digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Berciuman biasanya termasuk mencium wajah dan leher. Necking adalah istilah yang pada umumnya digunakan untuk
menggambarkan ciuman dan pelukan yang lebih mendalam.
c. Petting
Petting adalah merasakan dan mengusap-ngusap tubuh pasangannya meskipun diluar atau di dalam pakaian termasuk
lengan, dada, buah dada, kaki, dan kadang-kadang sampai ke daerah kemaluan.
d. Intercourse
Aktifitas seksual dengan cara memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan. Aktifitas ini yang
paling membahayakan
dan merugikan
bagi yang
melakukannya.
4. Remaja
Setiap orang pasti akan merasakan atau melewati masa remaja. Masa dimana kita akan merasakan banyak perubahan-perubahan dalam
diri kita seperti perubahan bentuk tubuh dan perubahan emosi psikologi kita. Banyak yang mengatakan bahwa masa Remaja adalah masa-masa
yang paling indah, masa-masa dimana seorang anak mulai belajar berkembang serta belajar betapa bahayanya kehidupan. Masa Remaja
adalah masa transisi dimana seseorang akan mengalami perubahan dari anak-anak ke dewasa. Istilah asing yang menunjukan masa remaja antara
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lain Preberteit, Adolescentia dan Youth. Dalam bahasa indonesia sering disebut Pubertas atau Remaja.
22
Masa remaja dapat ditinjau sejak mulainya seoerang menunjukan tanda
– tanda pubertas dan berlanjut hingga dicapainya tinggi badan secara maksimal, dan pertumbuhan mentalnya secara penuh yang dapat
diramalkan melalui pengukuran tes-tes intelegensi. Menurut WHO, definisi remaja di bagi mejadi 3 kriteria yaitu
sebagai berikut :
23
Remaja adalah suatu masa dimana : 1.
Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda- tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual. 2.
Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social-ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relative lebih mandiri. Menurut para ahli menyimpulkan bahwa secara teoritis dan empiris
dari segi psikologis, rentangan usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
24
Dr.Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya menerangkan tahap- tahap perkembangan dalam kurun usia remaja menurut Petro Blos
22
Panut Panuju, Psikologi Remaja, Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1999 hlm 1
23
Sarlito Wirawan Sarwono, “Psikologi Remaja”, Jakarta : Rajawali Pers, 2003 hlm 9
24
Panut Panuju, Psikologi Remaja, Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1999 hlm 7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1962.
25
Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja :
1. Remaja Awal early adolescence seorang remaja pada tahap ini
masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-
perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, ceat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang.
2. Remaja madya middle adolescence pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan naratic, yaitu mencintai diri
sendiri, dengan menyukai teman-teman yang punya sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi
kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis dan
sebagainya. 3.
Remaja akhir late adolescence tahap ini adalah masa konsolidasi nenuju periode dewasa dan ditanqi dengan pencapaian 5 hal, yaitu :
a Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-
orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. c
Terbentuk identitas seksual yang tidal akan berubah lagi
25
Sarlito Wirawan Sarwono, “Psikologi Remaja”, Jakarta : Rajawali Pers, 2003 hlm 24-25
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
d Egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri
sendiri diganti dengan keseimbangan antara kepentingam diri sendiri dengan orang lain.
e Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya private
self dan masyarakat umum the public
B. Kajian Teori
1. Teori Interaksi Simbolik
Konsep Teori interaksi simbolik pertama kali dicetuskan oleh George Herbert Mead. Mead menyatakan bahwa orang bertindak
berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi tertentu.
26
Sebagaimana dinyatakan oleh namanya, Teori Interkasi Simbolik menekankan pada hubungan antara symbol dan inteaksi. Sebenarnya nama
“Interaksi simbolik” bukanlah merupakan ciptaan mead namun Herbert Blumer lah yang menciptakan nama tersebut dan mempublikasikannya.
Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide tentang individu dan interaksinya dengan masyarakat. Esensi Interaksi Simbolik adalah suatu
aktivitas yang merupakan ciri manusia, yakni komunikasi atau pertukaran symbol yang diberi makna. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku
manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangan
ekpetasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Definisi yang
26
Richard West and Lynn H. Turner, “Pengantar Teori Komunikasi : Analisis Dan Aplikasi”, Jakarta : Salemba Humanika, 2008 hlm. 96
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mereka berikan kepada orang lain, situasi, objek dan bahkan diri mereka sendiri yang menentukan perilaku manusia. Dalam konteks ini, makna
dikonstruksikan dalam proses interaksi dan proses tersebut bukanlah suatu medium netral yang memungkinkan kekuatan-kekuatan social memainkan
perannya, melainkan justru merupakan substansi sebenarnya dari organisasi social dan kekuatan social.
Menurut teori interaksi simbolik, kehidupan social pada dasarnya adalah interaksi manusia yang menggunakan symbol-simbol, mereka
tertarik pada cara manusia menggunakan symbol-simbol yang merepresentasikan apa yang meraka maksudkan untuk berkomunikasi
dengan sesamanya. Dan juga pengaruh yang timbul dari penafsiran simbol-simbol tersebut terhadap perilaku pihak-pihak yang terlihat dalan
interaksi social.
27
Itulah mengapa Mead tertarik pada interaksi, dimana isyarat nonverbal dan makna dari suatu pesan verbal, akan mempengaruhi
pikiran orang yang sedang berinteraksi. Dalam terminologi yang dipikirkan Mead, setiap isyarat nonverbal seperti body language, gerak
fisik, baju, status, dll dan pesan verbal seperti kata-kata, suara, dll yang dimaknai berdasarkan kesepakatan bersama oleh semua pihak yang terlibat
dalam suatu interaksi merupakan satu bentuk simbol yang mempunyai arti yang sangat penting a significant symbol.
Karya tunggal mead yang amat penting tertulis jelas di bukunya yang berjudul Mind, Self, dan society. Mead mengambil tiga konsep kritis
27
Artur Asa Berger, “Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer”, translate M. Dwi Mariyanto dan Sunarto Yogyakarta : Tiara Wacana, 2004 hlm. 14