Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DIPLOMA III KEUANGAN
PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA PADA PT. SHAFIRA LARAS PERSADA
CABANG MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
SRI WULANDARI B. S 102101100
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Keuangan
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tersayang Alm. Zulkarnaen Siregar, SE, M.Si dan Hj. Budi Rahini, SE yang telah memberikan cinta dan kasih sayang serta membesarkan dan membimbing sehingga Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan. Serta saudara penulis Muhammad Andre Rivandi Siregar yang sering kali membuat penulis merasa kesal.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.E, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Dipoma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Yulinda M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.
5. Ibu Irni Nasution S.Hut yang telah berkenan memberi izin dan membantu penulis dalam pencarian data untuk melakukan penelitian di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
(3)
6. Seluruh Dosen dan staff Pengajar serta pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu Penulis. 7. Yang teristimewa Dandy Rizkian Tarigan yang telah banyak memberikan
perhatian, dukungan, motivasi, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.
8. Sahabat – sahabat terbaik penulis Vinska, Dekna, Putri, Yuli, Pipit, Ivy, Ade dan Puteh yang telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini. Serta teman – teman magang kelompok 21 Cici, Vina, Yuni, dan Susan.
Semoga Allah SWT membalas semua amal dan budi baik yang telah diberikan oleh berbagai pihak untuk penulis selama ini. Dengan segala kerendahan hati penulis, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan peneliti selanjutnya.
Medan, Oktober 2013
Penulis
Sri Wulandari B.S
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ….. ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT Shafira Laras Persada ... 6
B. Struktur Organisasi ... 11
C. Uraian Tugas ... 13
D. Kinerja Terkini ... 20
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Komunikasi ... 21
B. Unsur – Unsur dan Proses Komunikasi ... 23
C. Bentuk Komunikasi ... 26
D. Ujuan – tujuan spesifik dalam komunikasi ... 31
E. Hambatan komunikasi ... 33
F. Pengertian Efektivitas Kerja ... 36
G. Hubungan Komunikasi Dengan Efektivitas Kerja ... 38
(5)
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 44 B. Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA ... 46
(6)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Cabang – cabang PT. Shafira Laras Persada... 8 Tabel 3.1 Perkembangan Aset PT. Shafira Laras Persada... 40
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Shafira Laras Persada
Cabang Medan ... 12 Gambar 3.1 Proses komunikasi ... 26
(8)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan sehari – hari, maupun dalam kehidupan suatu perusahaan/organisasi. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Pimpinan atau manajer sangat besar peranannya dalam menciptakan suasana yang komunikatif diantara sesama anggota organisasi maupun unit kerja lainnya agar tujuan yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik. Pencapaian tujuan dan sasaran harus didukung oleh komunikasi yang efektif dan efisien agar dapat membantu kerjasama dalam organisasi. Oleh karena itu diperlukan jalinan partisipasi dan saling pengertian antara sesama anggota melalui komunikasi yang terarah dengan baik.
Menurut Suranto (2005:16) komunikasi adalah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tertulis maupun dengan isyarat saja. Hal ini juga berhubungan dengan efektivitas kerja yang baik, dimana adanya kesempatan bagi setiap karyawan berazaskan
(9)
semangat kerja dan tingginya dorongan sumber daya manusia untuk melakukan suatu pekerjaan yang diinginkan guna mencapai tujuan.
Efektivitas kerja adalah suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Secara sederhana, komunikasi dikatakan mempengaruhi efektifitas kerja apabila dalam suatu proses komunikasi itu, pesan yang di sampaikan oleh pengirim dapat diterima dan dimengerti oleh penerima, persis seperti yang dikehendaki oleh pengirim sehingga tugas-tugas dan fungsi-fungsi karyawan dapat terlaksana dengan baik. Suasana kerja yang menyenangkan ditunjang dengan komunikasi yang baik dan semangat kerja serta efektivitas kerja yang tinggi dari karyawannya, dipercaya mampu meningkatkan penjualan, bahkan menjadikan perusahaan sebagai penyedia jasa atau produk yang diidolakan banyak orang. Dalam melakukan komunikasi adakalanya hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang di harapkan. Dengan kata lain, komunikasi yang terjadi tidak efektif , sehingga tidak mencapai sasaran yang baik.
PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan adalah perusahaan yang bergerak di bidang ritel busana muslim. Sistem komunikasi yang dipergunakan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan adalah berdasarkan kerjasama dari setiap bagian dengan atasan yang mempunyai fungsi, tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Untuk melaksanakan kegiatan komunikasi tersebut PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan menganut sistem komunikasi satu arah dan komunikasi
(10)
dua arah. Komunikasi satu arah meliputi surat keputusan, surat tugas kerja dan wewenang, memo, buku pedoman, perintah, papan pengumuman,teguran, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi dua arah meliputi komunikasi secara bertatap muka langsung, pidato, pembicaraan melalui berbagai saluran telepon, rapat kerja dan sebagainya.
Peranan Komunikasi dalam peningkatan efektivitas kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dimana terlihat adanya ketidaklancaran perusahaan, ditandai dengan adanya masalah internal dan eksternal dalam komunikasi, sering kali pimpinan beranggapan bahwa apapun yang dikomunikasikan kepada karyawannya pasti akan dimengerti dan cocok, hal inilah yang membuat komunikasi yang kurang baik dan kesalapahaman antara pimpinan perusahaan dan para karyawan dalam hal menafsirkan intruksi yang diberikan pimpinan. Hal ini juga menyebabkan perbedaan pendapat antara karyawan dalam melaksanakan tugas atau perintah tersebut dari pimpinan. Terkadang hal tersebut menyebabkan terjadinya kesalahpahaman dan konflik antara para karyawan. Selain itu, kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas perusahaan , seperti menggunakan telepon yang disediakan untuk kepentingan pribadi masing – masing tanpa memikirkan kepentingan perusahaan, sehingga mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan dengan pihak luar seperti konsumen, pimpinan pusat dan para relasi menjadi terhambat.
Diharapkan adanya perbaikan terhadap sistem komunikasi baik yang satu arah maupun dua arah sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja di PT.
(11)
Shafira Laras Persada Cabang Medan tidak hanya berupa satuan basil tetapi juga meliputi kemampuan dan prestasi kerja pada karyawan.
Berdasarkan latar belakang dan menyadari pentingnya peranan komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan, maka penulis mengambil judul: “Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan”.
B. Perumusan Masalah
Kegiatan operasional instansi pemerintah maupun perusahaan swasta tidak terlepas dari suatu masalah. Masalah-masalah tersebut merupakan suatu faktor penghambat dalam mencapai tujuan usaha.
Dari pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat pokok masalah agar materi yang dibahas tidak menyimpang dari pokok pembahasan dan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan, yakni “Bagaimana peranan komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan”
C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian tentunya terdapat tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana
(12)
Peranan komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pekerjaan kantor yang diterapkan pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah :
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kantor untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada penerapan Peranan komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pekerjaan kantor PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
2. Menambah pengetahuan penulis tentang penerapan Peranan komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam pekerjaan kantor PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat terhadap kajian tersebut.
(13)
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah PT. Shafira Laras Persada
Cikal bakal PT. Shafira Laras Persada diawali oleh seorang aktivis mahasiswi mesjid Salman ITB Bandung. Hati beliau tergerak ketika situasi di era 1980–an ketika sosok busana bergaya islami masih dianggap kampungan. Bagaimana tidak selain tampil apa adanya, sang pemakainya pun dianggap tidak gaya, tidak aksi, jauh dari istilah fashionable. Terlebih lagi, ada yang menjulukinya ninja (mungkin karena gaya busana muslimah mirip gaya ninja dalam film silat Jepang) atau panggilan tidak bersahabat lainnya.
Adapun alasan mengapa dipilih nama Shafira untuk perusahaan yang akan dibangun yaitu berawal ketika beliau melintas dibawah menara mesjid Salman ITB tempatnya beraktivitas. Saat itu terdengar suara adzan memanggil kaum muslimin untuk shalat, beliau pun bergegas wudhu dan masuk mesjid. Ketika itulah matanya tertumbuk pada tulisan shaf yang ada di dinding mesjid, tulisan yang sudah berapa ratus kali dilihatnya. Tulisan itu mengingatkan agar dalam jajaran shaf ketika shalat senantiasa rapi dan lurus.
Kata itu begitu lekat diingatannya, sehingga ketika muncul lagi keinginan untuk memberi nama perusahaannya, kata Shaf itulah yang terucap dari bibirnya untuk dijadikan nama sekaligus simbol produknya. Dan agar tidak kelihatan begitu maskulin dan tajam, maka dibubuhkan kata tambahan yang melembutkan. Shaf yang berarti rapi dan lurus saat shalat menghadap Allah, atas
(14)
saran teman – temannya, maka ditambahkan kata “ ira ” diakhir kata “ Shaf “ sehingga menjadi Shafira. Selain itu kata Shafira pun dapat diartikan sebagai batu safir yang berwarna biru yang anggun dan elegan. Tidak seperti mutiara atau berlian yang kemilau, batu safir mewakili keteduhan, keanggunan dan nuansa kemewahan sekaligus suasana kerendahan hati pemakainya. Dalam perjalanannya nama Shafira dapat pula diartikan sebagai shafar yang berarti perjalanan. Ini bermakna agar Shafira tidak berhenti di jalan, memperluas bisnis dan mengembangkan dakwah sekaligus terus menerus melihat perkembangan dunia agar apa yang dihasilkan Shafira benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh dunia, sebagaimana hakikat kehadiran islam : rahmatan lil’alamin
Dalam situasi yang penuh semangat, sedikit demi sedikit perusahaan dirapikan dan ditata ulang. Untuk lebih memudahkan gerak bisnisnya, tepat pada tanggal 22 Februari 1989 Shafira resmi menjadi PT. Shafira Laras Persada. Dengan badan hukum berbentuk PT, berdasarkan Akta Notaris Mohammad Said Tadjoedin Nomor: 216 tanggal 22 Februari 1989 di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-15.407.HT.01.01.TH’94 tanggal 13 Oktober 1994, dengan SIUP Nomor: 01822/1.824.51. maka makin jelas langkah yang dituju Shafira untuk melangkah menuju sebuah bangunan cita- cita yang besar di kelak kemudian hari.
Tanpa terasa, kini Shafira sudah berusia 24 tahun. Jaringan toko Shafira sudah tersebar di Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Selain butiknya sudah menyebar di hampir seluruh pulau yang ada di Indonesia. Shafira pun mulai melirik ke kancah dunia Internasional. PT. Shafira
(15)
Laras Persada kini yang berkantor di Gede Bage – Bandung, kini telah memiliki 23 showroom di seluruh Indonesia dan satu showroom di Malaysia. Dan dengan berbagai kiprahnya di dunia mode busana khususnya busana muslim di Indonesia.
Tabel 2.1
Cabang-cabang PT. Shafira Laras Persada ( Showroom Shafira yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia)
No. Daerah wilayah cabang Nama Showroom Shafira yang berada di wilayah daerah cabang
1. Jakarta 1. Shafira Pondok Bambu
2. Shafira Cikajang 3. Shafira Kelapa Gading 4. Shafira BSD
5. Shafira Bintaro
6. Shafira Cibubur Junction
2. Bandung 1. Shafira Buah Batu
2. Shafira Sulanjana 3. Shafira BIP 4. Shafira Tuparev 5. Shafira Pangrango
(16)
2.Shafira Soetomo 3. Shafira Kawi Malang 4.Shafira Indra Giri 5. Shafira Jember 4. Palembang 1. Shafira Palembang 5. Pekan Baru 1. Shafira Pekan Baru
6. Medan 1. Shafira Medan
7. Makassar 1.Shafira Makassar
8. Banjarmasin 1. Shafira Banjarmasin 9. Balikpapan 1.Shafira Balikpapan 10. Samarinda 1.Shafira Samarinda
11. Malaysia 1.Shafira Dataran Jelatek Malaysia Sumber : PT. Shafira Laras Persada (data diolah)
Adapun maksud dari pendirian cabang ini adalah diharapkan akan dapat meningkatkan volume penjualan karena dekat dengan konsumen dan lebih mudah mengakomodasikan keinginan dan harapan konsumen, serta memberikan kemudahan bagi para konsumen (member) yang ada di luar pulau Jawa. Dan memberikan kemudahan kepada konsumen untuk dapat melihat langsung produk-produk terbaru yang dikeluarkan oleh Shafira yang tersedia di showroom masing - masing cabang.
(17)
PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan yang berlokasi di Jalan Iskandar Muda No.288 A-B Medan, merupakan kantor Cabang Pemasaran Penjualan yang merupakan satu- satunya cabang yang ada di wilayah Sumatera Utara dan bagian salah satu cabang dari showroom yang ada di pulau Sumatera setelah Palembang dan Pekan Baru.
PT. Shafira Laras Persada merupakan perusahaan yang bergerak pada industri retail yang menghasilkan produk-produk busana muslim dan perlengkapan pakaian muslim lainnya termasuk perlengkapan ibadah. Dalam produksinya PT. Shafira Laras Persada masih menggunakan beberapa bahan bakunya yang masih harus diimpor. Produk-produk yang dihasilkan pada umumnya dijual di pasar dalam negeri dan ada juga yang di jual di pasar luar negeri walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.
Dalam memasarkan produk-produk Shafira tersebut, Perusahaan mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
Visi: Menjadikan busana muslim diterima masyarakat yang diwujudkan dalam
Misi: Memasyarakatkan busana muslim, meningkatkan apresiasi masyarakat, menyediakan busana muslim berkualitas membuka lapangan kerja, dan sebagai sarana beribadah, menggunakan promosi melalui media cetak dan elektronik, outboard tema, yellow pages.
Metode ini dinilai baik untuk mempromosikan produk-produk Shafira yang memiliki ciri simply and elegant serta kualitas bahan yang bermutu tinggi.
(18)
Adapun member ataupun pelanggan Shafira ini sebagian besar berasal dari kalangan masyarakat yang ekonominya berada di kelas menengah ke atas.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain organisasi. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).
Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan. Jika dalam fungsi perencanaan, tujuan dan rencana ditetapkan, maka dalam pengorganisasian rencana tersebut diturunkan dalam sebuah pembagian kerja tertentu dalam sebuah organisasi dimana didalamnya terdapat kejelasan bagaimana rencana organisasi akan dilaksanakan, dikoordinasikan dan dikomunikasikan.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan aktivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
(19)
Sejak mulai berdirinya PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan pada tahun 2009 sampai sekarang banyak mengalami perkembangan dan kemajuan pada struktur organisasi. Berikut struktur organisasi PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN
Sumber: PT. Shafira Laras Persada (data diolah) Asisten Chief
Operation
Bagian Umum
Bagian Penjualan
Bagian Keuangan
Bagian Administrasi
Staff Umum
Staff Penjualan
Staff Kasir Staff Administrasi Kepala Cabang
(20)
C. Uraian Tugas
Di dalam suatu kegiatan dalam perusahaan memilki bagian-bagian yang tidak lepas dari segala tanggung jawab dan tugas-tugasnya. Adapun jabatan/tingkatan yang ada dalam PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan serta tugas yang dibebankan adalah:
1. Chief Operation (CO)
Tugasnya adalah :
a. Menetapkan sasaran jangka pendek perusahaan di cabang dengan merumuskan, menetapkan , mengatur, mengawasi dan mengkoordinir program kerja untuk mencapai sasaran perusahaan sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.
b. Memimpin dan menetapkan program kerja kepada para bawahan sesuai dengan sasaran perusahaan, sistem dan prosedur, serta kebijakan umum yang telah ditetapkan.
c. Menyusun program kerja dan melaksanakan penjualan di daerah-daerah yang dibawah kendali cabang.
d. Mempertanggungjawabkan program kerja cabang dan hasil yang diperoleh dari implementasi program kerja tersebut.
2. Asisten Chief Operation
Bertugas untuk membantu Chief Operation dalam mengelola perusahaan sedangkan pelaksanaan kegiatan teknis dan operasional perusahaan didelegasikan kepada para pemegang jabatan yang lain.
(21)
3. Bagian Penjualan
Uraian tugas dan tanggung bagian penjualan adalah : a. Menyusun program kerja mengenai penjualan produk.
b. Menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.
c. Mengadakan pembinaan dan penyusunan program kerja terhadap para
member loyal dalam rangka meningkatkan kemampuan secara
individu maupun tim untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.
d. Penyusunan program kerja terhadap target penjualan yang harus dicapai dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
e. Menyusun program kerja yaitu bagaiman pemasaran yang baik, pemilihan waktu yang tepat, apakah produksi selesai tepat waktu. f. Menyelenggarakan pengkajian pasar dan harga agar produk yang
dihasilkan dapat memasuki pasar yang tepat, pada waktu yang tepat, serta harga yang kompetitif.
g. Mengembangkan strategi promosi yang sesuai dengan produk dikarenakan promosi yang baik dan tepat sasaran akan meningkatkan ekspetaktasi konsumen kepada produk.
h. Menyiapkan pembinaan terhadap tenaga-tenaga pemasaran yang berpotensi dalam rangka peningkatan kemampuan mereka sebagai penghubung antara perusahaan-perusahaan dengan konsumen.
(22)
4. Bagian Keuangan dan Administrasi
Bagian Keuangan dan Administrasi mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, dan menyelenggarakan pembukuan biaya dan pendapatan, analisis serta evaluasi biaya dan pendapatan.
b. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja, dan menyelenggarakan verifikasi, akuntansi umum dan perpajakan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
c. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan tata usaha keuangan, utang piutang,kas dalam rangka menunjang kegiatan perusahaan.
5. Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan perawatan barang yang ada di gudang berupa stok
produk , penyusunan stok produk dan pengemasan produk.
b. Merawat dan menjaga kebersihan area penjualan di dalam showroom dan gudang
c. Melakukan pengiriman barang produk baik kepada para member atau customer maupun kepada perusahaan cabang lainnya.
d. Melaksanakan program-program yang menunjang operasi langganan, agar dapat beroperasi optimal dengan jam kerusakan
(23)
PT. Shafira merupakan perusahaan dagang yang menjual berbagai produk, berikut penjelasan beberapa produk yang dimiliki PT. Shafira. Pengertian busana secara umum adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki, dalam hal ini termasuk benda yang melekat di badan seperti : baju dan celana.
Fungsi dan Syarat busana diantaranya adalah:
1. Sebagai alat keindahan yaitu mempercantik penampilan dan menyamarkan kekurangan pada bentuk tubuh seseorang.
2. Sebagai alat pengenal atau identitas diri, dalam hal ini, bagi wanita
muslimah diharuskan dalam berbusana tidak menyerupai kaum
lelaki.
3. Memenuhi syarat perbedaan dan kesusilaan, dalam hal ini bagi wanita muslimah diwajibkan menggunakan pakaian menutup auratnya tidak tembus pandang (transparan), dan tidak membentuk tubuh.
4. Memenuhi syarat kesehatan. 5. Memberi efek percaya diri
Adapun pengklasifikasian kelas ( kategori ) produk shafira dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Menurut Jenisnya, terdiri dari : a. Busana Pria (Mens wear) b. Busana Wanita (Ladies wear) c. Busana anak (Kids wear)
(24)
2. Menurut Fungsinya, terdiri dari : a. Pakaian dalam (under wear) b. Pakaian Luar
3. Kesempatannya, terdiri dari : a. Busana Kerja
b. Busana Pesta c. Busana Olahraga d. Busana Rumah e. Busana Rekreasi
1. Garmen Busana (GB)
Garmen busana adalah produk busana yang dihasilkan sendiri oleh merchandise departement bekerjasama dengan departement Produksi Shafira. Jenis-jenis produk GB meliputi :
1. Busana Wanita Dewasa 2. Busana Pria Dewasa 3. Busana Junior 4. Busana Anak Pria 5. Busana Anak Wanita 6. Busana Haji
(25)
Produk Garmen Busana menggunakan label SHAFIRA dan SHAF
2. Garmen Perlengkapan (GC)
Garmen perlengkapan adalah produk perlengkapan non busana yang dihasilkan sendiri oleh merchandise departement bekerjasama dengan departement produksi shafira
Jenis-jenis produk GC meliputi : 1. Kerudung atau jilbab 2. Bergo
3. Ciput(daleman jilbab) 4. Bandana
Produk Garmen perlengkapan menggunakan label SHAFIRA
3. Garmen Privat Label (PL)
Garmen Privat Label adalah produk yang dihasilkan oleh merchandise departement bekerjasama dengan pihak yang ke 3 (supplier/vendor)
Jenis-jenis produk PL meliputi : 1. Baju Koko
2. Tunik
3. Baju Anak Wanita 4. Baju Anak Pria 5. Celana Haji
(26)
Produk GarmenPL menggunakan Label SHAFIRA dan SHAF
4. Pembelian Putus (PT)
Pembelian putus adalah produk perlengkapan non busana yang dibeli secara langsung dari rekanan supplier Shafira.
Jenis-jenis produk PT :
1. Produk Pabrikan, yaitu produk massal yang dihasilkan oleh pabrik , misalnya sajadah, sarung, kerudung, peci, dan topi. Produk pabrikan ini biasanya memiliki merk yang sudah terkenal seperti Peci Awing, ,Sajadah Babussalam, dan Sarung BHS.
2. Produk Home Industry, yaitu produk yang dihasilkan oleh supplier tradisional non pabrikan besar seperti selendang , kerudung, ciput, dan mukena.
5. Konsinyasi (KS)
Konsinyasi adalah produk yang dititip jualkan oleh supplier ke Shafira. Jenis-jenis produk konsinyasi :
Produk Konsinyasi tidak terbatas jenisnya, tetapi biasanya terdiri dari produk yang tidak dapat diubah oleh Shafira atau yang belum terdapat di Shafira, produk ini biasanya hanya dijual di Showroom saja, misalnya :
1. Sarung 2. Mukena
(27)
3. Busana Renang 4. Peci
D. Kinerja Terkini
Adapun kinerja terkini dari PT. Shafira Laras Persada adalah dengan meningkatkan kinerja karyawan karena karyawan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, yang artinya dengan meningkatkan kinerja karyawan berarti meningkatkan mutu dan kualitas perusahaan. Dengan adanya peningkatan hasil kinerja karyawan maka pihak perusahaan berharap akan adanya peningkatan dari efektivitas dan produktivitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan. Oleh karena itu, perusahaan melakukan pengembangan karyawan melalui latihan dan pendidikan guna memberi manfaat kepada kedua belah pihak yaitu karyawan dan perusahaan. Dimana manfaat yang diperoleh karyawan adalah adanya peningkatan kemampuan atau keterampilan. Sedangkan manfaat yang diperoleh secara keseluruhan yaitu dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas perusahaan.
Selain meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan juga tengah meningkatkan dalam mengembangan berbagai desain produk dan pelayanan. Termasuk didalamnya upaya untuk selalu memberikan yang terbaik bagi pelanggannya.
Seiring dengan teknologi yang semakin berkembang, Shafira memberikan kemudahan dalam mendapatkan ragam produk dengan praktis melalui webstore.shafira.com. Dan untuk menyenangkan para pelanggan Shafira sering mengadakan event – event yang berguna, antara lain :
(28)
1. Mengadakan bazar – bazar dan sale diakhir tahun.
2. Mengadakan acara jilbab class Shafira bersama majelis ta’lim Az – zahra.
3. Mengadakan acara The Most Favourite Hijab Style by Shafira.
4. Mingle show shafira hangatkan reuni alumni SMP 2 depok Angkatan 1985
5. Debut busana muslim di New York Fashion week 2013. 6. Indonesia Islamic Fashion Fair 2013 Officially Opened.
(29)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata dalam Bahasa Latin Communico yang artinya membagi.
Secara umum komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang dipergunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal, dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dan lain-lain) untuk membuat sukses pengertian informasi.
Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai arti komunikasi, ada beberapa pendapat para ahli antara lain :
1. Menurut Widjaja ( 2000:14 ), komunikasi adalah saluran untuk memberi dan menerima pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk mendorong dan mempertinggi motivasi, perantara antara sarana yang
(30)
memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tertulis maupun dengan isyarat saja. 2. Menurut Widjaya (2000:1), komunikasi pada umumnya diartikan
sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai sarana tukar menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu ataupun sekelompok.
3. Menurut Drs. Djoko Purwanto (2006:3), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
4. Menurut Bernard dan Barry (dalam Rudy, 2005:1) Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya daengan menggunakan bahasa, gambar-gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang biasanya dinamakan komunikasi.
5. Menurut Jalaluddin (2008:13) Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
Berdasarkan defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai suatu proses kegiatan penyampaian warta berita, informasi yang mengandung maksud dari suatu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak lain,
(31)
secara sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi yang menggunakan bahasa verbal saja, tetapi juga dalam bahasa tubuh, lukisan, seni, dan teknologi.
B. Unsur – unsur komunikasi dan Proses Komunikasi
Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur yang berperan yaitu komunikator, pesan, saluran atau media komunikasi, komunikan, serta efek atau umpan balik.
1. Komunikator (Sender atau Pengirim pesan/berita)
Seseorang atau sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau pengertian yang disampaikan.
2. Pesan atau Berita (Message)
Pesan atau pesan-pesan, informasi atau pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan kepada komunikan (audiens) melalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang.
3. Saluran atau Media Komunikasi
Sarana tempat berlalunya simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan/simbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan/pengertian. Contoh: TV, radio, suratkabar, majalah, telepon, surat, poster dan sebagainya.
(32)
4. Komunikan (Receiver atau Penerima pesan/berita)
Seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh komunikator yang menerima pesan-pesan.
5. Efek atau Umpan balik
Hasil penerimaan pesan/informasi oleh komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respon, tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik.
Menurut Bovee dan Thil dalam buku Bussiness Communication Today, 6e (dalam Purwanto, 2006: 11) proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu :
1. Pengirim mempunyai ide atau gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Dunia ini dipenuhi dengan berbagai macam informasi baik yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap maupun diraba. Setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda karena kita memandang dunia dengan suatu cara yang unik dan bersifat individual.
(33)
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran media yang ada kepada si penerima pesan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim (komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima (komunikasi) menerima pesan tersebut.
5. Penerima menafsirkan Pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.
(34)
6. Penerima menerima tanggapan dan umpan balik ke pengirim.
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dari suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah menerima pesan, komunikan akan memberikan tanggapan dengan cara tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan.
Proses komunikasi diatas sebagai berikut:
Gambar 3.1 Proses Komunikasi
Sumber : Purwanto ( 2006 : 12 ) (data diolah) Tahap 1
Pengirim mempunyai ide atau gagasan
Tahap 3 Pengirim menyampaikan pesan
Tahap 2 Pengirim mengubah
ide menjadi suatu
Tahap 4 Penerima menerima pesan Tahap 5 Penerima menafsirkan pesan Tahap 6 Penerima menerima tanggapan dan umpan
b lik SALURAN Dan MEDIA
(35)
C. Bentuk Komunikasi
Menurut bentuknya komunikasi terdiri dari :
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan kunci sukses suatu perguruan tinggi. Begitu pentingnya komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi dengan baik. Komunikasi verbal ini terdiri dari
a. Komunikasi satu arah (one way communication) b. Komunikasi dua arah (two way communication)
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan dua pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara, konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan, penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang atau lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan yang disampaikan.
Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima pesan dalam mengetahui pokok persoalan akan menunjukkan gaya atau cara
(36)
penyampaian suatu pesan. Namun selain kelebihan yang dijelaskan diatas, komunikasi tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni pada saat penerima pesan memerlukan petunjuk untuk melaksanakan tugasnya maka tanpa adanya catatan tertulis ada kemungkinan tugas yang dikerjakan menjadi kurang sesuai dengan yang diperintahkan, dan tentunya hal ini sangat merugikan.
Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu: seorang manager pemasaran menjelasksan kepada bawahannya, kemudian setelah itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana mengatasi/menghindari kendala-kendala yang ada dalam pemasaran sedangkan komunikasi satu arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi miss
communication karena tidak adanya umpan balik. Contoh sederhana dari
komunikasi satu arah adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain yang dituju, bisa saja pesan itu tidak sesuai dengan yang dimaksud, karena daya pikir orang untuk menerima informasi berbeda-beda. Jadi, alangkah baiknya bila suatu perguruan tinggi menggunakan komunikasi dua arah.
Dengan menggunakan alat komunikasi modern pada suatu perusahaan, maka komunikasi yang baik dapat terlaksana tetapi hal itu tidak menjamin komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu untuk melaksanakan komunikasi yang baik dalam suatu organisasi/perusahaan adalah adanya jalinan pengertian dari kedua belah pihak.
(37)
Alat-alat komunikasi yang modern dan mutakhir hanyalah sebagai alat untuk membantu melancarkan komunikasi. Jadi, untuk dapat melaksanakan komunikasi yang baik perlu adanya pengertian-pengertian antara yang menyampaikan komunikasi dengan yang menerima komunikasi tersebut, sehingga apa yang di komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan, dan dapat dilaksanakan. Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, jangan menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, tetapi gunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Meskipun dalam komunikasi kemungkinan terjadi hambatan-hambatan, tetapi bila kita dapat menghilangkan hambatan tersebut atau setidaknya dapat menguranginya, maka kemungkinan komunikasi yang dijalankan akan menjadi lebih baik, sehingga kita dapat memperoleh manfaat dalam keuntungan-keuntungan tertentu antara lain :
a. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin b. Biaya-biaya dapat ditekan
c. Dapat meningkatkan partisipasi
d. Pengawasan dapat dilakukan dengan baik
Perusahaan atau organisasi sebagai wadah dalam menjalin kerjasama tentunya mengandung bagian-bagian yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan antar bagian-bagian harus diatur sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Selanjutnya hubungan harus dipolakan menjadi saluran komunikasi yang jelas, pasti dan diketahui. Dengan cukupnya saluran komunikasi yang disusun dengan sebaik-baiknya hingga mudah dipahami oleh setiap anggota, barulah kerjasama dapat berjalan
(38)
dengan baik dan berlangsung secara memuaskan. Saluran komunikasi merupakan urat nadi suatu organisasi atau perusahaan dimana komunikasi itu berwujud penyampaian berita, ide-ide dari satu pihak lain dan ini lazim disebut komunikasi perkantoran atau dapat dinyatakan juga sebagai tata hubungan.
Komunikasi verbal yang diterapkan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi komunikasi tertulis dan lisan. Komunikasi lisan yang ada di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi langsung bertatap muka, melalui telepon, rapat, pidato, dan pengarahan. Komunikasi tertulis yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan meliputi surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan dan sebagainya.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata. Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan kepala. Aspek komunikasi nonverbal banyak sekali mempengaruhi jalannya pembicaraan antara orang yang satu dengan yang lainnya, baik dalam suatu organisasi maupun lingkungan sosial lainnya. Seperti aspek dari ekspresi wajah adalah menaikkan dan menurunkan alis mata, sedangkan bila marah matanya mengerut sehingga respon nonverbal diberikan oleh pendengar secara kontinu tentang apa yang dikatakan pembicara. Komunikasi nonverbal lainnya adalah
(39)
komunikasi tatap muka. Ada banyak gerakan tidak ketara atau tidak begitu nampak yang dilakukan oleh orang-orang tetapi mengandung arti tersendiri. Misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata, berjabat tangan dengan keras dan masih banyak gerakan badan lainnya. Komunikasi nonverbal penting bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan cepat. Komunikasi nonverbal sering dikatakan dalam segi emosional dari suatu komunikasi, akan tetapi sebaiknya membaca kode komunikasi nonverbal dalam suatu hubungan komunikasi. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata. Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan kepala. Komunikasi nonverbal memberikan umpan balik yang berharga bagi pembaca kode. Jadi pada hakekatnya, komunikasi adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang menyampaikan berita dari seseorang kepada orang lain, dalam rangka kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan tertentu.
Komunikasi non verbal kurang diterapkan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan karena komunikasi non verbal bersifat informal, komunikasi non verbal ini sangat tidak tepat apabila digunakan di lingkungan kantor, sebab komunikasi non verbal ini hanya menggunakan bahasa tubuh dan panca indera. Biasanya komunikasi non verbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai yang mempunyai hubungan dekat dan sudah akrab.
(40)
D. Tujuan-tujuan Spesifik dalam Komunikasi
Berikut ini adalah kemungkinan tujuan-tujuan komunikasi di dalam kegiatan manajemen atau dalam hubungan dinas dikantor (tempat bekerja).
1. Komunikasi kepada Atasan/Pimpinan
a. Memberikan respon atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau oleh atasan/pimpinan
b. Menanyakan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi yang diberikan oleh atasan/pimpinan
c. Menyampaikan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi yang diberikan oleh atasan/pimpinan
d. Menyampaikan gagasan dan saran ke arah perbaikan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas atau pekerjaan
e. Memohon bantuan dan perhatian atasan atau pimpinan untuk memberi petunjuk dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan memecahkan masalah.
PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan mempunyai komunikasi kepada pimpinan yaitu Asisten Chief Operation memberikan informasi kepada Bagian Penjualan. Misalnya Kepala Bidang Keuangan dan Administrasi memberikan informasi tentang laporan keuangan kepada Kepala Chief Operation untuk di periksa dan dipertanggung jawabkan. Selain itu, Bagian Penjualan memberikan ide-ide mengenai bagaimana pemasaran dari produk-produk Shafira agar lebih bisa menarik pelanggan yang banyak dan tetap loyal. Ide ini akan disampaikan kepada Chief Operation untuk dipertimbangkan.
(41)
2. Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat
a. Bertukar pikiran ke arah pencapaian kemajuan
b. Untuk melakukan koordinasi dan menyelaraskan kegiatan
c. Untuk menanyakan kalau-kalau ada bantuan yang dapat diberikan d. Berusaha mengenal atau mengetahui pribadi masing-masing.
Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat di PT. Shafira Cabang Medan dilakukan oleh sesama pegawai dari masing masing bagian. Mulai dari Asisten Chief Operation, Karyawan di bidang Penjualan, Karyawan di Bidang Keuangan dan Administrasi, Karyawan Bagian Umum, Staf Administrasi, Staf Penjualan, dan Staf Kasir. Para Karyawan ini saling berkomunikasi demi mendukung tercapainya pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing pegawai.
3. Komunikasi kepada Bawahan dan Karyawan a. Untuk memberikan tugas, perintah dan instruksi
b. Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi c. Untuk memberi pengarahan agar bawahan atau karyawan melakukan
perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik
d. Untuk memberikan pujian atau penghargaan, hadiah, dan juga sebaliknya hukuman
e. Untuk berusaha mengetahui kondisi dan/atau mengenal pribadi bawahan.
Komunikasi kepada bawahan di PT. Shafira Cabang Medan dilakukan oleh Chief Operation kepada para Kepala Bidang Mulai dari Kepala Bidang
(42)
Penjualan, Kepala Bidang Keuangan dan Administrasi, Bidang Keuangan, dan Kepala Bidang Umum. Komunikasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh elemen PT. Shafira Cabang Medan sudah menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan visi dan misinya. Komunikasi ini juga di lakukan oleh masing-masing Kepala sub-Bidang kepada para karyawan di masing-masing-masing-masing bagian nya.
E. Hambatan komunikasi
Hambatan atau gangguan merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Hambatan dapat menghalangi pengirim dalam mengirimkan pesan dan penerima dalam menerima pesan. Sehingga membuat pesan yang disampaikan pengirim berbeda dengan pesan yang diterima di penerima.
Menurut Curtis, Floyd& Winsor (2005), jenis hambatan komunikasi adalah:
1. Hambatan fisik
Faktor fisik dari pengirim dapat menjadi hambatan dalam komunikasi. Misalnya gangguan kesehatan (suara serak), kecepatan bicara dan intonasi suara. Faktor fisik dari lingkungan juga dapat menjadi hambatan dalam komunikasi. Misalnya gangguan alat komunikasi, suara mobil atau pesawat yang lewat, dengungan komputer, suara genset, dll.
(43)
2. Hambatan psikologis
Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi. Umumnya disebabkan oleh si pengirim. Sebelum berkomunikasi, tidak mengkaji/melihat kondisi si penerima. Komunikasi sulit untuk berhasil jika saat berlangsungnya komunikasi tersebut, penerima sedang sedih, bingung marah, kecewa, iri hati, dan kondisi psikologis lainnya; juga jika penerima menaruh prasangka kepada pengirim. Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena orang yang sudah berprasangka belum apa-apa sudah bersikap menentang pengirim. Apalagi kalau prasangka itu sudah berakar, seseorang tdk dapat lagi berpikir objektif, dan apa saja yang dilihat atau didengarnya selalu akan dinilai negatif.
3. Hambatan dalam proses komunikasi
a. Hambatan dari si pengirim, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi si pengirim itu sendiri. Hal ini sering dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional dari si pengirim ketika mengirimkan pesan.
b. Hambatan dari si penerima, seperti kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
c. Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan di buat - buat, tidak tepat waktu, tidak jelas, dan sebagainya.
(44)
4. Hambatan Semantis
Menyangkut bahasa yang dipergunakan pengirim sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada penerima. Seorang pengirim harus benar-benar memperhatikan hambatan semantis ini, sebab salah ucap dapat menimbulkan salah pengertian yang pada akhirnya bisa menimbulkan salah komunikasi.
Seringkali pengirim salah ucap karena berbicara terlalu cepat sehingga ketika pikiran dan perasaan belum mantap terformulasikan, kata-kata sudah terlanjur dilontarkan. Hambatan semantis ini kadang-kadang disebabkan pula oleh aspek antropologis, yakni kata-kata yang sama bunyinya dan tulisannya, tetapi memiliki makna yang berbeda. Salah komunikasi adakalanya disebabkan oleh pemilihan kata yang tidak tepat dan kata-kata yang sifatnya konotatif.
F. Pengertian Efektivitas Kerja
Efektivitas kerja yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Efektivitas kerja merupakan suatu masalah yang kompleks. Ada banyak pengertian tentang efektivitas, akan tetapi ciri yang sama dari berbagai pengertian yang diberikan yaitu menyangkut keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Richard M. Steers (1980 : 1) mengatakan bahwa efektivitas adaah suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan satu unit keluaran (output). Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan
(45)
Menurut Gitosudarmo (2001:7) kata efektif memiliki konotasi atau berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai sehingga efektif atau efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan. Semakin besar hasil yang dapat diraihnya berarti semakin efektif. Efektif juga berarti tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara maksimal
Kegiatan yang dilakukan secara efektif belum tentu efisien, karena mungkin saja hasil yang dicapai itu cukup besar akan tetapi korban yang ditimbulkan sangat banyak. Sebaliknya efisien belum tentu efektif , karena biaya yang dikelurkannya mungkin minimal akan tetapi hasil yang dicapainya juga sangat kecil. Pekerjaan dikatakan efisien dalam arti sesuai dengan indikator bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, akurat, murah, dan mudah.
Siagian (2002:151) mengatakan bahwa efektiftas kerja adalah penyelesaian pekerjaan dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada penyelesaian tugas tersebut, bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu. Pabundu (2006:16) berpendapat bahwa efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan manajemen yang efektif disertai dengan manajemen yang efisien.
Agar dapat menjamin suatu keberhasilan usaha dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi, maka seorang pemimpin harus dapat menjalin komunikasi dengan baik terhadap bawahanya. Komunikasi yang
(46)
baik akan mempengaruhi semangat kerja, disiplin, dan tanggung jawab dari para karyawan.
Secara luas, komunikasi yang efektif akan manimbulkan lima hal yaitu, pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik dan tindakan. Pengertian diartikan sebagai penerimaan yang cermat dari pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator. Kesenangan yang didapat ketika komunikasi dilakukan, bukan hanya menyajikan informasi, melainkan untuk menjalin hubungan yang lebih akrab dan menyenangkan. Pengaruh pada sikap merupakan bagaimana agar pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi pendapat, sikap dan tingkah laku seseorang.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tentunya sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap organisasi. Setiap karyawan sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih meningkatakan efektifitas kerja mereka melalui berbagai tahapan usaha secara maksimal. Sehingga dengan demikian pemanfaatan sumber daya manusia dalam hal ini karyawan akan lebih berpotensi dan lebih mendukung keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
G. Hubungan komunikasi dengan efektivitas kerja
Efektivitas kerja adalah suatu pencapaian tugas yang menunjukan tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan. Tingkat keberhasilan tersebut meliputi ketepatan waktu, pencapaian
(47)
target yang maksimal, dan tanggung jawab para pegawai dalam menyelesaikan tugasnya.
Keberadaan komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efektivitas kerja karyawan di kantor. Artinya, dengan adanya sistem komunikasi yang baik maka dapat memperlancar proses pengurusan pekerjaan-pekerjaan, menghemat tenaga dan waktu. Dengan demikian terdapat pola hubungan positif, antara komunikasi dengan efektivitas. Semakin baik proses komunikasi maka semakin tinggi pula tingkat efektivitas di kantor.
Efektivitas kerja karyawan dapat berhasil disebabkan oleh komunikasi. Komunikasi yang baik akan terjadi apabila terdapat tujuan komunikasi yang terarah, media komunikasi yang optimal, pengelolaan komunikasi yang lancar, serta adanya umpan balik (feedback). Tujuan komunikasi yang terarah maksudnya adanya pengertian yang sama ketika sipengirim pesan penyampaikan maksudnya kepada sipenerima pesan sehingga apa yang diharapkan dapat terlaksanakan dengan baik. Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk mendukung kelancaran komunikasi. Agar komunikasi efektif maka perlu adanya pengelolaan komunikasi tujuanya adalah untuk menangani pesan - pesan yang sifatnya rutin dan menangani masalah pada komunikasi sehingga pesan dapat diterima dengan baik. Umpan balik adalah respon yang diberikan ketika berkomunikasi sehingga dapat dilihat apakah sipenerima benar-benar paham dengan apa yang disampaikan.
(48)
Didalam komunikasi yang baik maka setiap pekerjaan yang dilaksanakan tepat waktu, efisien, efektif dan menghasilkan laba yang besar pada perusahaan, dapat menyebabkan bertambahnya omset perusahaan, waktu pelaksanaan semakin cepat, hasil pekerjaan semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitas, memudahkan bagian – bagian atau departemen yang lainnya untuk mengolah data sehingga memudahkan manajemen untuk mengambil keputusan serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan dan relasi. Dengan adanya komunikasi yang baik dapat memperlihatkan efektivitas dari perusahaan terus meningkat, dan komunikasi yang terjalin pada perusahaan itu dapat menjelaskan secara terperinci apa dan bagaimana cara memajukan efektivitas itu. Sehingga tujuan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dengan mudah tercapai. Dan begitu juga sebaliknya jika komunikasi tidak berjalan dengan baik maka peningkatan efektivitas kerja karyawan dan tujuan perusahaan tidak dapat tercapai secara maksimal.
Seperti tabel berikut ini dapat dilihat peranan komunikasi berperan penting dalam perkembangan aset PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
Tabel 3.1
Perkembangan Aset PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN
LAPORAN LABA RUGI
(49)
KETERANGAN 2010 2011 2012
Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
Beban Gaji Pegawai
Biaya Penyusutan Aktiva Biaya Listrik
Biaya Telepon Biaya Service Gratis Biaya Iklan
Biaya Lain-lain
Total Biaya Operasi Laba Bersih 1.527.611.300 783.044.100 744.567.200 150.000.000 65.081.000 6.500.000 5.215.000 2.500.000 8.000.000 17.800.000 255.096.000 489.471.200 1.915.780.000 917.730.300 998.049.700 160.000.000 73.584.500 7.350.000 5.730.000 3.000.000 9.000.000 21.300.000 279.964.500 718.085.200 1.888.168.700 994.686.200 893.482.500 170.000.000 88.503.500 8.000.000 6.515.000 3.500.000 10.000.000 22.500.000 309.018.500 584.464.000
Sumber : PT. Shafira Laras Persada (data diolah)
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa mengalami kenaikan laba pada posisi per 31 desember 2011 sebesar Rp 228.614.00 juta dibanding dengan posisi per 31 desember 2010, sedangkan pada per 31 desember 2012 PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan mengalami penurunan laba drastis sebesar Rp. 133.621.200 juta.
(50)
Hubungan antara komunikasi dengan efektivitas kerja secara sederhana dapat dideskripsikan bahwa, semakin baik dan lancar komunikasi yang diterapkan maka semakin tinggi pula tingkat tujuan perusahaan. Tanpa komunikasi yang baik segala rencana, aturan-aturan, keputusan ataupun konsep-konsep yang telah direncanakan secara matang tidak akan dapat ditangkap, dicerna, ataupun diproses oleh para bawahan. Dengan hubungan komunikasi yang kurang baik bahkan buruk maka dapat dipastikan pegawai tersebut akan sulit menerima tugas dan memahami tugas yang diberikan dengan begitu akan dapat mengurangi efektivitas kerja perusahaan. Hal itulah yang disebut dengan peran komunikasi dalam meningkatkan efektivitas kerja, dimana dengan komunikasi yang baik dapat meningkatkan dan memberikan jaminan yang lebih besar akan keberhasilan efektivitas kerja perusahaan, dan begitupun sebaliknya.
H. Analisis dan Evaluasi
Dari hasil pengamatan penulis selama melakukan penelitian, maka dapat dibuat suatu analisa bahwa komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan efektivitas kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Oleh karena itu antara pimpinan perusahaan dengan bawahannya harus terjain komunikasi yang baik, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Menurut Purwanto (3 : 2006) Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbolsimbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Sistem
(51)
komunikasi yang efektif dimaksudkan agar organisasi memperoleh tenaga kerja yang berkualitas dan mampu merealisasikan tujuan perusahaan, sehingga diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan organisasi.
Sistem komunikasi yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan perlu lebih diperhatikan karena pesan yang diterima sering terjadi kesalahpahaman persepsi / pandangan. Hal ini menyebabkan terjadinya masalah komunikasi internal. Karena kurangnya pemahaman antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga pesan akhir yang diterima tidak sinkron atau tidak efektif. Jadi, tujuan komunikasi yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan belum mencapai sasaranya. Selain itu media komunikasi yang tersedia masih belum dapat dipergunakan secara maksimal karena banyak karyawan yang mempersalah gunakan dan mengoperasikan alat/media komunikasi untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan kepentingan perusahaan. Sehingga mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan dengan pihak luar seperti konsumen, pimpinan pusat dan para relasi menjadi terhambat, komsumen merasa sulit untuk mendapatkan pelayanan secara online, pekerjaan selesai dengan tidak tepat waktu volume pekerjaan menjadi bertambah dan proses pengerjaanya tidak terselesaikan sesuai dengan target yang sudah ditentukan.
Seringnya karyawan menyepelekan upaya komunikasi yang baik dengan konsumen menyebabkan terjadinya masalah komunikasi eksternal atau pihak luar terjadi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Tidak sadarnya karyawan dalam berkomunikasi mengakibatkan salah ucap, ketidaksopanan gerak tubuh,
(52)
dan tidak adanya solusi yang bisa meredam kekecewaan konsumen atas keluhan – keluhan mengenai pelayanan perusahaan. Keluhan – keluhan pelanggan yang bermula dari hal yang awalnya remeh malah menjadi perseteruan yang membesar karena ketidaktepatan karyawan dalam menangani keluhan konsumen tersebut. Sehingga konsumen yang kecewa dan marah tidak sengaja meluapkannya dengan menyebarkannya dari mulut ke mulut dan merekomendasikan kepada orang lain untuk tidak membeli produk di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Tentu saja masalah ini sangat merugikan dan berdampak buruk bagi omset dan tujuan perusahaan.
Menanggapi fenomena yang terjadi, PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan harus melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan yang terlibat didalamnya khususnya mengenai sistem komunikasi yang ada karena pengaruhnya sangat besar terhadap efektivitas kerja dan berdampak pada nama baik perusahaan yang bersangkutan. Walaupun secara keseluruhan komunikasi yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan kurang efektif, tetapi kesalah pahaman terjadi dapat diatasi dengan tepat. Beberapa cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah – masalah internal yaitu, membuat suatu pesan secara lebih berhati – hati, menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami, dan tidak bertele – tele , meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi ( suara – suara musik, keributan didalam ruangan kerja, dsb), melakukan pembicaraan tatap muka langsung antara pimpinan dan karyawan terjadi umpan balik sehingga pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan pegawai tetap bertanggung jawab dengan pekerjaannya yakni sering
(53)
lembur agar pekerjaan terselesaikan dengan tepat waktu serta jika terjadi kesalahan dalam melakukan proses data mereka tetap memprtanggung jawabkan hal tersebut kepada semua pihak yang terkait. Sedangkan beberapa cara menghadapi masalah – masalah eksternal yaitu, tidak bersikap kaku terhadap konsumen, menciptakan kesan pertama yang bagus dan suasana yang nyaman, berkomunikasi secara personal, memberikan pelayanan yang prima dan promosi dengan poster, brosur spanduk dan acara – acara promosi.
(54)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan pembahasan mengenai motivasi dan komunikasi pada bab III dan membandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan, maka penulis mempunyai beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut.
1. Peranan komunikasi pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan secara umum berjalan dengan baik , namun belumlah sepenuhnya efektif dan maksimal, karena masih banyak terdapat kelemahan-kelemahan di dalamnya, sehingga efektivitas kerja staf dan pegawai pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan juga belum tercapai secara efektif.
2. Sitem komunikasi yang telah berjalan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan walaupun berjalan cukup baik juga masih terdapat kelemahan. Adapun kelemahan terjadi antara pimpinan dan karyawan adalah pimpinan beranggapan bahwa apapun yang dikomunikasikan kepada karyawannya pasti akan dimengerti dan cocok, hal inilah yang membuat komunikasi yang kurang baik dan kesalapahaman antara pimpinan perusahaan dan para karyawan dalam hal menafsirkan intruksi yang diberikan pimpinan. Hal ini juga menyebabkan perbedaan pendapat antara karyawan dalam melaksanakan tugas atau perintah tersebut dari pimpinan. Perbedaan dalam menafsirkan pesan ini muncul karena adanyan perbedaan latar belakang, seperti : perbedaan usia, pendidikan, jenis
(55)
kelamin, status sosial, latar belakang budaya, dan sikap temperamen para karyawan.
3. Kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas perusahaan , seperti menggunakan telepon dan internet yang disediakan untuk kepentingan pribadi masing – masing tanpa memikirkan kepentingan perusahaan, sehingga mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan dengan pihak luar seperti konsumen, pimpinan pusat dan para relasi menjadi terhambat.
4. Seringnya karyawan menyepelekan upaya komunikasi yang baik dengan konsumen. Tidak sadarnya karyawan dalam berkomunikasi yang baik menimbulkan salah ucap, ketidaksopanan gerak tubuh, dan tidak adanya solusi yang bisa meredam kekecewaan konsumen atas keluhan – keluhan mengenai pelayanan perusahaan. Sehingga mengakibatkan para konsumen kecewa dengan pelayanan yang tidak memuaskan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
B. SARAN
Setelah menarik kesimpulan dari Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan
Efektivitas Kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat di pertimbangkan oleh perusahaan.
1. PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan harus lebih meningkatkan dan memperbaiki sistem komunikasi yang ada, perlu melakukan evaluasi terhadap sistem komunikasi dan harus sering melakukan interaksi antara atasan dengan bawahan agar efektivitas kerja pegawai menjadi lebih baik
(56)
lagi dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan maksimal dan sesuai dengan harapan bersama.
2. Sebaiknya alat – alat komunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dapat ditingkatkan lagi fungsinya secara maksimal sebagai alat komunikasi perusahaan agar tidak di salah pergunakan oleh karyawan – karyawan untuk kebutuhan pribadi.
3. Hendaknya hubungan komunikasi yang terjalin antara karyawan dengan konsumen haruslah ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi agar semua masalah-masalah dan keluhan-keluhan konsumen PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dapat diselesaikan dengan segera dan tidak berlarut-larut masalah tersebut dihadapi
(57)
DAFTAR PUSTAKA
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Widjaya, H.A.W. 2000. Imu Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Bactiar, Miraza. 2004. Manajemen Bisnis. ISEI. Bandung.
Sudarmayanti. 2001. Manajemen Perkantoran. Mandar Maju. Bandung.
Suranto AW, 2005. Komunikasi Perkantoran, cetakan Pertama, Media Wacana,
Yogyakarta.
Corrado, Frank M, 2004. Berkomunikasi Dengan Karyawan, cetakan Pertama, PPM,
Jakarta.
Effendy, O. Uchjana, 2006. Ilmu Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Widjaja, HAW, 2000. Ilmu Komunikasi, Rineka Cipta, Bandung.
Wiludjeng, Sri, 2007. Pengantar Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wursanto, Lg, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Andy Offset, Yogyakarta.
(1)
dan tidak adanya solusi yang bisa meredam kekecewaan konsumen atas keluhan – keluhan mengenai pelayanan perusahaan. Keluhan – keluhan pelanggan yang bermula dari hal yang awalnya remeh malah menjadi perseteruan yang membesar karena ketidaktepatan karyawan dalam menangani keluhan konsumen tersebut. Sehingga konsumen yang kecewa dan marah tidak sengaja meluapkannya dengan menyebarkannya dari mulut ke mulut dan merekomendasikan kepada orang lain untuk tidak membeli produk di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Tentu saja masalah ini sangat merugikan dan berdampak buruk bagi omset dan tujuan perusahaan.
Menanggapi fenomena yang terjadi, PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan harus melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan yang terlibat didalamnya khususnya mengenai sistem komunikasi yang ada karena pengaruhnya sangat besar terhadap efektivitas kerja dan berdampak pada nama baik perusahaan yang bersangkutan. Walaupun secara keseluruhan komunikasi yang ada pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan kurang efektif, tetapi kesalah pahaman terjadi dapat diatasi dengan tepat. Beberapa cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah – masalah internal yaitu, membuat suatu pesan secara lebih berhati – hati, menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami, dan tidak bertele – tele , meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi ( suara – suara musik, keributan didalam ruangan kerja, dsb), melakukan pembicaraan tatap muka langsung antara pimpinan dan karyawan terjadi umpan balik sehingga pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan pegawai tetap bertanggung jawab dengan pekerjaannya yakni sering
(2)
lembur agar pekerjaan terselesaikan dengan tepat waktu serta jika terjadi kesalahan dalam melakukan proses data mereka tetap memprtanggung jawabkan hal tersebut kepada semua pihak yang terkait. Sedangkan beberapa cara menghadapi masalah – masalah eksternal yaitu, tidak bersikap kaku terhadap konsumen, menciptakan kesan pertama yang bagus dan suasana yang nyaman, berkomunikasi secara personal, memberikan pelayanan yang prima dan promosi dengan poster, brosur spanduk dan acara – acara promosi.
(3)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan pembahasan mengenai motivasi dan komunikasi pada bab III dan membandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan, maka penulis mempunyai beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut.
1. Peranan komunikasi pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan secara umum berjalan dengan baik , namun belumlah sepenuhnya efektif dan maksimal, karena masih banyak terdapat kelemahan-kelemahan di dalamnya, sehingga efektivitas kerja staf dan pegawai pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan juga belum tercapai secara efektif.
2. Sitem komunikasi yang telah berjalan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan walaupun berjalan cukup baik juga masih terdapat kelemahan. Adapun kelemahan terjadi antara pimpinan dan karyawan adalah pimpinan beranggapan bahwa apapun yang dikomunikasikan kepada karyawannya pasti akan dimengerti dan cocok, hal inilah yang membuat komunikasi yang kurang baik dan kesalapahaman antara pimpinan perusahaan dan para karyawan dalam hal menafsirkan intruksi yang diberikan pimpinan. Hal ini juga menyebabkan perbedaan pendapat antara karyawan dalam melaksanakan tugas atau perintah tersebut dari pimpinan. Perbedaan dalam menafsirkan pesan ini muncul karena adanyan perbedaan latar belakang, seperti : perbedaan usia, pendidikan, jenis
(4)
kelamin, status sosial, latar belakang budaya, dan sikap temperamen para karyawan.
3. Kurangnya kesadaran karyawan dalam menggunakan fasilitas perusahaan , seperti menggunakan telepon dan internet yang disediakan untuk kepentingan pribadi masing – masing tanpa memikirkan kepentingan perusahaan, sehingga mengakibatkan hubungan komunikasi perusahaan dengan pihak luar seperti konsumen, pimpinan pusat dan para relasi menjadi terhambat.
4. Seringnya karyawan menyepelekan upaya komunikasi yang baik dengan konsumen. Tidak sadarnya karyawan dalam berkomunikasi yang baik menimbulkan salah ucap, ketidaksopanan gerak tubuh, dan tidak adanya solusi yang bisa meredam kekecewaan konsumen atas keluhan – keluhan mengenai pelayanan perusahaan. Sehingga mengakibatkan para konsumen kecewa dengan pelayanan yang tidak memuaskan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.
B. SARAN
Setelah menarik kesimpulan dari Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat di pertimbangkan oleh perusahaan.
1. PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan harus lebih meningkatkan dan memperbaiki sistem komunikasi yang ada, perlu melakukan evaluasi terhadap sistem komunikasi dan harus sering melakukan interaksi antara atasan dengan bawahan agar efektivitas kerja pegawai menjadi lebih baik
(5)
lagi dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan maksimal dan sesuai dengan harapan bersama.
2. Sebaiknya alat – alat komunikasi di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dapat ditingkatkan lagi fungsinya secara maksimal sebagai alat komunikasi perusahaan agar tidak di salah pergunakan oleh karyawan – karyawan untuk kebutuhan pribadi.
3. Hendaknya hubungan komunikasi yang terjalin antara karyawan dengan konsumen haruslah ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi agar semua masalah-masalah dan keluhan-keluhan konsumen PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dapat diselesaikan dengan segera dan tidak berlarut-larut masalah tersebut dihadapi
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Widjaya, H.A.W. 2000. Imu Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Bactiar, Miraza. 2004. Manajemen Bisnis. ISEI. Bandung.
Sudarmayanti. 2001. Manajemen Perkantoran. Mandar Maju. Bandung.
Suranto AW, 2005. Komunikasi Perkantoran, cetakan Pertama, Media Wacana, Yogyakarta.
Corrado, Frank M, 2004. Berkomunikasi Dengan Karyawan, cetakan Pertama, PPM, Jakarta.
Effendy, O. Uchjana, 2006. Ilmu Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Widjaja, HAW, 2000. Ilmu Komunikasi, Rineka Cipta, Bandung.
Wiludjeng, Sri, 2007. Pengantar Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Wursanto, Lg, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Andy Offset, Yogyakarta.