Tujuan dan Asas-asas Hukum Kehutanan

25 ulayatnya untuk dikuasai dan diusahakan tanahnya bagi pemenuhan kebutuhan pribadi dan keluarganya.

c. Tujuan dan Asas-asas Hukum Kehutanan

1 Tujuan Hukum Kehutanan Hukum kehutanan dibuat atau dibentuk mempunyai maksud atau tujuan yaitu, untuk melindungi, memanfaatkan, dan melestarikan hutan agar dapat berfungsi dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat secara lestari 10 . Sedangkan dalam UU Kehutanan Pasal 3 dinyatakan bahwa, penyelenggaraan bertujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan dengan; a menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional; b mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, yang seimbang dan lestari; c meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai; d meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan masyarakat secara parsitipatif, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi serta ketahanan terhadap akibat perubahan eksternal; dan e menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan 11 . 10 Salim, H.S., S.H., M.S., Ibid. 11 Lihat UU Kehutanan Pasal 3. 26 2 Asas-asas Hukum Kehutanan Asas hukum ialah dasar atau petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif, Prof. Dr. R.M Sudikno Mertokusumo S.H. mengemukakan bahwa yang disebut dengan asas hukum bukanlah kaidah hukum konkret, melainkan merupakan latar belakang peraturan yang konkret dan yang bersifat umum atau abstrak. Pada umumnya asas hukum tidak dituangkan dalam peraturan hukum konkret 12 . Jika mengacu pada pada Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal 2, kehutanan berasaskan manfaat dan lestari, kerakyataan dan keadilan, kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan 13 . Penyelenggaraan kehutanan berasaskan manfaat dan lestari, dimaksudkan agar setiap pelaksanaan penyelenggaraan kehutanan memperhatikan kesimbangan dan kelestarian unsur lingkungan, sosial dan budaya, serta ekonomi 14 . Penyelenggaraan kehutanan berasaskan kerakyatan dan keadilan, dimaksudkan agar setiap penyelenggaraan kehutanan harus memberikan peluang dan kesempatan yang sama kepada sema warga negara sesuai dengan kemampuannya, sehingga dapat meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat. Oleh karena itu, dalam pemberian wewenang pengelolaan atau izin pemanfaatan hutan 12 Prof. Dr. R.M Sudikno Mertokusumo sebagaimana dikutip oleh Salim, H.S., S.H., M.S., ibid., hal., 8. 13 Lihat UU Kehutanan Pasal 2. 14 Supriadi, S.H., M.Hum., Hukum Kehutanan Hukum Perkebunan di Indonesia ., Jakarta., PT Sinar Grafika, 2011., hal., 16. 27 harus dicegah terjadinya praktik monopoli, monopsoni, oligopoli, dan oligopsoni 15 . Penyelenggaraan kehutanan berasaskan kebersamaan, dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan kehutanan menerapkan pola usaha bersama sehingga terjalin saling keterkaitan dan saling ketergantungan secara sinergi antara masyarakat setempat dengan BUMN atau BUMD dan BUMS Indonesia, dalam rangka pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi 16 . Penyelenggaraan kehutanan berasaskan keterbukaan dimaksudkan agar setiap kegiatan penyelenggaraan kehutanan mengikutsertakan masyarakat dan memperhatikan aspirasi masyarakat 17 . Penyelenggaraan kehutanana berasaskan keterpaduan, dimaksudkan agar setiap penyelenggaraan kehutanan dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan nasional, sektor lain, dan masyarakat setempat 18 . Di samping asas yang dikemukakan diatas, dikenal juga asas lain yang berlaku secara internasional, yaitu asas ecolabelling dan asas berkelanjutan sustainable forrest . Asas ecolabelling adalah suatu asas di mana semua kayu tropis yang dijual harus berasal dari hutan lestari melaui mekanisme pelabelan. 15 Ibid. 16 Ibid. 17 Ibid. 18 Ibid. 28 Asas ini diintrodusir pertama kali oleh Austria melalui undang-undang tentang ecolabelling kayu tropis 19 . Asas hutan berkelanjutan sustainable forrest adalah suatu asas di mana setiap negara dapat mengelola secara berkelanjutan dan meningkatkan kerja sama internasional dalam pelestarian hutan dan pembangunan berkelanjutan. Asas ini dikumandangakan dalam konferensi PBB untuk lingkungan dan pembangunan UNCED di Rio de Janeiro, Brazil, awal juni 1992, dan pada prinsipnya setiap negara peserta konferensi harus melaksanakan segala isi konvensi dan kesepakatan secara konsekuen 20 .

d. Kepentingan-kepentingan yang Dilindungi oleh Hukum