2. Penganggaran partisipasi menghasilkan pertukaran informasi yang
efektif antara pembuat anggaran dan pelaksana anggaran yang dekat dengan produk dan pasar.
3. Kelemahan Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Hansen dan Mowen 2005:90 menyatakan bahwa “penganggaran partisipasi dapat menyebabkan pembuatan standar yang terlalu tinggi sejak
tujuan yang dianggarkan menjadi tujuan manajer”. Sementara Dunk 1993 dan Yuwono 1999 menyatakan
“penganggaran partisipasi dapat menyebabkan senjangan anggaran, yaitu perbedaan antara jumlah sumber
daya yang sebenarnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dengan jumlah yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan untuk
mengerjakan tugas yang sama”. Menurut Hansen dan Mowen 2004:362 ada 3 masalah yang timbul
yang menjadi kelemahan dalam partisipasi penganggaran antara lain : 1.
Pembuatan standar yang terlalu tinggi atau rendah, sejak yang dianggarkan menjadi tujuan manajer.
2. Slack anggaran, adalah perbedaan antara jumlah sumberdaya yang
sebenarnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dengan jumlah yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan
untuk mengerjakan tugas yang sama 3.
Pseudoparticipation, yang mempunyai arti bahwa perusahaan menggunakan partisipasi dalam partisipasi penganggaran padahal
Frisilia Wihasfina Hafiz : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Alumunium..., 2007 USU e-Repository © 2009
sebenarnya tidak. Dalam hal ini bawahan terpaksa menyatakan persetujuan terhadap keputusan yang akan diterapkan karena
perusahaan membutuhkan persetujuan mereka Argyris, 1952 dalam Supomo dan Indriantoro, 1998.
4. Hubungan Partisipasi Dalam Penyusunan AnggaranTerhadap Kinerja Manajerial
Menurur Bambang Supomo 1998 Partisipasi dalam penyusunan anggaran umumnya dinilai sebagai
pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan knerja anggota organisasi. Para bawahan yang merasa aspirasinya dihargai dan
mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral yang akan
meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran.
Penelitian mengenai partisipasi anggaran dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial merupakan salah satu bidang penelitian yang mengalami
ketidakkonsistensian. Penelitian Nur Indriantoro 1993 menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja
manajerial. Begitu juga dengan penelitian Brownell dan McInnes 1986 yang melakukan penelitian terhadap para manajer tingkat menengah pada
perusahaan manufaktur, menemukan hubungan positif antara kedua variabel tersebut. Menurutnya perilaku manajer itu dapat terjadi karena partisipasi
memberikan kesempatan pada bawahan untuk menjalankan anggaran yang dapat dicapai dengan lebih mudah bila dibanding tanpa partisipasi.
Frisilia Wihasfina Hafiz : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Alumunium..., 2007 USU e-Repository © 2009
Argyris 1952 dalam Bachtiar dan Susilowati 1998 menyarankan perlunya penggunaan partisipatif dalam organisasi. Partisipasi penganggaran
akan dapat menghindari sikap perlawanan karyawan kepada atasan dan menghindari rasa tertekan pada diri supervisor. Sehingga hal tersebut dapat
menimbulkan efisiensi, kerjasama yang baik dan menghindari perpecahan. Semua pengaruh partisipasi diatas mencerminkan dampak positif terhadap
kinerja para supervisor. Sedangkan penelitian Bambang dan Indriantoro 1998 menunjukkan
partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan Poerwati 2002 yang hasil penelitiannya menunjukkan partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja
manajerial.
D. Kinerja Manajerial