunpun tidak dapat terwujud. Namun, apakah mereka secara individu ikut bertanggung jawab? Para karyawan dan manajer bawah yang terlibat secara langsung dengan dampak fenomena tersebut tentu saja memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang hal-hal semacam itu. Untuk itu, saat anggaran berikutnya dibuat, partisipasi mereka tentu sangat diperlukan agar dapat menghasilkan anggaran yang tepat dan menimbulkan rasa tanggung jawab di setiap individu.

Memperhatikan betapa pentingnya partisipasi dalam penyusunan anggaran, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja manajerial, peneliti menetapkan judul : “ Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT.Cakra Compact Aluminium Industries. “

B. Perumusan masalah

Dari uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT.Cakra Compact Aluminium Industries ? “

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Sesuai


(19)

dengan latar belakang yang peneliti kemukakan dan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ada pengaruh antara partisispasi anggaran dengan kinerja manajerial pada PT. Cakra Compact Aluminium Industries.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan peneliti di bidang akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemen khususnya mengenai hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.

2. Bagi PT.Cakra Compact Aluminium Industries, khususnya untuk pihak manajemen. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi dan informasi sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan partisipasi anggaran lebih efektif untuk peningkatan kinerja manajerial.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Fungsi Anggaran 1. Pengertian Anggaran

Mulyadi (2001:488) mendefinisikan anggaran (budget) ”sebagai suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun”. Anthony dan Govindarajan (2005:90) mendefinisikan anggaran ”sebagai sebuah rencana keuangan, biasanya mencakup periode satu tahun dan merupakan alat-alat untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian dalam organisasi”. Hansen dan Mowen (2004:354) mendefinisikan anggaran ”sebagai suatu rencana kuantitatif dalam bentuk moneter maupun nonmoneter yang digunakan untuk menerjemahkan tujuan dan strategi perusahaan dalam satuan operasional”.

Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran merupakan rencana kuantitatif dalam bentuk moneter dan nonmoneter sebagai alat koordinasi, komunikasi, perencanaan dan pengendalian laba dalam jangka waktu tertentu. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan perencanaan yang terjadi pada jangka pendek secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter dan satuan ukuran lain untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi


(21)

sebagai alat manajemen untuk perencanaan, pengendalian serta penilaian kinerja manajemen dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

2. Fungsi Anggaran

Menurut Garrison (2000:404) ”Perusahaan tidak akan mencapai tingkat kesuksesan maksimal jika tidak menggunakan sistem penganggaran terkoordinasi”. Garrison (2000:404) menyatakan bahwa ”fungsi anggaran adalah pengendalian dan perencanaan. Perencanaan mencakup pengembangan tujuan untuk masa depan, sedangkan pengendalian digunakan untuk menjamin bahwa seluruh fungsi manajemen dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Siegel dan Marconi (1989:115) menyebutkan bahwa anggaran memiliki beberapa fungsi yaitu:

1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan sebagai hasil dari perundingan antara anggota organisasi yang dominan, yang menunjukkan persetujuan organisasi mengenai tujuan-tujuan operasi untuk masa depan. 2. Anggaran merupakan blueprint bagi perusahaan untuk bertindak

yang menggambarkan prioritas manajemen dalam mengalokasikan sumber daya, dan menunjukkan bagaimana bagian organisasi diharapkan bekerja dalam mencapai keseluruhan tujuan perusahaan.

3. Anggaran bertindak sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan berbagai departemen atau divisi dalam organisasi dan dengan manajemen puncak.

4. Anggaran bertindak sebagai standar untuk melakukan evaluasi. 5. Anggaran sebagai alat pengendali yang memungkinkan manajemen

menunjukkan area dimana perusahaan kuat dan lemah

6. Anggaran berusaha mempengaruhi dan memotivasi manajer untuk bertindak efektif dan efisien


(22)

B. Penyusunan Anggaran

1. Pendekatan Dalam Penyusunan Anggaran

Anthony dan Govindarajan (2005:86) menyatakan bahwa ”terdapat dua pendekatan utama dalam penyusunan anggaran, yaitu pendekatan dari atas ke bawah (top down approach) dan pendekatan dari bawah ke atas (bottom up approach). Pendekatan lain merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu pendekatan partisipasi”.

Pada pendekatan dari atas ke bawah, anggaran yang harus dilaksanakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban ditetapkan oleh manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini antara lain adalah proses anggaran yang membutuhkan waktu yang lebih hemat, dukungan kuat dari manajemen puncak dalam pengembangan anggaran serta prosesnya menjadi lebih mudah dikendalikan oleh manajemen puncak. Sedangkan kelemahannya adalah kurangnya komitmen dari para pelaksana anggaran tersebut. Pendekatan ini biasanya diterapkan pada organisasi yang memiliki struktur tersentralisasi.

Dalam pendekatan dari bawah ke atas, para manajer pusat pertanggungjawaban sebagai pelaksana anggaran mengajukan usul untuk ditelaah dan dinegoisasikan dengan manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini bahwa partisipasi terlalu sering menimbulkan konflik dan akan memakan waktu yang panjang dalam prosesnya. Bila yang disusulkan para manajer pusat pertanggungjawaban tidak dikendalikan secara seksama oleh


(23)

manajeman puncak, maka target anggaran mungkin tidak sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Pendekatan partisipasi adalah gabungan dari pendekatan top down dan pendekatan bottom up. Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif karena kerjasama dan interaksi antara manajemen puncak dengan manajemen pusat pertanggungjawaban dalam menyusun anggaran akan menghasilkan anggaran yang benar-benar mendapat dukungan dari kedua belah pihak sehingga diharapkan ada komitmen yang kuat untuk melaksanakannya. Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban yang ada dengan berpedoman pada tujuan, strategi dan kebijakan pokok yang telah ditetapkan. Kelemahan pendekatan top down dan bottom up dapat dikurangi sehingga bawahan akan merasa dirinya diperhitungkan dan efektivitas pelaksanaan yang lebih terjamin.

2. Faktor Manusia Dalam Penyusunan Anggaran

Proses penyusunan anggaran biasanya dimulai ketika manajer menerima hasil forecast ekonomi dan sasaran-sasaran untuk tahun atau periode yang akan datang dari manajemen puncak dan inilah yang dijadikan pedoman untuk penyusunan anggaran. Dalam beberapa perusahaan, anggaran disusun oleh para manajer puncak tanpa atau sedikit konsultasi dengan manajer-manajer tingkat bawah. Tetapi sebahagian perusahaan, anggaran disiapkan, paling tidak permulaan oleh para karyawan yang harus melakukan kegiatan. Anggaran kemudian dkirim ke atas untuk dimintakan


(24)

persetujuanatasan. Penyusunan anggaran tipe bottom up ini mempunyai banyak kebaikan organisasi, yaitu antara lain anggaran akan lebih realistik, menaikkan partisipasi, moral dan kepuasan kerja karyawan dan sebagainya.

Bagaimanapun juga, penyusunan anggaran merupakan tanggungjawab manajer lini, yang mungkin mendapatkan bantuan informasi dan teknis dari staf kelompok perencanaan atau departemen anggaran. Selama proses penyusunan anggaran, sumber daya-sumber daya organissi dialokasikan, dan para manajer mungkin merasa takut bahwa mereka tidak akan diberi bagian yang adil.

Pemikiran dasar dalam memahami manusia adalah keyakinan bahwa partisipasi berpotensi besar mengatasi masalah dalam suatu organisasi. Peningkatan produktivitas timbul atas adnya kebebasan dalam berkreasi pada tiap individu, yang kemudian pemimpin berperan dalam menciptakan suatu iklim yang memungkinkan para anggota berpartisipasi penuh dalam proses pengambilan keputusan. Pada gilirannya, para individu yang berpartisipasi menghargai tanggung jawab yang diberikan pada mereka, sehingga moral menjadi tinggi dan motivasi bertambah.

C. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran 1. Pengertian Partisipasi

Menurut Robbins (2003:179) ”Partisipasi merupakan suatu konsep dimana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya”. Sementara Brownell (1982a) dalam Supomo dan


(25)

Indriantoro (1998) menyatakan bahwa ”partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran”.

Menurut Kennis (1979) “Pada penyusunan dengan menggunakan pendekatan partisipasi, informasi anggaran yang didapat oleh manajemen puncak, digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial fungsional dan mendistribusikan penghargaan dan hukuman”. Sehingga, sampai sedemikian pentingnya anggaran partisipasi dalam memainkan peran untuk meningkatkan sikap dan kinerja manajerial. “Penggunaan anggaran untuk pengendalian, evaluasi kerja, komunikasi, dan koordinasi menyiratkan untuk membawa banyak dimensi prilaku” (Hansen dan Mowen, 2000: 714).

Inti dari partisipasi anggaran adalah diperlukan kerjasama antara seluruh tingkatan organisasi. Manajer puncak biasanya kurang mengetahui bagian sehari-hari, sehingga harus mengandalkan informasi anggaran yang lebih rinci dari bawahannya. Dari sisi lain, manajer puncak mempunyai perspektif yang lebih luas atas perusahaan secara keseluruhan yang sangat vital dalam pembuataanggaran secara umum. Menurut Garrison dan Noreen (2000:409) “Setiap tingkatan tanggung jawab dalam suatu organisasi harus memberikan masukan terbaik sesuai dengan bidangnya dalam suatu sistem kerjasama penyusunan anggaran”.


(26)

2. Keunggulan Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

Nur Indriantoro (1993) dalam Poerwati (2002) berpendapat bahwa Kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan mendapat kesempatan terlibat dan berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan mengidentifikasi dan melakukan negoisasi dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakannya sehingga dapat menghindarkan dampak negatif anggaran yaitu faktor kriteria kinerja, sistem pengahargaan (reward) dan konflik.

Siegel dan Marconi (1989:139) menyatakan bahwa

Keuntungan dari partisipasi adalah memacu peningkatan moral, dan inisiatif bagi mereka untuk mengembangkan ide dan informasi pada seluruh tingkat manajemen, meningkatkan group cohesiveness yang kemudian meningkatkan kerjasama antarindividu dalam pencapaian tujuan, terbentuknya group internalization yaitu penyatuan tujuan individu dan organisasi, menghindari tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan dan manajer menjadi tanggapterhadap masalah-masalah sub unit tertentu serta memiliki pemahaman yang lebih baik tentangketergantungan antar departemen.

Garrison dan Noreen (2000) dalam Anggraeni (2003) menyatakan bahwa

Keunggulan partisipasi adalah menghargai pendapat dan pandangan tingkat menengah dan bawah sehingga mereka lebih cenderung terdorong untuk mencapai anggaran. Selain itu, dalam penganggaran partisipasi terdapat sistem kendali yang unik, yaitu kesalahan dan tanggung jawab terdapat pada penyusun anggaran itu sendiri sehingga mereka tidak dapat berdalih bahwa anggarannya tidak masuk akal untuk dicapai

Sementara Anthony dan Govindarajan (2005:93) menyatakan bahwa penganggaran partisipasi memiliki dua keunggulan yaitu:

1. Tujuan anggaran akan dapat lebih mudah diterima apabila anggaran tersebut berada dibawah pengawasan manajer.


(27)

2. Penganggaran partisipasi menghasilkan pertukaran informasi yang efektif antara pembuat anggaran dan pelaksana anggaran yang dekat dengan produk dan pasar.

3. Kelemahan Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

Hansen dan Mowen (2005:90) menyatakan bahwa “penganggaran partisipasi dapat menyebabkan pembuatan standar yang terlalu tinggi sejak tujuan yang dianggarkan menjadi tujuan manajer”. Sementara Dunk (1993) dan Yuwono (1999) menyatakan “penganggaran partisipasi dapat menyebabkan senjangan anggaran, yaitu perbedaan antara jumlah sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dengan jumlah yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan untuk mengerjakan tugas yang sama”.

Menurut Hansen dan Mowen (2004:362) ada 3 masalah yang timbul yang menjadi kelemahan dalam partisipasi penganggaran antara lain :

1. Pembuatan standar yang terlalu tinggi atau rendah, sejak yang dianggarkan menjadi tujuan manajer.

2. Slack anggaran, adalah perbedaan antara jumlah sumberdaya yang sebenarnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dengan jumlah yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan untuk mengerjakan tugas yang sama

3. Pseudoparticipation, yang mempunyai arti bahwa perusahaan menggunakan partisipasi dalam partisipasi penganggaran padahal


(28)

sebenarnya tidak. Dalam hal ini bawahan terpaksa menyatakan persetujuan terhadap keputusan yang akan diterapkan karena perusahaan membutuhkan persetujuan mereka (Argyris, 1952 dalam Supomo dan Indriantoro, 1998).

4. Hubungan Partisipasi Dalam Penyusunan AnggaranTerhadap Kinerja Manajerial

Menurur Bambang Supomo (1998)

Partisipasi dalam penyusunan anggaran umumnya dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan knerja anggota organisasi. Para bawahan yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral yang akan meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran.

Penelitian mengenai partisipasi anggaran dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial merupakan salah satu bidang penelitian yang mengalami ketidakkonsistensian. Penelitian Nur Indriantoro (1993) menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Begitu juga dengan penelitian Brownell dan McInnes (1986) yang melakukan penelitian terhadap para manajer tingkat menengah pada perusahaan manufaktur, menemukan hubungan positif antara kedua variabel tersebut. Menurutnya perilaku manajer itu dapat terjadi karena partisipasi memberikan kesempatan pada bawahan untuk menjalankan anggaran yang dapat dicapai dengan lebih mudah bila dibanding tanpa partisipasi.


(29)

Argyris (1952) dalam Bachtiar dan Susilowati (1998) menyarankan perlunya penggunaan partisipatif dalam organisasi. Partisipasi penganggaran akan dapat menghindari sikap perlawanan karyawan kepada atasan dan menghindari rasa tertekan pada diri supervisor. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan efisiensi, kerjasama yang baik dan menghindari perpecahan. Semua pengaruh partisipasi diatas mencerminkan dampak positif terhadap kinerja para supervisor.

Sedangkan penelitian Bambang dan Indriantoro (1998) menunjukkan partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Poerwati (2002) yang hasil penelitiannya menunjukkan partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial.

D. Kinerja Manajerial

Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000) memberiakan suatu kesamaan antara kinerja dengan prestasi kinerja, dengan suatu konsep defenisinya, yaitu : Istilah kinerja aberasal dari Job Performance atauActusl Performance (kinerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kulitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.


(30)

Sementara itu Hasibuan (1997:) mengatakan ”Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakasanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasrkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”. Simamora (1995:76) mengemukakan ”Kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratanpekerjaan. Penilaian kinerja pada umumnya mencakup baik aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan”.

Berdasarkan defenisi di atas maka dpat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu upaya dalam melaksanakan tugas, sehingga sasaan yang diinginkan dapat tercapai berdasarkan atas kemampuan yang dimiliki karyawan atas masalah yang dihadapi pada saat melaksanakan pekerjaan. Dalam mencapai sasaran atas peningkatan kinerja maka diperlukan suatu pertimbangan atas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah tersebut. Hal ini penting sebagi titik tolak dari suatu pelaksanaan konsep dalam usaha meningkatkan kinerja. Menurut Mangkunegara (2000:65) menyatakan ”Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah fakor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).

Seperti halnya “Teori X dan Y Donald McGregor – Manusia Baik dan Jahat, teori motivasi ini menyatakan bahwa cara pandang seorang pemimpin akan mempengaruhi caranya memotivasi bawahan” dalam Robbins (2003:210). Teori X, yaitu pemimpin menganggap bawahan : membenci pekerjaannya, membenci tanggung jawab, tidak terlalu berambisi, tidak mempunyai gagasan, tidak mampu menyelesaikan masalah, hanya memikirkan uang, perlu dikendalikan secara ketat,


(31)

pemalas dan tidak dapat dipercaya. Sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:

· Mengatakan dengan jelas apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana membuat semua keputusan

· Melakukan pengawasan secara ketat

· Tidak menghendaki adanya partisipasi

· Mengharapkan kontribusi minimum dalambentuk gaji

Sementara Teori Y, pemimpin menganggap bawahan: menikmati pekerjaannya, bersedia memberi kontribusi, bersedia menerima tanggung jawab, dapat membuat keputusan bagi diri sendiri, mampu menanggulangi masalah-masalah, mampu membuat rencana rencana jangka panjang dan mencapainya. Sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara-cara berikut:

· Memberi kesempatan untuk membuat keputusan

· Memberi tanggung jawab

· Memberi mereka kesempatan memberikan saran-saran dalam menjalankan pekerjaan

· Memberi penghargaan dengan cara lain, bukan hanya dengan uang.

Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi organisasi. Dalam penelitian ini, defenisi kinerja yang digunakan mengacu pada penelitian Mahoney et al, (1963) dalam Supomo dan Indriantoro (1998). Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi – fungsi


(32)

manajemen yang ada dalam teori manajemen klasik yaitu: perencanaan, koordinasi, evaluasi, pengaturan staffing, negosiasi, investigasi, perwakilan dan pengawasan.

1. Perencanaan

”Perencanaan meliputi pemilihan strategi, kebijakan, program dan prosedur untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanggungjawab untuk perencanaan tidak dapat sama sekali dipisahkan dari pelaksanaan manajerial sebab semua merencanakan, baik manajemen puncak, tengah, atau dasar dari suatu struktur organisasi” (Koontz et al., 1996). Menurut Welsch (2000: 4). ”Dalam kaitannya dengan fungsi perencanaan, anggaran merupakan tujuan yang ditetapkan untuk dicapai dalam periode tertentu. Dalam perencanaan kegiatan diperlukan adanya umpan balik”. Umpan balik diperlukan untuk:

(1) Memperbaiki kinerja yang kurang baik

(2) Mengatasi kejadian-kejadian yang tidak terantisipasi (3) Mendapatkan manfaat dari pengembangan rencana baru. 2. Investigasi

Menurut Supomo dan Indriantoro (1998)

Laporan dari setiap manajer pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya, menjelaskan kinerja manajerial yang bersangkutan. Untuk menyusun laporan tersebut, manajer melaksananakan salah satu fungsimanajemen, yaitu investigasi. Dalam hal ini manajemen bertugas untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisa pekerjaan.


(33)

3. Koordinasi

”Setiap fungsi manajerial adalah pelaksana koordinasi. Kebutuhan akan mengsinkronisasikan tindakan individu timbul dari perbedaan dalam pendapat mengenai bagaimana cita-cita kelompok dapat dicapai atau bagaimana tujuan individu atau kelompok diperpadukan” (Koontz et al., 1996). ”Koordinasi ini bisa dilakukan dengan tukar menukar informasi dengan bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu departemen lain, dan berhubungan dengan manajer lain” (Supomo dan Indriantoro, 1998)

4. Evaluasi

Supomo dan Indriantoro (1998) menyatakan bahwa ”evaluasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang digunakan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan produk”. 5. Pengawasan

”Pengawasan adalah pengukuran dan pembetulan terhadap kegiatan para bawahan untuk menjamin pelaksanaan sesuai dengan rencana yang ditetapkan” (Koontz et al., 1996). Pengawasan menurut Supomo dan Indriantoro (1998) ”meliputi kegiatan mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih, memberikan tugas pada bawahan, dan menangani keluhan”.


(34)

6. Staffing

Menurut Sabardi (1992: 93) ”Penataan staff merupakan faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia agar para karyawan dapat dimanfaatkan secara efektif”. Terry dan Rue (1991:75) mendefenisikan ”penataan staff adalah suatu proses yang terdiri dari spesifikasi pekerjaan (job description), pergerakan tenaga, spesifikasi pekerja, seleksi dan penyusunan organisasi untuk mempersiapkan dan melatih karyawa agar melaksanakan pekerjaan dengan baik”.

7. Negoisasi

Komunikasi merupakan faktor yang penting bagi seorang manajer untuk memahami perilaku agar dapat menangani karyawa secara efektif. Disamping itu, komunikasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi yang sangat dibutuhkan seorang manajer dalam pengambilan keputusan. Namun, dalam pelaksanaannya komunikasi tidak selalu berjalan efektif. ”Barbagai macam gangguan (noise) menyebabkan pesan yang disampaikan dalam komunikasi tidak diterima dengan tepat. Oleh karena itu untuk memperbaiki komunikasi kelompok dapat dilakukan melalui negoisasi” (Gibson et al., 1997). ”Bentuk negoisasi yang dilakukan oleh manajer antara lain terjadi pada saat melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual maupun secara kelompok” (Supomo dan Indriantoro, 1998).


(35)

8. Perwakilan

”Manajer menciptakan hubungan dan menggunakan pendekatan kontijensi dalam mencapai tujuan organisasi, karena ia dapat menjadi wakil unit kerjanya dan dapat mewakili organisasi secara keseluruhan” (Sabardi,1991”97). ”Perwakilan adalah fungsi manajemen untuk menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato unuk acara kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat, dan mempromosikan tujuan umum perusahaan” (Supomo dan Indriantoro, 1998).

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian partisipasi anggaran dan kinerja manajerial telah banyak dilakukan, baik pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa yang bersifat non positif motif seperti Perguruan Tinggi Swasta dengan berbagai tambahan modifikasi variabel. Penelitian-penelitian tersebut antaralain :

1. Brownell (1982b) dalam Supomo dan Indriantoro (1998) melakukan studi lapangan terhadap 48 manajer pusat biaya level menengah yang bekerja pada perusahaan-perusahaan menufaktur skala besar di San Fransisco. Penelitian ini menggunakan instrumen Milani (1975) untuk mengukur partisipasi penganggarandan instrumen Mahoney et al. (1963) untuk mengukur kinerja manajerial tersebut, menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dengan kinerja manajerial.


(36)

2. Indriantoro (1993) dalam Supomo dan Indriantoro (1998) melakukan studi lapangan pada perusahaan pada berbagai ukuran dan tipe industri yang berlokasi di Jakarta. Berdasarkan jawaban 179 manajer dari berbagi fungsi antara lain akuntansi, administrasi, produksi, sistem informasi dan pemasaran, penelitian tersebut menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial.

3. Penelitian Heni Prasetyaningtiyas, 2006 yang dilakukan terhadap 50 manajer perusahaan rokok yang ada di Kota Malang menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja manajerial.

4. Penelitian Tjahjaning Poerwati (2002) yang dilakukan terhadap manajer-manajer pada perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial. Temuan ini mendukung hasil penelitian Bambang dan Indriantoro (1998).

5. Penelitian Sinambela (2003) yang dilakukan terhadap dekan-dekan pada perguruan tinggi swasta di kota medan menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.


(37)

F. Kerangka Konseptual

Menurut Mulyadi (2001:139) ”Anggaran merupakan pernyataan mengenai apa yang diharapkan, direncanakan atau diperkirakan terjadi dalam periode tertentu pada masa yang akan dating. Anggaran sebagi suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter atau satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun”.

Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan melibatkan berbagai pihak. Agar pelaksanaannya berjalan efektif, para pelaksana hendaknya berpartisipasi untuk merencanakan anggaran dan mengusahakan agar anggaran dapat tercapai. Tetapi yang lebih penting adalah sejauh mana tingkat partisipasi atau peran serta dalam penyiapan anggaran, karena sebenarnya anggaran yang disetujui pada dasarnya selalu menggambarkan suatu kesepakatan bersama dari banyak orang di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Partisipasi merupakan suatu proses dimana individu-individu terlibat langsung didalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan target anggaran yang kinerjanya akan dievaluasi dan kemungkinan akan dihargai atas dasar tercapainya target anggaran mereka. Sedangkan kinerja merupakan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat atasan langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan.

Menurut Indriantoro dan Supomo (1998)

Kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan mendapat kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakannya sehingga dapat menghindarkan dampak


(38)

negatif anggaran yaitu faktor kriteria kinerja, sistem penghargaan (reward) dan konflik.

Partisipasi anggaran umumnya dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi. Dengan demikian model teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Penelitian

Partisipasi anggaran dalam model penelitian tersebut merupakan variabel independen yang mempunyai hubungan dengan kinerja manajerial sebagai variabel dependen.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Sugiyono (2004:51) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. .Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

PARTISIPASI

ANGGARAN

(X)

KINERJA

MANAJERIAL


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah “pengujian hipotesis yaitu penelitian yang biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antarkelompok atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi” (Sekaran, 2006). Hipotesis disini termasuk ke dalam hipotesis kausal, yaitu hipotesis yang menyatakan hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel lainnya. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui dan membuktikan hubungan antara dua variabel yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai variabel independen, dan kinerja manajerial sebagai variabel dependen. Dimensi waktu penelitian ini adalah ”cross sectional”, yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel” (Jogiyanto, 2003: 23).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sakaran (2000:121) ”populasi adalah sekumpulan orang, kejadian atau segala sesuatu yang menjadi sasaran penelitian, sedangkan sampel adalah bagian populasi yang akan mewakili populasi untuk diteliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer di perusahaan, dengan rincian sebagai berikut:

Manajer atas 4 orang


(40)

Manajer bawah 18 orang Populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Seluruh populasi tersebut dijadikan sampel, untuk itu penelitian ini bersifat survei.

”Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisa dalam penelitian. Unit analisis ini merupakan elemen yang penting dalam desain penelitian, karena mempengaruhi proses pemilihan, penyampelan, dan analisis data” (Indriantoro dan Supomo, 1998). Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individu, karena yang diamati adalah perilaku manajer.

C. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran sebagai variabel independen dan kinerja manajerial sebagai variabel dependen. Partisipasi anggaran dalam penelitian ini berkaitan dengan seberapa jauh keterlibatan manajer dalam mementukan atau menyusun anggaran yang ada dalam setiap departemen dalam perusahaan.

Instrumen yang digunakan dalam mengukur variabel ini diadopsi dari Milani (1975). Ada enam item yang digunakan untuk mengukur partisipasi dalam penyusunan anggaran, yaitu :

1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran 2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran 3. Kebutuhan memberikan pendapat 4. Kerelaan dalam memberikan pendapat


(41)

5. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir

6. Seringnya atasan meminta pendapat atau usulan saat anggaran sedang disusun

Untuk mengukur item-item tersebut digunakan skala interval dengan teknik penilaian skala numerik, dimana skor terendah (poin 1) menunjukkan partisipasi rendah, sedangkan skor tertinggi (poin 7) menunjukkan partisipasi tinggi. Instrumen ini dipilih dan digunakan dalam penelitian ini karena sudah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya seperti Brownel dan Mclnnes (1986), Indriantoro dan Supomo (1998), dan Poerwati (2002).

Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja para manajer di perusahaan dalam kegiatan manajerial yang meliputi : perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan. Instrumen ini diukur dengan menggunakan kuesioner “self-rating” yang dikembangkan oleh Mahoney et.al (1963). Instrumen ini dipilih dan digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya seperti Indriantoro dan Supomo (1998) Sinambela (2003), dan Prasetyaningtyas (2006). Pengukurannya dilakukan dengan skala interval dengan teknik penilaian skala likert dimana skala 1 (sangat rendah), skala 2 (rendah), skala 3 (di bawah rata-rata), skala 4 (rata-rata), skala 5 (di atas rata-(rata-rata), skala 6 (tinggi), dan skala 7 (sangat tinggi).

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi subjek penelitian di PT. Cakra Compact Aluminium Industries yang beralamat di Jl.Raya Medan-Tg.Morawa Km.11 Tanjung Morawa, Deli Serdang Sumatera Utara. Berikut jadwal penelitian ini :


(42)

Tabel 3.1

Rencana Jadwal Waktu Penelitian

BULAN (2007)

NO Kegiatan

Agustus September Oktober November Desember Proposal penelitian

Survei awal Penyusunan proposal

Bimbingan proposal 1

Seminar proposal Penelitian Pengiriman kuesioner Pengembalian kuesioner

Analisis data penelitian

2

Penyusunan hasil penelitian

3 Ujian skripsi (meja hijau)

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder

a. Data Primer

Data primer pada penelitian ini, berasal dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh manajer setiap departemen pada perusahaan. Instrumen dalam kuesioner partisipasi anggaran diambil dari penelitian Milani (1975). Sedangkan untuk kuesioner kinerja manajerial diambil dari penelitian Mahoney,et.al (1963).


(43)

b. Data Sekunder

Data sekunder yang penulis kumpulkan dari pihak internal perusahaan antara lain:

1. Sejarah singkat dan aktivitas perusahaan 2. Struktur organisasi

2. Teknik Pengambilan Data

Langkah-langkah pengambilan data primer atau pengiriman kuesioner adalah sebagi berikut :

1. Kuesioner dikirim kepada semua anggota populasi

2. Setelah 1 minggu, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden

3. Jika ada responden yang belum mengembalikan daftar pertanyaan tersebut, maka kepada mereka diberi waktu 1 minggu lagi.

4. Setelah batas waktu yang ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data belum mencukupi, maka akan dicoba kembali untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut.

F. Pengujian Kualitas Data 1. Uji Reliabilitas


(44)

Menurut Riyadi (2000) “uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tatap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama”. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach alpha. Cronbach’s alpha yang baik adalah yang semakin mendekati 1. Menurut Sekaran (2000:40) “reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,7 dapat diterima dan reliabilitas dengan Cronbach’s alpha 0,8 atau di atasnya adalah baik”. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Production and Service Solution) versi 12.00

2. Uji Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukurnya” (Sugiyono, 2002:105). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Production and Service Solution) versi 12.00, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut

valid.

2. Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan

tersebut tidak valid.


(45)

G. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heterokedasitas dan asumsi-asumsi klasik lainnya. Untuk menguji hal tersebut peneliti juga menggunakan program SPSS. Berdasarkan hasil output tersebut barulah dilakukan analisis terhadap asumsi-asumsi klasik tersebut.

1. Uji Normalitas

Menurut central limit theorem, asumsi normalitas akan terpenuhi apabila jumlah sampel yang digunakan lebih dari atau sama dengan 25 (Mendenhall dan Beaver, 1992). Metode uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

2. Uji Heteroskedastisitas

”Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain” (Santoso, 2004:208). Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola


(46)

tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.

Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada kedua uji di atas, sedangkan uji autokorelasi dan uji multikolinearilitas tidak digunakan. Hal ini dikarenakan menurut Erlina (2007:108) ”uji autokorelasi hanya digunakan untuk data penelitian yang berdimensi waktu timeseries. Sedangkan uji multikolinearilitas digunakan untuk penelitian yang menggunakan lebih dari satu variabel independen.

H. Model dan Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari statistik deskriptif mengenai variabel penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Untuk memberikan gambaran tentang variabel penelitian yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerial, peneliti menggunakan tabel statistik deskriptif, yang menggambarkan mean, standar deviasi, jumlah jawaban keseluruhan dari responden serta jumlah jawaban minimum dan maksimum.

Untuk menguji hipotesis (Ha), metode analisis data yang digunakan adalah Analisa Regresi Sederhana, karena menyangkut sebuah variabel independen dan sebuah variabel dependen. Disamping itu, metode analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis, dengan formulasi sebagai berikut :


(47)

Keterangan :

Y = Kinerja Manajerial a = Konstanta

X = Partisipasi anggaran b = Koefisien arah regresi

e = Tingkat kesalahan pengganggu

Dalam menganalisis data, digunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) relesase 12.

I. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi sederhana. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS release 12, dapat diperoleh hasil dari Regresi yang terdiri dari Model Summary, Anova, dan Coefficients. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan analisa untuk memperoleh jawaban hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Dengan menggunakan data analisis ini dimaksudkan untuk membuktikan apakah variabel independen akan berinteraksi dengan variabel dependen yaitu kinerja manajerial. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen akan diuji dengan tingkat signifikansi ≤ 0,05. Apabila hasil signifikansi pada tabel ANOVA ≤ 0,05 maka Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sedangkan jika hasil


(48)

signifikansi pada tabel ANOVA ≥ 0,05, maka Ha ditolak atau dapat disimpulkan bahwa antara partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum PT Cakra Compact Industries a. Sejarah Singkat dan Aktivitas

Sejarah Singkat Perusahaan

PT.Cakra Compact Aluminium Industries mulai dibangun (masa konsutruksi) sekitar bulan Oktober 1991, dimana pada waktu itu nama perusahaanadalah PT.Cakra Mantaputama dengan status perizinan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) No. 1134/1/PDMN/1990 tanggal 2 November 1990 dengan status badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang dikuatkan dengan Akte Notaris No.117 tanggal 24 Agustus. Setahun kemudian proses konstruksi tersebut selesai dan mulai berproduksi secara komersial.

Tahun 1993 merupakan era baru bagi perusahaan, dimana pada tahun tersebut salah satu produk dari PT. Cakra Mantaputama yang berasal dari Singapura yaitu Compact Metal Industries Ltd tertarik untuk mengadakan kerjasama dengan ikut menanamkan modalnya di PT. Cakra Mantaputama. Atas dasar tersebut maka semakin bertambahlahmodal usaha dari perusahaan dan berubah juga status perizinan perusahaan dari PMDN menjadi PMA (Penanaman Modal Asing) yang tertuang dalam


(50)

surat dari BKM No. 18/V/PMA/1993 tanggal 6 Agustus 1993 yang selanjutnya diikuti dengan perubahan nama perusahaan menjadi PT. Cakra Compact Aluminium Industries berdasarkan Akte Notaris No.43 tanggal 4 Februari 1994 yang merupakan kombinasi dari nama kedua perusahaan yang mengadakan kerjasama tersebut.

Adapun kegiatan industri yang terdapt di PT. Cakra Compact Aluminium Industries meliputi proses-proses sebagai berikut : proses melting (proses peleburan), proses diemaking (pembuatan cetakan), proses eksruksi (pembuatan profil aluminium), dan proses powder coating (pelapisan profil aluminium).

Pabrik dan kantor PT. Cakra Compact Aluminium Industries berlokasi di jalan Raya Medan-Tanjung Morawa Km 11,5 Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Pabrik dan kantor dengan konstuksi permanent berdiri di atas tanah seluas 2,4 Ha. Areal ini digunakan untuk banguan kantor, pabrik, laboratorium, gudang, tempat parker, tempat perawatan mesin, dan bengkel serta kesejahteraan karyawan seperti kantin, mushallah, kamar mandi, dan sebagainya.

Aktivitas Perusahaan

Proses produksi adalah interaksi antara bahan baku, tenaga kerja dan bahan-bahan penolong yang digunakan. Dengan adanya inetraksi antara unsur-unsur produksi tersebut, maka dihasilkan output.


(51)

Proses produksi yang dilakukan dalam PT. Cakra Compact Aluminium Industries menghasilkan produk keluaran berupa Aluminium Billets, Aluminium Extrsions, Anodized Extrusions, Powder Coated Extrusions, dan Fabricated Windows/Doors.

Adapunproses pembuatan Aluminium Billet ini dibagi atas babarapa cara, yaitu :

· Meting, yaitu proses unuk mencairkan bahan baku Aluminum Igot serta Master Alloy sesuai dengan persentase standar produksi.

· Holding, yaitu proses untuk menahan temperature dari cairan sehingga sesuai dengan temperatur yang diinginkan untuk proses Casting serta meratakan kembali cairan dan membersihkan kembali kotoran sisa Melting.

· Degassing, yaitu proses pengadukan cairan alumiinium sehingga campuran aluminium timbale dan grain refeiner dapat tercampur dengan rat. Pada proses inijuga dilakukan penghembusan gas Nitrogen.

· Filtering, yaitu cairan aluminium disaring dari kotoran ataupun butiran aluminum yang tidak lebur brsama cairan.

· Casting, yaitu proses dimana cairan aluminum dialirkan ke masing-masing lubang pada Cast Table.

· Homogenizer, yaitu proses pemanasan yang dilanjutkan dengan proses pendinginan.


(52)

· Cutting, yaitu proses pemotongan billet pada kedua ujungnya, serta diukur panjangnya sesuai denans standar yang ada.

· Packing, yaitu proses pengemasan dengan mengikat kedua ujungnya dengan menggunakan pita dari seng.

b. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua orang atau lebih dalam suatu susunan hirarji dan pertangggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam suatu struktur organisasi akan tergambar arus wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi tiap-tiap jabatan dalam organisasi mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai kepada tingkat yang paling rendah.

Menyusun organisasi adalah merupakan langkah yang sangat penting sebelum kegiatan lain dilaksanakan. Dengan adanya struktur organisasi akan kelihatan pembagian tugas dan tanggungjawab untuk memudahkan dalam menuntun, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dicanangkan sebelumnya.

Pembagian tugas dan tanggung jawab yang tercantum dalam struktur memadukan ketrampilan mereka dalam suatu kerja sama yang baik dan keserasian bertindak dalam pencapaian tujuan yang telah direncanakan.Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab (struktur organisasi) pada PT. Cakra Compact Aluminium Industries adalah sebagi berikut :


(53)

(1). Board of Commisioners

Adalah pemegang saham perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengawasi perkembangan perusahaan.

(2). Board of Director

Board of Director mempunyai tugas untuk menetapkan sasaran usaha yang ingin dicapai oleh perusahaan sesuai dengan anggaran, mengarahkan aktivitas untuk mencapai sasaran, dan menetapkan kebijakan perusahaan.

(3). Executive Director

Executive Director mempunyai tugas sebagai pelaksana yang bertanggung jawab kepada Board of Director.

(4). General Manager

Memiliki wewenang dan tanggung jawab tertinggi dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan rencana operasional, rencana pemasaran, masalah keuangan, dan pengembangan perusahaan.

(5). Business Manager

Business manager mempunyai tugas untuk menyusun rencana bisnis perusahaan, membina hubungan dengan para pemasok material dan komponen dari dan luar negeri, mengawasi stok material dan komponen yang ada di perusahaan serta barang jadi, dan menyusun dan memberi laporan ekspor produk dan impor material maupun komponen dari dalam maupun luar negeri.


(54)

(6). Marketing Manager

Marketing Managermemiliki tugas untuk membuat perencanaan pemasaran, melakukan penyaluran produk kepada konsumen lokal, mengatur pendistribusian barang jadi kepada konsumen lokal.

(7). Financial dan Accounting Manager

Financial dan Accounting Manager memiliki tugas untuk membuat anggaran perusahaan dan hal yang berkaitan dengan hutang, piutang perusahaan serta transaksi pembelian segala sesuatu yang dibutuhkan pabrik, Financial dan Accounting Manager juga bertanggung jawab kepada General Manager dalam hal keuangan perusahaan, dan mengeluarkan uang perusahaan dengan seizing General Manager.

(8). Personal and General Affair Manager

Bertanggung jawab mengenai masalah dan hal-hal yang berkaitn dengan ketenagakerjaan,baik itu perekrutan, pelatihan, peraturan/kebijaksanaan perusahaan, kesejahteraan pegawai administrasi, gaji, dan lembur.

(9). Quality Qontrol and Ansurance Manager

Bertanggung jawab terhadap masalah mutu dari hasil produksi yang akan dijual/diekspor.


(55)

B. Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif

N Min Max Sum Mean Std.Devia tion

Variance PARTISIPASI 32 6 42 707 22.09 10.513 110.539

KINERJA 32 9 59 1176 36.75 11.327 128.323

Valid N (listwise)

32

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian (partisipasi anggaran dan kinerja manajerial), peneliti menggunakan tablel deskriptif yang tersaji pada tabel 4.1 di atas. Dari tabel tersebut, berdasarkan jawaban dari 32 responden maka hasil pengukuran variabel partisipasi anggaran mempunyai total jawaban seluruhnya berjumlah 707 dengan jawaban terendah 6 dan jawaban tertinggi 42, sehingga diperoleh skor jawaban rata-rata (mean) 22,09 dengan standar deviasi 10,513. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada manajer dalam penlitian ini mempunyai partisipasi pada tingkat ekstrim (terlalu rendah atau terlalu tinggi).

Hasil pengukuran variabel kinerja manajerial pada tabel terlihat, dari 32 responden diperoleh total jawaban seluruhnya 1176 dengan jawaban terendah 9 dan jawaban tertinggi 59, sehingga diperoleh skor jawaban responden mempunyai rata-rata 36,75 dengan standar deviasi 11,327. Hal ini berarti tidak ada manajer yang menjadi responden yang mempunyai kinerja pada tingkat ekstrim (sangat rendah atau sangat tinggi).


(56)

2. Hasil Uji Kualitas Data

Ada dua prosedur yang dilakukan untuk mengukur reliabilitas dan validitas, yaitu:

1. Uji reliabilitas dengan melihat koefisien (Cronbach) Alpa. “Nilai reliabilitas dilihat dari cronbach alpa masing-masing instrumen penelitian yaitu harus lebih besar dari pada 0,6” (Sekaran, 2000:39).

2. Uji validitas dilakukan dengan dengan melihat “korelasi antara skor butir dengan skor faktor harus berkorelasi positif, kemudian membandingkan r tabel dengan r hitung dari tiap butir pertanyaan pada = 0,05 dengan derajat kebebasan (n-k)” (Santoso, 2000:41). Secara rinci hasil uji reliabilitas dan validitas disajikan pada lampiran 4 dan 5.

Dari hasil output reliability variabel partisipasi anggaran pada lampiran tersebut, menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran adalah reliabel dengan cronbach alpa 0,932, yang berarti bahwa 0,932 > 0,60. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah memiliki reliabilitas yang tinggi.

Hasil tersebut juga menunjukkan data singkat dari keenam butir pertanyaan yang mencakup mean dan standar deviasi dari masing-masing butir, yang dilanjutkan degngan mean dan standar deviasi untuk keenam butir tersebut, yaitu 22,093 dan 10,513.


(57)

Tabel 4.2

Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel X Item Corrected item total

correation (r hitung)

r tabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,821 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,794 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,733 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,859 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,797 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,807 0,361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Kolom Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas, butir pernyataan terebut harus dibandingkan dengan rtabel pada = 0,05 dengan derajat kebebasan. Pada

signfikansi 5% dengan derajat bebas df = 30, jumlah (kasus – k), r tabel sebesar

0.361. Berdasarkan gambar pada tabel 4.3 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid karena r hitung > r tabel pada taraf

signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil output reliability variabel kinerja manajerial dapat diketahui bahwa variabel tersebut reliabel dengan cronbach alpha adalah 0,911 yang berarti 0,911 > 0,60. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah memiliki reliabilitas yang tinggi. Hasil tersebut juga menunjukkan data singkat dari kesembilan butir pertanyaan yang mencakup mean dan standar deviasi untuk kesembilan butir tersebut, yaitu 36,75 dan 11,327.


(58)

Tabel 4.3

Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Y Item Corrected item total

correation (r hitung)

r tabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,857 0,361 Valid

Pertantaan 2 0,702 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,596 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,857 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,702 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,656 0,361 Valid

Pertanyaan 7 0,552 0,361 Valid

Pertanyaan 8 0,612 0,361 Valid

Pertanyaan 9 0,802 0,361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Selanjutnya, output realibility menunjukkan hasil dari proses validitas untuk variabel kinerja manajerial. Berdasarkan gambar pada tabel 4.3 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid karena r hitung >

r tabel pada taraf signifikansi 5%.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.


(59)

serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, demikian juga dengan grafik histogram memberikan pola distribusi normal. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksikan kinerja manajerial berdasarkan masukan variabel independennya yaitu partisipasi anggaran..

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

E

x

p

e

c

te

d

C

u

m

P

r

o

b

Dependent Variable: KINERJA

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)


(60)

-3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Residual

0 2 4 6 8 10

F

re

q

u

e

n

c

y

Mean = -6.94E-18 Std. Dev. = 0.984 N = 32 Dependent Variable: KINERJA

Histogram

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Gambar 4.2 : Histogram

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SREISD dan ZPRED dimana dasar analisisnya adalah :

(1) Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas.


(61)

(2) Jika tidak ada pola yang jelas titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-4 -2 0 2 4 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d D e le te d ( P re s s ) R e s id u a l

Dependent Variable: KINERJA Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah) Gambar 4.3 : Scatterplot

Dari grafik Scatterplot penelitian ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (lampiran 6), sehingga model regresi layak dipakai untukmemprediksi kinerja manajerial berdasarkan masukan variabel independennya (partisipasi anggaran).


(62)

4. Hasil Pengujian Hipotesis

Tabel 4.4

Variables Entered/Removedb

PARTISIPA

SIa . Enter

Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: KINERJA b.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.14 variables Entered Removedb menunjukkan analisis statistik deskriptif yaitu sebagai berikut :

a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu partisipasi anggaran.

b. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan (removed). c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode

enter.

Tabel 4.5 Model Summary b

.733a .538 .522 7.82809

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), PARTISIPASI

a.

Dependent Variable: KINERJA b.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)


(63)

Dari tabel model summary di atas dapat kita lihat hasil analisa regresi secara keseluruhan menunjukkan R sebesar 0,733 yang berarti bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial mempunyai hubungan yang kuat yaitu sebesar 73,3%. Dikatakan kuat, karena angka tersebut di atas 0,5 atau di atas 50%. Sedangkan nilai R Square atau nilai koefisien determinasi sebesar 0,538 (berasal dari 0,733 × 0,733). Yang berarti bahwa variabel independen (kinerja manajerial) mampu dijelaskan oleh variabel independent (partisipasi anggaran) sebesar 53,8%, dan selebihnya 46,2% (100% - 53,8%) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.6 ANOVAb

2139.630 1 2139.630 34.916 .000a

1838.370 30 61.279

3978.000 31

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), PARTISIPASI a.

Dependent Variable: KINERJA b.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 34,916 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena profitabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi knerja manajerial. Atau bisa dikatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.


(64)

Tabel 4.7 Coefficientsa

19.292 3.263 5.913 .000

.790 .134 .733 5.909 .000

(Constant) PARTISIPASI Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: KINERJA a.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada 4.15 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Kinerja manajerial = 19,292 + 0,790 partisipasi anggaran

Konstanta sebesar 19,292 menyatakan bahwa jika tidak ada partisipai, maka kinerja manajerial adalah sebesar 19,292.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada 4.15, diperoleh hasil uji t yang diperlukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen. Pada kolom signifikan, konstanta dan variabel independen (partisipasi anggaran) mempunyai angka signifikan jauh di bawah 0,05 (0,000 untuk konstanta dan 0,000 untuk partisipasi). Hal ini menunjukkan bahwa model regresi sudah layak untuk memprediksi pengaruh partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial

Dengan demikian hasil penelitian ini menerima hipotesis, yang berarti partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dari hasil penelitian juga didapat bahwa pada PT. Cakra Compact Aluminium Industries, partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja


(65)

manajerial. Artinya, semakin tinggi partisipasi anggaran maka akan semakin tinggi pula kinerja manajerial. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran mempunyai hubungan langsung terhadap kinerja manajerial seprti pada penelitian Brownell dan McInnes (1986), Indriantoro (1993), Sinambela (2003), Prasetyaningtiyas (2006),dan walaupun menggunakan objek penelitian yang berbeda dan teknik analisis yang berbeda pula.

Sedangkan dengan hasil penelitian Chenhall dan Brownell (1988), hasil penelitian ini berbeda walaupun menggunakan obyek penelitian dan sampel yang relatif yang sama yaitu pada satu perusahaan manufaktur saja dan memiliki 33 sampel. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena pada penelitian Chenhall dan Brownell (1988) menggunakan variabel tambahan yaitu role ambiguity sebagai variabel intervening. Sehingga pada penelitian Chenhall dan Brownell menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran memiliki pengaruh yang negative terhadap kinerja manajerial.

Dari penelitian ini dihasilkan juga bahwa para manajer di PT. Cakra Compact Aluminium Industries tergolong pada manusia Y, yaitu manusia baik menurut Teori X dan Y dari McGregor. Dimana para manajer menikmati pekerjaannya, bersedia memberi kontribusi, bersedia menerima tanggung jawab, dapat membuat keputusan bagi diri sendiri, mampu membuat rencana rencana jangka panjang dan mencapainya. Sehingga para pemimpinnya dapat memberi mereka kesempatan untuk membuat keputusan, memberi tanggung jawab, dan memberi mereka kesempatan dalam berpartisipasi.


(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis, yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dapat disimpulkan juga bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial menunjukkan pengaruh positif. Artinya, semakin tinggi partisipasi anggaran, maka akan semakin tinggi pula kinerja manajerial. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan model analisis regresi linear sederhana.

2. Dari hasil analisis diperoleh nilai R² = 0,538. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel partisipasi anggaran dalam menjelaskan atau memberikan sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk memeprediksi variabel kinerja manajerial yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi sebesar 53,8%, sedangkan sisanya yaitu 46,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan model.

3. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya walaupun menggunakan obyek penelitian yang berbeda, seperti penelitian Sinambela, 2003. Juga mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran


(67)

mempunyai pengaruh positif dengan kinerja manajerial walaupun menggunakan teknik analisis yang berbeda, seperti penelitian Prasetyaningtyas, 2006.

4. Dikaitkan dengan teori X dan Y McGregor, para manajer pada penelitian ini tergolong pada manusia Y sehingga atasannya dapat melakukan tindakan menurut teori Y.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasan – keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel sangat sedikit. Hal ini menyebabkan tingkat generalisasi dari hasil penelitian sangat rendah. 2. Peneliti menerapkan metode survei melalui kuesioner, sehingga

peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat secara langsung dalam aktivitas perusahaan sehingga tidak dapat mengetahui kondisi perusahaan sebenarnya. Hal ini menyebabkan peneliti tidak mengetahui apakah partisipasi yang sebenarnya, bukan partisipasi semu (pseudoparticipation) dan kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang terkumpul melalui penggunaan instrumen tertulis.

3. Seperti dalam penelitian Supomo dan Indriantoro (1998), penggunaan instrumen pengukuran kinerja manajerial dengan self rating (Mahoney


(68)

et al., 1963), cenderung menimbulkan liciency bias atau murah dalam memberijawaban dan ini diluar kendali peneliti.

4. Karena menggunakan kuesioner kemungkinan ada suatu respon bias dari responden yang dapat disebabkan beberapa hal, antara lain: (a) kemungkinan responden tidak menjawab secara serius atau tidak jujur, (b) peneliti tidak mengetahui apakah yang mengisi kuesioner benar-benar responden yang bersangkutan.

C. Saran

Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan justifikasi bagi kepentingan praktis, dalam rangka penggunaan dan pengembangan sistem penyusunan anggaran. Berikut ini beberapa saran dari peneliti berkaitan dengan keterbatasan antara lain:

1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dan untuk menghindari bias responden atau rendahnya response rate, maka sebaiknya diusahakan menggunakan metode observasi (pengamatan) langsung kepada objek atau metode eksperimen sebagai pengganti metode kuesioner.

2. Memperluas lingkup penelitian (wilayah penelitian), memperbanyak sampel dan pemilihan sampel yang acak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan


(69)

3. Sebaiknya penelitian selanjutnya menambahkan variabel lain sebagai variabel independen maupun variabel moderating, karena kinerja manajerial tidak hanya dapat diukur dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran saja.

Dengan tanpa mengabaikan berbagai keterbatasannya, penelitian ini telah menyajikan bukti empiris mengenai dampak persepsi manajer mengenai partisipasi dalam penyusunananggaran pada kinerja manajerial. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur sistem penyusunan anggaran di Indonesia, dan juga melengkapi penelitian - penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai peran partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam hubungannya dengan kinerja manajerial. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan mendorong pengembangan sistem penyusunan anggaran pada masa yang akan datang, dan juga keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan dapat diperbaiki pada penelitian yang akan datang.


(1)

Lampiran 6

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-4 -2 0 2 4 R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d D e l e t e d ( P r e s s ) R e s i d u a l

Dependent Variable: KINERJA

Scatterplot


(2)

Medan, September 2007

Perihal : Permohonan dan Pengisian Kuesioner Penelitian Lampiran : Kuesioner Penelitian

Kepada : Yth. Bapak/Ibu Pimpinan di Tempat

Dengan hormat

Sehubungan dengan penelitian saya untuk skripsi yang berjudul “PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM

INDUSTRIES”, dengan ini saya mengajukan sejumlah kuesioner penelitian. Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu meluangkan sedikit waktu untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu selama ini. Kerahasiaan identitas Bapak/Ibu akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.

Demikian surat permohonan saya, atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu dalam membantu kelancaran penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Hormat saya,

Frisilia W Hafiz 040503073


(3)

Lampiran 7

KINERJA MANAJERIAL

Mohon Bapak/Ibu ukur kinerja Bapak/Ibu akhir-akhir ini untuk setiap bidang berikut ini dengan menuliskan nomor diantara 1 sampai dengan 7, sesuai dengan skala yang menurut Anda paling tepat, dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat

Rendah Rendah

Di Bawah

Rata-Rata

Rata-Rata

Di Atas

Rata-Rata

Tinggi Sangat Tinggi

1 2 3 4 5 6 7

BIDANG Skala Kinerja

(angka 1 s/d 7) 1. Perencanaan.

Menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, pemograman.

...

2. Investigasi

Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, analisa pekerjaan

...

3. Pengkoordinasian

Tukar menukar informasi bagian organisasi yang lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program,memberitahu departemen lain, hubungan dengan manajer/ kepala bagian lain.


(4)

dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk/jasa

...

5. Pengawasan

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan

...

6. Pemilihan Staff

Mempertahankan angkatan kerja di bagian Anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan, dan memutasi pegawai

...

7. Negosiasi

Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan pemasok.

...

8. Perwakilan

Menghadiri pertemuan dengan organisasi lain, pertemuan perkumpulan, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum organisasi Anda

...

9. Kinerja saya secara menyeluruh ...


(5)

Lampiran 7

PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN

Jawaban atas pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk menjelaskan peran Bapak/Ibu dalam penyusunan anggaran. Mohon Bapak/Ibu menjawab pertanyaan berikut ini dengan cara melingkari salah satu angka yang sesuai dari 1 sam pai 7.

1. Seberapa jauh keterlibatan Anda dalam penyusunan anggaran di bidang tanggung jawab Anda?

Saya terlibat dalam penyusunan : Tidak

satupun anggaran

Semua Anggaran

1 2 3 4 5 6 7

2. Seberapa logis/masuk akalnya alasan yang diberikan oleh atasan Anda dalam merevisi anggaran anda?

Tidak Logis Sama

Sekali

Sngat Logis

1 2 3 4 5 6 7

3. Seberapa sering Anda memberi pendapat atau opini tentang anggaran kepada atasan Anda?

Tidak Pernah

Sangat Sering


(6)

Tidak Ada Pengaruh

Sangat Berpengaruh

1 2 3 4 5 6 7

5. Seberapa penting kontribusi Anda tehadap proses penyusunan anggaran? Tidak

Penting

Sangat Penting

1 2 3 4 5 6 7

6. Seberapa sering Anda dimintai pendapat atau opini ketika anggaran disusun oleh atasan Anda?

Tidak Pernah

Sangat Sering