menderita tuli sedang, 3 untuk pekerja yang memiliki masa kerja 15-19 tahun maka
sebanyak 1 100 pekerja menderita tuli ringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan setiap kenaikan masa kerja terdapat kenaikan persentase gangguan pendengaran. Penelitian Wasphada
2005 tentang pengaruh masa kerja terhadap penurunan daya dengar di lingkungan mesin assembling PT. Kubota Indonesia yang mengkategorikan masa kerja dalam 2
kelompok yaitu masa kerja dibawah 5 tahun dan masa kerja diatas 5 tahun menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara masa kerja terhadap
penurunan daya dengar pekerja di lingkungan mesin Assembling bagian test running dan washing PT. Kubota Indonesia.
5.2.3. Hubungan Alat Pelindung Diri terhadap Daya Dengar
Tabel 4.3 menunjukan tabulasi silang antara alat pelindung diri responden dan daya dengar telinga kiri dengan penjelasan: 1 untuk pekerja yang menggunakan alat
pelindung diri maka sebanyak 1 25 pekerja memiliki fungsi pendengaran normal, dan sebanyak 3 75 pekerja menderita tuli ringan, 2 untuk pekerja yang tidak
menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja maka sebanyak 13,2 pekerja memiliki fungsi pendengaran normal, sebanyak 24 77,4 pekerja menderita tuli
ringan dan sebanyak 6 19,4 pekerja menderita tuli sedang. Tabel 4.4 menunjukan tabulasi silang antara alat pelindung diri responden dan
daya dengar telinga kanan dengan penjelasan: 1 untuk pekerja yang menggunakan alat pelindung diri maka sebanyak 3 75 pekerja memiliki fungsi pendengaran
normal, dan sebanyak 1 25 pekerja menderita tuli ringan, 2 untuk pekerja yang
Universitas Sumatera Utara
tidak menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja maka sebanyak 19 61,3 pekerja menderita tuli ringan dan sebanyak 12 38,7 pekerja menderita tuli sedang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan setiap kenaikan tidak menggunakan alat pelindung diri terdapat kenaikan persentase gangguan
pendengaran. Daerah utama kerusakan akibat kebisingan pada manusia adalah pendengaran
telinga bagian dalam, maka metode pengendaliannya dengan memanfaatkan alat bantu dengar yang bisa mereduksi tingkat kebisingan yang masuk ke telinga bagian
luar dan bagian tengah sebelum masuk ke telinga bagian dalam Sasongko, 2000. Berdasarkan Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja dalam rangka perlindungan tenaga kerja pada BAB IX pasal 13 menyatakan bahwa barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. Serta ditegaskan dalam hal penyediaan APD pada pasal 14 point c, menyatakan
bahwa perusahaan menyediakan secara cuma-cuma, semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan
bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk- petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
5.2.4. Hubungan Intensitas Bising terhadap Daya Dengar