bising, frekwensi kebisingan, masa kerja, alat pelindung diri, dan umur terhadap daya dengar P
value
5.2.1. Hubungan Umur terhadap Daya Dengar
0,05.
Tabel 4.3 menunjukan tabulasi silang antara umur responden dan penurunan daya dengar telinga kiri dengan penjelasan: 1 sebanyak 4 100 pekerja yang
berusia antara 20-29 tahun menderita tuli ringan, 2 sebanyak 2 6,5 pekerja yang berusia antara 30-39 tahun memiliki fungsi pendengaran normal, 3 sebanyak 23
74,2 pekerja yang berusia antara 30-39 tahun menderita tuli ringan, dan 4 sebanyak 6 19,4 pekerja yang berusia antara 30-39 tahun menderita tuli sedang.
Tabel 4.4 menunjukan tabulasi silang antara umur responden dan daya dengar telinga kanan dengan penjelasan: 1 sebanyak 2 50 pekerja yang berusia antara
20-29 tahun memiliki fungsi pendengaran normal, 2 sebanyak 2 50 pekerja yang berusia antara 20-29 tahun menderita tuli ringan, 3 sebanyak 1 3,2 pekerja
yang berusia antara 30-39 tahun memiliki fungsi pendengaran normal, 4 sebanyak 18 58,1 pekerja yang berusia antara 30-39 tahun menderita tuli ringan, dan 5
sebanyak 12 38,7 pekerja yang berusia antara 30-39 tahun menderita tuli sedang. Berdasarkan hasil penelitian terdapat kecenderungan kenaikan nilai ambang
dengar pada setiap pertambahan usia pekerja berdasarkan kelompok umur. Hal ini disebabkan oleh setiap pertambahan umur juga berarti pertambahan lama pemaparan
dari seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Suyanto 2006 juga menjelaskan tentang adanya pengaruh penurunan daya dengar pada umur yang digolongkan dalam
empat kelompok umur yaitu 21 – 30 tahun, 31 – 40 tahun dan lebih besar dari 40 tahun dimana terdapat kecenderungan kenaikan presentase gangguan pendengaran
pada setiap kenaikan umur.
5.2.2. Hubungan Masa Kerja terhadap Daya Dengar
Tabel 4.3 menunjukkan tabulasi silang antara masa kerja responden dan daya dengar telinga kiri dengan penjelasan: 1 untuk pekerja yang memiliki masa kerja 5-
9 tahun maka sebanyak 2 14,3 pekerja memiliki fungsi pendengaran normal, sebanyak 10 71,4 pekerja menderita tuli ringan, dan sebanyak 2 14,3 pekerja
menderita tuli sedang, 2 untuk pekerja yang memiliki masa kerja 10-14 tahun maka sebanyak 16 80 pekerja menderita tuli ringan, dan sebanyak 4 20 pekerja
menderita tuli sedang, 3 untuk pekerja yang memiliki masa kerja 15-19 tahun maka sebanyak 1 100 pekerja menderita tuli ringan.
Tabel 4.4 menunjukan tabulasi silang antara masa kerja responden dan daya dengar telinga kanan dengan penjelasan: 1 untuk pekerja yang memiliki masa kerja
5-9 tahun maka sebanyak 3 21,4 pekerja memiliki fungsi pendengaran normal, sebanyak 8 57,1 pekerja menderita tuli ringan, dan sebanyak 3 21,4 pekerja
menderita tuli sedang, 2 untuk pekerja yang memiliki masa kerja 10-14 tahun maka sebanyak 11 55 pekerja menderita tuli ringan, dan sebanyak 9 45 pekerja
Universitas Sumatera Utara
menderita tuli sedang, 3 untuk pekerja yang memiliki masa kerja 15-19 tahun maka
sebanyak 1 100 pekerja menderita tuli ringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan setiap kenaikan masa kerja terdapat kenaikan persentase gangguan pendengaran. Penelitian Wasphada
2005 tentang pengaruh masa kerja terhadap penurunan daya dengar di lingkungan mesin assembling PT. Kubota Indonesia yang mengkategorikan masa kerja dalam 2
kelompok yaitu masa kerja dibawah 5 tahun dan masa kerja diatas 5 tahun menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara masa kerja terhadap
penurunan daya dengar pekerja di lingkungan mesin Assembling bagian test running dan washing PT. Kubota Indonesia.
5.2.3. Hubungan Alat Pelindung Diri terhadap Daya Dengar