Kinerja Manajerial TINJAUAN PUSTAKA

Argyris 1952 dalam Bachtiar dan Susilowati 1998 menyarankan perlunya penggunaan partisipatif dalam organisasi. Partisipasi penganggaran akan dapat menghindari sikap perlawanan karyawan kepada atasan dan menghindari rasa tertekan pada diri supervisor. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan efisiensi, kerjasama yang baik dan menghindari perpecahan. Semua pengaruh partisipasi diatas mencerminkan dampak positif terhadap kinerja para supervisor. Sedangkan penelitian Bambang dan Indriantoro 1998 menunjukkan partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Poerwati 2002 yang hasil penelitiannya menunjukkan partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial.

D. Kinerja Manajerial

Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara 2000 memberiakan suatu kesamaan antara kinerja dengan prestasi kinerja, dengan suatu konsep defenisinya, yaitu : Istilah kinerja aberasal dari Job Performance atauActusl Performance kinerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kulitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Frisilia Wihasfina Hafiz : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Alumunium..., 2007 USU e-Repository © 2009 Sementara itu Hasibuan 1997: mengatakan ”Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakasanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasrkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”. Simamora 1995:76 mengemukakan ”Kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratanpekerjaan. Penilaian kinerja pada umumnya mencakup baik aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan”. Berdasarkan defenisi di atas maka dpat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu upaya dalam melaksanakan tugas, sehingga sasaan yang diinginkan dapat tercapai berdasarkan atas kemampuan yang dimiliki karyawan atas masalah yang dihadapi pada saat melaksanakan pekerjaan. Dalam mencapai sasaran atas peningkatan kinerja maka diperlukan suatu pertimbangan atas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah tersebut. Hal ini penting sebagi titik tolak dari suatu pelaksanaan konsep dalam usaha meningkatkan kinerja. Menurut Mangkunegara 2000:65 menyatakan ”Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah fakor kemampuan ability dan faktor motivasi motivation. Seperti halnya “Teori X dan Y Donald McGregor – Manusia Baik dan Jahat, teori motivasi ini menyatakan bahwa cara pandang seorang pemimpin akan mempengaruhi caranya memotivasi bawahan” dalam Robbins 2003:210. Teori X, yaitu pemimpin menganggap bawahan : membenci pekerjaannya, membenci tanggung jawab, tidak terlalu berambisi, tidak mempunyai gagasan, tidak mampu menyelesaikan masalah, hanya memikirkan uang, perlu dikendalikan secara ketat, Frisilia Wihasfina Hafiz : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Alumunium..., 2007 USU e-Repository © 2009 pemalas dan tidak dapat dipercaya. Sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut: · Mengatakan dengan jelas apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana membuat semua keputusan · Melakukan pengawasan secara ketat · Tidak menghendaki adanya partisipasi · Mengharapkan kontribusi minimum dalambentuk gaji Sementara Teori Y, pemimpin menganggap bawahan: menikmati pekerjaannya, bersedia memberi kontribusi, bersedia menerima tanggung jawab, dapat membuat keputusan bagi diri sendiri, mampu menanggulangi masalah- masalah, mampu membuat rencana rencana jangka panjang dan mencapainya. Sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara-cara berikut: · Memberi kesempatan untuk membuat keputusan · Memberi tanggung jawab · Memberi mereka kesempatan memberikan saran-saran dalam menjalankan pekerjaan · Memberi penghargaan dengan cara lain, bukan hanya dengan uang. Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi organisasi. Dalam penelitian ini, defenisi kinerja yang digunakan mengacu pada penelitian Mahoney et al, 1963 dalam Supomo dan Indriantoro 1998. Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi – fungsi Frisilia Wihasfina Hafiz : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Alumunium..., 2007 USU e-Repository © 2009 manajemen yang ada dalam teori manajemen klasik yaitu: perencanaan, koordinasi, evaluasi, pengaturan staffing, negosiasi, investigasi, perwakilan dan pengawasan. 1. Perencanaan ”Perencanaan meliputi pemilihan strategi, kebijakan, program dan prosedur untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanggungjawab untuk perencanaan tidak dapat sama sekali dipisahkan dari pelaksanaan manajerial sebab semua merencanakan, baik manajemen puncak, tengah, atau dasar dari suatu struktur organisasi” Koontz et al., 1996. Menurut Welsch 2000: 4. ”Dalam kaitannya dengan fungsi perencanaan, anggaran merupakan tujuan yang ditetapkan untuk dicapai dalam periode tertentu. Dalam perencanaan kegiatan diperlukan adanya umpan balik”. Umpan balik diperlukan untuk: 1 Memperbaiki kinerja yang kurang baik 2 Mengatasi kejadian-kejadian yang tidak terantisipasi 3 Mendapatkan manfaat dari pengembangan rencana baru. 2. Investigasi Menurut Supomo dan Indriantoro 1998 Laporan dari setiap manajer pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya, menjelaskan kinerja manajerial yang bersangkutan. Untuk menyusun laporan tersebut, manajer melaksananakan salah satu fungsimanajemen, yaitu investigasi. Dalam hal ini manajemen bertugas untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisa pekerjaan. Frisilia Wihasfina Hafiz : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Alumunium..., 2007 USU e-Repository © 2009 3. Koordinasi ”Setiap fungsi manajerial adalah pelaksana koordinasi. Kebutuhan akan mengsinkronisasikan tindakan individu timbul dari perbedaan dalam pendapat mengenai bagaimana cita-cita kelompok dapat dicapai atau bagaimana tujuan individu atau kelompok diperpadukan” Koontz et al., 1996. ”Koordinasi ini bisa dilakukan dengan tukar menukar informasi dengan bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu departemen lain, dan berhubungan dengan manajer lain” Supomo dan Indriantoro, 1998 4. Evaluasi Supomo dan Indriantoro 1998 menyatakan bahwa ”evaluasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang digunakan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan produk”. 5. Pengawasan ”Pengawasan adalah pengukuran dan pembetulan terhadap kegiatan para bawahan untuk menjamin pelaksanaan sesuai dengan rencana yang ditetapkan” Koontz et al., 1996. Pengawasan menurut Supomo dan Indriantoro 1998 ”meliputi kegiatan mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih, memberikan tugas pada bawahan, dan menangani keluhan”. Frisilia Wihasfina Hafiz : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Alumunium..., 2007 USU e-Repository © 2009 6. Staffing Menurut Sabardi 1992: 93 ”Penataan staff merupakan faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia agar para karyawan dapat dimanfaatkan secara efektif”. Terry dan Rue 1991:75 mendefenisikan ”penataan staff adalah suatu proses yang terdiri dari spesifikasi pekerjaan job description, pergerakan tenaga, spesifikasi pekerja, seleksi dan penyusunan organisasi untuk mempersiapkan dan melatih karyawa agar melaksanakan pekerjaan dengan baik”. 7. Negoisasi Komunikasi merupakan faktor yang penting bagi seorang manajer untuk memahami perilaku agar dapat menangani karyawa secara efektif. Disamping itu, komunikasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi yang sangat dibutuhkan seorang manajer dalam pengambilan keputusan. Namun, dalam pelaksanaannya komunikasi tidak selalu berjalan efektif. ”Barbagai macam gangguan noise menyebabkan pesan yang disampaikan dalam komunikasi tidak diterima dengan tepat. Oleh karena itu untuk memperbaiki komunikasi kelompok dapat dilakukan melalui negoisasi” Gibson et al., 1997. ”Bentuk negoisasi yang dilakukan oleh manajer antara lain terjadi pada saat melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual maupun secara kelompok” Supomo dan Indriantoro, 1998. Frisilia Wihasfina Hafiz : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Alumunium..., 2007 USU e-Repository © 2009 8. Perwakilan ”Manajer menciptakan hubungan dan menggunakan pendekatan kontijensi dalam mencapai tujuan organisasi, karena ia dapat menjadi wakil unit kerjanya dan dapat mewakili organisasi secara keseluruhan” Sabardi,1991”97. ”Perwakilan adalah fungsi manajemen untuk menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato unuk acara kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat, dan mempromosikan tujuan umum perusahaan” Supomo dan Indriantoro, 1998.

E. Penelitian Terdahulu