penurunan KGD sebesar 61.36.. Kelompok perlakuan dengan metformin menunjukkan persentasi penurunan KGD sebesar 62.43 dengan rerata KGD
pada awal dan akhir penelitian adalah 281.50 ± 92.42 mgdl dan 105.75 ± 17.91 mgdl. Sebaliknya, pada kelompok perlakuan glibenklamid, rerata KGD pada
awal dan akhir penelitian yaitu 273.75 ± 39.40 mgdl meningkat menjadi 381.00 ± 49.46 mgdl dengan persentasi peningkatan KGD sebesar 39.18.
5.1.3.4 Hasil Uji Beda Dua Mean Dependen Pada Tiap Dua Kelompok Berpasangan
Selanjutnya, untuk menilai perbedaan rerata dari KGD awal dan akhir penelitian bagi setiap kelompok data yang dependen digunakan Uji Beda Dua Mean
Dependen Uji T Dependent T Paired dan hasilnya dapat dilihat seperti dalam Tabel 5.2 dibawah.
Tabel 5.2. Hasil Uji Beda Dua Mean Dependen Pada Tiap Dua Kelompok Berpasangan
Kelompok n
Rerata Penurunan KGD , x̄±SD mgdl
Sig. 2- tailed
Pasangan 1 Normal Placebo Awal
– Normal Placebo Akhir
4 -21.00 ± 36.39
0.332 Pasangan 2
Diabetik Placebo Awal – Diabetik
Placebo Akhir 4
3.50 ± 23.90 0.789
Pasangan 3 Diabetik Bawang Putih Awal
– Diabetik Bawang Putih Akhir
4 174.25 ± 12.12
0.000 Pasangan 4
Diabetik Metformin Awal –
Diabetik Metformin Akhir 4
175.75 ± 87.83 0.028
Pasangan 5 Diabetik Glibenclamid Awal
– Diabetik Glibenclamid Akhir
4 -107.25 ± 29.53
0.005
Universitas Sumatera Utara
Secara deskriptif dapat dilihat perbedaan KGD sebelum dan sesudah pemberian placebo pada mencit normal dan diabetik yaitu sebanyak -21.00 ± 36.39 mgdl
dan 3.50 ± 23.90 mgdl bagi masing-masing kelompok tetapi dari penilaian secara analitik, perbedaan KGD tersebut tidak bermakna p0.05
Pada kelompok perlakuan dengan ekstrak bawang putih, dan metformin, hasil menunjukkan terdapat perbedaan rerata KGD mencit yang bermakna sebelum dan
sesudah diberi perlakuan yaitu penurunan sebanyak 174.25 ± 12.12 mgdl pada mencit diabetik diberi bawang putih P=0.000 dan 175.75 ± 87.83 mgdl pada
mencit diabetik diberi metformin P=0.028. Sebaliknya pada kelompok perlakuan dengan glibenklamid, hasil uji beda dua
mean juga menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata KGD mencit yaitu peningkatan KGD sebanyak 107.25 ± 29.53 mgdl sebelum dan
sesudah diberi perlakuan P=.005.
5.1.3.5 Hasil Uji Beda Dua Mean Pada Kelompok Independen
Hasil uji homogenitas varian dari data yang ada diperoleh data mempunyai varian yang homogen p=0,07 p0,05. Karena distribusi data normal dan varian
homogen, serta setiap kelompok yang akan dibandingkan adalah independen, maka digunakan uji statistik parametrik
Analisis of Variance
ANOVA. Uji parametrik
oneway ANOVA
memberikan nilai p=0,000 yang berarti terdapat perbedaan bermakna
pada
immobility time
nya. Selanjutnya dilakukan uji
post hoc
untuk mengetahui pada kelompok mana saja didapatkan perbedaan tersebut. dan
hasilnya terdapat dalam Tabel 5.3 dibawah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Hasil Uji Beda Dua Mean Pada Kelompok Independen I Kelompok
J Kelompok Mean Difference I-J
Sig. Tukey HSD
Normal Placebo
DM Placebo -24.50000
.940 DM Garlic
-195.25000 .000
DM Metformin -196.75000
.000 DM Glibenclamid
86.25000 .111
DM Placebo Normal Placebo
24.50000 .940
DM Garlic -170.75000
.001 DM Metformin
-172.25000 .001
DM Glibenclamid 110.75000
.028 DM Garlic
Normal Placebo 195.25000
.000 DM Placebo
170.75000 .001
DM Metformin -1.50000
1.000 DM Glibenclamid
281.50000 .000
DM Metformin Normal Placebo
196.75000 .000
DM Placebo 172.25000
.001 DM Garlic
1.50000 1.000
DM Glibenclamid 283.00000
.000 . The mean difference is significant at the 0.05 level.
Uji statistic Anova dilakukan untuk mengetahui kelompok mana yang mengalami penurunan kadar gula darah yang bermakna dibanding dengan plasebo.
Berdasarkan analisis uji statistik Anova yang membandingkan antara kelompok normal placebo dengan kelompok diabetik plasebo, diperoleh nilai signifikansi
P=0.940 menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna antara kedua kelompok tersebut. Seterusnya untuk perbandingan kelompok diabetic plasebo dengan
diabetic ekstrak bawang putih 350 mgkg BB dan metformin 65 mg kgBB diperoleh nilai signifikansi P=0.001 bagi masing-masing kelompok P0.05 yang
menunjukkan bahawa terdapat penurunan KGD secara bermakna pada pemberian ekstrak bawang putih 350 mgkg BB dan metformin 65 mg kgBB selama 10
hari. Sedangkan hasil analisis uji statistik Anova untuk kelompok plasebo dan
Universitas Sumatera Utara
glibenklamid 0,65 mg kgBB diperoleh hasil signifikansi P=0.028 P0.05, yang menunjukkan bahawa terdapat peningkatan bermakna KGD mencit setelah
pemberian glibenklamid selama 10 hari. Untuk uji statistik Anova yang membandingkan antara kelompok ekstrak bawang
putih dengan glibenklamid, diperoleh nilai signifikansi P=0.000 P0.005 yang menunjukkan bahawa terdapat perbedaan secara bermakna pada pemberian
ekstrak bawang putih dan glibenklamid terhadap KGD mencit selama 10 hari. Manakala bagi perbandingan kelompok ekstrak bawang putih dengan metformin
pula, uji statistik Anova menghasilkan nilai signifikansi P=1.000 P0,05 yang menunjukkan bahawa tidak ada perbedaan yang bermakna dari peningkatan KGD
mencit pada pemberian ekstrak bawang putih dan metformin selama 10 hari. Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahawa ekstrak bawang putih dapat
menurunkan kadar gula darah pada mencit diabetes dengan penurunan bermakna P=0.000 pada pemberian ekstrak bawang putih 350 mgkg BB setiap hari
selama 10 hari dengan rerata penurunan kadar gula darah sebesar 174.25 ± 12.12 mgdl. Selain itu, metformin juga dapat menurunkan kadar gula darah mencit
diabetes dengan penurunan bermakna P=0.028 pada pemberian metformin 65 mgkg BB setiap hari selama 10 hari dengan rerata penurunan kadar gula darah
sebesar 175.75 ± 87.83 mgdl.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan 5.2.1 Diabetes Mellitus