Pengaruh Motivasi Dan Komunikasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI PT. SHAFIRA LARAS PERSADA

CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

IRNA ARINA NASUTION 102101012

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Studi pendidikan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “PENGARUH MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN”. Dengan kemampuan yang masih terbatas, Penulis menyadari bahwa sepenuhnya Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik dari berbagai pihak diharapkan Penulis untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.

Selanjutnya pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M .Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Doli M. Ja’far Dalimunthe, SE, M. Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah berbaik hati meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam proses penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.


(3)

4. Ibu Irni Indah Sari Nasution, S. Hut selaku Kepala Cabang PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

5. Ayahanda tercinta H. Irham Dinni Nasution, S.Sos dan Ibunda tercinta Hj. Neny Suwarty serta kedua kakak tercinta Penulis yaitu Irni Indah Sari Nasution, S. Hut dan Irma Maisarah Nasution, S. Psi serta adik kesayangan Penulis Iranda Arham Nasution yang selalu mendukung dan memotivasi Penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Pacar tersayang Muhammad Faisal, A. Md yang telah banyak memotivasi, membantu dengan sabarnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Seluruh Mahasiswa Diploma III Keuangan 2010 teristimewa sahabat – sahabat tersayang Penulis yaitu Fitri, Ulan, Vinska, Yuli, Putri, Ivy, Puteh, Ade, Fatur, Hafiz, Riza dan Farid.

8. Teman- teman seperjuangan saat magang yaitu grup 26 Alvionita, Stevanie, Fadilla dan Yuni.

Akhir kata, kepada pihak yang telah memberi bantuan yang tak ternilai harganya ini, Penulis mengucapkan terima kasih. Besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi rekan - rekan pembaca sekalian.

Medan, Juli 2013


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 6

B. Struktur Organisasi ... 10

C. Uraian Pekerjaan ... 12

D. Kinerja Terkini ... 15

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Motivasi ... 22

B. Faktor- Faktor Motivasi ... 23

C. Teori Motivasi ... 28

D. Jenis – Jenis Motivasi ... 33

E. Peranan Motivasi Terhadap Semangat Kerja ... 34

F. Pengertian Komunikasi ... 35

G. Proses Komunikasi ... . 36

H. Unsur – Unsur Komunikasi ... .. 38

I. Tujuan – Tujuan Spesifik Dalam Komunikasi... 39

J. Pengaruh Komunikasi Terhadap Semangat Kerja... 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Cabang – cabang PT. Shafira Laras Persada... 8


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman GAMBAR 2.1 Struktur Organisasi PT. Shafira Laras Persada


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya. Dalam perusahaan maupun dalam lembaga pendidikan para karyawan harus bekerja sesuai dengan perintah atasannya. Perintah tersebut bisa saja tidak sesuai dengan keinginannya atau sama sekali belum dimengerti, karena belum pernah dialami atau dikerjakan sebelumnya. Disinilah peranan motivasi dan komunikasi yang efektif sangat diperlukan baik antara pimpinan dengan atasan maupun antar sesama karyawan. Menurut Hook (2006:15) Motivasi adalah mengerjakan sesuatu lebih dari apa yang seharusnya dikerjakan.

Motivasi dan komunikasi efektif merupakan dua hal yang sangat penting dalam mendukung terciptanya kondisi kerja yang baik. Dapat dipastikan bahwa perusahaan yang memperkerjakan pegawai tanpa didukung oleh motivasi dan komunikasi yang efektif tidak akan berkembang dengan baik. Tanpa adanya motivasi dan komunikasi efektif para pegawai akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan biasa-biasa saja tanpa ada semangat kerja. Untuk dapat termotivasi dan menjadi semangat, pegawai harus memiliki minat besar dan merasa nyaman dengan pekerjaan mereka. Mereka harus percaya bahwa baik gaji, tambahan di luar gaji maupun kondisi kerja mereka adalah wajar dan diperlakukan adil oleh atasan langsung mereka.


(8)

Agar pegawai dapat bekerja dengan semangat sehingga hasilnya maksimal, mereka harus diberi kesempatan untuk bekerja dalam suasanan “kerja sama” dan setiap orang harus bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya masing-masing. Disamping motivasi yang berasal dari diri sendiri, peranan pimpinan sangat besar dalam memotivasi pegawai agar bekerja sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.

Disamping motivasi, komunikasi efektif juga mutlak diperlukan dalam suatu organisasi. Komunikasi yang efektif mendukung terciptanya semangat kerja yang tinggi yang dapat dilihat dari kedisiplinan termasuk didalamnya kehadiran, waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan juga kontribusi yang dapat diberikan kepada perusahaan tempat dia bekerja. Dengan adanya komunikasi yang efektif, seorang pimpinan dapat memberikan perintah kerja atau tugas kepada bawahannya secara lisan dan tertulis. sehingga pegawai tersebut dapat mengerjakan tugasnya dengan baik sesuai dengan perintah atasannya sehingga kesalahan dalam mengerjakan tugas dapat ditekan sekecil mungkin.

Komunikasi yang efektif dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, baik media komunikasi konvensional maupun media komunikasi elektronik. Media komunikasi non elektronik antara lain adalah penggunaan bahasa lisan, bahasa isyarat / bahasa tubuh, dan aneka media komunikasi yang menggunakan kertas. Sedangkan media komunikasi elektronik antara lain adalah telepon biasa, telepon genggam / seluler, dan internet (Web dan email).


(9)

Diharapkan dengan penyediaan media komunikasi yang lengkap akan mempermudah pegawai dalam pengerjaan tugas-tugasnya sehingga para pegawai lebih semangat dan lebih cepat dalam mengerjakan tugas-tugasnya sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan atau lembaga dimana mereka bekerja.

Berdasarkan latar belakang dan menyadari pentingnya motivasi dan komunikasi efektif dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan maupun lembaga pendidikan, maka penulis mengambil judul: “Pengaruh Motivasi dan Komunikasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan”.

Melalui komunikasi antara pimpinan dan karyawan, fenomena yang terjadi dalam pengaruh motivasi dan komunikasi dalam PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan adalah adanya sesuatu yang baik dan positif yang terjadi dalam lingkungan kerja PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan. Itulah yang disebut dengan motivasi. Motivasi adalah dorongan kuat dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu.

Pada dasarnya, seseorang cenderung melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan berbagai cara. Dalam PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, Chief Operation mampu memotivasi karyawannya dengan komunikasi yang bersifat informal sehingga para karyawan merasa lebih dekat dengan atasannya tanpa melihat perbedaan tingkat jabatan. Hal inilah yang selalu dilakukan oleh Chief Operation PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan agar semua karyawannya dapat termotivasi dan Chief Operation memiliki beberapa


(10)

cara, seperti pemberian intensif yang bersifat finansial maupun non finansial, pemberian pengakuan atas prestasi kerja, memberikan penghargaan kepada karyawannya, pemberian bonus, dll.

Komunikasi yang baik terhadap karyawan terjadi bila komunikasi yang dilakukan Chief Operation dengan karyawan yaitu dengan komunikasi lancar. Komunikasi yang lancar adalah komunikasi terbuka dimana informasi mengalir secara bebas dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dalam lingkungan kerja, umpan balik dapat diutarakan dalam suasana saling percaya dan saling menghormati. Dengan demikian, komunikasi yang terjadi antara Chief Operation dengan karyawannya di PT. Shafira Laras Persada dapat terjalin dengan baik.

Komunikasi yang baik akan mempengaruhi kinerja karyawan sehingga karyawan dapat termotivasi dari dalam dirinya sendiri. Chief Operation harus memastikan bahwa para karyawan telah melakukan pekerjaan mereka dengan baik yaitu dengan cara melakukan pengawasan dan memberikan komunikasi kepada karyawan secara benar dengan begitu karyawan akan bekerja keras untuk memaksimalkan kinerjanya sehingga mendapatkan pengakuan prestasi kerja dari atasan karena motivasi yang diberikan kepada karyawan oleh Chief Operation berjalan dengan sukses sesuai tujuan yang diinginkannya

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah yang penulis ambil sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ini yaitu


(11)

Bagaimana Pengaruh Motivasi dan Komunikasi terhadap Semangat Kerja Pegawai PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan komunikasi terhadap semangat kerja pegawai PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan penulis tentang pentingnya motivasi dan komunikasi efektif terhadap semangat kerja pegawai dalam suatu perusahaan.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai perlunya motivasi dan komunikasi efektif dalam suatu perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi rekan-rekan yang akan melakukan penelitian berikutnya.


(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. Shafira Laras Persada

Cikal bakal PT. Shafira Laras Persada diawali oleh seorang aktivis mahasiswi mesjid Salman ITB Bandung. Hati beliau tergerak ketika situasi di era 1980–an ketika sosok busana bergaya islami masih dianggap kampungan. Bagaimana tidak selain tampil apa adanya, sang pemakainya pun dianggap tidak gaya, tidak aksi, jauh dari istilah fashionable. Terlebih lagi, ada yang menjulukinya ninja (mungkin karena gaya busana muslimah mirip gaya ninja dalam film silat Jepang) atau panggilan tidak bersahabat lainnya.

Adapun alasan mengapa dipilih nama Shafira untuk perusahaan yang akan dibangun yaitu berawal ketika beliau melintas dibawah menara mesjid Salman ITB tempatnya beraktivitas. Saat itu terdengar suara adzan memanggil kaum muslimin untuk shalat, beliau pun bergegas wudhu dan masuk mesjid. Ketika itulah matanya tertumbuk pada tulisan shaf yang ada di dinding mesjid, tulisan yang sudah berapa ratus kali dilihatnya. Tulisan itu mengingatkan agar dalam jajaran shaf ketika shalat senantiasa rapi dan lurus.

Kata itu begitu lekat diingatannya, sehingga ketika muncul lagi keinginan untuk memberi nama perusahaannya, kata Shaf itulah yang terucap dari bibirnya untuk dijadikan nama sekaligus simbol produknya. Dan agar tidak kelihatan begitu maskulin dan tajam, maka dibubuhkan kata tambahan yang melembutkan. Shaf yang berarti rapi dan lurus saat shalat menghadap Allah, atas saran teman –


(13)

temannya, maka ditambahkan kata “ ira ” diakhir kata “ Shaf “ sehingga menjadi Shafira. Selain itu kata Shafira pun dapat diartikan sebagai batu safir yang berwarna biru yang anggun dan elegan. Tidak seperti mutiara atau berlian yang kemilau, batu safir mewakili keteduhan, keanggunan dan nuansa kemewahan sekaligus suasana kerendahan hati pemakainya.

Dalam perjalanannya nama Shafira dapat pula diartikan sebagai shafar yang berarti perjalanan. Ini bermakna agar Shafira tidak berhenti di jalan, memperluas bisnis dan mengembangkan dakwah sekaligus terus menerus melihat perkembangan dunia agar apa yang dihasilkan Shafira benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh dunia, sebagaimana hakikat kehadiran islam : rahmatan lil’alamin

Dalam situasi yang penuh semangat, sedikit demi sedikit perusahaan dirapikan dan ditata ulang. Untuk lebih memudahkan gerak bisnisnya, tepat pada tanggal 22 Februari 1989 Shafira resmi menjadi PT. Shafira Laras Persada. Dengan badan hukum berbentuk PT, berdasarkan Akta Notaris Mohammad Said Tadjoedin Nomor: 216 tanggal 22 Februari 1989 di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-15.407.HT.01.01.TH’94 tanggal 13 Oktober 1994, dengan SIUP Nomor: 01822/1.824.51. maka makin jelas langkah yang dituju Shafira untuk melangkah menuju sebuah bangunan cita- cita yang besar di kelak kemudian hari.

Tanpa terasa, kini Shafira sudah berusia 24 tahun. Jaringan toko Shafira sudah tersebar di Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Selain butiknya sudah menyebar di hampir seluruh pulau yang ada


(14)

di Indonesia. Shafira pun mulai melirik ke kancah dunia Internasional. PT. Shafira Laras Persada kini yang berkantor di Gede Bage – Bandung, kini telah memiliki 23 showroom di seluruh Indonesia dan satu showroom di Malaysia. Dan dengan berbagai kiprahnya di dunia mode busana khususnya busana muslim di Indonesia.

Tabel 2.1.

Cabang-cabang PT. Shafira Laras Persada ( Showroom Shafira yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia)

No. Daerah wilayah cabang Nama Showroom Shafira yang Berada di Wilayah Daerah Cabang

1. Jakarta 1. Shafira Pondok Bambu 2. Shafira Cikajang 3. Shafira Kelapa Gading 4. Shafira BSD

5. Shafira Bintaro

6. Shafira Cibubur Junction 2. Bandung 1. Shafira Buah Batu

2. Shafira Sulanjana 3. Shafira BIP 4. Shafira Tuparev 5. Shafira Pangrango 3. Surabaya 1. Shafira Gubeng

2.Shafira Soetomo 3. Shafira Kawi Malang 4.Shafira Indra Giri 5. Shafira Jember


(15)

4. Palembang 1. Shafira Palembang 5. Pekan Baru 1. Shafira Pekan Baru

6. Medan 1. Shafira Medan

7. Makassar 1.Shafira Makassar 8. Banjarmasin 1. Shafira Banjarmasin 9. Balikpapan 1.Shafira Balikpapan 10. Samarinda 1.Shafira Samarinda

11. Malaysia 1.Shafira Dataran Jelatek Malaysia Sumber : PT. Shafira Laras Persada (data diolah)

Adapun maksud dari pendirian cabang ini adalah diharapkan akan dapat meningkatkan volume penjualan karena dekat dengan konsumen dan lebih mudah mengakomodasikan keinginan dan harapan konsumen, serta memberikan kemudahan bagi para konsumen (member) yang ada di luar pulau Jawa. Dan memberikan kemudahan kepada konsumen untuk dapat melihat langsung produk-produk terbaru yang dikeluarkan oleh Shafira yang tersedia di showroom masing - masing cabang.

PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan yang berlokasi di Jalan Iskandar Muda No.288 A-B Medan merupakan kantor Cabang Pemasaran Penjualan yang merupakan satu- satunya cabang yang ada di wilayah Sumatera Utara dan bagian salah satu cabang dari showroom yang ada di pulau Sumatera setelah Palembang dan Pekan Baru.

PT. Shafira Laras Persada merupakan perusahaan yang bergerak pada industri retail yang menghasilkan produk-produk busana muslim dan perlengkapan pakaian muslim lainnya termasuk perlengkapan ibadah. Dalam


(16)

produksinya PT. Shafira Laras Persada masih menggunakan beberapa bahan bakunya yang masih harus diimpor. Produk-produk yang dihasilkan pada umumnya dijual di pasar dalam negeri dan ada juga yang di jual di pasar luar negeri walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain organisasi. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).

Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan. Jika dalam fungsi perencanaan, tujuan dan rencana ditetapkan, maka dalam pengorganisasian rencana tersebut diturunkan dalam sebuah pembagian kerja tertentu dalam sebuah organisasi dimana didalamnya terdapat kejelasan bagaimana rencana organisasi akan dilaksanakan, dikoordinasikan dan dikomunikasikan.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan aktivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.


(17)

Sejak mulai berdirinya PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan pada tahun 2009 sampai sekarang banyak mengalami perkembangan dan kemajuan pada struktur organisasi. Berikut struktur organisasi PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. SHAFIRA LARAS PERSADA CABANG MEDAN

Sumber: PT. Shafira Laras Persada (data diolah) Asisten Chief

Operation

Bagian Umum

Bagian Penjualan

Bagian Keuangan

Bagian Administrasi

Staff Umum

Staff Penjualan

Staff Kasir Staff Administrasi Kepala Cabang


(18)

C. Uraian Pekerjaan

Di dalam suatu kegiatan dalam perusahaan memilki bagian-bagian yang tidak lepas dari segala tanggung jawab dan tugas-tugasnya. Adapun jabatan/tingkatan yang ada dalam PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan serta tugas yang dibebankan adalah:

1. Chief Operation (CO) Tugasnya adalah :

a. Menetapkan sasaran jangka pendek perusahaan di cabang dengan merumuskan, menetapkan , mengatur, mengawasi dan mengkoordinir program kerja untuk mencapai sasaran perusahaan sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

b. Memimpin dan menetapkan program kerja kepada para bawahan sesuai dengan sasaran perusahaan, sistem dan prosedur, serta kebijakan umum yang telah ditetapkan.

c. Menyusun program kerja dan melaksanakan penjualan di daerah-daerah yang dibawah kendali cabang.

d. Mempertanggungjawabkan program kerja cabang dan hasil yang diperoleh dari implementasi program kerja tersebut.

2. Asisten Chief Operation

Bertugas untuk membantu Chief Operation dalam mengelola perusahaan sedangkan pelaksanaan kegiatan teknis dan operasional perusahaan didelegasikan kepada para pemegang jabatan yang lain.


(19)

3. Bagian Penjualan

Uraian tugas dan tanggung bagian penjualan adalah : a. Menyusun program kerja mengenai penjualan produk.

b. Menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

c. Mengadakan pembinaan dan penyusunan program kerja terhadap para member loyal dalam rangka meningkatkan kemampuan secara individu maupun tim untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.

d. Penyusunan program kerja terhadap target penjualan yang harus dicapai dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

e. Menyusun program kerja yaitu bagaiman pemasaran yang baik, pemilihan waktu yang tepat, apakah produksi selesai tepat waktu.

f. Menyelenggarakan pengkajian pasar dan harga agar produk yang dihasilkan dapat memasuki pasar yang tepat, pada waktu yang tepat, serta harga yang kompetitif.

g. Mengembangkan strategi promosi yang sesuai dengan produk dikarenakan promosi yang baik dan tepat sasaran akan meningkatkan ekspetaktasi konsumen kepada produk.

h. Menyiapkan pembinaan terhadap tenaga-tenaga pemasaran yang berpotensi dalam rangka peningkatan kemampuan mereka sebagai penghubung antara perusahaan-perusahaan dengan konsumen.


(20)

4. Bagian Keuangan dan Administrasi

Bagian Keuangan dan Administrasi mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, dan menyelenggarakan pembukuan biaya dan pendapatan, analisis serta evaluasi biaya dan pendapatan.

b. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja, dan menyelenggarakan verifikasi, akuntansi umum dan perpajakan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

c. Menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan tata usaha keuangan, utang piutang,kas dalam rangka menunjang kegiatan perusahaan.

5. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan perawatan barang yang ada di gudang berupa stok produk ,

penyusunan stok produk dan pengemasan produk.

b. Merawat dan menjaga kebersihan area penjualan di dalam showroom dan gudang

c. Melakukan pengiriman barang produk baik kepada para member atau customer maupun kepada perusahaan cabang lainnya.


(21)

d. Melaksanakan program-program yang menunjang operasi langganan, agar dapat beroperasi optimal dengan jam kerusakan sekecil mungkin dan dengan biaya ekonomi.

D. Kinerja Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua. Begitu juga pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, PT. Shafira terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudakan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Dalam memasarkan produk-produk Shafira tersebut, Perusahaan mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

Visi: Menjadikan busana muslim diterima masyarakat yang diwujudkan dalam

Misi: Memasyarakatkan busana muslim, meningkatkan apresiasi masyarakat, menyediakan busana muslim berkualitas membuka lapangan kerja, dan sebagai sarana beribadah, menggunakan promosi melalui media cetak dan elektronik, outboard tema, yellow pages.

Metode ini dinilai baik untuk mempromosikan produk-produk Shafira yang memiliki ciri simply and elegant serta kualitas bahan yang bermutu tinggi.


(22)

Adapun member ataupun pelanggan Shafira ini sebagian besar berasal dari kalangan masyarakat yang ekonominya berada di kelas menengah ke atas.

Untuk mendorong pencapaian hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi, kinerja usaha terkini yang dijalankan PT. Shafira Laras Persada adalah menjual berbagai produk baju muslin wanita dan pria yang dihasilkan dan diproduksi sendiri oleh PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

Pengertian busana secara umum adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki, dalam hal ini termasuk benda yang melekat di badan seperti : baju dan celana.

Fungsi dan Syarat busana diantaranya adalah:

1. Sebagai alat keindahan yaitu mempercantik penampilan dan menyamarkan kekurangan pada bentuk tubuh seseorang.

2. Sebagai alat pengenal atau identitas diri, dalam hal ini, bagi wanita muslimah diharuskan dalam berbusana tidak menyerupai kaum lelaki.

3. Memenuhi syarat perbedaan dan kesusilaan, dalam hal ini bagi wanita muslimah diwajibkan menggunakan pakaian menutup auratnya tidak tembus pandang (transparan), dan tidak membentuk tubuh.

4. Memenuhi syarat kesehatan. 5. Memberi efek percaya diri


(23)

Adapun pengklasifikasian kelas ( kategori ) produk shafira dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Menurut Jenisnya, terdiri dari : a. Busana Pria (Mens wear) b. Busana Wanita (Ladies wear) c. Busana anak (Kids wear) 2. Menurut Fungsinya, terdiri dari :

a. Pakaian dalam (under wear) b. Pakaian Luar

3. Menurut Kesempatannya, terdiri dari : a. Busana Kerja

b. Busana Pesta c. Busana Olahraga d. Busana Rumah e. Busana Rekreasi 1. Garmen Busana (GB)

Garmen busana adalah produk busana yang dihasilkan sendiri oleh merchandise departement bekerjasama dengan departement Produksi Shafira.

Jenis-jenis produk GB meliputi : 1. Busana Wanita Dewasa 2. Busana Pria Dewasa 3. Busana Junior 4. Busana Anak Pria 5.Busana Anak Wanita


(24)

6. Busana Haji 7. Busana Show

Produk Garmen Busana menggunakan label SHAFIRA dan SHAF 2. Garmen Perlengkapan (GC)

Garmen perlengkapan adalah produk perlengkapan non busana yang dihasilkan sendiri oleh merchandise departement bekerjasama dengan departement produksi shafira

Jenis-jenis produk GC meliputi : 1. Kerudung atau jilbab

2. Bergo

3. Ciput(daleman jilbab) 4. Bandana

Produk Garmen perlengkapan menggunakan label SHAFIRA 3. Garmen Privat Label (PL)

Garmen Privat Label adalah produk yang dihasilkan oleh merchandise departement bekerjasama dengan pihak yang ke 3 (supplier/vendor)

Jenis-jenis produk PL meliputi : 1. Baju Koko

2. Tunik

3. Baju Anak Wanita 4.Baju Anak Pria 5. Celana Haji


(25)

4. Pembelian Putus (PT)

Pembelian putus adalah produk perlengkapan non busana yang dibeli secara langsung dari rekanan supplier Shafira.

Jenis-jenis produk PT :

1. Produk Pabrikan, yaitu produk massal yang dihasilkan oleh pabrik , misalnya sajadah, sarung, kerudung, peci, dan topi. Produk pabrikan ini biasanya memiliki merk yang sudah terkenal seperti Peci Awing, Sajadah Babussalam, dan Sarung BHS.

2. Produk Home Industry, yaitu produk yang dihasilkan oleh supplier tradisional non pabrikan besar seperti selendang, kerudung, ciput, dan mukena.

5. Konsinyasi (KS)

Konsinyasi adalah produk yang dititip jualkan oleh supplier ke Shafira. Jenis-jenis produk konsinyasi:

Produk Konsinyasi tidak terbatas jenisnya, tetapi biasanya terdiri dari produk yang tidak dapat diubah oleh Shafira atau yang belum terdapat di Shafira, produk ini biasanya hanya dijual di Showroom saja, misalnya :

1. Sarung 2. Mukena

3. Busana Renang Muslim 4. Peci

Selain Produk – produk yang dijual oleh PT. Shafira, perusahaan ini juga menyelenggarakan beberapa event atau kegiatan yang gunanya untuk


(26)

mewujudkan Visi dan Misi Perusahaan. Kegiatan yang dilakukan misalnya adanya Hijab Class. Hijab Class merupakan suatu kegiatan dimana PT. Shafira memberikan pengajaran cara memakai kerudung dengan berbagai style saat ini dan mengajarkan cara make- up sesuai acara yang akan kita hadiri. Kegiatan ini biasanya diikuti oleh lebih dari 30 orang yang sudah mendaftar di showroom dan biasanya diadakan setiap dua bulan sekali. Kegiatan ini memliki banyak manfaat baik untuk perusahaan ataupun untuk orang lain.

Kegiatan lainnya yang dilakukan di PT. Shafira Laras Persada adalah mengadakan fashion show yang dilaksanakan di Jakarta atau Bandung dengan mengusung tema berbeda.di bulan Februari adanya fashion show di acara JFW (JCC Jakarta) Kegiatan yang baru saja selesai dan berjalan dengan sukses yang dilakukan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan adalah Festival Muslimah 2013. Setelah mendapatkan pemenang yang telah diseleksi dengan orang – orang yang ahli di bidangnya, pemenang mewakili Medan untuk bersaing di PT. Shafira Laras Persada di Pulau Jawa. Kegiatan lain yaitu adanya bazaar di IWABA BI dengan memberikan berbagai potongan harga di setiap bulannya, mengisi acara kegiatan Dharma Wanita Pemerintahan Kota ataupun Pemerintahan Kabupaten di Medan, adanya kartu member Shafira yang memberikan potongan harga dan bisa digunakan dan bisa digunakan di seluruh showroom Shafira, adanya

Pada saat bulan Ramadhan dan menyambut Lebaran, PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan mengadakan kegiatan sosial misalnya berbuka bersama yatim piatu, dan biasanya di Bulan Ramadhan Shafira menawarkan produknya


(27)

dengan potongan harga yang disebut dengan midnight sale dan terjadi di akhir Bulan Ramadhan.

Banyaknya kegiatan yang dilakukan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan ini mempengaruhi semakin eratnya persaudaraan yang terjadi dalam lingkungan kerja perusahaan dan memiliki komunikasi yang baik sehingga terjadinya saling motivasi antar karyawan dan atasan yang dapat menghasilkan kinerja yang baik dan pastinya mempengaruhi perusahaan agar tercapainya visi dan misi perusahaan.


(28)

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Menurut Uno (2008:3) Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Beberapa ahli menyebutkan pengertian yang berbeda-beda. Diantaranya adalah menurut Robbins, dkk (1999:50) Motivasi merupakan kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan – tujuan keorganisasian, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. Sedangkan menurut Gray dkk (1984:69) Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

Menurut Winardi (2007:6) Motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan


(29)

kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Menurut Dewi (2006:39) Motivasi merupakan fungsi dari pertumbuhan karena mendapatkan reward intrinsik untuk kerja yang menarik dan menantang. Motivasi didasarkan pada kebutuhan untuk bertumbuh.

Menurut Malayu (2005: 143) Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan pegawai untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan atau lembaga dapat tercapai. Di samping itu, organisasi juga harus menjamin bahwa pegawai yang terlibat di dalamnya dapat memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya sehingga dapat memberikan kontribusi yang efektif. Dalam hal ini diperlukan peranan pimpinan dalam menstimulasi dengan hal-hal yang efektif sehingga pegawainya dapat bekerja secara efektif pula.

B. Faktor-faktor Motivasi

Faktor-faktor motivasi adalah hal-hal yang membuat orang bersedia bekerja mengatasi segala kesulitan dalam pekerjaan mereka, mengusahakannya lebih keras lagi, sehingga mereka bisa meraih hasil dalam genggaman mereka dengan begitu bangga.


(30)

Faktor-faktor motivasi menurut Hook (2006:33) yaitu: 1. Kesempatan mendapat promosi,

2. Kemungkinan untuk berkembang dalam pekerjaan yang sedang dilakukan, 3. Memperoleh penghargaan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan

sangat memuaskan,

4. Mendapat pekerjaan yang pada dasarnya Anda sukai dan dambakan untuk Anda kerjakan.

Dalam kajian tentang motivasi, banyak orang yang tertarik untuk meneliti jauh sebenarnya faktor apa sajakah yang menjadi sumber motivasi itu sendiri. Berikut ulasan mengenai beberapa sumber motivasi dalam beberapa organisasi yg berbeda seperti:

1. Faktor Motivasi di Perusahaan Swasta 2. Faktor Motivasi di Instansi Pemerintah

3. Faktor Motivasi di Badan Usaha Milik Negara

4. Faktor Motivasi di Perusahaan Swasta, Instansi Pemerintah dan BUMN. 1. Faktor Motivasi di Perusahaan Swasta

` Menurut Adhi Putranto (2002) dalam penelitiannya di PT. Makro Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ritel, menemukan 10 faktor dominan sebagai sumber motivasi. Kesepuluh faktor tersebut dibagi dalam dua bagian besar, yaitu motivator dan hygiene. Motivator adalah faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, sementara hygiene adalah faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Diantara sepuluh faktor tersebut, 4 faktor menjadi motivator, yakni: (a) Supervisi teknis dan prestasi (b) Keterlibatan dalam


(31)

saran dan ide (c) Tanggung jawab, dan (d) Masa depan perusahaan. Sementara enam faktor lainnya adalah hygiene: (e) Kemampuan antarpersonal atasan (f) Upah, kebijakan perusahaan dan administrasi (g) Jaminan sosial dan status (h) Hubungan antar karyawan (i) Tunjangan hari raya keagamaan dan (j) Kondisi kerja

Nurokhman (1997) dalam penelitiannya di PT. Tanjung Redeb Hutani Berau di Kalimantan Timur, sebuah perusahaan pengelola hutan tanaman industri menemukan 7 faktor dominan debagai sumber motivasi. Ketujuh faktor tersebut ia bagi juga dalam dua bagian yaitu motivator dan hygiene. Motivator adalah faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja sementara hygiene adalah faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Diantara tujuh faktor tersebut, tiga faktor yang mwnjadi motivator yakni: (a) Tantangan (b) Loyalitas terhadap pekerjaan (c) Tanggung jawab dan keterlibatan. Sementara empat faktor lainnya adalah hygiene, yaitu: (d) Hubungan informal atasan bawahan (e) Kebutuhan rasa aman (f) Pengawasan dan loyalitas terhadap Perusahaan dan (g) Kondisi kerja.

Ternyata dari dua orang yang meneliti perusahaan swasta yang berbeda jenis usahanya, ditemukan keragaman sumber motivasi. Sementara dapat disimpulkan bahwa sumber motivasi untuk tiap perusahaan swasta tidak sama. 2. Sumber Motivasi di Instansi Pemerintah

Dalam penelitian yang dilakukan Hendiana di Biro Penyusunan Program Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada tahun 1999 ditemukan faktor- faktor motivasi yang berhubungan dengan pemberdayaan dalam dua kelompok pegawai yaitu Kelompok Atasan dan Kelompok Bawahan.


(32)

Pada Kelompok Atasan faktor –faktor motivasi yang terdapat di Kelompok ini adalah:

a. Peluang untuk mengembangkan diri pegawai termasuk promosi b. Kesempatan mengembangkan kemampuan dan keahlian

c. Kejelasan dan ketegasan kebijakan administrasi

d. jaminan ketenangan terhadap diri dan keluarga pegawai

Sedangkan pada Kelompok Bawahan faktor motivasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Sifat pekerjaan itu sendiri.

b. Perhatian manajemen terhadap pegawai atau staff terutama yang berkaitan dengan pujian atas keberhasilan pegawai tersebut dalam menjalankan tugasnya. c. Peluang pegawai untuk menyalurkan kemampuan dan keahliannya.

d. Peluang dalam karir.

e. Kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian. f. Sistem administrasi dan berbagai kebijakan.

g. Pengawasan terhadap proses pekerjaan baik oleh sesama pegawai maupun pegawai yang memilih jenjang yang lebih tinggi.

h. hubungan antara pimpinan dan staff.

i. kondisi lingkungan kerja baik secara fisik maupun non fisik. 3. Faktor Motivasi di Badan Usaha Milik Negara

Eugenia Yogini Ratna Djati (1997) dalam penelitiannya di PT. Bank’X’ sebagai Bank BUMN yang besar di Indonesia, menemukan 11 faktor dominan sebagai faktor motivasi. Kesebelas faktor tersebut dibagi dalam dua bagian besar


(33)

yaitu faktor yang termasuk dalam budaya kerja dan bukan termasuk dalam budaya kerja. Diantara 11 faktor tersebut terdapat 9 faktor yang termasuk dalam Budaya Kerja yaitu:

a. Prestasi

b. Pengembangan c. Pengakuan d. Gaji

e. Keterlibatan f. Atasan

g. Tanggung jawab h. Sikap Bawahan i. Peraturan Perusahaan

Sementara dua faktor lainnya yang bukan budaya kerja adalah: j. Hubungan dengan sesama

k. Lingkungan Kerja.

4. Faktor Motivasi di Berbagai Perusahaan

Dari uraian tentang sumber – sumber motivasi, baik di perusahaan swasta maupun instansi pemerintah dan BUMN, maka dapat dipetakan faktor- faktor motivator atau hygiene yang terdapat dalam Perusahaan Swasta, Instansi Pemerintah dan BUMN yaitu:

1. Faktor Kebutuhan Manusia, mencakup kebutuhan dasar (ekonomis), kebutuhan rasa aman (psikologis) dan kebutuhan sosial


(34)

2. Faktor Kompensasi, mencakup upah, gaji imbalan/balas jasa, kebijakan manajemen dan aturan administrasi pengupahan

3. Pengakuan pihak manajemen terhadap karyawan

4. Faktor Komunikasi mencakup hubungan antara manusia, baik hubungan atasan- bawahan, hubungan sesama atasan dan hubungan sesama bawahan

5. Faktor Kepemimpinan, mencakup gaya kepemimpinan dan supervisi 6. Faktor Pelatihan, mencakup pelatihan dan pengembangan serta kebijakan

manajemen dalam mengembangkan karyawan

7. Faktor Prestasi Kerja, mencakup prestasi dan kondisi serta lingkungan kerja yang mendorong prestasi kerja tersebut

C. Teori-Teori Motivasi

Uno (2008:39) menyatakan ada 7 teori motivasi.

1. F.W. Taylor dan Manajemen Ilmiah

Pendekatan ini memusatkan perhatian membuat pekerjaan seefektif mungkin dengan merampingkan metode kerja, pembagian tenaga kerja, dan penilaian pekerjaan. Pekerjaan dibagi-bagi ke dalam berbagai komponen, diukur dengan menggunakan teknik-teknik penelitian pekerjaan dan diberi imbalan sesuai dengan produktivitas. Masalah pokok dengan pendekatan ini adalah pendekatan ini menganggap uang merupakan motivasi utama. Namun, perkembangannya memang berbeda pada setiap orang dan setiap pekerjaan.


(35)

2. Hierarki Kebutuhan

Hierarki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi. Maslow mengungkapkan lima tingkat kebutuhan.

a. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernapas, dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan rasa aman, ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.

c. Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial, ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan

antarmanusia. Cinta dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.

d. Kebutuhan akan penghargaan, percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, hal ini berarti pekerjaan yang dapat diakui sebagai bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta

pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan ini ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua

kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya. Tahap terakhir ini mungkin tercapai hanya oleh beberapa orang. 3. Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan (Existence,


(36)

Aldefer merumuskan kembali hierarki Maslow dalam tiga kelompok, yang dinyatakan sebagai keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan yaitu:

a. kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang berkaitan dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada hierarki Maslow,

b. kebutuhan keterkaitan berkaitan dengan hubungan kemitraan

c. kebutuhan pertumbuhan adalah semua kebutuhan yang berhubungan dengan perkembangan potensi perorangan dan dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri yang dikemukakan Maslow.

4. Teori Motivasi Kesehatan Herzberg

Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori itu mendalilkan adanya beberapa faktor yang kalau tidak ada, menyebabkan ketidakpuasan dan yang terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan ia gambarkan sebagai faktor kesehatan dan hal yang memuaskan, ia gambarkan sebagai motivator. Herzberg berteori, “faktor-faktor kesehatan tidak mendorong minat para pegawai. Akan tetapi jika faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal, umpamanya karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu menjadi sumber ketidakpuasan potensial yang kuat”. Motivator sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agaknya mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi dan pekerjaan dengan mutu lebih baik.


(37)

5. Douglas McGregor: Teori X dan Teori Y McGregor Teori X

McGregor mengatakan bahwa pimpinan dengan teori X memiliki keyakinan semua orang di dunia ini pada dasarnya suka bermalas-malasan. Mereka tidak layak dipercaya dan harus diawasi terus-menerus dengan ketat. Mereka mau bekerja hanya demi uang semata. Motto seorang pimpinan teori X: “saya dibayar untuk berpikir. Anda mendapat bayaran untuk bekerja. Dan saya akan menggunakan kedudukan saya di atas Anda untuk memastikan Anda benar-benar mengerjakannya.”

Menurut McGregor, pimpinan teori Y mempunyai keyakinan yang berlawanan dengan para pimpinan teori X. Manajer seperti ini berkeyakinan bahwa orang bekerja karena mereka benar-benar menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar uang semata. Mereka berhak memperoleh kepercayaan. Mereka mampu mengatur dirinya sendiri. Mereka tidak membutuhkan orang lain untuk memaksa mereka setiap saat (paling tidak setelah mereka belajar dan terbiasa dengan pekerjaan mereka).

6. Teori Manusia Kompleks

Model utamanya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Manusia ekonomi, yang termotivasi terutama oleh imbalan keuangan.

b. Manusia sosial, yang motivasinya dipengaruhi terutama oleh sifat hubungan kemitraan dalam pekerjaan, diturunkan terutama dari karya Elton Mayo dan observasi melalui percobaan-percobaan “Hawthorne”

c. Manusia yang mengaktualisasikan diri, seperti dinyatakan dalam hierarki kebutuhan Maslow dan teori Y McGregor


(38)

Didalam kenyataan, semua contoh terlalu sederhana karena semua orang berbeda, dan mempunyai dorongan semangat yang berbeda pula, yang dalam beberapa hal, berubah sepanjang waktu. Model yang lebih rumit ini oleh Schein disebut sebagai manusia kompleks.

7. Teori Lain

Ada sejumlah teori lain tentang motivasi dalam pekerjaan.

a. Teori Keadilan (equity), teori ini menonjolkan kenyataan bahwa motivasi seseorang mungkin dipengaruhi oleh perasaan seberapa baikkah mereka diperlakukan di dalam organisasi apabila dibandingkan orang lain. Kalau orang merasa perlakuan orang-orang terhadapnya tidak sebaik perlakuan orang-orang itu terhadap orang lain yang dianggap sebanding, kemungkinan besar orang itu kurang terdorong untuk menyajikan kinerja yang baik.

1. Teori Sasaran (goal), teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa sasaran orang ditentukan oleh cara mereka berperilaku dalam pekerjaan mereka dan jumlah upaya yang mereka gunakan. Ada indikasi bahwa memiliki sasaran yang benar-benar jelas memang membantu mendorong minat orang, dalam hal itu cenderung untuk mendorong organisasi berupaya mengembangkan rencana kinerja manajemen yang lengkap. 2. Teori Perlambang (atribution), teori ini menyatakan bahwa motivasi

tergantung pada faktor-faktor internal, seperti atribut pribadi seseorang dan faktor-faktor luar yang mungkin berupa kebijakan organisasi, derajat kesulitan pekerjaan yang ditangani, dan sebagainya.


(39)

D. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Hook (2006:20), ada 2 jenis motivasi yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.

1. Motivasi Positif

Motivasi ini merupakan bagian dari teka-teki manajemen. Kemampuan menggerakkan orang untuk berusaha lebih dari tuntutan pekerjaan merupakan sebuah kekuatan besar. Motivasi positif artinya berusaha “lebih dari yang diharuskan”.

2. Motivasi Negatif

Manajer memotivasi bawahannya dengan memaksa, menggertak, ataupun mengintimidasi pegawainya untuk bekerja lebih keras lebih dari rata-rata orang lain, namun hal itu hanya dapat berlangsung sebentar saja. motivasi negatif, tidak peduli dimana kita mendapatkannya, memicu amarah, kekacauan dan perasaan dendam. Hukuman dan ancaman akan memperbaiki kinerja dengan cepat, namun tidak pernah menghasilkan penyelesaian yang tahan lama.

Menurut Sadirman (2005: 89) motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motif – motif (daya penggerak) yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu.


(40)

2. Motivasi Ekstrinsik

Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu kebutuhan- kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan kata lain motivasi ini timbul sebagai akibat dari pengaruh luar individu karena ajakan, paksaan atau suruhan dari orang lain sehingga seseorang akan melakukan sesuatu.

E. Peranan Motivasi terhadap Semangat Kerja

Motivasi mempengaruhi jenis penyesuaian yang dilakukan oleh para karyawan terhadap suatu organisasi. Manfaat motivasi yang paling utama adalah menciptakan gairah kerja / semangat kerja. Dengan terciptanya semangat kerja maka akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dalam banyak hal, tugas pihak manajemen adalah menyalurkan motif - motif para karyawan mereka secara efektif ke arah tujuan-tujuan keorganisasian. Agar perusahaan menjadi efektif, maka perusahan tersebut perlu menangani masalah-masalah motivasional dengan menstimulasi keputusan-keputusan untuk turut serta dengan perusahaan yang bersangkutan dan keputusan untuk berproduksi pada tempat kerja.

F. Pengertian Komunikasi

Menurut Rudy (2005:1) Komunikasi adalah proses penyampaian informasi - informasi, pesan - pesan, gagasan - gagasan atau pengertian - pengertian, dengan menggunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun non verbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada


(41)

seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian atau kesepakatan bersama.

Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan perusahaan baik itu perusahaan skala besar, menengah ataupun kecil dengan kata lain komunikasi itu mutlak diperlukan. Dengan adanya komunikasi yang efektif tingkat kesalahpahaman dalam berkomunikasi (miss communication) dapat diperkecil. Disamping itu komunikasi juga membantu penyampaian motivasi kepada para pegawai dengan menjelaskan kepada mereka apa yang seharusnya dilakukan dan seberapa baik mereka bekerja.

Beberapa pengertian komunikasi menurut para ahli dapat dilihat di bawah ini.

1. Menurut Himstreet dan Baty (dalam Purwanto, 2006:3) Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

2. Menurut Guffey dkk (2006:15) Komunikasi adalah pengiriman informasi dan makna dari satu individu atau kelompok ke individu atau kelompok lainnya. 3. Bernard dan Barry (dalam Rudy, 2005:1) Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya daengan menggunakan bahasa, gambar-gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang biasanya dinamakan komunikasi.

4. Menurut Jalaluddin (2008:13) Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,


(42)

meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

G. Proses Komunikasi

Menurut Bovee dan Thil dalam buku Bussiness Communication Today (dalam Purwanto, 2006: 11) proses komunikasi terdiri atas enam tahap.

1. Tahap pertama: pengirim memiliki ide atau gagasan

Pengirim memiliki ide atau gagasan sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Dunia ini dipenuhi dengan berbagai macam informasi baik yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap maupun diraba. Setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda karena kita memandang dunia dengan suatu cara yang unik dan bersifat individual.

2. Tahap Kedua: Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya.


(43)

3. Tahap Ketiga: Pengirim menyampaikan pesan

Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran media yang ada kepada si penerima pesan.

4. Tahap Keempat: Penerima menerima pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim (komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima (komunikasi) menerima pesan tersebut.

5. Tahap Kelima: Penerima menafsirkan Pesan

Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.

6. Tahap Keenam: Penerima menerima tanggapan dan umpan balik ke pengirim

Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dari suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah menerima pesan, komunikan akan memberikan tanggapan dengan cara tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan.


(44)

H. Unsur-unsur Komunikasi

Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur yang berperan yaitu komunikator, pesan, saluran atau media komunikasi, komunikan, serta efek atau umpan balik.

1. Komunikator (Sender atau Pengirim pesan/berita) yaitu seseorang atau sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau pengertian yang disampaikan.

2. Pesan atau Berita (Message) yaitu pesan atau pesan-pesan, informasi atau pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan kepada komunikan (audiens) melalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang.

3. Saluran atau Media Komunikasi yaitu sarana tempat berlalunya simbol-simbol atau lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan atau symbol dan lambang - lambang yang mengandung makna berupa pesan atau pengertian. Contoh: TV, radio, surat kabar, majalah, telepon, surat, poster dan sebagainya. 4. Komunikan (Receiver atau Penerima pesan/berita) yaitu seseorang atau

sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh komunikator yang menerima pesan-pesan.

5. Efek atau Umpan balik adalah hasil penerimaan pesan/informasi oleh komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respon, tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik.

I. Tujuan-tujuan Spesifik dalam Komunikasi

Berikut ini adalah kemungkinan tujuan-tujuan komunikasi di dalam kegiatan manajemen atau dalam hubungan dinas dikantor (tempat bekerja).


(45)

1. Komunikasi kepada Atasan / Pimpinan

a. Memberikan respon atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau oleh atasan / pimpinan

b. Menanyakan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi yang diberikan oleh atasan / pimpinan

c. Menyampaikan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi yang diberikan oleh atasan / pimpinan

d. Menyampaikan gagasan dan saran ke arah perbaikan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas atau pekerjaan

e. Memohon bantuan dan perhatian atasan atau pimpinan untuk memberi petunjuk dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan memecahkan masalah.

PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan mempunyai komunikasi kepada pimpinan yaitu Asisten Chief Operation memberikan informasi kepada Bagian Penjualan. Misalnya Kepala Bidang Keuangan dan Administrasi memberikan informasi tentang laporan keuangan kepada Kepala Chief Operation untuk di periksa dan dipertanggung jawabkan. Selain itu, Bagian Penjualan memberikan ide-ide mengenai bagaimana pemasaran dari produk-produk Shafira agar lebih bisa menarik pelanggan yang banyak dan tetap loyal. Ide ini akan disampaikan kepada Chief Operation untuk dipertimbangkan.

2. Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat

a. Bertukar pikiran ke arah pencapaian kemajuan


(46)

c. Untuk menanyakan kalau-kalau ada bantuan yang dapat diberikan d. Berusaha mengenal atau mengetahui pribadi masing-masing.

Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dilakukan oleh sesama pegawai dari masing masing bagian. Mulai dari Asisten Chief Operation, Pegawai di bidang Penjualan, Pegawai di Bidang Keuangan dan Administrasi, Pegawai Bagian Umum, Staf Administrasi, Staf Penjualan, dan Staf Kasir. Para Pegawai ini saling berkomunikasi demi mendukung tercapainya pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing pegawai.

3. Komunikasi kepada Bawahan dan Karyawan

a. Untuk memberikan tugas, perintah dan instruksi

b. Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi

c. Untuk memberi pengarahan agar bawahan atau karyawan melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik

d. Untuk memberikan pujian atau penghargaan, hadiah, dan juga sebaliknya hukuman

e. Untuk berusaha mengetahui kondisi dan/atau mengenal pribadi bawahan

Komunikasi kepada bawahan di PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan dilakukan oleh Chief Operation kepada para Kepala Bidang Mulai dari Kepala Bidang Penjualan, Kepala Bidang Keuangan dan Administrasi, Bidang Keuangan, dan Kepala Bidang Umum. Komunikasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh elemen PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan


(47)

sudah menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan visi dan misinya. Komunikasi ini juga di lakukan oleh masing-masing Kepala sub - Bidang kepada para karyawan di masing-masing bagian nya.

J. Pengaruh Komunikasi terhadap Semangat Kerja

Komunikasi merupakan faktor penting terciptanya semangat kerja yang lebih tinggi. Faktor komunikasi yang baik tergantung dari komunikasi internal dan komunikasi eksternal yang diterapkan. Jadi, jelas bahwa komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan dan komunikasi antar pegawai sangat berpengaruh terhadap semangat kerja. Indikasi peningkatan semangat kerja ini dapat dilihat dari prestasi kerja yang dicapai, disiplin, produktivitas dan tingkat kehadiran. Sehingga pada akhirnya tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan hasil yang maksimal.

Pengaruh komunikasi terhadap semangat kerja sangat vital, dikarenakan melalui komunikasi atasan bisa mengetahui kebutuhan dan keinginan bawahan agar proses kinerja di perusahaan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan berjalan dengan baik, begitu juga sebaliknya dengan komunikasi atasan dapat memberikan arahan yang benar sesuai dengan tujuan perusahaan agar tidak ada karyawan yang melanggar aturan – aturan perusahaan. komunikasi yang efektif dapat menigkatkan produktivitas karyawan, tingkat kehadiran, kedisiplinan, dan ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan. Maka dengan demikian terdapat hubungan komunikasi dan semangat kerja karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya komunikasi pada suatu perusahaan maka semakin tinggi


(48)

semangat kerja pada perusahaan tersebut. Disini jelas bahwa komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar bagi sebuah perusahaan maupun perusahaan.


(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan pembahasan mengenai motivasi dan komunikasi pada bab III dan membandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan, maka penulis mempunyai beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut.

1. Motivasi yang diberikan PT. Shafira Cabang Medan kepada pegawainya membuat pegawai lebih giat untuk bekerja. Salah satu contoh adalah ketika PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan memberikan motivasi sebuah kenaikan jabatan untuk setiap pegawai yang bekerja secara maksimal dengan hasil yang maksimal juga. Ini memberikan semangat untuk pegawai agar lebih bersemangat dalam bekerja. Maka, motivasi yang diberikan oleh PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan untuk meningkatkan semangat pegawai sudah berhasil.

2. Manfaat motivasi yang paling utama adalah menciptakan gairah kerja / semangat kerja. Dengan terciptanya semangat kerja maka akan menghasilkan produktivitas yang tinggi

3. Komunikasi antara atasan dengan bawahan, antara rekan-rekan kerja, antara bagian yang satu dengan bagian yang lain lebih dapat membuat suasana kerja yang lebih kekeluargaan. Ini membuat semangat kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan lebih semangat lagi, sehingga


(50)

pekerjaan yang ada dapat dengan mudah dan cepat dilaksanakan oleh pegawai.

4. Komunikasi yang efektif terhadap pegawai dan atasan menjadi faktor penting dalam pembentukan motivasi dalam diri pegawai masing – masing. Saling percaya dan sikap saling menghormati salah satu yang harus dilakukan dalam lingkungan kerja PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

B. SARAN

Setelah menarik kesimpulan dari pengaruh motivasi dan komunikasi yang efektif pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat di pertimbangkan oleh perusahaan.

1. Perusahaan dalam memotivasi pegawai agar lebih bersemangat dalam bekerja dan sesuai target dengan cara menanamkan persaudaraan dan kekeluargaan antara Chief Operation dengan pegawainya sehingga menimbulkan semangat kerja yang tinggi . Hal ini dapat memancing semangat kerja dari pegawai agar selalu capai target setiap harinya, selain dengan memberikan gaji, bonus tambahan atau kenaikan jabatan, ataupun yang lainnya.

2. Perusahaan dapat menciptakan gairah kerja / semangat kerja para karyawan bila mereka bekerja dengan baik yaitu misalnya dengan memberikan pengakuan, mendapatkan bonus, dan berbagai keuntungan- keuntungan yang lain sehingga karyawan yang lain lebih memicu dirinya


(51)

sendiri agar bisa menghasilkan kerja yang optimal dan produktivitas yang tinggi.

3. Perusahaan dapat mengadakan rekreasi untuk seluruh pegawai agar setiap pegawai dapat saling berkomunikasi dengan baik. Hal ini dapat memicu semangat kerja yang baik untuk pegawai, dan dapat terjalin komunikasi dua arah yang baik antara atasan dan karyawan dan karyawan dengan karyawan lainnya

4. Perusahaan dapat melakukan koreksi kinerja pegawai setiap bulannya, dalam hal ini Chief Operation berperan dalam koreksi ini. Bila koreksi ini terwujud, maka karyawan satu dan lainnya dapat saling berkomunikasi dengan baik apa saja yang patut dikoreksi dan tidak terjadi lagi dalam setiap bulannya. Begitu juga para karyawan dengan atasannya, mereka dapat saling mengoreksi diri masing – masing agar di kemudian hari terciptanya suasana kerja yang nyaman dengan saling percaya dan saling menghormati antara karyawan dengan karyawan lain dan karyawan dengan atasannya.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

A. M, Sadirman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia

Arep, Ishak. Tanjung, Hendri. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta: PT. Gramedia Dewi, Ike Janinta. 2006. Maximum Motivation: Konsep & Implikasi Manajerial

dalam Memotivasi Karyawan. Yogyakarta: Santusta.

Hook, John R. 2006. Memotivasi Karyawan. Yogyakarta: Tugu.

Guffey, Maria Ellen, Kathleen Rhodes, & Patricia Rogin. 2006. Komunikasi Bisnis: Proses & Produk. Jakarta: Salemba Empat.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta

Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis. Jakarta. Salemba Empat Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Rakhmat, Jalaluddin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rudy, T. May. 2005. Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung: Refika Aditama.

Siagian, P. Sondang. 1995. Teori Motivasi & Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Winardi, J. 2007. Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Raja


(1)

sudah menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan visi dan misinya. Komunikasi ini juga di lakukan oleh masing-masing Kepala sub - Bidang kepada para karyawan di masing-masing bagian nya.

J. Pengaruh Komunikasi terhadap Semangat Kerja

Komunikasi merupakan faktor penting terciptanya semangat kerja yang lebih tinggi. Faktor komunikasi yang baik tergantung dari komunikasi internal dan komunikasi eksternal yang diterapkan. Jadi, jelas bahwa komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan dan komunikasi antar pegawai sangat berpengaruh terhadap semangat kerja. Indikasi peningkatan semangat kerja ini dapat dilihat dari prestasi kerja yang dicapai, disiplin, produktivitas dan tingkat kehadiran. Sehingga pada akhirnya tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan hasil yang maksimal.

Pengaruh komunikasi terhadap semangat kerja sangat vital, dikarenakan melalui komunikasi atasan bisa mengetahui kebutuhan dan keinginan bawahan agar proses kinerja di perusahaan PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan berjalan dengan baik, begitu juga sebaliknya dengan komunikasi atasan dapat memberikan arahan yang benar sesuai dengan tujuan perusahaan agar tidak ada karyawan yang melanggar aturan – aturan perusahaan. komunikasi yang efektif dapat menigkatkan produktivitas karyawan, tingkat kehadiran, kedisiplinan, dan ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan. Maka dengan demikian terdapat hubungan komunikasi dan semangat kerja karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya komunikasi pada suatu perusahaan maka semakin tinggi


(2)

semangat kerja pada perusahaan tersebut. Disini jelas bahwa komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar bagi sebuah perusahaan maupun perusahaan.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan pembahasan mengenai motivasi dan komunikasi pada bab III dan membandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan, maka penulis mempunyai beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut.

1. Motivasi yang diberikan PT. Shafira Cabang Medan kepada pegawainya membuat pegawai lebih giat untuk bekerja. Salah satu contoh adalah ketika PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan memberikan motivasi sebuah kenaikan jabatan untuk setiap pegawai yang bekerja secara maksimal dengan hasil yang maksimal juga. Ini memberikan semangat untuk pegawai agar lebih bersemangat dalam bekerja. Maka, motivasi yang diberikan oleh PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan untuk meningkatkan semangat pegawai sudah berhasil.

2. Manfaat motivasi yang paling utama adalah menciptakan gairah kerja / semangat kerja. Dengan terciptanya semangat kerja maka akan menghasilkan produktivitas yang tinggi

3. Komunikasi antara atasan dengan bawahan, antara rekan-rekan kerja, antara bagian yang satu dengan bagian yang lain lebih dapat membuat suasana kerja yang lebih kekeluargaan. Ini membuat semangat kerja pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan lebih semangat lagi, sehingga


(4)

pekerjaan yang ada dapat dengan mudah dan cepat dilaksanakan oleh pegawai.

4. Komunikasi yang efektif terhadap pegawai dan atasan menjadi faktor penting dalam pembentukan motivasi dalam diri pegawai masing – masing. Saling percaya dan sikap saling menghormati salah satu yang harus dilakukan dalam lingkungan kerja PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan.

B. SARAN

Setelah menarik kesimpulan dari pengaruh motivasi dan komunikasi yang efektif pada PT. Shafira Laras Persada Cabang Medan, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat di pertimbangkan oleh perusahaan.

1. Perusahaan dalam memotivasi pegawai agar lebih bersemangat dalam bekerja dan sesuai target dengan cara menanamkan persaudaraan dan kekeluargaan antara Chief Operation dengan pegawainya sehingga menimbulkan semangat kerja yang tinggi . Hal ini dapat memancing semangat kerja dari pegawai agar selalu capai target setiap harinya, selain dengan memberikan gaji, bonus tambahan atau kenaikan jabatan, ataupun yang lainnya.

2. Perusahaan dapat menciptakan gairah kerja / semangat kerja para karyawan bila mereka bekerja dengan baik yaitu misalnya dengan memberikan pengakuan, mendapatkan bonus, dan berbagai keuntungan- keuntungan yang lain sehingga karyawan yang lain lebih memicu dirinya


(5)

sendiri agar bisa menghasilkan kerja yang optimal dan produktivitas yang tinggi.

3. Perusahaan dapat mengadakan rekreasi untuk seluruh pegawai agar setiap pegawai dapat saling berkomunikasi dengan baik. Hal ini dapat memicu semangat kerja yang baik untuk pegawai, dan dapat terjalin komunikasi dua arah yang baik antara atasan dan karyawan dan karyawan dengan karyawan lainnya

4. Perusahaan dapat melakukan koreksi kinerja pegawai setiap bulannya, dalam hal ini Chief Operation berperan dalam koreksi ini. Bila koreksi ini terwujud, maka karyawan satu dan lainnya dapat saling berkomunikasi dengan baik apa saja yang patut dikoreksi dan tidak terjadi lagi dalam setiap bulannya. Begitu juga para karyawan dengan atasannya, mereka dapat saling mengoreksi diri masing – masing agar di kemudian hari terciptanya suasana kerja yang nyaman dengan saling percaya dan saling menghormati antara karyawan dengan karyawan lain dan karyawan dengan atasannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

A. M, Sadirman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia

Arep, Ishak. Tanjung, Hendri. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta: PT. Gramedia Dewi, Ike Janinta. 2006. Maximum Motivation: Konsep & Implikasi Manajerial

dalam Memotivasi Karyawan. Yogyakarta: Santusta.

Hook, John R. 2006. Memotivasi Karyawan. Yogyakarta: Tugu.

Guffey, Maria Ellen, Kathleen Rhodes, & Patricia Rogin. 2006. Komunikasi Bisnis: Proses & Produk. Jakarta: Salemba Empat.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta

Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis. Jakarta. Salemba Empat Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Rakhmat, Jalaluddin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rudy, T. May. 2005. Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung: Refika Aditama.

Siagian, P. Sondang. 1995. Teori Motivasi & Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Winardi, J. 2007. Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Raja