39
Yang kemudian atas dasar tersebut Pemerintah Indonesia melalui Presiden Republik Indonesia mengesahkan Peraturan Presiden No. 21 tahun 2014 tentang
Pengesahan Persetujuan Kemitraan Sukarela antara Pemerintah Republik Indonesia dan Uni Eropa tentang Penegakan Hukum Kehutanan, Penatakelolaan,
dan Perdagangan Kayu ke Uni Eropa
Voluntary Partnership Agreement between Republic of Indonesia and European Union on Forrest Law Enforcement,
Governance and Trade Timber Products to into the European Union
.
c. Pengaturan SVLK
SVLK Kayu diatur dalam berberapa Peraturan Perundang-undangan yaitu: 1.
Peraturan menteri kehutanan No. 38menhut-II2009
jo
Permenhut P.68Menhut-II2011
jo
Permenhut P.45Menhut-II2012,
jo
Permenhut P.42 Menhut-II2013 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan
Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang izin atau pada Hutan
Hak: yang berisi tentang subyek dan obyek pihak yang
melaksanakan SVLK PHPL serta pihak-pihak yang wajib SVLK PHPL dalam SVLK dan PHPL, penilaian dan verikasi:
mengenai pihak yang berwenang melakukan verikasi dan penilaian Verifikasi LK dan Penilaian Kerja PHPL, dasar atau metode-
metode penilaian maupun verifikasi LK dan PHPL. Penerbitan sertifikat LK PHPL; mengenai pelaporan setelah penerbitan
40
sertifikat, jangka waktu sertifikat, kriteria penerbitan sertifikat, hasil setelah penerbitan sertifikat dokumen V Tanda V Legal.
2. Pengaturan hasi SVLK sebagi syarat ekspor kayu produk kayu:
Peraturan Menteri Perdagangan No. 64 tahun 2012 jo Peraturan Menteri Perdagangan No.81 tahun 2013 tentang Ketentuan Ekspor
Produk Industri Kehutanan. Yang berisi ketentuan pihak-pihak untuk
memilikidiwajibkan dokumen
V, kriteria
pengeksporperusahaan ekspor, jenis-jenis produk yang dapat di ekspor, izin Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan
EPTIK,
d. Subyek dan Obyek SVLK
SVLK terdiri dari dua komponen utama, yaitu S-PHPL dan S-LK. Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan, pihak yang wajib memiliki S-PHPL adalah
IUPHHK-HAHTRE sedangkan pihak yang yang wajib memiliki S-LK dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu kategori Pemegang Izin dan Pemilik Hutan Hak serta kategori
Industri. Untuk kategori Pemegang Izin dan Pemilik Hutan Hak pihak-pihak yang wajib memiliki S-LK adalah IUPHHK-Hkm, IUPHHK-HTR, IUPHHK-HD, IUPHHK-
HTHTR, IPK, TPT, dan pemilik hutan hak sedangkan untuk kategori industri, pihak yang harus memiliki S-LK adalah IUIPHHK, IUI dan TDI serta Industri Rumah Tangga
Pengrajin dan pedagang ekspor .
41
WAJIB SERTIFIKAT PHPL Pemegang IUPHHK-HA, IUPHHK-HT, IUPHHK-RE dan pemegang hak
pengelolaan yang belum memiliki S-PHPL wajib memiliki S-LK Sertifikat PHPL bagi pemegang IUPHHK-HAHTREpemegang hak
pengelolaan berlaku selama 5 lima tahun sejak diterbitkan dan dilakukan penilikan surveillance sekurang-kurangnya 1 satu tahun sekali.
WAJIB SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU
Level Pemegang Izin Pemilik Hutan hak
Pemegang IUPHHK-HKm, IUPHHK-HTR, IUPHHK-HD, IUPHHK-HTHR, IPK, TPT, dan pemilik hutan hak wajib memiliki S-LK
Level Industri
Pemegang IUIPHHK, IUI dan TDI serta industri rumah tangga pengrajin dan pedagang ekspor wajib memiliki S-LK
Pemegang IUIPHHK yang mempunyai keterkaitan bahan baku dari hutan hak, wajib memfasilitasi pemilik hutan hak untuk memperoleh S-LK.
Pemegang IUPHHK-HTR, IUPHHK-HKm, IUPHHK-HD, IUIPHHK dengan kapasitas sampai dengan 2.000 M3 per tahun, TDI, IUI dengan
modal investasi sampai dengan Rp500.000.000.- lima ratus juta rupiah di luar tanah dan bangunan, termasuk industri rumah tanggapengrajin dan
42
pedagang ekspor, dan pemilik hutan hak dapat mengajukan verifikasi LK secara kelompok group certification.
Sertifikat LK bagi pemegang IUPHHK-HAHTREPemegang hak pengelolaan,
IUPHHK-HTRHKMHDHTHRIPK, IUIPHHK,
IUI dengan modal investasi lebih dari Rp500.000.000.- lima ratus juta rupiah
di luar tanah dan bangunan, dan TPT berlaku selama 3 tiga tahun sejak diterbitkan dan dilakukan penilikan surveillance sekurang-kurangnya 12
bulan sekali. Sertifikat LK bagi IUI dengan investasi sampai dengan Rp500.000.000.-
lima ratus juta rupiah di luar tanah dan bangunan, TDI dan industri rumah tanggapengrajin dan pedagang ekspor berlaku selama 6 enam
tahun sejak diterbitkan dan dilakukan penilikan
surveilance
sekurang- kurangnya 24 bulan sekali.
Aspek yang diverifikasi dalam PHPL dan Legalitas kayu VLK adalah sebagai berikut: Proses pemeriksaan SVLK meliputi pemeriksaan keabsahan asal-
usul kayu dari awal hingga akhir. Itu mulai dari pemeriksaan izin usaha pemanfaatan, tanda-tanda identitas pada kayu dan dokumen yang menyertai kayu
dari proses penebangan, pengangkutan dari hutan ke tempat produksi kayu, proses pengolahan hingga proses pengepakan dan pengapalan. SVLK efektif diterapkan
di seluruh tipe pengelolaan hutan di Indonesia: hutan alam produksi, hutan tanaman, hutan rakyat hutan milik maupun hutan adat. Itu baik yang berbasis
unit manajemen maupun yang tak berbasis unit manajemen pemegang izin
43
pemanfaatan kayu. Sedangkan untuk PHPL yaitu meliputi verifikasi dokumen, mempelajari kondisi lapangan auditee, Verifikasi Dokumen dan Observasi
Lapangan: Verifikasi dokumen adalah kegiatan yang dilakukan oleh Tim Audit untuk menghimpun, mempelajari data dan dokumen auditee, dan menganalisis
menggunakan kriteria dan indikator yang ditetapkan. Observasi lapangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Tim Audit untuk menguji kebenaran data melalui
pengamatan, pencatatan, uji petik, dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan.
Pelaksana penilaian dan verifikasi adalah LP dan VI yang terdiri dari Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu LVLK dan Lembaga Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari LPHPL yang bertugas untuk menilai kinerja pengelolaan hutan lestari atau memverifikasi keabsahan hasil hutan kayu pada pemegang izin atau
pemilik hutan hak.
e. Syarat dan prosedur permohonan SVLK