57
b. Isu Perlindungan Hutan dalam Norma-norma Perdagangan
Internasional
Meskipun terutama didasarkan pada kesepakatan di antara para pihak, jual-beli internasional juga tunduk pada norma-norma mengikat
binding norms
yang dimaksudkan untuk mengatur aspek-aspek khusus yang dipandang penting terkait dengan proses ataupun objek jual-beli internasional. Norma-norma
dimaksud tercermin di dalam aspek pengaturan publik yang terdapat di dalam instrumen-instrumen hukum internasional yang mengatur tentang hukum
perdagangan internasional dalam makna luas. Meskipun hukum perdagangan internasional terutama mengatur aspek-
aspek perdagangan, dalam kenyataan ternyata hingga cakupan tertentu aspek- aspek non-perdagangan juga menjadi sorotan. Beberapa aspek yang sebenarnya
bersifat non-perdagangan namun selama ini menjadi perhatian untuk diatur dalam hukum perdagangan internasional di antaranya adalah persoalan Hak Asasi
Manusia HAM, kesehatan sanitasi serta persoalan kelestarian lingkungan hidup.
Isu Hak Asasi Manusia HAM misalnya muncul dalam wujud norma- norma hukum perdagangan internasional yang menganggap bahwa barang-barang
yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang dibayar sangat rendah adalah barang yang seharusnya ditolak dalam perdagangan internasional. Demikian pula halnya
dengan anggapan bahwa penggunaan narapidana sebagai tenaga kerja
prison
58 labour
yang dapat menekan biaya produksi barang harus dianggap sebagai salah satu bentuk ketidakjujuran dalam penentuan harga
unfair pricing
. Isu kelestarian lingkungan hidup juga sudah cukup lama dicoba dikaitkan
dengan perdagangan internasional. Salah satu kasus yang menonjol terkait dengan isu lingkungan hidup dalam perdagangan internasional adalah kasus sengketa
penangkapan Tuna antara AS dan Mexico
45
yang pada akhirnya diselesaikan melalui forum WTO.
Hutan dianggap sebagai aset dunia yang memiliki peran penting untuk menjaga kualitas lingkungan hidup dunia. Oleh karena itu, mempertahankan
luasan hutan dan melindungi keberadaan hutan merupakan salah satu agenda global yang cukup penting. Untuk itu, berbagai kesepakatan tentang perlindungan
hutan telah dibuat oleh negara-negara, baik melalui instrumen yang langsung berkaitan dengan perlindungan hutan, maupun melalui instrumen yang secara
tidak langsung mengatur perlindungan hutan, misalnya melalui pengaturan norma-norma perdagangan internasional yang terkait dengan perlindungan hutan.
45
Sengketa yang timbul antara Amerika Serikat dan Mexico mengenai metode penangkapan ikan tuna. Sengketa ini menerapkan cara penyelesaian melalui peraturan badan internasional yaitu
General Agreement Tariff and Trade GATT. Peristiwa ini bermula dari tindakan pemerintah
Amerika Serikat yang melarang impor ikan tuna yang berasal dari Mexico. Hal ini merugikan Mexico yang kemudian gugatan diajukan melalui GATT Disputte Pannel I. Dalam sidang tersebut
Amerika Serikat menyatakan bahwa negaranya memiliki alasan kuat yaitu pelarangan atas penangkapan ikan tuna yang dilakukan melalui jaring nelayan Mexico ternyata juga telah
membunuh anak ikan lumba-lumba dolphin yang dilindungi berdasarkan Mamalia Protection Act 1972.
Namun tindakan ini menurut Mexico merupakan upaya terselubung Amerika Serikat dengan menggunakan masalah lingkungan hidup menjadi alat perdagangan. Dari hasil kasus ini
nampak bahwa kaitan antara perdagangan dan lingkungan hidup semakin erat. Sementara ini GATT menunda keputusannya.
59
c. SVLK sebagai Syarat Ekspor Kayu dan Produk Kayu