Hubungan Amerika Serikat Dengan Kuba.

cara yang efisien dalam mencapai tujuan khusus, tujuan jangka pendek tetapi kurang berhasil dalam mencapai tujuan jangka panjang.

2.3 Hubungan Amerika Serikat Dengan Kuba.

Bentuk intervensi Amerika Serikat ke dalam kawasan Amerika Latin dimulai sejak perang saudara di Meksiko. Dalam amanatnya kepada Kongres Amerika Serikat pada tanggal 2 Desember 1823, Presiden Monroe menyatakan bahwa setiap campur tangan negara-negara Eropa terhadap negara-negara yang baru merdeka di kawasan Amerika, akan dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat terhadap Amerika Serikat. Pernyataan ini kemudian dikenal dengan “Doktrin Monroe” yang semula bersifat defensif, tetapi lambat laut dipraktekkan terlalu jauh oleh Amerika Serikat. Bahkan terdapat bukti-bukti bahwa Amerika Serikat melakukan intervensi fisik secara langsung terhadap persoalan negara- negara Amerika Latin. Bagi Amerika Serikat, Amerika Latin pada umumnya Meksiko, Amerika Tengah, dan wilayah Karibia khususnya merupakan garis pertahanannya baik dalam artian militer, ekonomi maupun politik terutama dalam menanggulangi perluasan pengaruh komunis. Dengan alasan itulah yang kemudian Amerika Serikat membantu kawasan Amerika Latin. Amerika Serikat banyak memberikan bantuan militer misalnya dibawah Marshall Plan 1949-1952, Mutual Security Act 1953-1961, Foreign Assistanc Act 1962-1964 melalui perjanjian bilateral atau secara tidak langsung melalui lembaga seperti OAS. Tidak dapat disangkal lagi bahwa juga lembaga-lembaga seperti Dewan Pertahanan Antar Amerika Junta Intraamerica-na de Defensa sedikit banyak juga mewakili kepentingan Amerika Serikat. Pada umumnya, alasan yang lazim dipergunakan adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda milik warga negaranya di luar negeri atau ikut bertanggung jawab membina perdamaian kawasan. Hal inilah yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Kuba. Pada umumnya Amerika Serikat memberikan bantuan kepada gerakan-gerakan perjuangan kemerdekaan Kuba atas Spanyol sejak tahun 1868. Universitas Sumatera Utara Bantuan itu dalam bentuk biaya, perlengkapan, persenjataan dan fasilitas penggunaan wilayahnya sebagai basis penyerangan terhadap pangkalan-pangkalan militer Spanyol. Pecahnya Revolusi 1895 yang memunculkan tokoh Jose Martii, seorang pejuang kemerdekaan Kuba yang begitu mengagumi Amerika Serikat yang dalam surat-suratnya kepada Harian La Nacion di Buenos Aires, meyebutkan kekhawatirannya terhadap ekspansi Amerika Serikat. 50 Intervensi Amerika Serikat terhadap Kuba telah dimulai sejak negara tersebut membuka pasar seluas-luasnya untuk produksi gula Kuba. Kemenangan Amerika Serikat terhadap Spanyol semakin mengukuhkan dominasi politiknya terhadap Kuba. Untuk menjamin bahwa pemerintahan baru Kuba mengikuti kebijakannya, Amerika Serikat merancang agar para pemimpin baru Kuba merupakan orang-orang yang tunduk terhadap pengaruh negara tersebut. Pada tahun 1900, dibentuk Dewan Konstitusional yang akan merumuskan konstitusi baru Kuba. Untuk menyakinkan bahwa dewan tersebut tidak menolak pengaruh Amerika Serikat, pemerintah Amerika Serikat meminta dengan tegas bahwa konstitusi baru harus memasukkan sejumlah syarat yang menjelaskan hubungan antar kedua bangsa tersebut. Syarat-syarat ini yang kemudian dikenal dengan Platt amandemen yang diambil dari nama penginisiatifnya, senator Amerika Serikat, Orville Platt. Amandemen itu menetapkan bahwa Kuba tidak akan membuat perjanjian untuk menggurangi kedaulatannya, tidak ada kontak hutang luar negeri tanpa jaminan dimana bunga dapat diperoleh dari pajak biasa, menjamin Amerika Serikat berhak untuk turut campur dalam melindungi kedaulatan Kuba dan adanya suatu pemerintahan yang mampu melindungi kehidupan, kemerdekaan dan hak milik serta mengijinkan Amerika Serikat membeli atau menyewa tanah untuk stasiun- stasiun batu bara dan laut. Amerika Serikat juga meminta agar pendudukan militer tidak berakhir sampai Kuba menerima Platt Amandemen sebagai bagian dari konstitusi baru. 50 Hidayat Mukmin, Ibid. hal.51. Universitas Sumatera Utara Sebagai balasannya dari penerimaan amandemen tersebut, Amerika Serikat mensahkan suatu beban pajak yang memperluas peluang bagi pasar tebu Kuba. Tindakan inilah yang akhirnya mendorong produksi gula mendominasi ekonomi Kuba sementara konsumsi domestik Kuba diintegrasikan ke dalam pasar Amerika Serikat yang lebih luas. Tidak mengherankan hal ini yang kemudian menjadi kebencian para nasionalis Kuba terhadap Amerika Serikat. Mayoritas masyarakat Kuba menolak dengan tegas terhadap pemberlakuan Platt Amandemen tersebut. Anggota-anggota perwakilan dan rakyat Kuba melakukan protes karena menganggap bahwa amandemen tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Kuba dan memberi kesempatan terhadap Amerika Serikat untuk memperluas kekuasaannya terhadap Kuba. Hubungan ini makin memburuk saat embargo ekonomi Amerika Serikat mulai diberlakukan di Kuba. Segala kerjasama antar kedua negara sudah tidak lagi terjalin dengan baik. Kedua negara yang sama-sama mempunyai perbedaan ideologi yang mencolok tetap pada ideologinya. Apalagi saat Kuba diperintah oleh Fidel Castro, seorang pemimpin yang sangat membenci kapitalisme Amerika Serikat. Pada awalnya bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat mulai saat Kuba melakukan perlawanan terhadap Spanyol seolah-olah menjadikan Amerika Serikat sebuah negara yang mempunyai peran penting dalam kemerdekaan Kuba. Ambisi Amerika Serikat untuk mendominasi seolah-olah ditunjukan dengan alasan yang bertujuan untuk membangun demokrasi yang dalam ataupun kebebasan, dunia yang lebih adil, menghentikan kemiskinan atau kekerasan, namun Castro melihat hal itu lebih kepada pengaruh ekonomi dan ideologi untuk menguasai dunia. Hingga akhirnya Castro melakukan berbagai penolakan atas keikutsertaan Amerika Serikat dalam urusan politik dan ekonomi Kuba. Saat negara-negara Amerika Latin membuka kembali hubungan diplomatiknya dengan Kuba, Amerika tetap pada prinsipnya, walaupun telah beberapa kali pertemuan negara-negara OAS yang menunjukan kemajuan untuk mendukung blokade terhadap Kuba. Di Amerika Serikat sendiri memperoleh banyak tanggapan pro dan kontra dari dalam negaranya mengenai Kuba. Universitas Sumatera Utara Keputusan Amerika Serikat dalam konfrensi OAS di Costa Rica untuk menyetujui penghapusan blokade belum menunjukan Amerika Serikat mau memulihkan hubungan diplomatiknya dengan Kuba. Posisi Amerika saat itu terjepit sehingga untuk menggurangi kebencian dari negara-negara Amerika Latin karena menolak penghapusan tersebut maka Amerika Serikat memilih jalan aman untuk mengambil suara pro terhadap penghapusan blokade. Pada November 1974, Senator Jacob K Javits dan Senator Clairbone Pell datang ke Kuba. Mereka merupakan pejabat pertama Amerika Serikat yang datang ke Kuba sejak putusnya hubungan antara kedua negara itu di tahun 1961. Ditengah-tengah kritik oleh beberapa kalangan di Amerika Serikat dan kecaman dalam pidato Fidel Castro terhadap politik Amerika Serikat di Chili, kedua senator itu dengan tenang mendengarkan pidato Castro. Mereka bermaksud untuk mempelajari kemungkinan normalisasi hubungan Amerika Serikat dengan Kuba. Sebagai akibat dari kunjungan ini Castro membebaskan 4 orang tahanan kriminal warga Amerika Serikat di Havana. Ini dilakukan Castro sekedar uluran tangan pribadi atas kunjungan kedua senator tersebut. Dari kunjungan kedua senator itu diketahui bahwa Kuba menuntut sebagai syarat normalisasi kembali hubungan dengan Amerika Serikat yakni penghapusan blokade ekonomi dan politik serta penghapusan Pangkalan Guantanamo. Amerika Serikat sebaliknya ingin meminta ganti rugi atas perusahaan-perusahaannya yang dinasionalisasikan. Pemulihan hubungan diplomatik kedua negara ini tentunya juga akan disambut oleh Uni Sovyet, karena ini berarti akan membantu Uni Sovyet meringankan beban tanggungannya. Belum sampai pada penghapusan blokade oleh Amerika Serikat, dunia khususnya Amerika Latin telah dikejutkan oleh tindakan Kuba yang terang- terangan mengirimkan pasukan resminya ke Angola untuk membantu Movimiento Popular de Liberacion de Angola MPLA. Kuba telah mengirimkan pasukan tersebut dengan biaya Kuba ke Angola sebesar 12.000 orang. Mereka bertempur melawan UNITA National Union for the Total Independence of Angola dan National Front for The Liberation of Angola , yang didukung oleh Amerika Universitas Sumatera Utara Serikat, Afrika Selatan dan negara-negara barat lainnya. Pengiriman pasukan ini dilakukan secara bertahap, mula-mula pada 1 November 1975 dengan menggunakan beberapa macan route perjalanan. Salah satunya adalah melalui Gander Airbase New Foundland Kanada yang mengakibatkan protes dari Menteri Luar Negeri Kanada, K. Allan Mac Eachen, atas ketidaksenangannya dan memperingati Kuba untuk tidak menggulanginya. Alasan Kuba mengirimkan pasukan itu adalah karena pemerintah Afrika Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat telah melakukan intervensi terlebih dahulu dengan mengirimkan pasukannya ke Angola pada tanggal 14 Juli 1975. Karena permintaan pemerintah Angola, Kuba memandang penting untuk mengirim pasukannya guna membantu perjuangan revolusioner rakyat Angola melawan imperialisme Amerika Serikat. Kuba juga mengirimkan pasukan- pasukannya ke negara Afrika lainnya seperti Guinea Bissau, Guinea, Guine Khatulistiwa, Nambia Kongo, Somalia, Tanzania, sierra Lione dan Yaman Selatan. Dipihak Amerika Serikat, peristiwa Angola ini menguatkan pandangan aliran yang menyatakan bahwa belum waktunya memulihkan hubungan diplomatik dengan Kuba. Dalam keterangannya pada pers di Gedung Putih, presiden Ford antaranya mengatakan bahwa “Pengiriman senjata-senjata Uni Sovyet ke Angola ditaksir seharga lebih dari US 100 juta akan merusak détente yang ada, dan pengiriman tentara Kuba ke Angola memperkecil harapan perbaikan hubungan Amerika Serikat dengan Kuba.” 51 Lebih lanjut pada akhir bulan Februari 1976, didepan 1.161 orang Kuba yang baru memperoleh kewarganegaraan Amerika Serikat, Ford menamakan Castro adalah seorang “bandit” dan memperingatkan Castro bahwa intervensi lebih lanjut dari Kuba di kawasan barat akan dihadapi oleh Amerika Serikat secara tegas. Di amerika Serikat muncul kekhawatiran akan adanya tindakan terror yang mungkin didalangi oleh Castro. Beberapa dari panitia intelijen Senat menyatakan bahwa 51 Hidayat Mukmin, Ibid, Hal. 151. Universitas Sumatera Utara sangat dapat diduga bahwa pembunuhan J.F. Keneddy Dallas 22 November 1963 dan pembunuhan Senator R.F. Keneddy Los Angeles 5 Juni 1968, dilakukan oleh agen-agen Castro sebagai bentuk balas dendam atas tindakan CIA untuk membunuhnya walaupun selalu gagal. Reaksi Castro terhadap pernyataan ford itu diberikan pada saat penutupan Kongres Partai Komunis 22 Desember 1975 di Havana. Ia menyatakan bahwa, “ Kita tetap akan terus membantu Angola dan Puerto Rico walaupun ada kecaman- kecaman dari Amerika Serikat. kita sudah siap untuk itu dan tidak akan ada lagi hubungan dengan Amerika Serikat. Amerika telah membantu rezim rasial di Afrika dan campur tangan di Angola karna ingin menguasai sumber-sumber alam dan minyaknya yang kaya. Kita suatu waktu mengirim senjata, suatu waktu mengirimkan orang, instruktur militer, dokter, tenaga pembangun dan akan tetap membantu mereka negara-negara yang progresif.” 52 Tanpa memperhitungkan secara matang kemampuan yang ada didalam negeri dan faktor-faktor internasional sangat mempengaruhinya, Kuba semakin menitikberatkan pada tindakan-tindakan politik daripada melakukan konsolidasi sosial ekonomi. Di tahun 1977 diperkirakan jumlah penduduk mencapai 9.505.828 jiwa mengalami kemerosotan kehidupan ekonomi perdagangan. Akibat blokade Amerika Serikat yang telah terjadi selama 15 tahun dan juga karena masalah dalam negeri yang mendapat hambatan pada sektor produksi. Suku cadang dirasa sangat kurang, birokrasi makin menghimpit dan beban hidup buruh main berat sehingga banyak yang diantara mereka yang meninggalkan Kuba dan mengadu nasib di negara lain. Kurangnya buruh memaksa pemerintah untuk melakukan pengerahan tenaga secara missal tanpa imbalan yang diperlukan. 52 Hidayat Mukmin, Ibid, Hal. 152. Universitas Sumatera Utara BAB III EMBARGO EKONOMI AMERIKA SERIKAT DAN IMPLIKASI POLITIKNYA TERHADAP PEMERINTAHAN FIDEL CASTRO

3.1 Embargo Ekonomi Amerika Serikat.